Kebakaran Vihara Yonghe, Asal Usul Keluarga Xi dan Agama Buddha

Pinnacle View

Tanggal 7 Februari lalu di internet beredar rekaman video pendek yang mengatakan telah terjadi kebakaran di Vihara Yonghe di kota Beijing, peristiwa ini mengundang pembahasan hangat warganet. Walaupun pemerintah segera mengklarifikasi, bahwa Vihara Yonghe tidak mengalami kebakaran, melainkan sedang menjalankan latihan pemadaman kebakaran, tapi sangat tak masuk akal bila latihan pemadaman kebakaran sampai menimbulkan asap hitam pekat menggulung seperti itu.

The Palace Museum Beijing dan Vihara Yonghe adalah tempat yang sangat penting, tahun lalu Palace Museum banjir, tahun ini begitu lewat tahun baru Imlek, Vihara Yonghe mengalami kebakaran, apa pengaruhnya terhadap penguasa Beijing dan nasib dataran Tiongkok selama setahun ke depan? Ada semacam ungkapan kalangan rakyat Tiongkok, pertama adalah nasib, kedua adalah keberuntungan, ketiga adalah Fengshui, bagaimana nasib dan peruntungan rakyat Tiongkok di tahun naga ini?

Asal Usul Vihara Yonghe Tidak Biasa, Asal Usul Hubungan Yang Sangat Dalam Antara Keluarga Xi dan Agama Buddha Tibet

Komentator bernama Jiang Feng pada acara khusus “Pinnacle View” di stasiun televisi NTDTV mengatakan, bicara soal peristiwa kebakaran di Vihara Yonghe, api ini sangat berhubungan erat dengan Vihara Yonghe, Vihara Yonghe sendiri berasal dari suatu kebakaran. Vihara Yonghe sendiri berhubungan erat dengan Kaisar Yongzheng (Yinzhen) dari masa Dinasti Qing (baca: ching, red.). 

Sebelum Yongzheng dinobatkan sebagai kaisar dirinya bergelar bangsawan Yongqin, dia menganut ajaran Buddha Tibet sekte Gelugpa, dan setelah dirinya dinobatkan sebagai kaisar, istana Yongqin miliknya terdahulu direnovasi menjadi Vihara Gelugpa, dan sisanya di belakang sebagai kediamannya sendiri. Kemudian terjadi musibah kebakaran, seluruh istana kediaman itu terbakar habis namun menyisakan pilar penyangganya, lalu tempat ini pun dirombak total menjadi Vihara Yonghe. 

Jadi asal usul Vihara Yonghe memang erat kaitannya dengan api. Apa maknanya? Ini seperti suatu peringatan, seseorang ingin menganut suatu agama sekaligus ingin menjadi raja penguasa, seharusnya dua hal ini harus dipisahkan, tidak bisa setengah dijadikan Vihara Gelugpa, dan setengah lagi dijadikan istana raja dan menjalankan hidup sebagai raja yang penuh kemewahan duniawi, keduanya dipastikan tidak bisa diletakkan berdampingan. Masyarakat Barat pun tahu, yang disebut kaisar kembali ke kaisar, yang milik Tuhan kembali ke Tuhan, begitulah ungkapannya. 

Jadi memang tidak kasat mata tapi nyata, karena kedua hal ini tidak bisa disatukan, maka dihabisi dengan api. Saya merasa Kaisar Yongzheng memiliki jiwa spiritual, karena percaya pada agama Buddha, jadi ia pun merombak istana itu menjadi Vihara Yonghe, sejak saat itu dia pun tak lagi tinggal di sana, juga tidak melakukan hal-hal keduniawian di sana, dengan setulus hati meyakini dan menghormati Buddha, menjadikannya Vihara Yonghe.

Jiang Feng mengatakan, patung Buddha di dalam Vihara Yonghe adalah patung Buddha sekte Gelugpa dari Tibet, disini disebutkan nama ayah Xi Jinping yakni Xi Zhongxun. Sang ayah berdinas di kekuasaan barat laut (Xi Zhongxun menjabat sebagai Sekretaris Kedua Biro Barat Laut PKT di era tahun 50an), di wilayah kekuasaan barat laut Xi Zhongxun sangat mahir dalam hal fron bersatu, dia menjalin hubungan yang sangat baik dengan Lama dari sekte Gelugpa. Seperti diketahui Panchen Lama meninggal dunia pada tahun 1989, waktu itu Panchen Lama hendak kembali ke Biara Tashi Lhunpo di Tibet untuk mengepalai suatu upacara pentahbisan, Xi Zhongxun menyarankan Panchen agar tidak kembali ke Tibet. 

Dikabarkan, Xi Zhongxun memberinya seekor anjing, waktu itu anjingnya juga terus melolong, dan berperilaku sangat aneh, tidak mau beranjak, setelah diusir pun anjing itu tetap saja mengikuti Panchen, jadi pada waktu itu banyak pertanda. Menurut sejumlah catatan sejarah acak yang bukan resmi, karena kejadian itu bersifat rahasia, Xi Zhongxun telah mendengar kabar bahwa para sesepuh PKT hendak menyingkirkan Panchen, karena sebelumnya Panchen pernah menulis surat sepanjang 70.000 kata, yang isinya menghimbau PKT agar tidak membuat Tibet menjadi dataran bencana, walaupun Tibet merupakan negara miskin, tapi dalam sejarahnya tidak pernah terjadi kelaparan yang menewaskan rakyatnya. Karena di dataran ini masyarakat berbuat kebajikan, dan juga percaya Buddha, satu orang mengalami kelaparan orang lain akan memberinya sedekah, dan memberinya makan, jadi tidak pernah ada yang mati kelaparan. 

Tapi di bawah kekuasaan partai komunis di Tibet telah menyebabkan banyak orang mati kelaparan, hal ini membuat Panchen berang, tapi kemudian hubungan Panchen dengan partai komunis menjadi sangat baik. Lalu mengapa PKT hendak menyingkirkan Panchen? Latar belakang sejarah di baliknya berkaitan dengan Dalai Lama, Panchen Lama dengan Dalai Lama saling mendukung, yakni saya mendukung Dalai, dan Dalai mendukung Panchen, begitulah kondisinya. PKT takut Panchen akan melakukan otonomi khusus di Tibet, maka diputuskan mencelakakannya.

Sebagai seorang pejabat tinggi Xi Zhongxun dipastikan mendapat sejumlah informasi, tapi dia tidak bisa mengatakannya secara langsung, dia memberitahu Panchen agar tidak pulang ke Tibet. Jadi dilihat dari hal ini, sebenarnya keluarga Xi Zhongxun memiliki hubungan yang cukup mendalam dengan agama Buddha, khususnya dengan agama Buddha Lamaisme, jadi keluarga Xi Jinping ini memiliki sepenggal jodoh dengan agama Buddha. Jadi sampai sekarang, ada suatu informasi yang akurat adalah Xi Jinping dan istrinya Peng Liyuan adalah tamu tetap di Vihara Yonghe, keluarga mereka memiliki jodoh ini.

Editor senior sekaligus penulis utama surat kabar Epoch Times bernama Shi Shan kepada “Pinnacle View” mengatakan, mengenai hubungan Xi Zhongxun dengan para Lama di Tibet, sebenarnya sudah banyak yang kita ketahui sejak dulu, juga banyak rumor yang beredar. Misalnya seorang di Lhasa pernah berkata kepada saya, dulu ketika Dalai Lama mengutus kakaknya kembali ke Beijing untuk negosiasi dengan Deng Xiaoping pada waktu itu yang menjadi penghubung adalah Xi Zhongxun. Tentu akhirnya tidak tercapai kesepakatan, tapi penghubungnya adalah Xi Zhongxun, sehingga dari sudut pandang ini banyak orang Tibet di luar negeri selama beberapa waktu beranggapan, mungkin akan mengalami perubahan yang lebih baik. Tentunya jika dilihat sekarang, kita semua tidak tahu apakah baik atau buruk, serba tidak jelas, tapi setidaknya keluarga Xi memiliki hubungan istimewa dengan agama Buddha Tibet. Semua orang tahu Pegunungan Qinling, Qinling adalah nadi naga bagi Tiongkok. Pembaca bisa melihat letak nadi naga Tiongkok di peta, dari arah barat laut sampai ke arah Tenggara, langkah pertamanya adalah Gunung Kunlun. Gunung Kunlun ini juga merupakan gunung yang sangat penting dalam agama Buddha Tibet, setelah melalui Gunung Kunlun, baru berlanjut ke Qinling. Dari Qinling berlanjut lagi sampai Gunung Dabie, inilah topografi pegunungan nadi naga Tiongkok. Jadi untuk melindungi nadi naga, harus melindungi Qinling, harus melindungi Gunung Kunlun, dan harus melindungi Tibet, jadi di dalamnya terdapat banyak sekali kaitannya.

Kelinci Hitam Masuk ke Gua Naga Hijau, Tafsir Baru Tuibeitu

Pemimpin redaksi Epoch Times Guo Jun kepada “Pinnacle View” mengatakan, bicara soal peruntungan di tahun ini, ada suatu ramalan pada Tuibeitu, sepertinya tentang tahun 2024, atau dikatakan mirip sekali dengan tahun naga ini. Berikut ini adalah gambar ke-43 dalam ramalan “Tuibeitu”:

Ramalan

Raja bukan raja, menteri bukan menteri

Awal sangat sulit berbahaya, akhirnya berhasil mengatasi masalah 

Syair pujian


Kelinci hitam masuk ke gua naga hijau

Hendak diakhiri tapi tidak berakhir tak bisa dipastikan

Hanya bisa mengandalkan akar dahan dari luar

Tiga dasawarsa diselesaikan anak cucu

Di sini terdapat satu kunci yakni “kelinci hitam masuk ke gua naga hijau”, tahun lalu adalah tahun Gui Mao, Gui merupakan elemen air, dan air dalam Lima Elemen adalah berwarna hitam, dan Mao adalah kelinci, jadi tahun Gui Mao adalah kelinci hitam. Tahun ini adalah tahun Jia Chen, Chen adalah naga, Jia adalah elemen kayu, dalam Lima Elemen warna kayu adalah hijau. Jadi “kelinci hitam masuk ke gua naga hijau” disini yang dimaksud adalah (tiap 60 tahun sekali) masa sekarang ini “akhir tahun 2023” sampai “awal tahun 2024”.

“Raja bukan raja, menteri bukan menteri”, kondisi sekarang di Tiongkok pemimpin tertinggi seperti raja, tapi bukan raja, inilah makna “raja bukan raja”, begitu juga “menteri bukan menteri”, menteri dengan raja saling komparatif, jika raja bukan raja, maka menteri juga bukan menteri.

“Awal sangat sulit berbahaya, akhirnya berhasil mengatasi masalah”, awalnya sangat berbahaya akhirnya dapat diselesaikan. Siapa yang berbahaya? Siapa yang menyelesaikan? Tidak begitu jelas.

“Hendak diakhiri tapi tidak berakhir tak bisa dipastikan”, orang-orang pada waktu itu telah mengalami hal yang tak bisa diungkapkan, mungkin peristiwa besar, tidak bisa disebutkan, jika diungkapkan berarti telah membocorkan rahasia langit.

Dua kalimat terakhir lebih menarik, “hanya bisa mengandalkan akar dahan luar, tiga dasawarsa diselesaikan anak cucu”, sekarang semua orang menilai kedua kalimat ini ada kaitannya dengan etnis Tionghoa di luar negeri.

 “Akar dahan dari luar”, menurut saya mungkin adalah orang-orang yang mempertahankan akar kebudayaan TIonghoa, sebenarnya etnis Tionghoa di luar negeri memang lebih Tionghoa daripada rakyat Tiongkok sendiri, seperti Korea Selatan dan Jepang pun memiliki tradisi Tiongkok dibandingkan di negara Tiongkok sendiri. “tiga dasawarsa diselesaikan anak cucu” ini juga menarik, dikatakan orang Tiongkok yang telah pergi keluar negeri, setelah tiga dekade akhirnya ada “hasil”, ini tentu saja merefleksikan kondisi “raja bukan raja, menteri bukan menteri”, serta merefleksikan sebuah hasil yang “akhirnya berhasil mengatasi masalah”.

Mengenai hal ini beredar banyak penjelasan, misalnya terkait Taiwan dan Hong Kong. Tapi mulai tahun ini akan terjadi sejumlah peristiwa besar, ada orang dari luar membawa hasil yang baik. Apakah demikian halnya? Hasil baik apa yang akan dibawakan, itu tidak diketahui. Tentu ini hanya semacam penafsiran, suatu tafsir terhadap nasib dunia secara umum.

Rakyat Tiongkok mengatakan “pertama nasib, kedua keberuntungan, ketiga Fengshui”, bagi setiap individu di tahun 2024 ini harus hati-hati dan waspada, segala hal sebaiknya dihadapi dengan kerendahan hati, dan jangan arogan dan berkompetisi, jangan tamak, ini adalah kuncinya. 

Tahun 2024 adalah awal mulanya “Jiu Zi Li Yun”, maksudnya keberuntungan 20 tahun ke depan, tergantung pondasi yang dibangun pada tahun ini. Selain itu, di kalangan peramal dikatakan di masa mendatang akan ada dua “bencana kambing merah”, di tahun 2026 dan 2027, keduanya adalah tahun penuh bahaya. Yang dimaksud disini adalah “keberuntungan besar”, menyangkut “masalah negara”, “masalah dunia”. Jika bukan terjadi “perang”, maka akan terjadi “krisis ekonomi” atau “tsunami ekonomi”. Dua tahun ini adalah waktu dimana semua orang harus ekstra hati-hati, dan dua tahun ini adalah waktu identifikasi kebaikan dan kejahatan, dan banyak hal lain, harus sangat waspada, karena pemahaman atau pilihan anda akan menentukan pondasi untuk dua dekade ke depan.

Tahun 2024 Paling Sulit, Empat Kalimat Peringatan Berakar Pada Kebaikan

Produsen televisi independen Li Jun mengatakan pada “Pinnacle View”, di tahun 2024 ini saya memberikan empat kalimat bagi penonton, kalimat pertama adalah bertahan sampai batas ekstrem, kalimat kedua adalah jagalah niat pikiran kebaikan, kalimat ketiga adalah selamat di tahun naga, kalimat keempat adalah sambut segala perubahan.

Pertama, saya merasa tahun 2024 adalah tahun yang paling sulit. Dalam hal keberuntungan besar, iklim mungkin akan sangat dingin dan lembab, virus akan sangat ganas; kondisi ekonomi juga akan mengarah menuju tepi, bahkan sampai ke tepi kehancuran. Jadi tahun ini sangat menyulitkan, dalam kondisi seperti ini harus bisa bertahan. Saya melihat di internet warganet mengatakan, rekomendasi di tahun 2024 yang bisa bertahan akan menang. Jadi kalimat pertama saya adalah, jagalah kesehatan sebaik-baiknya, dan harus mampu bertahan sampai batas ekstrem.

Kedua, adalah menjaga niat pikiran kebaikan. Kebudayaan tradisional Tiongkok mengatakan banyak metode untuk mengobati penyakit yang tergolong dalam keahlian, tapi hanya memiliki keahlian saja tidak cukup. Pada tingkatan Tao, anda mendapat perlindungan dari Tuhan, dan Tuhan akan melindungi orang-orang yang berhati mulia, orang-orang yang berhati baik.

Ketiga, selamat di tahun naga, jadi di tahun naga ini tidak mengejar keuntungan dan menjadi kaya raya, yang terpenting menurut saya adalah selamat. Di internet juga ada banyak rekomendasi serupa, yang disebut Empat Tidak, yaitu tidak membeli aset tetap, tidak investasi, tidak meminjam uang, tidak mendirikan usaha atau ekspansi usaha. Inilah Empat Tidak yang harus diingat, tahun ini harus mentaati empat hal ini, jika salah satu dilanggar, mungkin akan melakukan kesalahan besar. Jadi selamat di tahun naga adalah cara yang konvensional, hidup secara konvensional.

Keempat, menyambut segala perubahan. Ada ungkapan Tiongkok mengatakan segala sesuatu yang mencapai titik ekstrem akan berbalik arah, pada saat itu sudah tiba pada titik baliknya, besar kemungkinan akhir tahun 2024 atau 2025 masyarakat akan mengalami perubahan, pada saat itu kita bisa merangkulnya dengan sikap yang aktif, menyambut segala perubahan yang terjadi. (sud/whs)