Apakah Penderita Kolesterol Tinggi Boleh Makan Telur ? Jawabannya Mungkin di Luar Dugaan Anda

EtIndonesia. Telur kaya akan nutrisi, namun bagi orang yang khawatir dengan kesehatan jantung, terutama kadar kolesterol, sering bertanya-tanya apakah mereka boleh makan telur ? Sebuah pertanyaan yang sulit mendapatkan jawabannya.

Hal ini karena selama bertahun-tahun, telur telah menimbulkan kekhawatiran orang akan kandungan kolesterolnya yang tinggi : Satu butir telur berukuran besar mengandung sekitar 186 miligram kolesterol, atau melampaui setengah dari batas harian 300 miligram yang direkomendasikan oleh Pedoman Diet untuk Orang Amerika (Dietary Guidelines for Americans) sebelumnya.

Pedoman pola makan yang dikeluarkan setiap lima tahun oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, sekarang sudah tidak lagi merekomendasikan asupan kolesterol harian, tetapi para ahli gizi kini lebih mendesak masyarakat untuk berfokus terhadap pengurangan saturasi yang terkandung dalam makanan. Namun, banyak orang masih khawatir bahwa makanan kaya kolesterol seperti telur dapat berdampak negatif pada naiknya kadar kolesterol dalam tubuh mereka.

Inilah yang perlu kita ketahui tentang telur dan kolesterol, serta cara mengonsumsi makanan padat nutrisi tersebut dengan aman sambil tetap menjaga kesehatan jantung.

Seberapa bergizikah telur ?

Telur sangat bergizi dan merupakan sumber dari protein dan lemak sehat, vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh.

Kuning telur mengandung banyak vitamin A, vitamin B12, selenium dan kolin. Telur dari ayam yang dipelihara di padang rumput memiliki kandungan gizi, asam lemak omega-3, vitamin A dan vitamin E lebih tinggi.

Meskipun telur mengandung kolesterol yang tinggi, tetapi penting untuk diingat bahwa kolesterol makanan – seperti kolesterol dalam telur – mungkin tidak berdampak negatif terhadap kolesterol darah atau meningkatkan risiko penyakit jantung.

Faktanya, menghindari makan telur justru dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting.

Bagaimana telur mempengaruhi kadar kolesterol ?

Ada perbedaan antara kolesterol yang dihasilkan secara alami di dalam tubuh manusia (kolesterol darah) dan kolesterol yang didapat melalui makanan (kolesterol makanan).

Kolesterol darah adalah zat lemak seperti lilin yang dibuat oleh hati yang penting untuk fungsi tertentu dalam tubuh.

Namun seiring berjalannya waktu, terlalu banyak kolesterol dalam darah dapat menumpuk di arteri, menghalangi darah bergerak lancar ketika masuk dan keluar dari jantung, sehingga menyebabkan terjadinya nyeri dada atau serangan jantung. Kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kolesterol makanan ditemukan dalam produk hewani seperti daging, makanan laut, unggas, telur, dan produk susu.

Meskipun telur memang benar memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol, tapi pengaruhnya itu bervariasi antar satu dengan orang lain.

Karena tubuh sudah memproduksi semua kolesterol yang dibutuhkannya, maka para ahli menyarankan agar kita membatasi kolesterol makanan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, para ahli tersebut merekomendasikan pengurangan asupan lemak jenuh dan lemak trans, ketimbang membatasi kolesterol makanan secara ketat, karena kita tidak dapat memisahkan kolesterol makanan dari asupan lemak total.

Sebaliknya, para ahli dan kelompok kesehatan mendesak masyarakat untuk berfokus pada pola makan yang lengkap dan sehat yang mencakup buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, produk susu rendah lemak, dan tentu saja telur yang tentunya dalam jumlah sedang.

Berapa jumlah telur dalam sehari yang boleh dikonsumsi penderita kolesterol tinggi ?

Kebanyakan orang sehat boleh makan satu hingga dua butir telur per hari selama telur tersebut merupakan bagian dari pola makan bergizi secara keseluruhan.

Bagi kita yang memiliki kolesterol tinggi pun tidak perlu sepenuhnya menghindari makan telur, meskipun telur juga memiliki kolesterol dan lemak, namun telur merupakan bagian dari pola makan sehat secara keseluruhan.

Namun, orang-orang yang memiliki kolesterol tinggi ini harus mempertimbangkan untuk mengurangi sumber lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol makanan dalam makanan mereka, dalam hal ini mungkin yang terbaik adalah membatasi konsumsi telur hingga 4 hingga 5 butir dalam seminggu. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang kelebihan berat badan, obesitas, atau memiliki faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

Bagi mereka yang ingin mengurangi asupan telur juga dapat mempertimbangkan untuk makan saja putih telur tanpa kuning telur, lantaran kuning telur merupakan sumber utama kolesterol makanan, sedangkan putih telur tidak. (sin/yn)

Sumber: theepochtimes