Lima Kapal Induk AS Berkumpul di Pasifik Barat, Analisis: Sinyal Kuat Perlawanan Terhadap Partai Komunis Tiongkok

NTD

Ada tanda-tanda  lima kelompok penyerang kapal induk AS berkumpul di Pasifik Barat, yang jumlahnya hampir setengah dari jumlah total kapal induk AS. Para ahli menganalisis bahwa pengerahan militer Amerika Serikat yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, merupakan sinyal pencegahan yang kuat  ditujukan kepada Partai Komunis Tiongkok dan Korea Utara.

South China Morning Post Hong Kong baru-baru ini melaporkan bahwa Amerika Serikat memiliki 11 kapal induk yang aktif, tiga di antaranya saat ini sedang menjalankan misi di Pasifik Barat dan dua lagi akan tiba di masa depan. beroperasi di Pasifik Barat pada waktu yang sama.

Menurut pengamatan dari situs pelacakan kapal dan Kelautan Institut Angkatan Laut AS pada  5 Februari, kapal induk “USS Abraham Lincoln” dari Armada Pasifik AS  terlihat meninggalkan San Diego, California.Pelabuhan asal, berlayar ke Barat Pasifik.

Selain itu, kapal induk Amerika USS George Washington juga diperkirakan akan dikerahkan di Pasifik Barat untuk menggantikan USS Ronald Reagan. Yang terakhir akan meninggalkan pangkalan Yokosuka di Jepang dan berlayar ke Galangan Kapal Angkatan Laut Puget Sound di Negara Bagian Washington, Amerika Serikat untuk pemeliharaan dan perbaikan.

Dua kapal induk AS lainnya, USS Carl Vinson dan USS Theodore Roosevelt, masing-masing dikerahkan di Guam dan Hawaii pada 12 Februari dan diperkirakan akan tetap berada di Pasifik Barat.

Berita tersebut mengutip Benjamin Barton, seorang profesor dari Universitas Nottingham Malaysia dengan mengatakan bahwa pengerahan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah fokus pada kawasan Indo-Pasifik, meskipun saat ini sedang terjadi konflik di Eropa dan Timur Tengah.

“(Pengerahan) ini tampaknya memiliki beberapa alasan penting: Yang pertama jelas untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada sekutu Amerika Serikat di Indo-Pasifik untuk menjamin keamanan dan mengirimkan sinyal pencegahan kepada musuh,” kata Barton.

“(Ini juga) untuk menunjukkan bahwa meskipun kebijakan luar negeri AS saat ini terganggu oleh dua perang di luar Asia, termasuk agresi Rusia di Ukraina dan konflik di Gaza, kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi yang terdepan dalam perhatian strategis AS,” tambahnya.

“Bahkan jika hubungan bilateral (AS-Tiongkok) memanas, membendung Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) di kawasan tetap menjadi prioritas utama Amerika Serikat,” jelasnya.

Zhang Tianliang, seorang  sejarawan dan budayawan serta komentator berita terkini, percaya bahwa Amerika Serikat telah mengerahkan lima kelompok penyerang kapal induk di wilayah ini untuk mengirimkan sinyal pencegahan guna menghalangi peningkatan aktivitas militer PKT dan Korea Utara di wilayah ini. 

Zhang Tianliang menganalisis dalam sebuah program  yang dibawakannya bahwa meskipun  saat ini terjadi perang antara Rusia dan Ukraina serta perang di Timur Tengah, termasuk serangan terhadap kapal dagang oleh angkatan bersenjata Houthi di Laut Merah, semuanya menyerap energi Amerika Serikat. Namun demikian, negeri paman Sam itu  mengirimkan sinyal yang sangat jelas kepada dunia luar, yaitu di tengah berbagai konflik, Amerika Serikat masih mempunyai kekuatan untuk terus memberikan perhatian terhadap kawasan Indo-Pasifik dan kawasan Indo-Pasifik merupakan kawasan  strategis serta medan perang prioritas bagi Amerika Serikat. Apalagi, selama periode sebelum Lai Ching-te menjabat sebagai presiden Republik Tiongkok pada  20 Mei, PKT mungkin menimbulkan beberapa masalah di Selat Taiwan. Ditambah dengan konflik yang sedang berlangsung antara PKT dan Filipina di laut Tiongkok selatan, Amerika Serikat mengirimkan kapal induknya ke daerah ini dengan tujuan yang jelas untuk menstabilkan situasi.

“Selain menunjukkan kekuatan militernya, Amerika Serikat juga  menyatakan tekadnya untuk menjaga perdamaian di Selat Taiwan. Hal ini saja akan membuat Partai Komunis Tiongkok tidak berani bertindak gegabah,” tambahnya. (Hui)