Banyak Perusahaan Mobil Tiongkok Bangkrut, Merger atau Akuisisi oleh Pemerintah pun Sulit Tercapai

 oleh Luo Ya

Satu per satu perusahaan mobil Tiongkok mengalami pailit, dan produsen mobil listrik mewah terbaru yang terpaksa menutup usahanya adalah Li Auto Inc. yang berkantor pusat di Beijing. Li Auto baru-baru ini meminta pemerintah untuk membentuk suatu sistem merger atau akuisisi untuk mengurangi kerugian yang dihadapi masyarakat. Namun, komentar dari para ahli menuju : Tidak mudah tercapai lantaran merger atau akuisisi melibatkan kepentingan pemerintah daerah dan pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok.

Pada 18 Februari 2024, hari kerja pertama setelah libur tahun baru Imlek, Li Auto Inc. menyampaikan pengumuman untuk menghentikan produksi kendaraan selama 6 bulan mulai pengumuman disampaikan.

Pada 21 Februari, Li Xiang, Ketua Dewan Li Auto Inc., mengeluarkan sebuah surat yang menghimbau pemerintah untuk membangun dan memandu sistem merger dan atau akuisisi bagi perusahaan mobil. Ia mengatakan bahwa selanjutnya akan ada banyak produsen mobil baru yang dapat menghadapi masalah operasional dan keuangan. Jadi jika kerugian sosial yang diakibatkan oleh merger atau akuisisi adalah angka 10, maka kerugian sosial akibat pailitnya produsen adalah angka 100.

Li Xiang menyebutkan, sangat penting untuk membangun dan meningkatkan mekanisme merger dan reorganisasi perusahaan mobil. Tiga perusahaan mobil besar Amerika Serikat saat ini juga merupakan perusahaan dari persaingan dan merger yang ketat di antara ratusan perusahaan mobil AS.

Ding Shufan, seorang profesor di Taiwan National Chengchi University mengatakan : “Masalah terbesarnya adalah Tiongkok bukanlah sistem ekonomi pasar murni. Artinya, sistem ekonomi pasar biasanya kepemilikan didasarkan pada saham, sehingga akuisisi dan merger dapat dilakukan sesuai dengan prinsip pasar. Tapi di Tiongkok, beberapa industri otomotif itu didukung oleh pemerintah daerah. Sedangkan pemerintah daerah punya kepentingan dan logikanya sendiri, repotnya, gagasan mereka mungkin berbeda dengan ekonomi pasar. Ini yang menjadi halangan”.

Ding Shufan menunjukkan bahwa beberapa industri otomotif Tiongkok adalah produk ekonomi feodal, sehingga hal ini akan membuat merger dan akuisisi menjadi lebih kompleks dan sulit untuk dilakukan.

Kolumnis Epoch Times Wang He mengatakan : “Sistem Partai Komunis Tiongkok itu sudah terdistorsi, kemampuan dari intervensi pemerintah menjadi sangat besar, oleh karena itu saya katakan bahwa pasar ini sangat cacat. Pertanyaannya sekarang adalah apakah Partai Komunis Tiongkok dapat membentuk sistem merger atau akuisisi ? Inilah sebuah tanda tanya besar. Jika Partai Komunis Tiongkok secara resmi melakukan hal ini, maka kemungkinan besar ada elemen dari kelompok kepentingan tertentu yang terlibat”.

Wang He percaya bahwa, meskipun banyak daerah di Tiongkok optimis terhadap kendaraan energi baru, tetapi dukungan finansial yang diberikan, termasuk cadangan teknis dan kemampuan perusahaan mobil adalah tidak mencukupi. Oleh sebab itu akan ada sebagian besar perusahaan mobil yang terkikis di masa mendatang.

Data awal tahun lalu menunjukkan bahwa terdapat 605.800 perusahaan terkait kendaraan energi baru yang terdaftar di Tiongkok. Pada 2018, lebih dari 400 perusahaan kendaraan listrik yang telah mampu memproduksi mobil. Namun pada 2019, hanya sekitar 10 perusahaan mobil yang masih memiliki penjualan dalam jumlah tertentu, termasuk perusahaan mobil ternama seperti WM Motor Technology Co., Ltd, Enovate, Singulato, Aiways dan lainnya yang telah menyatakan pailit atau sedang berada dalam kondisi krisis. Perusahaan-perusahaan mobil ini telah menginvestasikan lebih dari RMB.600 miliar, dan pembiayaan publik secara kumulatif telah mencapai lebih dari RMB.100 miliar.

Faktanya, tidak cuma pailitnya produsen kendaraan energi baru yang menyebabkan sejumlah besar kapasitas produksi menganggur, namun banyak produsen kendaraan bahan bakar konvensional di Tiongkok yang sedang menghadapi krisis.

Tahun lalu, Konferensi Kendaraan Listrik Tiongkok yang dihadiri 100 orang secara terbuka menyampaikan bahwa dalam 3 hingga 5 tahun ke depan, ada terdapat 80% merek kendaraan bahan bakar yang akan terpaksa beralih, seiring dengan pengembangan kendaraan energi baru.

Wang He mengatakan : “Mengenai industri manufaktur mobil, Tiongkok saat ini sedang mengembangkannya sebagai industri pilar. Kita tahu bahwa di masa lalu Amerika Serikat adalah negara otomotif besar, belakangan, industri otomotif bertransformasi dan mencapai Jerman, dan kemudian Jepang dan Korea Selatan. Nah, sekarang karena transformasi industri, sebagian besar telah dialihkan ke Tiongkok”.

Wang He mengatakan bahwa sebagai kategori utama produk industri unggulan, Tiongkok memang tidak memiliki rekor di masa lalu, meski pemerintah Tiongkok sangat ingin mengembangkan industri otomotif.

Ding Shufan mengatakan bahwa masalah dalam perekonomian Tiongkok saat ini adalah banyak orang yang mengurangi konsumsi. Jadi hal ini akan membatasi perkembangan industri otomotif Tiongkok. Namun BYD masih menunjukkan daya saing global pada kendaraan listrik, namun dalam hal kendaraan bahan bakar, Tiongkok terpaksa bekerja sama dengan Jepang dan Jerman karena tidak mampu memproduksi mesin mobil yang berkualitas.

Selebriti internet V caijinglengyan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok secara menyeluruh sedang menurun, banyak orang terkena PHK, pendapatan mereka menurun. Dalam kondisi seperti ini, permintaan masyarakat terhadap mobil khususnya mobil listrik semakin menurun sehingga banyak perusahaan mobil yang tidak berproduksi untuk mencapai keseimbangan antara supply dengan demand.

Selebriti internet V caijinglengyan : “Tentu saja Tiongkok juga ingin mobil listrik mereka terjual sampai Amerika Serikat, Eropa, dan lain-lain., tetapi negara-negara ini menetapkan tarif dan hambatan perdagangan terhadap mobil listrik Tiongkok. Karena biaya mobil listrik Tiongkok sangat rendah, dan Tiongkok memiliki tingkat polusi yang tinggi dan hak asasi manusia yang rendah, sehingga biaya produksinya terlalu rendah. Jika biaya produksinya rendah, maka harga jualnya juga bisa rendah”.

Caijinglengyan mengungkapkan bahwa beberapa hari yang lalu, para pejabat AS masih berbicara tentang mencegah produk Tiongkok dijual ke seluruh dunia. Jadi akibat dari mobil produk Tiongkok sulit dijual di luar negeri, sedangkan dalam negeri pun “tidak laku”, maka perusahaan produsen kendaraan listrik Tiongkok terjepit di antara isu internal dan eksternal Partai Komunis Tiongkok. (sin)