Gangguan Tidur yang Umum Dikaitkan dengan Kemungkinan Lebih Tinggi Kehilangan Ingatan

EtIndonesia. Sebuah studi penelitian baru mengungkapkan salah satu gangguan tidur paling umum dapat meningkatkan risiko masalah memori hingga 50%.

Penelitian yang melibatkan 4.257 partisipan ini menemukan bahwa mereka yang mengalami sleep apnea kemungkinan besar juga memiliki masalah ingatan atau berpikir.

Sleep apnea adalah ketika orang berhenti dan memulai kembali pernapasan berulang kali saat tidur yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah.

Gejalanya meliputi mendengus, terengah-engah, dan jeda pernapasan, dan banyak penderita gangguan ini mungkin juga mengalami sakit kepala di pagi hari atau kesulitan fokus.

Studi tersebut meminta peserta mengisi kuesioner yang menanyakan tentang kualitas tidur serta masalah memori dan berpikir.

Untuk tidur, peserta ditanyai tentang mendengus, terengah-engah, atau jeda pernapasan saat tidur.

Untuk daya ingat dan berpikir, peserta ditanyai pertanyaan terkait kesulitan mengingat, periode kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, atau masalah dalam pengambilan keputusan.

Dari seluruh peserta, 1.079 orang melaporkan gejala apnea tidur, dan dari mereka yang memiliki gejala, 33% melaporkan masalah ingatan atau berpikir dibandingkan dengan 20% orang yang tidak mengalami gejala apnea tidur.

Setelah menyesuaikan dengan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi masalah ingatan dan berpikir, seperti usia, ras, jenis kelamin dan pendidikan, para peneliti menemukan bahwa orang yang melaporkan gejala apnea tidur sekitar 50% lebih mungkin juga melaporkan memiliki masalah ingatan atau berpikir dibandingkan dengan orang yang tidak.

Para peneliti berharap temuan mereka akan mendorong para profesional medis untuk memprioritaskan diagnosis dini.

Dr Dominique Low, dari American Academy of Neurology mengatakan: ‘Sleep apnea adalah kelainan umum yang sering kurang terdiagnosis, namun pengobatan sudah tersedia.

“Studi kami menemukan peserta yang memiliki gejala sleep apnea memiliki kemungkinan lebih besar mengalami masalah ingatan atau berpikir. Temuan ini menyoroti pentingnya skrining dini terhadap sleep apnea.

“Perawatan yang efektif seperti mesin continuous positive airway pressure (CPAP) sudah tersedia.

“Tidur yang berkualitas, disertai dengan pola makan yang sehat, olahraga teratur, keterlibatan sosial dan stimulasi kognitif, pada akhirnya dapat mengurangi risiko masalah berpikir dan ingatan seseorang, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.”

Temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Neurology di Denver. (yn)

Sumber: metro