Aliansi Tiongkok-Iran-Pakistan yang Sedang Dibentuk

Kerja sama ekonomi, militer, dan diplomatik sedang berjalan dengan cukup baik

 Stu Cvrk

Membangun kemitraan di Asia Barat Daya merupakan elemen kunci dari perjalanan komunis Tiongkok yang tak terelakkan menuju cita-cita Xi Jinping untuk mendominasi ekonomi dunia.

Inisiatif Belt and Road (BRI) yang ditandatangani Xi, yang juga dikenal sebagai “One Belt, One Road”, melibatkan Tiongkok untuk menanggung miliaran dolar investasi infrastruktur di negara-negara di sepanjang Jalur Sutra lama, sebuah jaringan transportasi yang memfasilitasi perdagangan antara Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa dari 130 SM hingga 1453 M.

Jalur Sutra modern mencakup berbagai cabang ke sejumlah pelabuhan di Pakistan dan Iran. BRI melibatkan ekspor kapasitas infrastruktur Tiongkok sebagai mekanisme untuk memfasilitasi akses ke bahan baku dan sumber daya energi yang dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur Tiongkok sekaligus mengembangkan pasar luar negeri baru untuk barang-barang Tiongkok.

Beijing berusaha untuk mengembangkan pasar ekonomi terintegrasi yang terdiri dari “semua negara Eurasia” – komponen ekonomi dari “tatanan dunia baru” Tiongkok. Bagian integral dari jaringan ini adalah pengembangan serangkaian koridor darat untuk memfasilitasi perdagangan darat, termasuk Koridor Tiongkok-Asia Tengah-Asia Barat yang membentang dari Tiongkok Barat ke Turki.

Strategi Tiongkok melibatkan hubungan yang sangat baik dengan Pakistan dan Iran, yang menjadi semacam aliansi secara de facto.

Mari kita bahas masalah ini.

Tiongkok dan Iran

Relasi komunis Tiongkok dengan Teheran membeku dari tahun 1949 hingga 1970, karena postur diplomatik Iran di bawah Shah jelas-jelas memiliki tujuan dan maksud anti-komunis, dengan Iran menandatangani Pakta Baghdad yang anti-komunis pada tahun 1955. Pakta Baghdad adalah aliansi pertahanan pro-Barat antara Turkiye, Irak, Iran, Pakistan, dan Inggris.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, Shah menggerakkan pemerintahannya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok, bahkan ketika Presiden AS Richard Nixon meletakkan dasar untuk “membuka Tiongkok” dengan kunjungan mendadak ke Shanghai. Pada  Agustus 1971, duta besar Tiongkok dan Iran bertemu di Islamabad, Pakistan, dan menandatangani sebuah dokumen yang secara resmi mengakui Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai penguasa Tiongkok. Pada saat itu, kedua pemerintah bersekutu untuk melawan Uni Soviet di Asia Barat Daya.

Setelah Revolusi Iran, Tiongkok secara resmi mengakui Republik Islam Iran yang baru pada  Februari 1979. Tiongkok menjadi pemasok senjata utama Iran selama Perang Iran-Irak 1980-1988, karena Irak telah menjadi negara klien Soviet.

Kerja sama ekonomi dan teknis antara kedua negara telah meningkat sejak saat itu. Pada Maret 2021, Reuters melaporkan bahwa Tiongkok dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama selama 25 tahun di bawah BRI yang berfokus pada berbagai proyek bersama di sektor minyak, pertambangan, transportasi, industri, dan pertanian dalam perekonomian Iran. Associated Press mencatat bahwa ini adalah “pertama kalinya Iran menandatangani perjanjian yang begitu lama dengan kekuatan besar dunia.”

Perjanjian tersebut juga mencakup rencana kerja sama dalam pelatihan dan penelitian, industri pertahanan, dan usaha patungan militer dalam perang asimetris, anti-terorisme, dan memerangi perdagangan narkoba, yang semuanya telah diperlambat oleh sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran. Namun demikian, pertukaran teknologi dan kerja sama militer akan terus berlanjut seiring dengan pelonggaran sejumlah sanksi.

Terakhir, Iran secara resmi bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Shanghai pada September 2021, yang mengindikasikan peningkatan hubungan ekonomi dengan Beijing. Tiongkok menjadi pelanggan minyak mentah terbesar Iran, “[membeli] rata-rata 1,05 juta barel per hari (bph) minyak Iran dalam 10 bulan pertama tahun 2023,” seperti dilansir dari Reuters.

Tiongkok dan Pakistan

Hubungan Tiongkok-Pakistan telah menguat sejak Pakistan menjadi negara Muslim pertama yang mengakui komunis Tiongkok pada  1950. Kedua negara ini telah bersekutu secara diplomatik dan militer karena mereka memiliki musuh yang sama, yaitu India. Manfaat utama dari hubungan ini bagi Pakistan adalah bantuan teknis Tiongkok dalam pengembangan dan pengujian “senjata nuklir Muslim” pertama pada tahun 1990, seperti yang dicatat oleh U.S. News and World Report.

Penekanan hubungan mereka saat ini adalah mengembangkan Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC), yang bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan laut dalam Pakistan di Gwadar dan Karachi ke Kashgar di wilayah Xinjiang, Tiongkok, yang juga dikenal sebagai Turkmenistan Timur, dan seterusnya.

Sebagai proyek utama di bawah BRI, CPEC bertujuan untuk mengembangkan dan memodernisasi infrastruktur transportasi Pakistan untuk mempercepat perdagangan antara kedua negara. Proyek ini menekankan pada peningkatan distribusi listrik dan jaringan transportasi.

Pencapaian utama Tiongkok di bawah CPEC adalah pemberian sewa 40 tahun pelabuhan Gwadar kepada Tiongkok oleh Pakistan. Sewa ini memberikan manfaat ekonomi dan militer yang luas karena angkatan laut Tiongkok meningkatkan operasinya di Laut Arab dan Teluk Oman.

Pakistan dan Iran

Pakistan (sebagian besar Muslim Sunni) dan Iran (sebagian besar Muslim Syiah) berbagi perbatasan sepanjang 565 mil yang secara sewenang-wenang membagi ” greater Baluchistan” menjadi beberapa provinsi terpisah di bagian selatan. Hubungan Pakistan dan Iran telah berkembang pesat selama 40 tahun terakhir.

Dalam dua dekade terakhir abad ke-20, perbedaan geopolitik menyebabkan ketegangan dan tantangan, karena Iran bersekutu dengan Mujahidin yang merdeka setelah invasi Soviet ke Afghanistan, sementara Pakistan mendukung koalisi pimpinan AS dan menampung sejumlah besar pengungsi Afghanistan.

Setelah serangan teroris 11 September 2001, kedua negara bergabung dengan koalisi anti-terorisme internasional dan meningkatkan “keamanan perbatasan, perdagangan, energi, dan pertukaran budaya,” menurut sebuah analisis yang diterbitkan oleh lembaga think tank Republic Policy. 

Namun, masing-masing negara mendukung berbagai faksi di Afghanistan, yang menyebabkan persaingan dan ketegangan yang terus berlanjut di antara kedua negara.

Masing-masing menuduh pihak lain mendukung berbagai kelompok pemberontak dan serangan militan di negara mereka dalam beberapa tahun terakhir. Masalahnya meningkat pada Januari 2024, ketika Iran meluncurkan serangan rudal dan drone lintas batas di provinsi Baluchistan, Pakistan, yang menargetkan kelompok Jaish al-Adl, yang menurut Teheran bertanggung jawab atas beberapa serangan di dalam negeri Iran.

Meskipun demikian, kedua negara tetap tertarik pada kerja sama keamanan, terutama terkait kegiatan anti-terorisme dan upaya keamanan regional secara keseluruhan.

Kesimpulan

Pada Agustus 2023, The Diplomat melaporkan “pertemuan pertama konsultasi trilateral Tiongkok-Iran-Pakistan tentang kontraterorisme dan keamanan.” Fokusnya adalah peningkatan kolaborasi di antara ketiga negara dalam kontraterorisme, integrasi ekonomi, dan kerja sama energi. Hal ini termasuk kerja sama dalam menangani masalah pemberontakan Baluchi yang sama untuk Iran dan Pakistan, sementara Tiongkok berusaha untuk membentuk tujuan investasi BRI di Iran dan Pakistan.

Aliansi yang sedang berkembang ini dapat menimbulkan tantangan politik-militer yang besar bagi Amerika Serikat. Ini bisa menjadi “awal dari strategi anti-akses dan penolakan wilayah terhadap Armada Kelima Amerika Serikat di wilayah Teluk Persia dan Laut Arab,” menurut analisis seorang pensiunan kolonel Angkatan Darat AS.

Dan, di bidang ekonomi, dengan pelabuhan Gwadar sebagai outlet perdagangan komersial ke Laut Arab/Samudra Hindia yang terkurung dengan kuat di dalam jaringan Tiongkok, PKT dapat memfokuskan upaya pengembangan BRI pada outlet Laut Arab lainnya di pelabuhan Iran terdekat, yaitu pelabuhan Chabahar. Selain itu, jalur ini dapat menghubungkan pelabuhan darat Tiongkok di Khorgos di perbatasan Kazakhstan dengan Jalan Raya Pamir melalui Kirgistan ke Dushanbe, Tajikistan, dan jalan darat utara / selatan melalui Afghanistan.

Akankah Tiongkok selanjutnya meningkatkan rute Pantai Makran di Iran tenggara ke Bandar Abbas untuk lebih jauh menjerat perdagangan Euro-Afrika-Timur Tengah dengan Tiongkok? Dengan terwujudnya jalur kereta api Khorgos ke Teheran dan jalan Bandar Abbas yang hanya membutuhkan perbaikan, jaringan BRI akan semakin ketat.

Setiap pengamat Tiongkok yang berpengalaman dapat dengan mudah memvisualisasikan potensi pergerakan papan catur geopolitik dan strategis ini. Aliansi Tiongkok-Pakistan-Iran yang sedang berkembang merupakan tonggak penting yang akan membawa impian PKT tentang Jalur Sutra baru untuk mencapai keberhasilan di Asia Barat Daya.

Stu Cvrk pensiunan sebagai kapten setelah bertugas selama 30 tahun di Angkatan Laut A.S. dalam berbagai kapasitas aktif dan cadangan, dengan pengalaman operasional yang cukup di Timur Tengah dan Pasifik Barat. Melalui pendidikan dan pengalaman sebagai ahli kelautan dan analis sistem, Cvrk adalah lulusan Akademi Angkatan Laut AS, di mana ia menerima pendidikan liberal klasik yang menjadi landasan utama komentar politiknya.