Cacing Chernobyl Bisa Menjadi Obat Kanker

EtIndonesia. Implikasi dari bencana Chernobyl terus menarik dan meresahkan, dan penelitian baru yang berfokus pada cacing di zona dampak bencana dapat mempunyai implikasi besar bagi dunia studi ilmiah.

Dampak bencana nuklir Chernobyl pada tahun 1986 terus memukau para peneliti, dan Zona Pengecualian Chernobyl di Ukraina memiliki tingkat radiasi enam kali lipat dari batas legal paparan manusia bagi pekerja yaitu 11,28 milirem.

Para ilmuwan kini telah mengungkap rincian menarik tentang cacing mikroskopis yang telah terpapar radioaktivitas selama empat dekade.

Para peneliti menemukan bahwa makhluk kecil ini tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan genetik yang disebabkan oleh paparan radiasi, dan hal ini dapat memainkan peran besar dalam penelitian kanker di masa depan.

Studi baru yang dipublikasikan di jurnal PNAS ini berasal dari para peneliti NYU.

Para peneliti menuju ke Zona Eksklusi untuk mengumpulkan sampel nematoda sambil mengenakan peralatan pelindung, sebelum memindahkannya kembali ke NYU dan membekukannya untuk dipelajari.

Matthew Rockman, penulis studi tersebut, mengatakan: “Kita dapat melakukan kriopreservasi cacing dan kemudian mencairkannya untuk dipelajari nanti. Artinya kita dapat menghentikan terjadinya evolusi di laboratorium, sesuatu yang mustahil dilakukan pada sebagian besar model hewan lainnya, dan sangat berharga ketika kita ingin membandingkan hewan yang telah mengalami sejarah evolusi berbeda.”

Para ahli kemudian membandingkan 15 sampel yang terpapar pada berbagai tingkat paparan di Zona Eksklusi dengan sampel yang dikumpulkan di tempat lain, yang tidak terkena radiasi.

Setelah mempelajarinya, para ilmuwan tidak dapat menemukan kerusakan radiasi pada sampel dari Zona Pengecualian Chernobyl.

Penulis utama studi tersebut, Sophia Tintori mengatakan: “Ini tidak berarti bahwa Chornobyl aman – ini lebih mungkin berarti bahwa nematoda adalah hewan yang sangat tangguh dan dapat bertahan dalam kondisi ekstrim.

“Kami juga tidak tahu berapa lama masing-masing cacing yang kami kumpulkan berada di Zona tersebut, jadi kami tidak bisa memastikan secara pasti tingkat paparan yang diterima setiap cacing dan nenek moyangnya selama empat dekade terakhir.”

Para peneliti juga yakin temuan ini dapat menjelaskan implikasi variasi alami antar spesies, termasuk manusia.

Hal ini terjadi setelah sebuah penelitian mengungkapkan bahwa populasi serigala yang hidup dalam kondisi ekstrem di sekitar Chernobyl telah berubah sedemikian rupa sehingga mereka kini lebih tahan terhadap kanker. (yn)

Sumber: indy100