Moody’s Menurunkan Peringkat Kredit Vanke ke Status Sampah, PKT Mendorong Perbankan Memberikan Dukungan

NTD

China Vanke Group, sebuah perusahaan real estat terkemuka yang berstatus BUMN Tiongkok telah diturunkan peringkatnya oleh lembaga pemeringkat internasional Moody’s.

Moody’s pada Senin (11 Maret) menarik peringkat penerbit Vanke “Baa3”, dan menempatkan semua peringkat dalam tahapan “sedang ditinjau untuk penurunan peringkat”. Dikatakan bahwa tindakan pemeringkatan tersebut mencerminkan kekhawatiran atas kemampuan Vanke untuk memulihkan penjualannya dan meningkatkan aksesnya terhadap pendanaan. Selain itu, Moody’s juga menetapkan peringkat keluarga perusahaan “Ba1”, dan menurunkan peringkat utang tanpa jaminan dari “Ba1” menjadi “Ba2”. Padahal peringkat di bawah “Ba1” biasanya disebut tingkat sampah.

Moody’s juga memasukkan semua rating Vanke ke dalam daftar pantauan downgrade.

Moody’s menunjukkan bahwa di tengah penurunan yang berkepanjangan pada pasar real estat Tiongkok, kontrak penjualan perumahan Vanke telah menurun dan ketidakpastian mengenai saluran pembiayaan terus meningkat. Moody’s memperkirakan metrik dari kredit, fleksibilitas keuangan, dan penyangga likuiditas Vanke akan terus melemah dalam satu hingga satu setengah tahun ke depan.

Sejak tahun 2021, industri real estate Tiongkok telah terjerumus ke dalam krisis utang yang semakin parah dari tahun ke tahun. Sejauh ini, perusahaan real estate besar seperti China Evergrande dan Country Garden tidak lagi mampu membayar kembali utangnya.

Dalam tiga bulan terakhir, Vanke juga mulai menjual aset berkualitas tinggi dengan harga miring. Pekan lalu, terdengar berita bahwa permintaan Vanke untuk memperpanjang utangnya ditolak kreditur, membuat dunia luar semakin khawatir dengan likuiditas perusahaan Vanke. Sementara itu investor pun berbondong-bondong menjual obligasi dan saham Vanke. Saham A Vanke pernah turun sampai lebih dari 5%, bahkan harga saham A Vanke di Bursa Hongkong turun melebihi 7%.

Untuk mencegah Vanke lagi-lagi menjadi raksasa Tiongkok yang merusak kredibilitas terhadap pasar real estat Tiongkok, PKT buru-buru turun tangan untuk menyelamatkan Vanke.

Reuters melaporkan bahwa regulator komunis Tiongkok baru-baru ini memanggil beberapa lembaga keuangan dan meminta bank-bank besar Tiongkok agar membantu dengan memperkuat kemampuan pembiayaan Vanke.

Menurut sumber yang mengetahui langsung masalah ini, ia mengatakan bahwa Dewan Negara Tiongkok telah melakukan intervensi langsung dan meminta lembaga keuangan untuk mengambil tindakan cepat. “Perbankan perlu memastikan pembiayaan (Vanke); perusahaan asuransi perlu memperpanjang jangka waktu utang swasta, juga menjamin pembayaran kembali obligasi publik”.

Beberapa analis mengatakan bahwa usaha penyelamatan Vanke oleh otoritas PKT terkait dengan latar belakang Vanke yang merupakan perusahaan milik negara Tiongkok. Pemegang saham terbesar Vanke adalah BUMN “Shenzhen Metro Group”, yang memegang 33,4% saham Vanke. Hal ini menyebabkan banyak investor menganggapnya sebagai benteng terakhir pasar real estat Tiongkok. Jika Vanke dibiarkan pailit, maka industri real estate Tiongkok akan mengalami masalah besar. (sin)