Korban Gigitan Anjing Mengalami Kelumpuhan Mata Setelah Tertular Penyakit Langka

EtIndonesia. Seorang pria Jepang mengidap kelainan mata yang langka setelah digigit anjing – dan matanya mungkin lumpuh permanen jika dia tidak menerima perawatan yang tepat.

Remaja berusia 19 tahun, yang tidak disebutkan namanya, digigit di sisi kiri wajahnya oleh seekor anjing gembala Jerman, menurut American Journal of Case Reports.

Dokter mendiagnosis pasien tersebut dengan “sindrom gigi taring”, suatu ketidakselarasan mata yang jarang terjadi, yang dapat terjadi setelah gigitan anjing menyebabkan trauma pada kelopak mata atas.

“Ini adalah varian dari sindrom gigi taring yang diakibatkan oleh kerusakan pada tendon troklear dan oblikus superior akibat gigitan anjing di sekitar mata,” kata laporan kasus tersebut.

Troklear dan otot oblikus superior adalah otot yang bertanggung jawab untuk pergerakan mata.

Usai kejadian, pasien berobat ke dokter dan dilakukan perawatan dengan penjahitan kulit di bagian dahi akibat gigitan hingga melukai kulit.

Tiga hari setelah dirawat, pria tersebut kembali menemui dokter dan mengatakan dirinya menderita penglihatan ganda. Dokter mencatat bahwa kelopak mata kirinya bengkak, dan dia tidak dapat menggerakkan mata kirinya.

Dia juga menderita pendarahan di bawah matanya setelah beberapa pembuluh darahnya pecah.

Dokter memberinya resep antibiotik selama lima hari, dan hasil MRI menunjukkan bahwa pembengkakan di sekitar mata pria tersebut menghalangi dia untuk menggerakkannya. Dia diberi resep prednison anti-inflamasi selama dua minggu untuk mengobati pembengkakan.

Obat-obatan tersebut membantu mengurangi pembengkakan yang dialami pria tersebut, namun penglihatan gandanya tetap ada dan matanya tidak sejajar. Namun, ia tidak memiliki bekas luka permanen di bola matanya.

Tujuh bulan kemudian, dokter mengangkat sebagian otot yang cedera dan kondisinya sedikit membaik.

Dokter mengatakan jika mereka tidak melakukan intervensi, matanya mungkin akan tetap lumpuh permanen.

“Kasus ini memberikan gambaran bahwa gigitan anjing di sekitar mata dapat mengakibatkan kelainan pada otot ekstraokular. MRI dini mungkin berguna untuk diagnosis dan menentukan strategi pengobatan. Laporan kasus ini menyoroti pentingnya penilaian cepat dan penanganan pasien dengan gigitan anjing yang melibatkan mata,” studi kasus tersebut menyimpulkan.

Gangguan mata ini baru dilaporkan sekitar lima kali, dan dua di antaranya melibatkan gigitan anjing, sehingga dinamakan sindrom gigi taring. (yn)

Sumber: nypost