Tembakan Artileri di Gaza Meningkat Hingga 140 Orang Tewas, Blinken Mendesak Gencatan Senjata

 Pada 21 Maret, dalam putaran terakhir pertempuran sengit antara Israel dan Hamas di Rumah Sakit Shifa di Gaza, lebih dari 140 orang tewas. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Mesir secara aktif melakukan mediasi untuk gencatan senjata

Ren Hao NTD

Pada Kamis (21 Maret), baku tembak terus terjadi di Rumah Sakit Shifa, satu-satunya rumah sakit di Gaza Utara yang masih beroperasi.

Militer Israel melaporkan lebih dari 50 pejuang Hamas tewas dalam pertempuran 24 jam terakhir. Dalam beberapa hari terakhir, total lebih dari 140 anggota Hamas tewas di rumah sakit, dan 600 teroris lainnya menyerah.

Hamas membantah ada anggotanya yang bersembunyi di rumah sakit Shifa, namun tentara Israel menemukan pasukan tempur Hamas dan teroris tingkat tinggi di dalamnya.

“Ketika kami memasuki rumah sakit, kami diserang oleh teroris di daerah ini,” kata Juru bicara militer Israel Mayor Jenderal Daniel Hagari.

Tentara Israel menyatakan tidak ada warga sipil atau tenaga medis yang terluka.

Kini, Gaza dipenuhi warga sipil yang kelaparan.

Pada 21 Maret, tentara Israel terus mengirimkan pasokan melalui udara ke daerah-daerah di mana warga sipil di Gaza terkonsentrasi, namun badan PBB menyatakan bahwa pasokan tersebut masih jauh dari cukup.

Di Yerusalem pada Kamis, warga Israel menggunakan kesempatan untuk berdoa sebelum puasa Purim untuk mendesak pemerintah menyelamatkan sandera yang telah disandera oleh Hamas selama 167 hari.

Pada 21 Maret, Menteri Luar Negeri AS Blinken mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Sisi dan menteri luar negeri negara-negara Arab di Kairo untuk memediasi gencatan senjata lebih awal.

Menteri Luar Negeri AS Blinken: “Perbedaan semakin menyempit dan kami akan terus mendorong perjanjian (gencatan senjata) di Doha (ibu kota Qatar).”

Isi utama perjanjian gencatan senjata ini mencakup gencatan senjata selama enam minggu dan pertukaran ratusan tahanan Palestina dengan 40 sandera Israel. Perbedaan pendapat terbesar saat ini adalah Hamas menuntut gencatan senjata permanen, sedangkan Israel hanya menyetujui gencatan senjata sementara.

Selain perjanjian gencatan senjata, Amerika Serikat sedang mengupayakan resolusi gencatan senjata melalui Dewan Keamanan PBB. (hui)