Tembakan Meriam Air Kapal Penjaga Pantai Tiongkok Melukai Pelaut Filipina, AS dan Jepang Mengutuk

oleh Xia Yu

Pada 23 Maret 2024, konflik antara kapal penjaga pantai Tiongkok dengan Filipina kembali terjadi di perairan Laut Tiongkok Selatan. Kapal penjaga pantai Tiongkok menyerang kapal pemasok Filipina dengan meriam air bertekanan tinggi sehingga menyebabkan awak kapal terluka dan kerusakan pada lambung kapal Filipina. Amerika Serikat dan Jepang segera mendukung Filipina, mengutuk tindakan berbahaya PKT di Laut Tiongkok Selatan, dan memperingatkan militer PKT agar segera menghentikan tindakan agresif di perairan dekat Second Thomas Shoal, Laut Tiongkok Selatan.

Lewat media sosial “X” Angkatan Bersenjata Filipina menyebutkan : Pada Sabtu pukul 08:38, kapal Filipina pemasok kebutuhan “Unaizah May 4” (UM4) yang sedang berlayar di perairan dekat Second Thomas Shoal mengalami serangan langsung dari kapal penjaga pantai Tiongkok dengan menggunakan meriam air bertekanan tinggi. Sekitar pukul 08.52, kapal pemasok UM4 mengalami kerusakan serius akibat serangan yang dilakukan terus menerus oleh kapal penjaga pantai Tiongkok.

Satuan tugas khusus pemerintah Filipina yang bertanggung jawab menangani konflik teritorial menyatakan, bahwa perilaku kapal penjaga pantai Tiongkok yang ceroboh dan berbahaya pada akhirnya menyebabkan kerusakan serius pada “Unaizah 4 May” dan melukai awak kapal berwarganegara Filipina yang berada di atas kapal.

Dua kapal patroli Filipina segera melintasi garis blokade Tiongkok untuk menyelamatkan awak kapal Filipina yang terluka, dan menarik kapal pengirim pasokan yang rusak. Pejabat  Filipina mengatakan bahwa perahu motor lain berhasil mengangkut sejumlah awak lainnya dan mengirim perbekalan ke pos terdepan Filipina, meskipun ada pembatas terapung di perairan yang dipasang pihak penjaga pantai Tiongkok untuk menghalangi.

Pihak Filipina menyebutkan bahwa konfrontasi kedua belah pihak berlangsung sekitar 8 jam.

Pada 23 Maret 2024, sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok mencegat kapal pasokan Filipina di perairan Laut Tiongkok Selatan. (Photo by Handout / Philippine Coast Guard (PCG) / AFP)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataannya pada hari Sabtu menyebutkan, bahwa Amerika Serikat akan berdiri di pihak sekutunya Filipina dalam mengutuk tindakan berbahaya yang dilakukan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap (kapal) Filipina yang sedang melakukan operasi maritim yang sah di Laut Tiongkok Selatan pada 23 Maret.

“Menyerang dengan menggunakan meriam air secara terus menerus dan operasi intersepsi yang sangat ceroboh, telah mengakibatkan tentara Filipina terluka dan kerusakan parah pada kapal pasokan Filipina”, kata Matthew Miller. 

Dalam pernyataan tersebut juga disebutkan bahwa tindakan Partai Komunis Tiongkok itu telah menghambat rotasi normal personel Filipina dan menghambat kiriman pasokan yang diperlukan personel militer Filipina di Second Thomas Shoal. Insiden ini hanyalah yang terbaru dari upaya berulang Tiongkok untuk menghambat kebebasan navigasi kapal Filipina di laut lepas dan merusak jalur pasokan di pos terdepan yang sudah lama di sana.

“Tindakan Partai Komunis Tiongkok membuat stabilisasi kawasan terganggu, hal mana jelas-jelas menunjukkan bahwa ia mengabaian hukum internasional”, kata Miller dalam pernyataan.

Duta Besar AS untuk Manila MaryKay Carlson mengatakan : “Amerika Serikat mendukung Filipina dalam menentang tindakan berbahaya yang berulang kali dilakukan Tiongkok, dan mengecam tindakan PKT yang menggunakan meriam air bertekanan tinggi untuk mengganggu aktivitas sah dari penjaga pantai Filipina di zona ekonomi eksklusif Manila”.

Endo Kazuya, Duta Besar Jepang untuk Manila, juga menegaskan kembali bahwa Jepang sangat prihatin dengan tindakan berbahaya yang dilakukan berulang kali oleh penjaga pantai Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, sehingga mengakibatkan cederanya personel Filipina.

Dangkalan terumbu karang Ren’ai atau Second Thomas Shoal telah diduduki oleh satu detasemen kecil Angkatan Laut dan Korps Marinir Filipina sejak 1999, namun dalam ketegangan yang semakin meningkat, dangkalan tersebut telah dikepung oleh penjaga pantai Tiongkok serta kapal-kapal yang diduga milik milisi Tiongkok. Insiden Sabtu adalah untuk kedua kalinya di Maret ini kapal Filipina “Unaizah 4 May” mengalami kerusakan akibat serangan meriam air kapal penjaga pantai komunis Tiongkok.

Video menunjukkan kapal-kapal Komunis Tiongkok dengan kejam menyerang kapal-kapal pemasok Filipina dengan jet air bertekanan tinggi. (Foto oleh Handout / Philippine Coast Guard (PCG) / AFP)

Konfrontasi yang acap kali terjadi di laut lepas di Laut Tiongkok Selatan juga telah menimbulkan kekhawatiran bahwa konfrontasi ini dapat berkembang menjadi konflik berskala lebih besar, yang mengarah pada konflik langsung antara Tiongkok dengan Amerika Serikat.

Amerika Serikat telah berulang kali mengingatkan bahwa karena Amerika Serikat dan Filipina adalah sekutu perjanjian jangka panjang, sehingga Amerika Serikat wajib membela Filipina bila pasukan, kapal, atau pesawat Filipina diserang oleh Partai Komunis Tiongkok. Matthew Miller mengakhiri pernyataannya pada Sabtu dengan menyebutkan, bahwa Amerika Serikat menegaskan kembali bahwa Pasal IV Perjanjian Pertahanan Bersama AS – Filipina pada 1951 berlaku untuk serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum atau pesawat terbang (termasuk pesawat Penjaga Pantainya) di mana pun di Laut Tiongkok Selatan.

Satuan tugas khusus pemerintah Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Filipina tidak akan gentar dalam menghadapi ancaman atau permusuhan dalam menjalankan hak sahnya di perairannya sendiri.

“Kami meminta pemerintah Tiongkok untuk membuktikan kepada dunia bahwa mereka adalah anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, dan dapat dipercaya melalui tindakan nyata bukan lewat kata-kata,” kata pernyataan itu.

Gan Yu, juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok mengatakan kapal Filipina melanggar wilayah perairan Tiongkok meskipun telah berulang kali diperingatkan. (sin)