Wahana Antariksa NASA yang Berteknologi Tinggi untuk Menemukan Kehidupan Alien Akan Diluncurkan Akhir Tahun Ini

EtIndonesia. Kita terobsesi dengan gagasan tentang kehidupan di luar Bumi. Ini adalah obsesi yang berakar pada jiwa manusia, dimulai dari film Prancis tahun 1902, A Trip to the Moon.

Dan kita akhirnya bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan besar apakah ada bentuk kehidupan lain berkat peralatan canggih yang digunakan oleh NASA.

Badan antariksa Amerika mungkin akan menggunakan peralatan baru untuk akhirnya mendeteksi kehidupan di luar Bumi yang lebih dekat dengan rumah daripada yang diperkirakan beberapa orang.

Tidak, kita tidak akan membahas David Bowie dan berbicara tentang kehidupan di Mars. Sebaliknya, fokusnya adalah pada Jupiter dan Saturnus.

Dan khususnya, dua bulan es, satu bulan mengorbit setiap planet.

Di setiap bulan, lautan yang dilapisi es telah diidentifikasi oleh para ilmuwan terkemuka yang sedang berburu kehidupan di luar bumi.

Dan sekarang, penyelidikan baru yang dilakukan oleh Universitas Washington di Seattle dan Freie Universität Berlin telah mengisyaratkan bahwa butiran es individu dari bulan dapat dianalisis bahkan untuk mengetahui jejak biologis terkecil di bawah peralatan baru NASA.

Bulan-bulan yang dimaksud adalah Enceladus milik Saturnus dan Europa milik Jupiter.

Peralatan yang ada di pesawat luar angkasa Europa Clipper milik NASA adalah SUrface Dust Analyzer (SUDA).

Europa Clipper akan diluncurkan pada bulan Oktober tahun ini dengan dua bulan berada di cakrawala.

Penulis utama Fabian Klenner, seorang peneliti postdoctoral UW di bidang ilmu bumi dan ruang angkasa, mengatakan: “Untuk pertama kalinya kami telah menunjukkan bahwa bahkan sebagian kecil dari materi seluler dapat diidentifikasi oleh spektrometer massa di pesawat ruang angkasa.

“Hasil yang kami peroleh memberi kami lebih yakin bahwa dengan menggunakan instrumen yang akan datang, kami akan mampu mendeteksi bentuk kehidupan yang serupa dengan yang ada di Bumi, yang kami semakin yakini dapat hadir di bulan-bulan yang memiliki lautan.”

Studi ini dipublikasikan bulan ini di jurnal Science Advances.

Hal ini terjadi tujuh tahun setelah misi NASA sebelumnya menemukan retakan di dekat kutub selatan Enceladus, dengan gas dan butiran es keluar dari retakan tersebut.

Europa Clipper diatur untuk menganalisis partikel es.

Dengan menggunakan sphingopyxis alaskensis, bakteri umum di perairan Alaska, untuk menguji penyelidikan tersebut, Klenner menambahkan: “Mereka sangat kecil, sehingga secara teori mereka mampu masuk ke dalam butiran es yang dipancarkan dari lautan seperti Enceladus atau Europa.”

Harapannya adalah Europa Clipper dan SUDA kini dapat mendeteksi bakteri di dalam es yang akan menjadi momen monumental dalam eksplorasi ruang angkasa. (yn)

Sumber: ladbible