Home Blog Page 1024

Pemprov Sumbar Kirim 1,3 Ton Rendang untuk Warga Terdampak Gempa Cianjur

0

ETIndonesia- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar mengirimkan 1,3 ton paket rendang untuk diberikan kepada warga terdampak gempabumi M 5.6 Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11).

Pengiriman paket rendang tersebut merupakan instruksi langsung Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, guna memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak. Kabar ini diteruskan oleh Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.  

Paket rendang itu diberangkatkan menggunakan jalur darat pada  Jumat (25/11) dan dijadwalkan tiba di Cianjur pada hari Minggu (27/11). Sebelumnya paket rendang yang akan diserahkan secara simbolis juga telah diberangkatkan menggunakan jalur udara dan dikawal langsung oleh Gubernur Provinsi Sumbar Mahyeldi Ansharullah bersama Kepala Pelaksana BPBD Sumbar Jumaidi.

Ilham Wahab, Kasie Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sumbar yang turut mengawal pengiriman melalui jalur darat mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar melalui BPBD Sumbar telah mengumpulkan paket rendang dari beberapa OPD terkait, BUMN, lembaga, UMKM dan relawan masyarakat. Ilham memastikan, paket rendang yang dikirim tersebut memiliki ketahanan sampai 1 bulan sehingga sangat layak dikonsumsi secara langsung oleh warga terdampak.

“Dari seluruh OPD di Sumatera Barat jumlahnya beragam. Ada yang 10 kilo, ada yang 20 kilo, ada yang 30 kilo. Ada dari BUMN, Baznas dan ada juga dari UMKM,” jelas Ilham

Pengiriman paket rendang untuk pemenuhan kebutuhan permakanan bagi warga terdampak bencana oleh Pemerintah Provinsi Sumbar bukan menjadi yang pertama kalinya dilakukan.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumbar juga telah mengirimkan paket rendang bagi penanganan bencana yang terjadi di sejumlah wilayah seperti peristiwa Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Lumajang, bencana banjir dan longsor di Aceh, Bengkulu, Dumai, kemudian juga gempabumi dan tsunami di Palu dan sebagainya.

Menurut data yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat (25/11) pukul 07.00 WIB, gempabumi M 5.6 Cianjur telah menyebabkan sebanyak 272 orang meninggal dunia. Sementara itu masih ada 39 orang yang masih dinyatakan hilang, 2.046 orang luka-luka, 11 luka ringan, 4 luka sedang dan kurang lebih 62.882 jiwa mengungsi. Di samping itu, gempabumi juga menyebabkan 22.950 rumah rusak ringan, 12.101 rumah rusak sedang dan 22.305 rusak berat. (asr)

Dari Panda Menjadi Serigala Perang, Diplomatik Beijing Beralih ke “Pertarungan”

0

Song Tang

Pada saat berkunjung ke AS 2012, Xi Jinping berekspresi santai, ia berbincang dengan para pelajar di ajang pertandingan bola basket LA Lakers, bahkan sempat berfoto bersama dengan bintang bola basket Magic Johnson. Kesimpulan para pejabat AS adalah: Xi Jinping sangat mungkin akan terus berupaya menjaga kestabilan hubungan AS-RRT, dan mendorong Tiongkok semakin dekat menyatu dengan tatanan global yang dipimpin oleh AS.

Pemandangan ini sangat kontras jika dibandingkan dengan pernyataan Xi Jinping pada Kongres Nasional ke-20 PKT. Dalam laporan di Kongres Nasional ke-20, Xi Jinping mengatakan partai harus “mempersiapkan diri dengan baik menghadapi bahaya di masa damai”, menyerukan untuk terus mempertahankan “semangat bertarung”, dalam beberapa dekade terakhir ini hubungan AS-RRT pun jatuh ke lembah terdalam.

 Beijing Dari “Diplomatik Panda” Berubah Menjadi “Diplomatik Serigala Perang”

Di era 1990-an abad lalu, demi mengembangkan perekonomian dan menyelamatkan kegagalan komunisme secara global, serta situasi tidak menguntungkan akibat sanksi dari Barat pasca peristiwa Pembantaian Tiananmen 4 Juni 1989, Deng Xiaoping terus menerus berusaha meyakinkan para pemimpin Barat bahwa  “Tiongkok (PKT) walaupun menjadi kuat di kemudian hari, tidak akan menjadi pemimpin, dan tidak akan mendominasi”, pernyataan ini disimpulkan sebagai “rendah hati dan tidak menonjolkan diri”, tetapi sekarang nampak sepenuhnya sebagai dusta.

Selama beberapa dasawarsa yang telah berlalu, di saat mempropagandakan agenda politik dan citra negara, Beijing memperlihatkan dua wajah bagi pengamat di dalam maupun luar negeri, dan dua jenis kriteria, keras dan anti AS di dalam negeri, sedangkan di luar negeri bersikap low profile, sehingga disebut “diplomatik panda”.

Menghadapi “teori ancaman PKT” yang marak di era 1990-an, PKT bahkan secara spesifik mengemukakan “perkembangan perdamaian” dan “kebangkitan perdamaian”, Beijing sempat mengutip teori “soft power” yang dikemukakan oleh akademisi AS bernama Joseph Nye, yang berharap dengan serbuan budaya dapat meyakinkan Barat bahwa: Tiongkok (PKT) adalah panda yang lucu, bukan naga yang jahat.

“Inilah soft power.” Dosen ilmu politik dari Columbia University yakni Andrew J. Nathan berkata, “Panda itu sangat lucu menggemaskan, membuat orang menyukainya.”; “Itu sebabnya ia sesuai dengan citra diplomatik bersahabat semacam itu.” Imbuhnya.

Di masa itu para pejabat diplomatik PKT sesekali juga menampakkan sifat suka bertarungnya, khususnya ketika menyangkut kepentingan inti mereka, seperti masalah kedaulatan tanah sengketa, kunjungan Dalai Lama ke luar negeri, serta masalah yang disebutnya “Separatis Taiwan” dan lain sebagainya.

Dibandingkan dengan rekan negara lain, Kemenlu RRT biasanya dipandang sebagai si lemah, karena tidak bisa disejajarkan dengan lembaga setara dengan kekuasaan yang lebih besar, contohnya Kementerian Keamanan Nasional yang menerapkan kekuasaan di dalam negeri, dan Kementerian Perdagangan yang mengawasi perusahaan yang meraih untung besar. Di sisi lain, pekerjaan Kemenlu juga acap kali membuat pejabat diplomatik RRT mendapat cibiran dan keraguan dari kaum hawkish (garis keras) dan nasionalis, mereka menyebut Kementerian Luar Negeri sebagai “Kementerian Penjual Negara”

Ini justru bertolak belakang dengan kondisi sekarang, hari ini Kemenlu RRT malahan terkenal dengan pernyataan serigala perang yang keras, cepat bersilat lidah, dan menimbulkan musuh dimana-mana, bahkan mengkritik militer RRT yang terlalu “lunak” saat berurusan dengan AS, Kemenhan RRT yang tidak puas dengan “gaya bicara” Kemenlu, mengadukan hal ini kepada Xi Jinping, dengan menyebutkan tidak mau bertanggung jawab atas “serigala perang” yang mencari musuh, dan “menolak untuk berperang”.

 Kedok Ambisi Global PKT Terkuak

Setelah memasuki 2000, paradigma “rendah hati dan tidak menonjolkan diri” dari PKT mulai luntur, titik baliknya adalah pada saat krisis moneter global 2008 lalu, waktu itu PKT memperkirakan negara Barat akan terjebak dalam kemerosotan jangka panjang, sementara perekonomian Tiongkok bertumbuh dengan pesat. Sejak saat itulah, Beijing pun mulai mempromosikan “pola PKT”.

Asisten Sekretaris Negara pada masa pemerintahan Obama yakni Daniel R. Russel mengatakan, dua tahun pertama setelah krisis moneter 2008 dan bangkrutnya Lehman Brothers, informasi yang didapatnya dari PKT menunjukkan bahwa para pejabat mereka telah menjadi sombong dan arogan, ada semacam perasaan bangga dan merasa dirinya di atas angin, serta beranggapan AS telah menjadi raja yang tidak berpakaian dan krisis moneter adalah “kelemahan mematikan” dari ekonomi kapitalisme Barat. 

Sementara Tiongkok sedang melewati kesulitan, dan menarik gerbong ekonomi global untuk terus maju.Dalam kondisi seperti ini, Xi Jinping mengemukakan “Impian Tiongkok” pada 2012, hal ini mengindikasikan bahwa Beijing tidak hanya ingin menjadi negara besar ekonomi, tapi juga ingin menjadi pemimpin global. Di tahun yang sama, untuk pertama kalinya Xi Jinping mengemukakan “dunia sedang mengalami perubahan besar yang belum pernah ada sebelumnya”, yakni dengan bahasa eufemisme “bangkitnya Timur runtuhnya Barat”, dan berupaya membangun “hubungan negara besar” yang setara dengan AS.

Direktur Urusan Tiongkok pada Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih yakni Rush Doshi mengatakan, pasca Krisis Moneter Global 2008, PKT telah menjalankan perencanaan yang lebih berani, dengan berusaha membangun hegemoni regional PKT di Asia. Setelah 2016, Xi Jinping kembali mengatur strategi, yakni bakal melampaui AS dalam persaingan merebut posisi dominasi dunia, yang dijadikan sebagai sasaran akhir.

 Sejak 2012, pada periode pertama pemerintahannya, Xi Jinping telah menaikkan satu kali lipat anggaran untuk Kemenlu, serta membentuk Badan Koordinasi Pengendalian Manajemen Terpusat, pidato Xi terhadap urusan diplomatik, jauh lebih banyak dari sekjen manapun sepanjang sejarah PKT. Sebuah riset 2015 menunjukkan, dana yang disuntikkan PKT setiap tahunnya dalam propaganda di luar negeri, setidaknya mencapai USD 10 Miliar (157 triliun rupiah, kurs per 18/11).

Belakangan ini, Komisi Diplomatik Pusat dan Dewan Keamanan Nasional Pusat yang dibawahi langsung oleh Xi Jinping telah menjadi lembaga kebijakan utama dalam urusan diplomatik. Xi Jinping juga mulai ikut ambil bagian dalam pengangkatan personalia untuk jabatan diplomatik tertentu yang krusial, dan melemahkan fungsi penetapan kebijakan pada Kemenlu.

 Pada 2019 Xi Jinping memberikan instruksi langsung, meminta para pejabat diplomatik agar menghadapi memburuknya hubungan AS-RRT dan berbagai tantangan internasional lainnya, serta harus bersikap keras menunjukkan “spirit bertarung”. Pada tahun yang sama, seorang pakar ideologi yang tidak memiliki pengalaman diplomatik bernama Qi Yu, di luar kebiasaan diangkat sebagai Sekretaris Komite Partai Kemenlu PKT, Qi Yu menekankan harus setia menjalankan agenda Xi Jinping, dan menekankan kembali harus ada “spirit bertarung”.

 Xi Jinping juga memilih sendiri Qin Gang yang memiliki “spirit bertarung”, untuk menjadi duta besar RRT di Amerika Serikat, menggantikan Zheng Zeguang yang dianggap berkepribadian terlalu lunak, dan tidak mampu berurusan dengan orang Amerika.

Sejumlah tindakan Xi Jinping dalam hal diplomatik, tidak bisa dibayangkan oleh para pemimpin sebelumnya. Contohnya, melakukan serangkaian reklamasi laut membuat pulau di Laut Tiongkok Selatan serta menempatkan militer disana, mendorong dibatalkannya semua konten terkait hak asasi universal dalam resolusi PBB, juga mendorong pola perkembangannya sendiri di belahan bumi selatan, untuk menggantikan pasar bebas dan “Konsensus Washington” yang dikelola secara demokratis, dan lain sebagainya.

Serangkaian tindakan diplomatik Xi Jinping, membuat citra Tiongkok terus merosot. Lembaga survey AS Pew Research Center di awal tahun melakukan survei tingkat kesukaan terhadap Tiongkok dan mendapatkan, dari 24.525 orang responden dari 19 negara di seluruh dunia, sebanyak 82% orang Amerika dan 80% orang Korea Selatan memiliki pandangan negatif terhadap Tiongkok (di bawah pemerintahan PKT), dan tingkat kesukaan negara AS, Jerman, Korea Selatan, dan Kanada terhadap Tiongkok (di bawah pemerintahan PKT) anjlok ke titik terendah sepanjang sejarah dibuatnya survei ini.

Dosen dari University of Canterbury Selandia Baru yakni Anne-Marie Brady mengatakan, “Adalah pemerintahan Xi Jinping yang telah mengubah hubungan AS dengan RRT, bukannya pemerintahan AS. Pemerintah AS dan pemerintahan lainnya harus memiliki pemahaman realistis yang sangat jelas terhadap pemerintahan Xi Jinping, persis seperti pemerintahan Xi Jinping yang juga memiliki pemahaman realistis yang sangat jelas terhadap pemerintahan negara lain.”

 Asal Usul “Spirit Bertarung” Pejabat Diplomatik RRT

Pada musim gugur 2019 saat Xi Jinping berpidato di Sekolah Partai Pusat, kata “pertarungan” telah disebutnya sebanyak 58 kali, misalnya “menyebar-luaskan spirit pertarungan, meningkatkan kemampuan bertarung” dan lain sebagainya, pada Kongres Nasional ke-20 kata-kata ini bahkan resmi dimasukkan ke dalam “Konstitusi Partai”.

 Zhao Lijian adalah salah satu “serigala perang” diplomatik yang pertama kali menyerang di internet dengan menggunakan akun Twitter, di saat ia bekerja di Pakistan 2019, Zhao menulis cuitan yang meragukan kecaman AS terhadap kebrutalan PKT di Xinjiang, cuitan itu telah menuai respon dari mantan Sekretaris Negara AS Rice, dia mengira Zhao berada di Amerika, sehingga menghimbau Dubes RRT Cui Tiankai untuk mendeportasi Zhao kembali ke Tiongkok. Karena ada kemungkinan Rice akan menjabat lagi pada pemerintahan AS berikutnya, Cui Tiankai dengan cepat menulis cuitan balasan kepada Rice, yang mengatakan bahwa pernyataan Zhao Lijian tidak bisa mewakili pemerintahan RRT, tapi tak lama kemudian cuitan Cui Tiankai tersebut dihapus.

 Dulu, cuitan Zhao Lijian mungkin dianggap sebagai kecelakaan diplomatik, yang akan dikecam dan dipecat, tapi sekarang zaman sudah berbeda, Xi Jinping telah meminta pejabat diplomatiknya untuk memiliki “spirit bertarung”. Zhao Lijian tidak hanya tidak dikecam, sebaliknya justru diangkat menjadi juru bicara Kemenlu. Termotivasi oleh Zhao, pada semester kedua 2019, lebih dari 60 orang pejabat diplomatik RRT membuka akun di Twitter.

 Reporter Bloomberg yang khusus mendalami urusan diplomatik Beijing yakni Peter Martin berpendapat, para pejabat diplomatik RRT sangat jarang diberi kebebasan untuk berunding secara independen, biasanya harus mengulangi pokok pembicaraan yang telah diizinkan, oleh sebab itu tindakan semacam ini pun dianggap sangat mengada-ada, dan dipastikan tidak akan efektif.

Karena pejabat diplomatik tidak dapat merampungkan pekerjaan mereka secara efektif, maka peran dan harapan mereka telah mulai mengalami perubahan, mereka memfokuskan tenaga dan pikiran untuk beralih dari meningkatkan kemampuan diplomatik, menjadi mengungkapkan pernyataan “serigala perang” yang dapat menarik simpati pemimpinnya. Struktur motivasi abnormal seperti ini tidak bisa melahirkan pejabat diplomatik yang mahir, melainkan hanya sekelompok corong propaganda, yang pada akhirnya justru ditentang keras oleh masyarakat internasional.

 Dubes RRT untuk Swedia yakni Gui Congyou pernah mengancam di Sveriges Radio dengan mengatakan, “Kami menjamu teman dengan arak nikmat, tapi dengan musuh, kami perlakukan dengan senapan berburu.” Komentar ini memicu kecaman keras dari kalangan politik Swedia dan pengamat internasional.

 Menurut Martin, diplomatik PKT selalu berangkat dengan mengedepankan kepentingan di pihaknya secara maksimal, terkadang bertindak keras, kadang kala seolah apapun bisa dirundingkan baik-baik.

 Martin juga menyatakan, khususnya pada masa ketika PKT secara intens terlibat bentrok dengan dunia, pejabat diplomatik RRT kemungkinan hanya memperhatikan keamanan posisi/jabatannya, dan berpijak pada sisi pembenaran politik ala PKT, dan tidak mempedulikan apakah tindakan mereka dapat memperbaiki atau justru malah memperburuk citra negaranya sendiri.

Russel berpendapat, pada dasarnya PKT adalah sebuah partai politik Leninisme, cara para petinggi PKT memperlakukan kekuasaan, sangat Leninis yakni dalam hal politik, budaya, strategi, mereka sangat memuja kekuasaan, dan meremehkan yang lemah. 

Oleh sebab itu, jika pihak AS menunjukkan sikap lemah, maka akan menimbulkan pada PKT sikap meremehkan, kepercayaan diri yang berlebih dan agresivitas. PKT dipenuhi dengan oportunisme, jika sudah memiliki ruang gerak, maka mereka akan berusaha untuk menguasainya. (sud)

(Artikel ini mengacu pada Wall Street Journal, New York Times, VoA dan berita terkait lainnya)

Blokade Ketat Sebabkan Sayuran Petani di Tiongkok Tidak Terjual, Banyak yang Terpaksa Dimusnahkan

0

oleh Xia Dunhou dan Liu Fang 

Akibat blokade ketat Partai Komunis Tiongkok (PKT) dalam menanggulangi penyebaran epidemi, pengiriman logistik sebagian wilayah di Provinsi Shandong, Henan, Tiongkok  terhambat cukup serius. Sejumlah petani sayuran mengatakan bahwa hasil panen sayuran mereka tidak dapat dikirim pasar secara normal, sehingga sangat memengaruhi mata pencaharian mereka. Di sisi lain, harga sayur mayur di beberapa kota melonjak tinggi akibat kelangkaan pasokan.

Seorang petani sayuran di Provinsi Shandong mengatakan : “Para kader dan pemimpin, coba lihat. hasil panen sayuran rakyat tidak bisa terjual. Ini adalah hasil panen yang saya harapan pada tahun ini. Oh ! Tuhan”.

Beberapa rekaman video yang menjadi viral di Internet menunjukkan bahwa akibat blokade ekstrem yang diberlakukan pihak berwenang, petani sayur tidak dapat mengirim hasil panen mereka ke pasar secara normal, sehingga mereka terpaksa membuang seledri yang siap dijual tetapi tidak dapat dikirim ke dalam selokan pinggir jalan, dan beberapa petani sayur bahkan menghancurkan sayuran yang sudah waktunya dipanen langsung di ladang.

Petani sayur di Provinsi Shandong mengatakan : “Semua ini disebabkan oleh epidemi. Sayang sekali sayuran bunga tung tidak laku dijual. Uang simpanan ludes. Dalam lumbung penyimpanan terisi belasan ribu kati sayuran itu. Bagaimana kendaraan pengangkut tidak boleh masuk”.

Seorang petani Shandong bermarga Wang memberitahukan kepada reporter NTDTV bahwa video yang beredar di Internet mencerminkan gambaran situasi sebenarnya di pedesaan.

“Apakah itu di Shandong atau Henan semua sama, logistik lumpuh karena terganggu oleh transportasi. Bagaimana bisa mulai menanam sayuran yang baru jika yang lama tidak dipanen ? Meskipun sekarang terpaksa dihancurkan. Terpaksa menelan sendiri kerugiannya. Tidak ada pihak yang bersedia menanggung. Tidak ada jalan lain”, katanya.

Pada 23 November, media pemerintah “Farmers’ Daily” telah melaporkan insiden petani sayuran di Kabupaten Cao, Provinsi Shandong yang terpaksa menghancurkan hasil panen sayuran mereka karena pemblokiran ketat menyebabkan kesulitan bagi kendaraan pengangkut. Menurut laporan itu, Padahal Kabupaten Cao bebas kasus COVID-19, tetapi truk yang datang dari tempat lain untuk mengangkut sayuran harus melapor ke pihak berwenang 3 hari sebelumnya. Bahkan jika mereka sudah melapor sebelumnya, tetapi truk pengangkut dari Zhengzhou dan 5 provinsi di barat laut Tiongkok juga tidak diizinkan masuk ke Kabupaten Cao. Sedangkan truk lokal yang mengirim hasil panen sayuran dari Kabupaten Cao ke kota atau provinsi lain juga diwajibkan untuk menjalani isoman selama 7 hari setelah mereka kembali, walaupun sesungguhnya mereka tidak melewati area yang berisiko COVID-19.

Menurut kesimpulan dari survei bulan Oktober hingga awal bulan November di pasar Xinfadi Beijing, harga sayuran dari hulu telah jatuh dari satu yuan sampai tinggal beberapa sen. Transportasi yang menyebabkan hasil panen sayuran petani tidak dapat dijual.

Namun di sisi lain, pemblokiran ketat menyebabkan harga sayuran di pasar dalam kota meroket, dan masyarakat kelas bawah tidak mampu membeli sayuran dengan harga tinggi. Ada netizen yang mengomentari dengan menyebutkan : “Hanya 600 juta orang yang mampu membeli sepuluh kubis setiap bulan. Inikah sesungguhnya yang dimaksud kemakmuran bersama ?” Netizen lain menulis : “Di satu sisi sayuran dijual murah pun tidak laku, tetapi di sisi lain, harga sayuran yang mahal membuat orang tidak mampu membelinya sampai-sampai harus mati kelaparan. Ini adalah bencana sekunder akibat dari kebijakan pengendalian epidemi yang ketat”.

Personil pencegahan epidemi Shandong : “Tempel segelnya.”

Pengemudi truk besar : “Bagaimana saya bisa makan jika Anda menyegel pintu dan jendela truk saya ?”

Akibat pengendalian epidemi di banyak tempat yang cenderung tidak masuk akal, seperti pengemudi truk tidak diperbolehkan keluar dari kendaraan, membuat masalah logistik di daratan Tiongkok menjadi semakin gawat. (sin)

Protes Besar-Besaran Karyawan Foxconn Berhasil Memaksa Mundur Polisi Bersenjata

0

 oleh Luo Tingting

Protes besar-besaran karyawan Foxconn di Zhengzhou berlanjut pada 23 November 2022 malam. Puluhan ribu karyawan menghadapi sejumlah besar polisi bersenjata dan memaksa mereka mundur. Namun, banyak karyawan mengalami luka karena kekerasan, sampai kepala mereka berdarah-darah. Ada lebih dari 40 orang karyawan ditangkap. Saat ini, protes masih berlanjut, dan pemerintah telah mengerahkan sejumlah besar polisi bersenjata dari tempat lain ke Zhengzhou untuk menekan.

Sejumlah besar rekaman video yang diposting di Internet menunjukkan puluhan ribu karyawan bergerak menuju pintu gerbang pabrik, banyak dari mereka yang bersenjatakan tongkat panjang, pipa baja dan potongan pagar besi, mendekati sejumlah besar polisi bersenjata. 

Para pekerja ini terus melemparkan potongan pagar besi dan benda lainnya ke arah polisi, memaksa petugas polisi khusus yang memegang tameng mundur selangkah demi selangkah.

Beberapa video lain memperlihatkan para pekerja berkelahi sengit dengan polisi dan berusaha membalikkan mobil polisi. Beberapa pekerja membakar benda-benda di pintu gerbang untuk mencegah polisi masuk, dan polisi menggunakan meriam air bertekanan tinggi untuk memadamkan api.

Malam itu, konflik sengit terjadi antara karyawan Foxconn dengan polisi bersenjata, beberapa petugas polisi khusus dikejar dan dipukuli, dan melarikan diri melalui tembok pemisah yang dibangun waktu lockdown. Terlihat juga beberapa karyawan yang dipukuli polisi bersenjata hingga kepalanya berdarah-darah. Melihat hal itu ada pekerja yang berteriak : “Sialan, Partai Komunis!”, “Polisi memukuli orang!”

Sejumlah pekerja mengatakan dalam video langsung : “Kami ditipu oleh Foxconn. Kami tidak ingin menimbulkan masalah. Kami hanya ingin membela hak-hak kami. Tetapi mereka (polisi) memukuli kami. Beberapa dari rekan kami bahkan dipukuli sampai tergeletak di tanah, dibawa ke rumah sakit. Tolong kawan-kawan bantu kami teruskan video ini, karena kami semua dibatasi, jaringan diblokir, sehingga kami tidak dapat mempostingnya”.

Para karyawan berteriak : “Pertahankan hak ! Pertahankan hak !”

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pekerja yang memprotes.Dalam kegelapan, terdengar ada seseorang yang berteriak agar memanggil 120, diduga ada pekerja yang terluka serius. Para pekerja melempar batu, menyemprotkan isi alat pemadam api untuk melawan, dan menghancurkan kendaraan dan tempat pengujian asam nukleat.

Seorang karyawan yang masih muda dengan tongkat panjang di tangan bergegas menyerang polisi bersenjata. Yang dikomentari oleh netizen : “Kaum buruh telah bangkit !”

Foxconn di Kota Zhenhzhou sebelumnya memiliki 300.000 orang karyawan yang mengalami eksodus besar-besaran pada bulan Oktober tahun ini. Baru-baru ini perusahaan berusaha merekrut karyawan baru, yang saat ini tidak bisa diketahui berapa jumlah karyawan yang berpartisipasi dalam protes berskala besar tersebut. Dilihat dari rekaman video ditafsir paling tidak protes kali ini melibatkan puluhan ribu karyawan.

Netizen mengatakan bahwa ini mungkin merupakan gerakan protes terbesar di Tiongkok setelah insiden 4 Juni 1989.

Otoritas PKT secara paksa memblokir berita protes Foxconn di Zhengzhou, sehingga tak satu pun media daratan Tiongkok yang berani melaporkannya. Dan Postingan  di media sosial juga langsung dihapus oleh pihak berwenang. Namun, masih banyak warga sipil Tiongkok yang memperoleh informasi yang relevan melalui Internet dan mereka menyampaikan dukungan terhadap para karyawan yang memprotes.

Menurut karyawan Foxconn yang memprotes, bahwa alasan protes ini adalah akibat dari perusahaan Foxconn yang secara sepihak merevisi kontrak kerja karyawan baru dan mengharuskan karyawan baru untuk bekerja dekat dengan karyawan lama yang positif COVID-19. Karena itu karyawan merasa ditipu, dan protes massal pun meletus. (sin)

AS Aktifkan Komando Pasukan Luar Angkasa di Indo-Pasifik Di Tengah Ketegangan dengan Korea Utara dan Tiongkok

Aldgra Fredly

The U.S. Space Force atau Angkatan Luar Angkasa AS mengaktifkan komando komponen pertamanya di kawasan Indo-Pasifik pada 22 November.  Tujuannya untuk mencegah agresi di kawasan itu, dikarenakan meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok dan Korea Utara.

Komando Indo-Pasifik Pasukan Luar Angkasa AS bergabung dengan Armada Pasifik AS, Angkatan Udara Pasifik AS, Komando Pasifik Angkatan Darat AS, dan Pasukan Korps Marinir AS Pasifik—semuanya bermarkas di Hawaii—sebagai komando komponen di bawah Komando Pasifik AS, komando kombatan di kawasan itu.

Komando Luar Angkasa bertujuan “untuk mencegah konflik dan, jika perlu, mengalahkan agresi, memberikan kekuatan tempur luar angkasa untuk kekuatan gabungan, dan membela kepentingan utama AS dengan sekutu dan mitranya,” menurut situs webnya.

Komando komponen akan melakukan analisis dan perencanaan misi selama enam bulan ke depan, yang dikomandoi oleh Brigadir Jenderal Angkatan Luar Angkasa, Anthony Mastalir. Ia mencatat pada 21 November, bahwa aktivasinya menandakan pentingnya kawasan itu bagi Amerika Serikat.

Sebelum aktivasi, ia mengatakan kepada wartawan bahwa “Ini adalah sinyal bagi siapa saja yang ingin merusak kebebasan navigasi, kebebasan bermanuver di Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, atau siapa pun yang ingin merusak tatanan berbasis aturan internasional yang telah menjadi dasar bagi kemakmuran untuk semua negara bebas yang memilih untuk berpartisipasi.”

Pengaktifan Komando Pasukan Luar Angkasa di Indo-Pasifik hanya beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik antar benua (ICBM) pada 18 November. Rudal jarak jauh Korea Utara memiliki potensi kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir di mana saja di wilayah Amerika Serikat.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan peluncuran ICBM bersama putrinya, dalam penampilan publik perdananya, dan memperingatkan bahwa negaranya akan menggunakan senjata nuklir “dengan konfrontasi secara habis-habisan” untuk melawan ancaman dari Amerika Serikat, demikian laporan Korean Central News Agency. 

Korea Utara berpendapat bahwa kehadiran militer AS  adalah bukti permusuhan AS terhadap negara itu. Baru-baru ini, Pyongyang juga telah menyatakan bahwa serangkaian peluncuran rudal  sebagai respon atas apa yang disebutnya sebagai latihan militer provokatif oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Ancaman Tiongkok

Air & Space Forces Magazine melaporkan bahwa Jenderal Angkatan Luar Angkasa  AS, Bradley Saltzman, selaku kepala operasi ruang angkasa, mengatakan komponen baru di INDOPACOM bertujuan untuk memperkuat integrasi ruang angkasa AS, dengan menyebut Tiongkok sebagai ancaman. 

Saltzman dalam pertemuan pada 19 Mei mengatakan bahwa pihaknya hanya berpikir bahwa ruang angkasa sangat penting. “Dengan Tiongkok sebagai ancaman, penting baginya untuk mendukung komponen layanan di INDOPACOM. Apalagi, perubahan terbesar adalah komandan kombatan akan memiliki komandan bawahan yang dapat mereka tugaskan untuk mengintegrasikan kemampuan luar angkasa secara efektif.”

Pentagon, dalam laporan tahunannya kepada Kongres yang diterbitkan pada November 2021, menyoroti kemampuan luar angkasa dan counter space Tiongkok.

“Republik Rakyat Tiongkok terus mengembangkan kemampuan counterspace—termasuk  direct ascent, co-orbital, peperangan elektronik, dan kemampuan energi terarah—yang dapat melawan atau menolak akses musuh  dan beroperasi di domain luar angkasa selama krisis atau konflik,” demikian tulis laporan itu.

Salah satu teknologi ruang angkasa operasional di gudang senjata Tiongkok adalah rudal anti-satelit berbasis darat (ASAT), menurut laporan itu. Pada Januari 2007, Tiongkok menembakkan rudal anti-satelit ke salah satu satelit cuacanya yang tidak aktif yang menarik perhatian internasional.

“Tiongkok mungkin bermaksud untuk mengejar senjata ASAT tambahan yang mampu menghancurkan satelit hingga orbit Bumi yang geosinkron,” tambah laporan itu.

Mimi Nguyen Ly dan Frank Fang berkontribusi pada laporan ini.

Pasutri Vietnam Dipenjara karena Mengkritik Pemerintahan Partai Komunis di Medsos

Aldgra Fredly

Pengadilan di Vietnam pada Selasa 22 November menjatuhkan hukuman kepada pasangan yang ditangkap karena menyiarkan kritik terhadap Partai Komunis yang berkuasa di media sosial, menurut laporan berita lokal.

Pengadilan menghukum Nguyen Thai Hung (50) empat tahun penjara dan istrinya, Vu Thi Kim Hoang, 44 (dua) setengah tahun karena disebut “menyalahgunakan kebebasan demokratis” melalui saluran YouTube mereka.

Kedua terdakwa tanpa pengacara selama persidangan. Hoang menuding polisi telah mengintimidasi mereka agar tidak memberikan saran, demikian Radio Free Asia (RFA) melaporkan.

Kepada RFA, Hoang menceritakan : “Kami tidak bisa banyak berdebat di persidangan hari ini, sebagian besar waktu, mereka mengajukan pertanyaan ya atau tidak kepada kami. Itu saja. Karena kami tidak memiliki pengacara, kami tidak memiliki hak untuk berbicara.”

Hoang percaya hasilnya akan sama jika mereka diberi kesempatan untuk membela diri. Dia mengklaim bahwa hanya putrinya yang diizinkan masuk ke ruang sidang meskipun persidangan terbuka untuk umum.

Channel YouTube mereka, “Telling the Truth TV,” berfokus pada komentar masalah nasional. Memiliki hampir 40.000 follower dan lebih dari 384 juta dong ($15.453) dalam pendapatan iklan, yang oleh pihak berwenang dianggap sebagai “keuntungan ilegal.”

Ditangkap Saat Siaran

Pasangan itu ditangkap di kediaman mereka di provinsi Dong Nai pada 5 Januari. Hung sedang melakukan streaming langsung di YouTube ketika polisi diduga masuk ke rumah mereka, RFA melaporkan. Polisi kemudian membebaskan Hoang pada bulan April.

Dalam dakwaannya, pengadilan mengatakan bahwa Hung menjadi host 21 diskusi online dari Juni 2020 hingga Januari 2022 di YouTube, “berbicara buruk tentang Partai [Komunis] dan negara, mendistorsi kebijakan sosial ekonomi pemerintah, memfitnah partai dan pemimpin tingkat tinggi negara, dan mendistorsi insiden profil tinggi .”

Hoang dituduh berkonspirasi karena dia menyediakan akomodasi bagi Hung dan memberinya akses ke laptop dan rekening banknya.

Hung menyatakan tidak bersalah, dengan mengatakan bahwa dia hanya menggunakan YouTube sebagai platform untuk menggunakan haknya atas kebebasan berbicara dan demokrasi. Istrinya mengakui perbuatannya di pengadilan. Pasangan itu mengatakan mereka akan mencari penasihat hukum untuk mengajukan banding.

Kebebasan berekspresi dan aktivisme masyarakat sipil “sangat dibatasi” di negara yang dikuasai komunis, menurut Freedom House, yang menempatkan Vietnam sebagai “tidak bebas” dalam laporan Freedom in the World tahun 2022.

Sebelumnya pada November, Vietnam mengamanatkan penghapusan konten “palsu” dari platform media sosial dalam waktu 24 jam, berlawanan dengan 48 jam awal, karena Vietnam mengintensifkan tindakan keras terhadap aktivitas “anti-negara”.

“Kementerian akan mengusulkan kepada pemerintah peningkatan denda administrasi ke tingkat yang cukup tinggi untuk menghalangi masyarakat,” Nguyen Manh Hung, menteri informasi dan komunikasi Vietnam pada 4 November. (asr)

Otoritas Tiongkok Enggan Merilis Jumlah Korban Ledakan dan Kebakaran Besar Pabrik Tulang Punggung Industri Militer

0

oleh Qiao An

Sebuah ledakan dan kebakaran besar terjadi di “Pabrik Kimia Jiangyang” yang terletak di Kota  Taiyuan, Provinsi Shanxi beberapa hari yang lalu, dan sejumlah bangunan yang berada di sekitarnya juga mengalami kerusakan parah. Pabrik kimia tersebut merupakan salah satu pabrik tulang punggung bagi industri militer Tiongkok.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara ledakan dahsyat, seketika itu pintu serta kaca jendela apotek jebol bahkan langit-langitnya runtuh akibat gelombang kejut dari ledakan.

Staf apotek mengatakan : “Ledakan terjadi pada pabrik Jiangyang, atapnya, lihat, semuanya runtuh, kaca-kacanya hancur berkeping-keping, semua barangnya hancur”.

Setelah terdengar suara ledakan yang keras itu, orang-orang berlari keluar dan melihat awan jamur besar bergulung-gulung di atas Pabrik Kimia Jiangyang.

Saksi mata menuturkan : “Suara ledakan terdengar sangat keras, sehingga kaca-kaca dalam jarak 5 kilometer bergetar”.

Di TKP asap tebal terus membumbung ke udara, dan masih terdengar beberapa suara ledakan yang susul menyusul.

Media resmi daratan Tiongkok tidak banyak melaporkan insiden ledakan yang begitu serius ini, sudah hampir dua hari sejak kecelakaan itu terjadi, tanggapan resmi dari pihak berwenang masih terkait api telah berhasil dikuasai tetapi tidak melaporkan jumlah korban jiwa.

Menurut media Tiongkok “Baidu”, Pabrik Kimia Jiangyang di mana ledakan terjadi adalah tulang punggung dari China North Industries Group Corporation Limited yang bisnis intinya adalah membangun basis produksi alat peledak bagi keperluan non-militer yang terbesar di Tiongkok, dengan mempekerjakan sekitar 1,300 orang tenaga profesional dan teknis.

Ini bukan ledakan pertama di Pabrik Kimia Jiangyang. Pada 2 September tahun lalu, ledakan juga terjadi di pabrik tersebut, dan pihak berwenang melaporkan bahwa korban luka hanya dialami oleh beberapa orang karyawan.

Pada Juni 2005, insiden ledakan besar juga terjadi di Pabrik Kimia Jiangyang. Saat itu media resmi menyebutkan ratusan orang luka-luka, dan sebagian besar korban luka-luka itu berada di jarak 500 meter dari lokasi ledakan. Bagaimana korban dalam lokasi ledakan ? Sampai sekarang tidak diketahui. (sin)

Ribuan Warga Mengepung Kantor Polisi Minta Penjelasan Atas Kasus Perundungan Terhadap Seorang Gadis Sichuan, Tiongkok

0

oleh Li Yun, Gu Xiaohua

Beberapa gadis di Kota Mianyang, Sichuan, Tiongkok  memukuli seorang gadis berusia 13 tahun dan membuat videonya untuk keperluan pamer. Hal ini menyebabkan kemarahan publik. Beberapa hari yang lalu, ribuan orang tua siswa mengepung kantor polisi untuk meminta penjelasan, tetapi mereka justru ditindas secara brutal oleh sejumlah besar polisi, beberapa orang dipukuli sampai berdarah-darah dan banyak yang ditangkap.

“Hukum berat pelaku, hukum berat pelaku, hukum berat pelaku ….” teriak orang-orang.

Pada 22 November, seorang wanita asal Kota Mianyang bermarga Zhang mengungkapkan bahwa pada 18 November, seorang gadis berusia 13 tahun dibawah paksa oleh beberapa siswa lain ke atap sebuah gedung di seberang sekolah lalu dipukuli secara ramai-ramai. Rekaman yang dirilis ke media sosial menimbulkan kemarahan masyarakat, yang kemudian memicu ribuan orang mendatangi kantor polisi untuk meminta penjelasan dan hukuman berat terhadap para pelaku.

Mrs. Zhang mengatakan : “Rekaman video itu dikirimkan ke ponsel saya. Pada saat itu, saya melihat gadis ini dipukuli. Bagaimana perasaan orang tuanya ? Jadi semua orang yang jumlahnya sampai belasan ribu secara spontan mendatangi kantor polisi di sana sehingga kantor polisi tampak seperti terkepung. Warga-warga ini datang untuk meminta penjelasan. Kabar yang beredar adalah pelaku pemukulan itu adalah anak-anak pejabat atau keturunan dari orang kaya, jadi mereka menuntut polisi agar orang tua mereka uga ikut diperiksa”.

Mrs. Zhang mengatakan bahwa pada 21 Novermber siang juga ada sekitar belasan ribu warga yang datang ke kantor polisi untuk meminta penjelasan.

“Banyak sekali orangnya, semakin lama semakin banyak jumlahnya”.

“Polisi melakukan pemukulan, polisi memukul warga …”.

Rekaman video menunjukkan, sejumlah besar polisi menangkap warga warga yang menuntut bahkan beberapa orang dijatuhkan ke tanah lalu dipukuli, dan banyak lagi warga yang dibawa pergi secara kasar oleh polisi.

Penduduk setempat mengatakan bahwa sejumlah besar petugas polisi dikerahkan ke Kabupaten Santai untuk memukuli dan menangkap warga.

Pria bermarga Wang mengatakan : “Cukup banyak polisi yang didatangkan katanya untuk menjaga ketertiban. orang-orang berkerumun di depan gerbang kantor polisi dan berbagai persimpangan jalan. Karena polisi dikirim dari Kota Mianyang, jadi beberapa warga yang emosional langsung ditangkap. Yang saya lihat ada 3 orang ditangkap polisi, suasananya cukup kacau, terlihat ada beberapa orang sampai terluka dan berdarah”.

Pada 20 November malam, pihak Biro Keamanan Publik Santai mengeluarkan berita yang menyebutkan bahwa pada 18 November sore, ada 3 orang siswi yang membawa paksa seorang siswi ke atap sebuah bangunan tempat tinggal untuk dipukuli dan membuat rekaman video untuk disebarluaskan. Korban “tidak dalam kondisi serius” dan penyelidikan sedang dilakukan.

Berita tersebut membuat marah para orang tua setempat, yang ramai-ramai datang ke kantor polisi sebagai protes karena khawatir anak-anak mereka juga menghadap kasus perundungan yang sama.

Pada 21 November sore, polisi setempat kembali mengeluarkan pemberitahuan yang menyebutkan bahwa keenam orang yang terlibat dalam kasus perundungan telah datang ke kantor polisi untuk diinterogasi. Dengan kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pada saat pemukulan terhadap korban terjadi, ada orang lain yang merekam video, dan banyak orang lagi yang mencemooh.

Rekaman video tersebut memperlihatkan ada beberapa siswi yang menjatuhkan siswi korban ke tanah, lalu menjambak rambutnya, menampar wajahnya, lalu membenturkan kepalanya ke tanah hingga menyebabkan kepalanya berdarah, dan dipukul wajahnya hingga menyebabkan mimisan. Penyerang memintanya untuk menyeka darah lalu kembali memukulinya.

Pelaku mengatakan : “Percuma lapor polisi, kita semua masih di bawah umur”.

Mrs. Zhang mengatakan : “Para pelaku itu telah memukuli 3 orang siswi lainnya dengan cara yang sama. Korban pertama tidak keluar untuk berbicara. Ibu korban kedua sampai 2 kali melaporkan kasus yang dialami putrinya tetapi tidak ada kabar berita dari pihak polisi. Para pelaku pemukulan itu bahkan berkoar telah memukuli beberapa orang pada bulan September. Hal yang paling membuat marah adalah kantor polisi berusaha menutupi perbuatan para pelaku kejahatan itu. Kakek dan nenek siswa korban ketiga yang orang desa tidak bisa berbuat banyak lantaran takut. Tetapi orang banyak memberinya keberanian dan menyuruhnya untuk tampil melapor dan tidak perlu takut”.

Mrs. Zhang mengatakan bahwa gadis berusia 13 tahun itu menjadi depresi setelah mengalami kejadian itu. Neneknya mengatakan bahwa dia sekarang jadi takut dengan gelap, tidak berani menemui orang, dan takut untuk berbicara.

Mrs. Liu, seorang pensiunan dosen universitas di Tiongkok mengatakan : “Kasus perundungan di kampus telah memiliki sejarah yang panjang. Begitu seorang siswa atau siswi mengalami hal seperti itu, fisik dan psikologisnya akan terluka. Putri saya juga pernah mengalami hal serupa di sekolah dasar lebih dari 20 tahun silam. Beberapa siswi meminta putri saya untuk pergi ke lokasi yang mereka tentukan untuk dipukuli oleh mereka. Saya dan suami akhirnya pergi ke tempat itu untuk menemui mereka dan mengatakan bahwa saya akan melaporkan kasus pemukulan ini kepada pihak sekolahan, orang tua dan polisi. Mendengar hal itu mereka tidak berani bertindak seenaknya lagi”.

PKT mempromosikan pertarungan, kepalsuan dan kejahatan sehingga seluruh masyarakat dipenuhi dengan warna kekerasan. Petugas penegak hukum sendiri juga menggunakan kekerasan untuk menggertak warga. Anak-anak mencontoh hal itu, mengira kekerasan dapat menyelesaikan masalah. Sekarang kasus perundungan dalam kampus semakin menjadi-jadi.

Mrs. Liu mengatakan : “Berapa generasi warga Tiongkok telah dihancurkan oleh rezim PKT. Sekolah harus menekankan pentingnya moralitas. Dan ketika menghadapi hal-hal seperti itu, mereka harus menanganinya secara serius. Saya juga berharap para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka sejak kecil agar tidak berbuat kejahatan. Ketika anak-anak mereka menghadapi hal-hal seperti itu, mereka harus berani memberitahu orang tua, memberitahu para guru, atau melapor ke polisi. Perilaku tidak bermoral atau bahkan kriminal semacam ini, jika Anda memaafkan, maka Anda sebenarnya juga sedang mendorong para pelaku untuk berbuat jahat”.

Mrs Liu mengatakan bahwa jika pelaku tidak dihukum, mereka akan terus melakukan kejahatan. Jika terus seperti ini, kasus perundungan akan semakin merajalela yang akhirnya pasti akan menjadi bumerang bagi para penguasa. (sin)

Pelajar di Banyak Tempat di Tiongkok Dilaporkan Hilang, Membocorkan Kebenaran Pengawasan Partai Komunis

0

Tim produksi “Zhao Peiwei Video”

Sejak November 2022, sejumlah media  dan media daratan Tiongkok melaporkan lebih dari belasan kasus anak-anak hilang. Usia mereka yang hilang sangat aneh. Dalam keadaan normal, kasus orang hilang di luar negeri berfokus pada anak-anak, yaitu anak-anak yang masih sangat kecil, seperti berusia 3 atau 4 tahun. Anak-anak ini tidak memiliki ketahanan terhadap perdagangan manusia, tetapi di daratan Tiongkok anak-anak yang hilang semuanya adalah pelajar SMP dan SMA.

Pada  15 Oktober, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun menghilang di Shangrao, Jiangxi; pada  31 Oktober, seorang gadis berusia 13 tahun menghilang di Xinyang, Henan; pada  2 November, seorang anak laki-laki berusia 17 tahun menghilang di Xianyang, Shaanxi ; pada 4 November, seorang gadis berusia 18 tahun menghilang di Kota Jilin, Provinsi Jilin; pada 12 November Seorang bocah lelaki berusia 14 tahun menghilang di Changsha, Hunan; seorang bocah sekolah menengah pertama berusia 14 tahun menghilang di Wuhan pada 12 November; seorang gadis berusia 13 tahun menghilang di R&F City, Taiyuan pada 16 November, dan seterusnya.

Anak-anak berusia antara 13 dan 18 tahun seharusnya dapat meminta bantuan meskipun mereka bertemu dengan pelaku perdagangan manusia, tidak mudah untuk dibawa pergi. Oleh karena itu, netizen menduga anak-anak tersebut menjadi sasaran sejumlah oknum, bahkan ada yang mengunggah di internet bahwa banyak anak yang hilang telah menjalani pemeriksaan medis, sehingga berita ini mendorong hilangnya anak-anak tersebut berkaitan dengan pasar gelap perdagangan organ manusia.

Kesimpulan ini hanya pada tahap kemungkinan, dan tidak ada bukti yang kongrit. Mungkin ada dua alasan untuk mengatakan ini.

Pertama, pemeriksaan medis PKT atau kebocoran data pencegahan epidemi juga dapat menyebabkan geng kriminal memperhatikan kelompok orang tertentu, seperti pencocokan organ orang dengan golongan darah khusus. Pada Juli 2022, 1 miliar  data dari Database Keamanan Nasional Shanghai  bocor, dan kartu identitas serta alamat rumah banyak orang terungkap, yang juga memberikan kesempatan kepada kelompok penipuan untuk menipu orang. Jika data  pencegahan epidemi ini atau data DNA orang-orang yang dikumpulkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) bocor, maka orang-orang tersebut dapat menjadi bank organ PKT dan para gangster.

Kedua, pasar gelap organ di daratan Tiongkok bukanlah sistem independen, tetapi keberadaan yang melekat pada jaringan donasi organ PKT. Apa artinya? Ketika seorang pasien yang membutuhkan transplantasi organ memasuki sistem medis PKT untuk membeli organ, namanya tak hanya muncul di daftar tunggu resmi, tetapi juga muncul di daftar klien pasar gelap. Dokter di rumah sakit akan menghubungi pasien dan memberitahukan kepadanya bahwa dia dapat membeli organ dari pasar gelap dengan harga tinggi, dan organ di pasar gelap juga dipalsukan dan diambil oleh dokter di rumah sakit biasa.

Dalam dua kondisi ini, tak menutup kemungkinan bahwa mafia mungkin memiliki kemungkinan untuk mengeluarkan organ para siswa ini, tetapi sekarang ini kasus tersebut hanya tentang kasus orang hilang. Ada dua kemungkinan, salah satunya adalah mereka kabur. Menjauh dari rumah, dan yang lainnya adalah mereka diperdagangkan.

Dengan berkembangnya kasus ini, mikroblog di daratan Tiongkok masih membahas kelambanan keamanan publik PKT. Banyak orang berpikir bahwa sejak PKT dapat melacak semua orang yang mungkin terpapar virus melalui kode kesehatan di ponsel telepon, mengapa PKT justru tidak dapat menemukan siswa yang hilang ? Sekelompok orang meminta PKT untuk melakukan sesuatu secara online.

Faktanya, teknologi PKT dapat sepenuhnya melacak setiap ponsel, tetapi tak berfungsi  untuk melindungi orang-orang. Dikarenakan hanya untuk mengontrol orang-orang. PKT dapat melacak semua orang untuk gerakan politik dan penutupan kota, tidak akan pernah menemukan siswa yang hilang.

Selain itu, rakyat sipil seharusnya tak mengharapkan PKT agar melakukan sesuatu, karena sekali melakukan sesuatu, maka dapat membahayakan rakyat. Sekarang kebijakan penutupan kota PKT telah berakhir. Begitu Tiongkok dibuka, akan sulit bagi PKT untuk memantau setiap rakyat dengan kode kesehatan.

Namun demikian, muncul penghilangan siswa secara besar-besaran. PKT dapat menggunakan pemantauan keberadaan siswa sebagai alasan untuk mengubah kode kesehatan menjadi kode permanen untuk memantau keberadaan setiap orang-orang.  Kini, Tiongkok telah menjadi penjara besar. (hui)

38 Orang Tewas Akibat Kebakaran Besar di Pabrik Henan, Tiongkok, Kebanyakan Korban Wanita Lokal

0

Li Enzhen/Wen Hui

Beberapa hari lalu, kebakaran besar terjadi di sebuah  pabrik di Kota Anyang, Provinsi Henan, Tiongkok. Menurut laporan resmi Partai Komunis Tiongkok, 38 orang tewas dan 2 orang terluka dalam insiden itu. Menurut orang dalam, api sangat besar dan sebagian besar korban tewas adalah pekerja perempuan di pabrik yang terbakar.

Pemerintah Distrik Wenfeng Kota Anyang, Provinsi Henan, Tiongkok secara resmi memberitahukan bahwa pada (21/11) pukul 16:22, kebakaran terjadi di Kaixinda Trading Co., Ltd Jalan Pingyuan, Kota Baoliansi, Distrik Wenfeng, Kota Anyang. Pada pukul 6:10  (22/11), kejadian tersebut menyebabkan 36 orang tewas, 2 hilang  dan 2 luka-luka. Saat ini, polisi setempat disebut sudah mengendalikan tersangka terkait kasus ini.

Menurut laporan, pada (22/11) pukul 11.00 , kecelakaan tersebut menyebabkan 38 orang tewas dan 2 luka-luka. Menurut keterangan resmi,  kebakaran disebabkan  pengelasan listrik bermula dari  operasional ilegal personel perusahaan.

Pada (22/11) seorang pemilik bisnis di dekat lokasi kejadian  kepada Jimu News mengatakan bahwa tokonya hanya berjarak beberapa ratus meter dari lokasi kejadian. Ayah mertua dan ibu mertuanya bersama-sama bekerja di pabrik. Semuanya merasa sangat sedih. Ia mengatakan, pabrik tempat kebakaran memproduksi pakaian dalam.

Pedagang lain mengatakan bahwa sekitar pukul 16.20 pada (21/11), dia melihat asap tebal keluar dari pabrik tersebut. 

Terkait hal ini, seorang staf Anyang Kaixinda Trading Co., Ltd. menjawab bahwa dia baru saja menerima pemberitahuan tentang masalah tersebut dan tak mengetahuinya secara spesifik.

Menurut laporan City Express lainnya, bangunan pabrik tersebut adalah milik kawasan komunitas Xiaoying di Kotapraja Baoliansi. Pada awalnya disebut Desa Xiaoying. Lima atau enam tahun  lalu, pabrik-pabrik dibangun di hamparan yang luas di desa dan salah satunya terutama bergerak di bidang pakaian rajut. Seorang warga Mr Chen membuka supermarket di sebelah pabrik.

Mr Chen berkata bahwa banyak bibi di desa tersebut bekerja di sana. Baju dan celana katun kebanyakan dibuat oleh para wanita di pabrik itu, dan ada banyak gudang di pabrik. Yang muda  kebanyakan mengalami kecelakaan berusia 30-an, dan yang tua berusia 70-an.

Mr Chen berkata bahwa sebagian besar pekerja di pabrik adalah wanita lokal, dan mereka semua tinggal di desa terdekat, terutama Desa Xiaoying, Desa Ershilipu, dan Desa Mashuzhuang.

Chen juga mengungkapkan, kerabat dekat keluarganya setara dengan saudara ipar ayah saya. Dia berusia 60-an dan telah bekerja di pabrik ini selama beberapa tahun. Dia menghasilkan lebih dari RMB. 1.000 sebulan. Setelah kejadian itu, awalnya tidak dihubungi, tapi kemudian dia tahu. Terjadi kecelakaan. 

Netizen “luckyD Ping’an Xile” menuliskan pesan berbunyi, “Pabrik di kampung halaman saya, tempat pemrosesan merk terkenal, kadang-kadang tidak diizinkan pulang. Karena harus lembur, pabrik dikunci. Ini benar-benar dieksploitasi secara ekstrim , dan ada sedikit peluang kerja di rumah.  Saya merasa kasihan pada wanita yang janda. Bekerja 12 jam sehari, dua hari libur dalam sebulan, gaji yang didapat hanya RMB. 2000 hingga 3000

“Ninety Degrees Tangent” juga menulis pesan, “Ada ledakan di lantai pertama, dan lantai kedua dan ketiga adalah pabrik pakaian dalam. Kebanyakan dari mereka adalah karyawan pabrik pakaian dalam dan penduduk desa terdekat.”

“Xiao Qingyan” berkata, “Kuil Baolian penuh dengan pabrik pakaian dalam dan sebagainya. Jika pemadaman kebakaran tidak sesuai standar, bahkan jika tidak ada wabah, saya yakin hal sebesar itu bisa terjadi.”

Menurut laporan Baidu.com pada (22/11), sebuah artikel oleh “Hot Spot Micro-Review Agency” menyatakan bahwa dari video dan gambar lokasi kebakaran yang terpapar, terlihat bahwa kebakaran terjadi di gedung pabrik yang sangat besar. Usaha ini bergerak di bidang produksi grosir. Pabrik melibatkan berbagai macam jenis barang, dan beberapa warga sekitar mengatakan bahwa kebakaran terjadi di gedung pabrik yang memproduksi pakaian dalam, dan korbannya pada dasarnya adalah perempuan setempat. “

Artikel itu menunjukkan, “Bangunan pabrik besar semacam ini pasti lebih rumit di dalamnya. Jika terjadi kebakaran di satu tempat, orang-orang di area lain dari bangunan pabrik dapat menemukannya. Pada saat ditemukan, mungkin terlalu Terlambat. Dari tayangan video terlihat panjang bangunan pabrik hampir 100 meter. Hanya ada satu pintu keluar di samping, dan pintu keluar lainnya pasti belum dibuka penuh saat itu, jadi bisa dibayangkan mengapa demikian banyak orang terbunuh.”

“Sejak kebakaran terjadi pukul 16.00 siang hingga api terbuka benar-benar padam sekitar pukul 23.00, 36 orang tewas dan 2 orang hilang kontak. Memang tidak gampang mencari nafkah, tapi apa yang bisa kita lakukan jika menghadapi hal semacam ini !”

Media Tiongkok  melaporkan bahwa  penanggung jawab Perusahaan Kaixinda yang bersangkutan telah dikendalikan oleh polisi setempat.

Menurut informasi Baidu Baike, Anyang Kaixinda Trading Co., Ltd. didirikan pada  27 Desember 2007, dan perwakilan hukumnya adalah Kang Jige. Pabrik bergerak  dalam grosir produk perangkat keras; penjualan peralatan mekanik; penjualan rantai logam dan produk logam lainnya; penjualan produk kimia khusus (tidak termasuk bahan kimia berbahaya); penjualan bahan bangunan; penjualan peralatan pemadam kebakaran; penjualan furniture; penjualan pintu dan jendela; grosir pakaian dan aksesoris; grosir sepatu dan topi; penjualan kebutuhan sehari-hari.  (hui)

Pemilih Malaysia Kecewa Karena Tak Ada Partai yang Menang Pemilu Mayoritas

oleh Yan Feng dan Jiang Diya

Malaysia baru saja menggelar pemilihan umum pada Sabtu 19 November. Penghitungan Komisi Pemilihan Malaysia pada  Minggu menunjukkan tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas. Hasilnya “parlemen gantung” adalah keputusan yang sudah pasti. Pemilih menyatakan kekecewaan dalam menghadapi ketidakstabilan politik.

Pemilihan anggota parlemen ke-15 Malaysia telah berakhir pada Sabtu 19 November. Pada Minggu 20 November, dari total 222 kursi, Aliansi Pakatan Harapan yang dipimpin pemimpin oposisi Anwar Ibrahim meraih 82 kursi, diikuti oleh Aliansi Kebangsaan yang dipimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang meraih 73 kursi. Front Nasional tertinggal jauh dengan hanya 30 kursi.

Meskipun Pakatan Harapan saat ini memiliki kursi terbanyak, namun belum melampaui ambang batas 112 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan, masih perlu membentuk aliansi dengan partai politik lain untuk mendapatkan kursi yang dibutuhkan untuk memerintah.

Anwar mengatakan, pihaknya telah mendapatkan persetujuan dari partai politik lain untuk membentuk aliansi dan diharapkan menjadi perdana menteri Malaysia berikutnya.

Anwar berkata : “Ketika kami memiliki mayoritas, kami akan sepenuhnya membentuk pemerintahan. Dan itu pasti akan stabil.”

Sejak pemilihan umum tahun 2018 di Malaysia, tiga perdana menteri telah berganti berturut-turut. Saat ini, tidak ada partai politik yang memenangkan suara mayoritas. “Parlemen Hangout” menjadi tak terelakkan, dan masih sulit untuk menghilangkan ketidakstabilan politik.

Pemilih juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil pemilu.

Seorang pemilih Daniel berkata : “Secara keseluruhan ini mengecewakan karena menurut saya negara ini tidak mengalami kemajuan. Ini adalah ekspresi demokrasi yang tepat di negara ini, tetapi bukan hasil yang saya harapkan.”

Beberapa analis percaya bahwa partai-partai dalam koalisi yang berkuasa berikutnya tidak memiliki mayoritas yang meyakinkan dan dapat jatuh ke dalam pertikaian lebih lanjut, yang mana akan merusak perekonomian. (hui)

[UPDATE]  271 Warga Meninggal Dunia, 2.043 Terluka dan 56.320 Rumah Rusak Akibat Gempa di Cianjur

0

ETIndonesia- Operasi pencarian yang dilakukan oleh tim gabungan terhadap korban gempa Cianjur M5.6 terus dilakukan.  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan adanya penambahan korban jiwa yang telah ditemukan. 

“Per hari ini, 271 jenazah sudah teridentifikasi. Pencarian dan evakuasi gabungan dari tim SAR, BNPB, BPBD, TNI/POLRI dan relawan lebih dari 1.000 personil. Hasilnya menemukan empat orang, tiga meninggal dunia di Cugenang dan satu selamat. Masih ada korban hilang 40 orang,” ujar Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11) dalam keterangannya.

“Data ini dari Puskesmas dan Rumah Sakit di Cianjur, akan ditelusuri apakah termasuk yang sudah dimakamkan oleh keluarganya,” tambahnya. 

Suharyanto menegaskan tim gabungan tanpa kenal lelah terus melakukan pencarian meski terkendala hujan. 

“Pencarian dan evakuasi dilaksanakan secara terus menerus, meski hujan tim tanpa kenal lelah terus melakukan pencarian,” tegas Suharyanto. 

Pendataan sementara, korban luka tercatat 2.043 orang dan mengungsi 61.908 orang, sedangkan kerugian materil sebanyak 56.320 rumah alami kerusakan dengan rincian rusak berat 22.241 unit rumah, rusak sedang 11.641 unit rumah dan rusak ringan 22.090 unit rumah. 

Fasilitas umum lainnya juga turut terdampak, antara lain 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan tiga belas gedung perkantoran. 

“Rumah ini didata mulai RT, RW, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas sampai kepala OPD, kepala OPD telah diperintahkan oleh Bupati untuk ikut melakukan pendataan, di samping itu adanya bantuan dari perguruan tinggi, tim PUPR juga telah turun melakukan pendataan,” tutur Suharyanto. 

Terkait adanya keluhan masyarakat tentang bantuan yang belum diterima, Suharyanto mengungkapkan pendistribusian akan menggandeng perangkat desa setempat untuk memastikan kebutuhan terpenuhi. 

“Pendistribusian logistik, setiap pagi jam 8 para Camat mengajukan kebutuhan dan akan disiapkan armada untuk melakukan pengiriman ke kantor Camat jam 9 setiap pagi, nanti kepala desa, babinsa dan babinkatibmas mendistribusilan ke titik-titik pengungsian,” ujarnya.

Dirinya juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk menyalurkan bantuannya melalui posko di Kantor Bupati Cianjur. 

“Masyarakat dan lembaga lain yang ingin membantu masyarakat terdampak, satu pintu melalui posko, semua bantuan akan didistribusikan ke yang berhak,” kata Suharyanto. 

“Jangan distribusikan sendiri karena cuaca tidak baik, jalanan kecil, menyebabkan jalanan terhambat, ada laporan pasukan evakuasi terhambat karena itu. Kemudian banyak warga luar datang untuk menonton korban bencana, akan ditertibkan oleh TNI/Polri,” lanjutnya. 

Penanganan benca gempa Cianjur, selain mendapat dukungan logistik juga mendapatkan dukungan personil dari berbagai pihak. 

“Relawan sudah masuk, malam ini 193 organisasi relawan siap bantu dengan 2.904 personil yang terdata. Nantinya relawan akan membantu SAR, dsitribusi logistik, pendataan dan pemenuhan kebutuhan lain,” tutup Suharyanto. (BNPB/asr)

Apakah Kunjungan Tingkat Tinggi AS ke Indonesia dan Filipina Berkaitan dengan Persiapan AS Menghadapi Situasi Genting di Selat Taiwan ?

oleh Zhang Ting

Meskipun Presiden Biden menyatakan bahwa dirinya tidak percaya bahwa militer Tiongkok akan menyerang Taiwan dalam waktu dekat, tetapi pemerintahnya tampaknya terus melakukan persiapan menghadapi perang di Selat Taiwan. Hari Senin 21 November, Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin masing-masing mengunjungi Filipina dan Indonesia, kedua negara tersebut yang dinilai memiliki arti strategis bagi  AS untuk menghadapi krisis di Selat Taiwan.

Pada 14 November, Presiden AS Joe Biden dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping bertemu di Bali. Keduanya tidak menyelesaikan perbedaan terhadap isu Taiwan yang terjadi antar kedua negara itu. Setelah pertemuan tersebut, Biden mengatakan bahwa menurut dirinya militer Tiongkok tidak akan menyerang Taiwan dalam waktu dekat, tetapi ini tidak berarti bahwa Amerika Serikat dapat mengendurkan kewaspadaannya terhadap perang di Selat Taiwan.

Mengapa AS tidak dapat menganggap enteng terhadap ancaman serangan itu

Katsuji Nakazawa, mantan kepala biro Nikkei Asia untuk Tiongkok menulis sebuah artikel pada 17 November yang menyebutkan, bahwa hanya satu orang yang tahu apakah militer Tiongkok akan menyerang Taiwan atau tidak, ia adalah Xi Jinping sendiri. Katsuji Nakazawa berpendapat bahwa setidaknya dalam 5 tahun ke depan, masyarakat internasional harus bersiap menghadapi kemungkinan krisis di Selat Taiwan.

Dia menjelaskan bahwa meskipun Xi Jinping telah terpilih kembali untuk ketiga kalinya, ancaman perang masih tetap ada. Ini karena dia gagal mencapai tujuan akhirnya menjadi pemimpin seumur hidup di Kongres ke-20, yang menciptakan ketidakseimbangan dalam politik domestik dan mengubahnya menjadi isu yang mengancam keamanan internasional. Akankah Xi menggunakan militer untuk mewujudkan reunifikasi Taiwan sebagai opsi untuk mencapai tujuan itu ? Ini adalah sesuatu yang harus dikhawatirkan oleh perusahaan asing saat ini.

Katsuji Nakazawa mengatakan bahwa keberhasilan mewujudkan reunifikasi Taiwan, tidak diragukan lagi akan memungkinkan Xi Jinping menyamai prestasi yang dicapai oleh Mao Zedong dan memungkinkannya untuk memenangkan masa jabatan keempat di Kongres Nasional ke-21 yang akan diselenggarakan pada tahun 2027. Komunitas internasional tidak punya pilihan lain kecuali bersiap-siap menghadapi apa yang seolah-olah merupakan krisis berkepanjangan atas Taiwan, paling tidak untuk 5 tahun ke depan.

Nikkei Asia melaporkan bahwa Richard McGregor, seorang peneliti senior untuk Asia Timur dari Lowy Institute mengatakan, bahwa meskipun selama KTT G20 di Bali, Xi Jinping sepertinya mengubah gaya diplomasinya sehingga terlihat lebih moderat daripada para pejabat Tiongkok lainnya yang berdiplomasi ala “serigala”, tetapi tujuan atau ambisi dasar PKT tidak berubah. “Pendapat bahwa kita sedang memasuki era stabilitas baru itu jelas menyesatkan. Sebaliknya, mereka (PKT) sedang mencoba untuk mencapai semacam keseimbangan diplomatik”, kata Richard McGregor.

Selain itu, melalui pidato Pentagon baru-baru ini dapat juga kita ketahui bahwa Amerika Serikat tidak menurunkan kewaspadaannya terhadap situasi di Selat Taiwan. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam pertemuan “Forum Keamanan Internasional Halifax” di Kanada yang diadakan pada 19 November mengatakan, bahwa aktivitas militer PKT di Selat Taiwan menjadi semakin provokatif. Pesawat militer Tiongkok terbang di udara dekat Taiwan dalam jumlah yang besar. Jumlah pasukan militer Tiongkok juga meningkat secara dramatis, untuk menghalang-halangi operasi secara legal dari pasukan AS dan sekutu di perairan dan udara internasional di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur.

Selain secara terbuka menunjukkan ancaman PKT, pemerintah AS juga secara aktif membuat beberapa pengaturan di negara-negara Asia sebagai persiapan untuk menghadapi perang jika terjadi di Selat Taiwan. Filipina dan Indonesia adalah dua negara kunci yang ingin diajak bekerja sama oleh Amerika Serikat dalam upaya ini.

Kamala Harris mengunjungi Filipina yang dianggap penting

Wakil Presiden AS Kamala Harris mengunjungi Filipina pada hari Senin (21 November), ia menjadi pejabat tertinggi dari pemerintahan Biden yang berkunjung ke negara itu. Perjalanannya tak hanya berupaya mempererat hubungan kedua negara, tetapi pada saat yang sama, pihak AS juga berupaya memperkuat kehadiran militernya di Filipina.

Pada 21 November 2022, Wakil Presiden AS Kumala Harris bertemu dengan Presiden Filipina Bongbong Marcos. (Haiyun Jiang/POOL/AFP)

Lokasi geografis Filipina menjadikan negara itu dimasukkan ke dalam rencana AS untuk mencegah dan menanggapi serangan militer Tiongkok ke Taiwan. Duta Besar Filipina untuk Amerika Serikat Jose Manuel Romualdez mengatakan bahwa ketegangan di Selat Taiwan akan menjadi fokus pembicaraan antara Kumala Harris dengan Presiden Filipina Marcos.

Filipina sangat penting karena dari kelima sekutu perjanjian AS di kawasan Indo-Pasifik, yakni Australia, Korea Selatan, Jepang, Filipina, dan Thailand, Filipina adalah negara yang paling dekat dengan Taiwan, dan pulau Luzon yang berada di paling utara Filipina berjarak hanya 200 kilometer dari Taiwan.

Analis militer mengatakan bahwa jika pasukan AS diizinkan masuk ke Filipina, itu akan mempersulit upaya Tiongkok untuk mengambil alih Taiwan secara paksa.

Reuters yang mengutip ungkapan dari para ahli seperti Randall Schriver, seorang pejabat tinggi urusan Asia Timur di Pentagon dalam pemerintahan Trump mengatakan bahwa Pulau Luzon sangat penting bagi Angkatan Darat AS, terutama sebagai situs untuk peluncuran roket, rudal dan sistem artileri yang dapat digunakan untuk melumpuhkan serangan amfibi dari militer Tiongkok ke Taiwan.

Sikap bermusuh dengan AS dan pro-Tiongkok dari mantan Presiden Filipina Duterte pernah membuat hubungan Filipina – AS menjadi tegang. Di bawah pimpinan Presiden Bongbong Marcos, lingkungan politik untuk memperluas akses militer AS tampaknya membaik, kata Randall Schriver.

Sejak Bongbong Marcos menjabat sebagai presiden Filipina, Amerika Serikat secara aktif mempromosikan hubungan diplomatik kedua negara. Biden telah 2 kali bertemu muka dengan Marcos, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga telah mengunjungi Filipina pada Agustus tahun ini.

Belum jelas sejauh mana Filipina akan mengizinkan wilayahnya dipakai untuk keperluan mempertahankan Taiwan. Namun, Presiden Marcos mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada bulan September tahun ini bahwa karena Filipina secara geografis dekat dengan Tiongkok dan Taiwan, Filipina tidak akan “terhindar dari bencana” jika terjadi perang di Selat Taiwan. Selain itu, Filipina secara militer tidak mampu berperang sendiri dan harus bergantung pada bantuan dari para sekutu.

Kepada Kamala Harris, Marcos mengatakan pada hari Senin bahwa hubungan yang kuat antara kedua negara menjadi semakin penting mengingat situasi yang “tidak stabil” di kawasan Indo-Pasifik. “Saya tidak melihat masa depan Filipina tanpa Amerika Serikat”, katanya.

Washington dan Manila sedang meningkatkan aliansi kerja sama militer melalui Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA). Perjanjian tersebut mengizinkan akses militer AS ke pangkalan militer Filipina untuk melakukan pelatihan bersama. Untuk itu perlu terlebih dahulu mengadakan persiapan seperti penempatan peralatan, membangunan fasilitas landasan pacu, depot bahan bakar, perumahan buat militer dan lainnya. Tetapi EDCA tidak mengizinkan kehadiran militer AS secara jangka panjang.

Untuk memperdalam kerja sama antara militer kedua negara, Amerika Serikat telah mengusulkan penambahan lebih banyak dari 5 lokasi EDCA yang telah disetujui saat ini.

Pekan lalu, panglima militer Filipina Bartolome Bacarro mengatakan bahwa Amerika Serikat mengusulkan untuk menggandakan 5 lagi lokasi untuk EDCA, dan salah satunya dibangun di Pulau Palawan yang menghadap ke Laut Tiongkok Selatan.

Letjen. Bartolome Bacarro mengatakan, 2 wilayah baru yang diusulkan oleh AS terletak sebelah utara Provinsi Cagayan yang berhadapan dengan Taiwan di seberang lautan. Lokasi tersebut dapat berfungsi sebagai pos penting jika ketegangan antara komunis Tiongkok dengan Taiwan memburuk.

Lokasi lain yang diusulkan termasuk Provinsi Palawan dan Zambales, katanya. Kebetulan kedua provinsi tersebut menghadap ke Laut Tiongkok Selatan. Pemberian izin kepada militer AS untuk menempatkan pasukannya di dekat perairan yang disengketakan antara Filipina dengan Tiongkok akan dapat dijadikan kekuatan pendukung bagi pasukan maritim Filipina.

Reuters yang mengutip penjelasan dari Gregory Poling, pakar urusan Asia Tenggara dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional di Washington, melaporkan bahwa akan sangat sulit bagi Filipina untuk tetap netral dalam menghadapi konflik di Selat Taiwan, mengingat jaraknya yang dekat dan kewajiban perjanjiannya terhadap Amerika Serikat. Filipina selain bisa menjadi tujuan yang paling mungkin bagi para pengungsi Taiwan bila perang meletus, tetapi sekitar 150.000 orang warga negara Filipina yang tinggal di Taiwan juga akan menghadapi risiko dari perang.

“Dalam perjanjian, Filipina memiliki komitmen kepada Amerika Serikat” kata Gregory Poling. “Jadi jika mereka (Filipina) menginginkan dukungan AS di Laut Tiongkok Selatan, AS tentu juga mengharapkan Filipina dapat mendukungnya dalam hal isu Taiwan”.

Pemerintah Tiongkok telah mengklaim memiliki kedaulatan atas perairan di lepas pantai Pulau Palawan. Filipina bahkan terhadap sebagian besar perairan Laut Tiongkok Selatan. Hal yang tentu memicu protes Filipina.

AS membidik negara kunci lainnya — Indonesia

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto bertemu pada hari Senin (21 November) di Jakarta dalam upaya untuk memperkuat hubungan pertahanan di tengah meningkatnya aktivitas angkatan laut Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

Kedua belah pihak telah membahas cara untuk memperdalam kemitraan antara kedua negara, termasuk dengan memperluas interoperabilitas dan meningkatkan investasi dalam pendidikan pertahanan, kata Austin dalam konferensi pers bersama usai pertemuan tersebut.

Pada 21 November 2022, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Pertahanan Indonesia Probowo Subianto sedang berjalan keluar usai konferensi pers. (Willy Kurniawan/POOL/AFP)

Austin juga mengatakan bahwa Amerika Serikat bangga bekerja sama dengan Indonesia untuk memajukan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Prabowo memberi tahu Austin bahwa dirinya senang dapat bekerja sama dengan militer AS. Selama beberapa dekade, personel militer Indonesia dan AS telah bekerja sama di berbagai bidang termasuk operasi maritim, pelatihan dan pendidikan, senjata militer, latihan bersama, pertukaran ahli yang intensif dan ekstensif, serta pertemuan tingkat tinggi di antara para pejabat pertahanan Indonesia.

Namun Prabowo juga menyatakan sikap netral Indonesia dengan mengatakan bahwa negara selalu mengambil sikap berusaha untuk menjaga hubungan terbaik dengan semua negara, terutama terhadap semua kekuatan besar.

Sementara Indonesia dan Tiongkok secara umum mempertahankan hubungan yang positif, tetapi Jakarta telah menyatakan keprihatinannya atas perambahan Tiongkok di zona ekonomi eksklusifnya di Laut Tiongkok Selatan, yang hampir semuanya diklaim dimiliki oleh Tiongkok.

Meskipun masalah ini dapat diselesaikan melalui dialog dengan pihak Tiongkok, “Tetapi kami juga menekankan bahwa Indonesia akan mempertahankan kedaulatannya, dan kami juga akan mempertahankan kemerdekaan”, kata Prabowo.

Tiongkok dan empat anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara memiliki klaim yang tumpang tindih atas wilayah di Laut Tiongkok Selatan.

Prabowo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia hampir membuat keputusan untuk membeli jet F-15 dari perusahaan Boeing. Austin mengatakan, pembelian itu akan meningkatkan interoperabilitas kedua negara.

Prabowo juga mengatakan bahwa Indonesia mendukung kelanjutan dari kehadiran AS di kawasan Indo-Pasifik. “Saat kami membutuhkan, Amerika Serikat selalu menjadi teman baik kami”. Austin mengatakan bahwa kedua negara dapat melanjutkan lebih banyak latihan militer.

Ketika krisis Selat Taiwan pecah, peran Indonesia tidak bisa diabaikan oleh Amerika Serikat. Inilah salah satu alasan mengapa Amerika Serikat berusaha untuk memperkuat hubungannya dengan Indonesia.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Joko Widodo bertemu pada 14 November. Gedung Putih kemudian merilis ikhtisar berjudul “Memperkuat Kemitraan Strategis AS-Indonesia” yang isinya menyebutkan bahwa, AS akan membantu Badan Keamanan Maritim Indonesia selain untuk memperoleh drone, juga melatih pilot, meningkatkan keterampilan pemeliharaan yang semua itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kesadaran domain maritim badan tersebut.

Masafumi Ishii, mantan duta besar Jepang untuk Indonesia, mengatakan ada ini adalah faktor penghambat bagi Tiongkok.  Ia menilai, Jika Selat Malaka diblokir dalam keadaan darurat Selat Taiwan, Maka Indonesia memegang kendali atas choke point alternatif. Dalam hal ini, choke point ini akan menjadi sangat penting.

Masafumi Ishii menegaskan, Meskipun melalui upaya untuk mengelola persaingan antara AS dengan Tiongkok melalui dialog merupakan perkembangan yang disambut baik, tetapi tidak kalah penting juga untuk membuat Tiongkok merasakan risiko kegagalan dengan memperkuat pencegahan. (sin)

Beijing Jarang Melaporkan Kasus Kematian, Kepala Eksekutif Hong Kong Positif Covid-19 Sempat Bertemu Xi Jinping

0

Beberapa hari  lalu, Xi Jinping mengunjungi Thailand untuk berpartisipasi dalam KTT APEC.  Pada saat itu ia tak memakai masker. Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee  setelah kembali ke Hong Kong dinyatakan terinfeksi COVID-19. Ia memiliki kontak dekat dengan Xi Jinping selama pertemuan tersebut. Selain itu, sempat bertemu dengan Presiden Jokowi.  Kini di daratan Tiongkok, berbagai tempat terus meningkatkan pencegahan dan pengendalian. Publik mengkritik langkah-langkah otoritas

Han Fei

Komentator  Chen Pokong berkata : “Mengerikan, Xi Jinping dan Peng Liyuan berhubungan dekat.”

Xi Jinping mengunjungi Bangkok, Thailand dalam rangka menghadiri KTT APEC beberapa hari lalu. Berbeda dengan penerapan  pencegahan epidemi keras yang berlaku di Tiongkok, Xi Jinping tidak mengenakan masker selama pertemuan berlangsung dan melakukan kontak dekat dengan para peserta.

Kepala Eksekutif Hong Kong Jhon Lee yang menghadiri pertemuan, dinyatakan positif COVID-19 setelah kembali ke Hong Kong. Dalam pertemuan tersebut, dia tidak hanya berbicara langsung dengan Xi Jinping, tetapi juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi dan Duta Besar Tiongkok untuk Thailand Han Zhiqiang, tanpa mengenakan masker.

Selama pertemuan APEC, Jhon Lee duduk di sebelah Xi Jinping. Menurut laporan Jurnal Ekonomi Hong Kong, ketika Xi Jinping meninggalkan pertemuan, dia mengambil inisiatif untuk memegang tangan Jhon Lee dan berbicara dengannya.

Saat ini, apakah Xi Jinping akan mengikuti kebijakan pencegahan epidemi yang dia rumuskan di Tiongkok dan melakukan isolasi diri telah menjadi fokus perhatian dunia luar.

Chen Pokong berkata : “Setelah kembali ke Beijing, Xi Jinping, Peng Liyuan, Wang Yi, dan Wang Wentao, apakah orang-orang ini positif atau negatif? Saya khawatir ini adalah rahasia partai- negara lain yang akan terungkap di masa depan.”

Jumlah kasus baru COVID-19 telah melampaui 20.000 kasus dalam beberapa hari terakhir. Pada  20 November, Beijing jarang melaporkan kasus kematian pertama sejak Mei. Pada 21 November, diberitahukan lagi bahwa dalam sehari pada 20 Desember, ada 962 kasus baru infeksi lokal di Beijing dan dua kasus kematian.

Di sisi lain, Distrik Baiyun Kota Guangzhou memasuki pelonggaran Lockdown mulai 21 November, menangguhkan layanan kereta bawah tanah dan bus.  Pejabat setempat mengeluarkan pemberitahuan secara mendadak di pagi hari yang mendatangkan ketidakpuasan publik.

Seorang netizen lokal meninggalkan pesan di Weibo, “Ketika saya bangun, Baiyun diblokir. Bisakah jangan tiba-tiba dilakukan setiap saat!”

Di Distrik Haizhu, Guangzhou, di mana penguncian berlanjut pada pukul 00:00 5 November, orang-orang dengan cemas menunggu pembukaan blokir pada pagi 20 November, tetapi diberitahukan  bahwa penguncian kembali diperpanjang.

Sebuah video dengan suara berbunyi : “Pada hari ke 27 tidak masuk kerja, saya benar-benar putus asa. Saya masih menunggu kabar baik tadi malam.”

Distrik Haizhu mengumumkan bahwa penguncian akan diperpanjang hingga tengah malam pada 22 November. 

Suara video berbunyi : “Bagaimana situasi pada  22 November? Saat menunggu masih ada harapan, dan sekarang tidak ada harapan sama sekali.”

Sebuah video juga menyampaikan pesan : “Saudara-saudara, lihatlah. Mereka semua terbuat dari lembaran besi semacam ini. Apakah Anda pikir itu akan dibuka pada  22 November?” “Sekarang terasa seperti perbatasan antara kedua negara. Ya, sebelah sini Vietnam dan sebelah sana kita.”

Selain itu, kasus COVID-19 terus bermunculan di Kota Zhongshan, Guangzhou, dan Distrik Liwan juga mengumumkan akan terus memperkuat manajemen penguncian mulai tengah malam pada 17 November. (hui)