Maria Van Kerkhove, kepala tim WHO yang bertanggung jawab atas wabah virus Komunis Tiongkok atau COVID-19, pada (10/5/2021) mengatakan kepada wartawan, “Ada informasi bahwa B.1.617 lebih menular. Oleh karena itu, kami mengklasifikasikannya sebagai Masalah yang menjadi perhatian global.”
Van Kerkhove juga mengatakan, studi pendahuluan menunjukkan bahwa respon netralisasi sistem imun terhadap virus B.1.617 dapat berkurang, yaitu efek antibodi terhadap virus B.1.617 relatif kecil. Namun demikian, studi ini masih membutuhkan ilmuwan lain untuk dievaluasi. Detail selengkapnya akan diumumkan di masa mendatang.
WHO mengatakan, masih terlalu dini untuk menentukan varian virus India dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin.
Van Kerkhove juga menekankan, saat ini “tidak ada bukti tes virus, obat atau vaksin yang ada kurang efektif pada jenis virus varian India.”
Dia juga mengatakan, pembaruan epidemiologi mingguan yang dirilis oleh WHO akan memberikan lebih banyak detail tentang varian virus di India.
Baru-baru ini, jumlah orang yang terinfeksi virus Komunis Tiongkok di India melonjak tajam. Pada 10 Mei, India melaporkan hampir 370.000 kasus baru didiagnosis dan lebih dari 3.700 kasus kematian. Sistem medis India kewalahan menghadapinya.
Pada 11 Mei, jumlah infeksi di India adalah 22.992.517 kasus dan jumlah kematian 249.992 kasus.
Saat ini, virus varian India sudah menyebar ke puluhan negara. Sedangkan pasien yang terinfeksi virus varian India ditemukan di daratan Tiongkok dan Hong Kong. Mereka sangat mewaspadai kondisi ini.
Pada awal tahun 2020, setelah wabah virus Komunis Tiongkok meledak di Wuhan, Tiongkok. Otoritas Komunis Tiongkok menyembunyikan epidemi tersebut, yang menyebabkan epidemi menyebar ke dunia dan menyebabkan bencana global. Pada 10 Mei, lebih dari 158 juta orang terinfeksi secara global dan lebih 3,31 juta orang meninggal dunia. (hui)
Seorang wanita yang pernah percaya aborsi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi kehamilannya yang tak direncanakan, kini berubah pikiran setelah menerima tanda dari Tuhan.
Ketika putrinya berusia 10 tahun, ibu yang membanggakan, Desiree Burgess Alford, dari Black Diamond, Washington, Amerika Serikat mengatakan bayinya “menghancurkan” hidupnya tanpa keraguan, nyatanya menghancurkannya menjadi lebih baik.
Baru-baru ini, Desiree mengambil jeda membagikan cerita kilas balik yang sangat emosional di media sosial.
(Courtesy of Desiree Alford)
“Terkadang rasa sakit menghancurkan kita untuk selamanya, siapa yang mengetahui malaikat manis ini menjadi apa yang saya butuhkan. Dia menjadi inspirasi di balik bisnis saya dan Tuhan akan menggunakan hidupnya untuk mengubah hidup saya,” tulis Desiree.
Hari Valentine 2011, hampir menjadi hari di mana jantung bayinya yang belum lahir akan berhenti berdetak, karena itu adalah hari di mana Desiree dijadwalkan untuk melakukan aborsi.
“Saya adalah seorang wanita lajang yang berjuang, saya takut dan memutuskan untuk mengakhiri kehamilan saya,” ujarnya.
(Courtesy of Desiree Alford)
“Pada malam sebelum janji temu. Tuhan membuat keajaiban dalam kehidupannya. Tidak satu hari pun berlalu tanpa ia memikirkan semua hal yang hampir dirinya lewatkan,” ujarnya.
Desiree hamil pada usia 28 tahun— sembilan bulan sembuh setelah mengalahkan kecanduan alkohol, namun tanpa pekerjaan. Merasa hancur, dia merasa kehamilan itu merupakan kemunduran baginya.
Dibesarkan dalam keluarga konservatif yang pergi ke gereja, Desiree memiliki “pendapat yang kuat” tentang aborsi. Konflik menyakitkan pada kehamilan enam minggu, dia menjadwalkan aborsi selama satu setengah minggu kemudian, ia ingin menyelesaikannya, seperti dikutip dari laporan Live Action News.
“Secara finansial saya berada di tempat yang mengerikan, Saya tahu akan [menjadi orangtua] sendirian, dan itu memberi banyak tekanan pada saya,” katanya kepada organisasi pro-kehidupan.
(Courtesy of Desiree Alford)
Namun demikian, orangtuanya menjanjikan dukungan untuk apa pun yang dipilih putri mereka, mereka merasa Desiree membutuhkan lebih banyak bimbingan.
“Mereka bekerja di belakang layar, membuat orang berdoa untuk saya dan mengatur segalanya untuk membantu saya,” kenang Desiree.
Ketika sponsor Alcoholics Anonymous-nya menyarankan agar dia beristirahat sejenak untuk merenung sebelum mengambil keputusan, Desiree pergi ke rumah danau orangtuanya. Itu sehari sebelum aborsi yang dijadwalkan, dikutip dari Live Action News.
Mengemudi di bawah langit biru cerah, Desiree memandang ke surga. “Saya mengatakan kepada Tuhan, jika saya harus menjaga bayi ini, Dia perlu mengirimi saya tanda sejelas langit itu,” kenangnya.
Sedikit yang dia tahu, dua orang sudah berada di rumah danau menunggu untuk bertemu dengannya. Orangtua Desiree telah mengundang pasangan paruh baya untuk berbicara dengan Desiree tentang pengalaman aborsi menyakitkan mereka sendiri tak lama setelah menikah. Desiree mendengarkan dengan seksama.
“Mereka memberi saya model janin 8 minggu dan mereka menyebut saya ibu untuk pertama kalinya,” katanya.
Pasangan itu bahkan menawarkan diri untuk mengadopsi bayi Desiree.
Menghadiri kegiatan gereja pada malam yang sama, tanda-tanda dipasang: topik khotbah adalah “keajaiban hidup.” Namun tanda terbesar dari semuanya, bagi Desiree, adalah pesan suara dari Planned Parenthood, sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan layanan kesehatan reproduksi . Pengangkatannya telah ditunda selama dua hari.
Mendengar itu, Desiree berubah pikiran. “Kehamilan dengan putri saya Hartley adalah salah satu saat paling damai dalam kehidupan saya,” katanya.
Menemukan kedamaian dalam kehamilan, Desiree bahkan memutuskan untuk mengatasi masalah pengasuhan dan keuangannya sendiri.
Ketika putrinya, Hartley lahir, dia hampir tak bisa membayangkan hidup dengan cara lain.
(Courtesy of Desiree Alford)
“Saya pikir itu akan menghancurkan hidup saya, justru sebaliknya,” katanya.
Hartley bahkan membawa serta usaha bisnis baru. Setelah membuat ikat kepala untuk bayinya, bakatnya muncul dan Desiree memulai bisnis UKM : Harts and Pearls. Melalui pekerjaan ini, dia bertemu dengan suaminya yang sekarang bernama, Ron.
Usaha itu akhirnya cukup menguntungkan bagi Desiree untuk mengamankan rumah pertamanya.
“Rasanya seperti jawaban Tuhan atas impian saya untuk tinggal di rumah bersama anak-anak saya, seperti yang Dia katakan, ‘Saya menjagamu,” katanya kepada Live Action News.
Sepuluh tahun kemudian, Desiree menjadi seorang ibu pekerja yang berkembang pesat. Selama lockdown tahun 2020, dia memulai bisnis Dog Walking bernama Harts and Tails. Bisnis Dog Walking adalah usaha yang memberikan layanan jalan-jalan bagi anjing peliharaan.
Dia bahkan membuat personalized anjing dan kucing.
Sejak membangun satu dekade kenangan berharga bersama putrinya, Desiree berharap kisah mereka akan menginspirasi orang lain untuk meminta nasihat, dan mendengarkan jawabannya.
“Malaikat manis ini akan menjadi satu-satunya anak saya yang saya lahirkan, di tengah rasa sakit saya, saya pikir diriku memiliki seluruh kehidupaku dan saya akan memiliki banyak kesempatan untuk memiliki anak, pada waktu yang lebih baik,” ujarnya.
“Saya benar-benar percaya hidup saya diberkati bukan untuk saya tetapi untuk sekarang membantu orang lain yang sangat membutuhkannya seperti yang pernah saya lakukan,” imbuhnya.
“Tidak peduli situasi Anda, Tuhan dapat, dan akan, menggunakannya untuk kebaikan,” imbuhnya. (asr)
Pada 14 Mei, majalah India berbahasa Inggris ‘India Today’ menerbitkan sebuah artikel berjudul Exclusive : After hiking prices, China now sending sub-standard oxygen concentrators to India atau “Eksklusif : Setelah mendongkrak harga, Tiongkok sekarang mengirim oksigen konsentrator tidak memenuhi syarat ke India”.
Artikel menyebutkan bahwa dalam menghadapi peningkatan permintaan tentang oksigen konsentrator akibat masih berkecamuknya virus komunis Tiongkok (COVID-19) di India, perusahaan Tiongkok justru menggunakan kesempatan untuk menaikkan harga. Tiongkok mengirimkan peralatan yang mutunya di bawah standar kepada India.
Menurut laporan tersebut, dengan memantau isi dokumen dan foto yang dilampirkan dalam kontrak, ditemukan bahwa perusahaan komunis Tiongkok selain menaikkan harga pembelian unit oksigen konsentrator, tetapi juga memodifikasi instruksi dan komponen oksigen konsentrator. Hal itu menurunkan kualitas dan siklus pemakaian konsentrator yang dijual ke India, juga mencelakakan penggunanya di India.
Misalnya saja, harga sebagian besar produk telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Ambil contoh oksigen konsentrator buatan Jiangsu Yuyue Medical Equipment Co., Ltd. (disebut sebagai Yuyue Medical) harganya pada 30 April adalah USD. 340 per unit, tetapi pada 12 Mei, harganya naik menjadi USD. 460.
Selain itu, oksigen konsentrator buatan komunis Tiongkok juga memiliki masalah besar dengan mutunya.
“India Today’ dengan mengutip ucapan para pembeli India yang berada di daratan Tiongkok melaporkan bahwa setelah mereka menemukan bahwa perusahaan Tiongkok pembuat oksigen konsentrator itu menggunakan suku cadang yang murah sebagai pengganti, maka banyak dari produk itu ditolak karena pertimbangan membahayakan pasien yang sudah dalam kondisi bahaya.
Menurut pembeli yang dikutip “India Today’, menyebutkan bahwa harga produk yang mereka beli sekarang jauh lebih mahal, tapi kualitasnya hanya setengah dari yang dijanjikan pada awalnya. Masa penggunaannya juga menurun menjadi beberapa ratus jam, bukan sebagaimana awalnya yang disebutkan bisa sampai ribuan jam.
Mukesh Aghi, ketua Forum Kemitraan Strategis Amerika Serikat – India (USISPF) mengatakan bahwa krisis kesehatan saat ini secara tidak langsung telah mengungkap tentang kerentanan rantai pasokan global, dan juga menjelaskan mengapa negara tidak dapat cuma mengandalkan satu negara untuk memproduksi peralatan medis yang dapat menyelamatkan nyawa.
Menurut Mukesh Aghi, akibat intensifikasi epidemi, permintaan oksigen konsentrator di India mendadak melonjak tinggi, jadi mendorong kenaikan harganya, ditambah lagi dengan kekurangan komponen utama, sehingga kualitas dari produk yang diperoleh konsumen akhir menjadi rendah.
Menurut angka yang dirilis Kementerian Kesehatan India, pada Jumat (14 Mei), terdapat penambahan kasus infeksi virus komunis Tiongkok sebanyak 343.144 dengan 4.000 kematian di India. Sejak 28 April, jumlah kematian harian di India telah melebihi 3.000 orang. (sin)
Beberapa waktu lalu, sebuah agen konsultan tentang pendidikan di luar negeri menginformasikan di akun ‘WeChat’ tentang penolakan pemberian visa pelajar oleh Kedutaan Amerika Serikat untuk Tiongkok, kepada seorang anak dari petugas keamanan publik tingkat rendah.
Petugas visa AS dalam catatan penolakannya menyebutkan bahwa visa pelajar yang bersangkutan tidak diberikan sesuai dengan Pasal 243 (d) Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, memerintahkan penangguhan pemberian visa kepada warga Tiongkok yang masuk 4 kategori tersebut : Pejabat tingkat wakil direktur Administrasi Imigrasi Nasional ke atas, termasuk pasangan mereka, dan anak-anak mereka yang berusia di bawah 21 tahun. Pejabat Komisi Pengawas Nasional, Kementerian Keamanan Nasional, Kementerian Keamanan Umum, termasuk pasangan mereka, dan anak-anak mereka yang berusia di bawah 30 tahun.
Baru-baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying membenarkan adanya kejadian ini, ia mengatakan bahwa penolakan Amerika Serikat itu karena “alasan politik”. Sejumlah media daratan Tiongkok juga mengunggah ulang berita tersebut. Menariknya, sebagian besar komentar dibawah laporan tersebut mendukung keputusan pemerintah AS.
Komentar netizen : “Solusi yang saling menguntungkan, dapat sekaligus memberi pelajaran para pejabat sebatang kara (catatan : pejabat aktif komunis Tiongkok yang anggota keluarganya sudah diungsikan ke luar negeri)”. “Keputusan ini pasti mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Tiongkok”. Ada juga yang mengomentari dengan tulisan : “Mengapa putra putri dari personel keamanan publik tidak bisa belajar di luar negeri ? Bukankah universitas kami di sini semuanya sudah ngetop ?”
Mantan Petugas Keamanan Umum di Kota Dalian, Liu Xiaobin mengatakan : “Saya pikir peraturan ini memberikan dampak psikologi besar bagi para pejabat komunis Tiongkok di semua tingkatan. Mengapa ? Karena para pejabat ini bekerja untuk kepentingan Partai Komunis Tiongkok. Apa yang mereka perjuangkan ? Bukankah untuk menuai keuntungan pribadi ? Cita-cita komunis itu hanyalah tipu muslihat yang menipu diri sendiri dan orang lain, dan sudah hancur sejak lama”.
Liu Xiaobin percaya, bahwa setelah sebagian besar pejabat menuai keuntungan dan berhasil memperkaya diri, mereka akan memindahkan anggota keluarganya dan aset mereka ke luar negeri, rela untuk hidup sebatang kara di daratan Tiongkok namun sudah menyiapkan jalan untuk menyelamatkan diri.
Peraturan pemerintah AS tersebut secara langsung “menusuk bagian yang sakit” dari para pejabat komunis Tiongkok, membuat mereka lebih sadar bahwa mereka tidak akan bernasib lebih baik daripada PKT. Dikarenakan, merekalah kaki tangan yang melakukan kejahatan. Liu Xiaobin percaya, peraturan ini juga akan memperbesar keretakan yang sudah terjadi dalam internal partai. Bahkan, mempercepat kehancuran Partai Komunis Tiongkok”.
Ada juga netizen yang menyebutkan bahwa, langkah ini bagus dan perlu diperluas. “Tangguhkan pemberian visa bagi seluruh putra putri pejabat Partai komunis Tiongkok”. (sin)
Seorang ibu tiga anak dari Indiana membagikan “tips camilan” yang cerdik untuk “mendidik” anak-anaknya yang terkurung di rumah — tanpa mengomel — dengan memberikan – namun membatasi – camilan, baik selama sekolah daring maupun saat pelajaran tatap muka. Tip ini telah menyebar secara viral di media sosial.
“Sungguh membuat frustrasi ketika Anda tahu mereka tidak lapar namun ingin mencamil sesuatu karena bosan,” kata Jen Hallstrom, 31 tahun, kepada TodAy PArents. Untuk membatasi keinginan mencamil yang terus-menerus menyerang, Hallstrom menemukan cara untuk membuat anak-anaknya — Karley, 11, Wyatt, 7, dan Millie, 2 — bertanggung jawab atas keinginan mereka sendiri.
Setiap anak diberikan keranjang berwarna pilihan mereka, dan ibu yang cerdas ini meletakkan “jatah” camilan untuk hari itu setiap pagi. Setiap anak kemudian diminta untuk memberi selingan pada makanan ringan mereka — dengan buah-buahan sebagai makanan favorit mereka — sesuai keinginan mereka sendiri.
(Courtesy of Jen Hallstrom)
Kali pertama Hallstrom membagikan tipnya di Facebook pada musim semi 2020, selama masa lockdown.
“Ketika jatah camilan habis, mereka tidak akan mendapatkannya lagi,” jelasnya di unggahan yang sedang viral tersebut. “Itu membuat mereka berhenti sejenak dan berpikir, ‘Apakah saya memang sedang ingin camilan?’”
Untuk menghemat cucian, Hallstrom juga memberi satu cangkir minum untuk masing- masing anak di pagi hari. Cangkir itu diletakkan di keranjang, di samping camilan. Anak-anak yang lebih tua, menurutnya, telah merespon sistemnya dengan “sangat baik”. Sedangkan si balita, terkadang masih ditemukan sedang menjelajah lemari makanan untuk mencari camilan tambahan.
Tip dari Hallstrom, meskipun diterima dengan sangat baik, namun juga tidak luput dari kritikan. Menanggapi kekhawatiran tentang pola makan anak-anaknya secara keseluruhan, sang ibu menambahkan ke unggahannya.
(Courtesy of Jen Hallstrom)
“Saya tidak berpikir saya harus mengatakan ini, tetapi anak-anak juga mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan malam, mereka sudah mendapatkan cukup makanan dan saya tidak membuat mereka kelaparan,” jelasnya.
“Juga tidak ada sama sekali dalam pikiran saya mempermalukan anak-anak dengan melakukan Fat shaming,” tambahnya. “Saya hanya tidak dapat bermewah-mewah dengan menghabiskan lima juta rupiah hanya untuk makanan ringan selama seminggu.”
(Courtesy of Jen Hallstrom)
Karena pandemi tersebut mendorong banyak orang untuk bekerja dari rumah, tip Hallstrom membuat pembaca dewasa yang ingin mengendalikan kebiasaan makannya karena bosan, memiliki alternatif. Erin Merryn yang berusia tiga puluh lima tahun, ibu tiga anak, dari Illinois, memuji tip tersebut karena telah mengubah hidup.
“Tip itu memecahkan salah satu frustrasi terbesar saya,” katanya, pada Today Parents.
Hallstrom, juga mengelola blog The Jen Life, di mana dia berbagi lebih banyak tip dan trik untuk mengasuh anak yang bahagia dan sehat. (Feb)
Beberapa lukisan yang hampir semua orang di dunia Barat tahu: “Monalisa” karya Leonardo da Vinci, “The Baptism of Christ” karya Piero della Francesca, dan “The Night Watch” karya Rembrandt van Rijn. Mereka adalah bagian dari bahasa visual Barat. Ini adalah gambar yang bisa kita temui di handuk, kaos oblong, penutup ponsel, dan magnet lemari es.
Nama Rembrandt telah menjadi sinonim untuk kemegahan. Ada restoran Rembrandt, hotel Rembrandt, bahkan pasta gigi Rembrandt.
Sejarawan seni Stephanie Dickey mencatat dalam “Rembrandt and His Circle” bahwa “ia membimbing generasi pelukis lain dan menghasilkan karya yang tidak pernah berhenti menarik kekaguman, kritik, dan interpretasi. Kritikus sastra telah merenungkan ‘Rembrandt’ sebagai ‘teks budaya’; novelis, penulis drama, dan pembuat film telah romantisme hidupnya.”
Rijksmuseum, bisa dibilang museum seni paling bergengsi di Belanda, telah ditutup untuk direnovasi, mulai dari Desember 2003 hingga 2013. Untuk mengiklankan pembukaan kembali, museum tersebut membuat pertunjukan drama flash mob unik yang diambil dari lukisan “The Night Watch” Rembrandt van Rijn di YouTube (https://www. youtube.com/watch?v=a6W2ZMpsxhg). Judul videonya adalah “Onze helden zijn terug!” (“Pahlawan kita kembali!”).
‘The Night Watch’
Mengapa lukisan “The Night Watch” (Penjaga Malam) karya Rembrandt, khususnya, sangat ikonik? Mengapa menjadi terkenal segera setelah lukisan selesai dibuat pada tahun 1642?
Lukisan itu, yang membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya, adalah puncak dari Zaman Keemasan Belanda abad ke-17 dan sangat menawan. Ukuran lukisan sebesar 3,8 meter kali 4,5 meter.
Lukisan itu dibuat sekitar tahun 1639 untuk Kapten Banninck Cocq dan 17 penjaga milisi sipilnya, atau kloveniers.
Hingga pertengahan 1940-an, karya itu dilapisi dengan pernis gelap yang memberi kesan menggambarkan pemandangan malam. Setelah dibersihkan, malam berubah menjadi
sinar keemasan yang menyinari sang kapten dan letnannya, seolah-olah menjadi sorotan utama.
Judulnya “The Night Watch” tetap dipertahankan, karena jenis penggambaran lukisan semacam ini adalah hal yang umum, sedangkan untuk judul “Kompi Milisi Distrik II di bawah Komando Kapten Frans Banninck Cocq”, dirasa kurang begitu berkesan.
Anggota milisi tersebut adalah para relawan. Mereka terdiri dari bankir, pengacara, pengusaha, dan pedagang, yang menginginkan foto kelompoknya digantung di ruang perjamuan mereka di Amsterdam.
Tapi Rembrandt melakukan sesuatu yang revolusioner. Alih-alih potret kelompok tersebut, dia malah membuatnya menjadi kontes. Artinya, alih-alih memberikan keunggulan yang sama kepada setiap milisi, ia seolah-olah menciptakan sebuah Polaroid raksasa. Polaroid itu dijepret tepat saat kompi itu sedang bergerak. Pada saat ini, tidak semua orang mendapat kepentingan yang sama.
Rembrandt telah melukis sebuah karnaval dengan semua kebisingan dan drama dari orang-orang yang ambil bagian. Seseorang sedang menembakkan senapan, anak- anak berlarian, ada seseorang yang memainkan drum, dan seekor anjing sedang menggonggong. Adegan itu adalah sebuah tableux vivant (dari bahasa Prancis, bermakna gambar hidup), penuh gerak dan aksi.
Bisa dibayangkan apabila lukisan ini memiliki soundtrack.
Teknik Seorang Jenius
Kejeniusan Rembrandt adalah cara dia menggabungkan beberapa genre. Terkenal karena kepiawaiannya sebagai juru potret (ada potret dirinya yang sedang mengintip dari balik bahu seorang milisi), Rembrandt juga memasukkan unsur alegori, lukisan sejarah, kehidupan sehari-hari, dan simbolisme.
Adapun simbolisme, Kapten kompi klovenier, Banninck Cocq, harus mengenakan selempang biru, seperti yang dikenakan oleh para milisi sipil lainnya. Namun, selempang Kapten itu justru berwarna merah; dikombinasikan dengan pakaian hitam, manset putih, dan kerah kerut dileher, kostumnya melambangkan warna Kota Amsterdam. Sedangkan si Letnan mengenakan seragam flamboyan berwarna emas dengan aksen biru — warna milisi sipil. Pesannya jelas: Fungsi milisi sipil adalah melindungi Kota Amsterdam.
Rembrandt menggunakan Chiaroscuro (teknik pencahayaan dan bayangan dalam menggambar dan melukis) teatrikal sehingga lukisan itu tampak seperti diterangi lampu sorot panggung. Ada berkas cahaya keemasan dan bayangan dramatis yang dalam.
Metode Rembrandt untuk mencapai efek tiga dimensi di zamannya, begitu dikagumi dalam lukisan “The Night Watch”. Ia menggunakan sapuan kuas kasar di latar depan lukisan dan menjadi lebih halus secara bertahap ke arah latar belakang. Teknik impasto-nya — cat tebal dan sapuan kuas yang tebal digabungkan dengan kehalusan dan kelembutan yang luar biasa — menjadikan ini karya jenius yang tak tertandingi.
Ketenaran dan Ketidakjelasan
Kisah Rembrandt sendiri adalah Shakespeare. Ini adalah kisah tentang kekayaan dan kemiskinan, cinta, kesedihan, tragedi, dan keputusasaan pribadi. Dia dan istrinya, Saskia, kehilangan anak pertama mereka dua bulan setelah lahir.
Dua bayi berikutnya masing- masing hanya hidup selama beberapa minggu. Saskia meninggal pada 1642. Teman tahun- tahun terakhirnya, Hendrickje Stoffels, juga mendahului dia.
Perubahan selera dalam lukisan melanda Eropa. Orang-orang tertarik dengan pastel Rokoko yang glamor dan gemerlap. Mereka menganggap karya lukisan Rembrandt terlalu gelap.
Ketika Rembrandt meninggal pada 1669, dia dimakamkan di kuburan orang miskin.
Tapi untungnya, pada tahun 1875 dia kembali dihormati.
Kehidupan dan seninya menarik pengetahuan interdisipliner yang mencakup psikologi, studi Yahudi, anatomi, filsafat, estetika, dan teologi. Dia menganggap Alkitab sebagai buku terbesar di dunia.
Jika Rijksmuseum adalah katedral seni, maka “Night Watch” adalah altarnya. (jen)
Jani Allan Adalah Seorang jurnalis, kolumnis, penulis, dan penyiar.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat, 14 Mei memperingatkan bahwa pandemi virus komunis Tiongkok (COVID-19) yang telah memasuki tahun kedua akan lebih mematikan dibandingkan dengan tahun pertama. Dunia sekarang sedang berada dalam situasi ini.
Menurut data resmi yang dikumpulkan oleh media ‘Agence France-Presse’, sejak virus komunis Tiongkok atau covid 19 untuk pertama kalinya menyebar pada akhir tahun 2019, setidaknya telah menyebabkan 3.346.813 orang di dunia meninggal.
India kini telah menjadi sarang baru bagi pandemi yang masih berkecamuk pada tahun 2021. Hingga Jumat (14 Mei), India telah mengalami 4.000 kematian dalam sehari selama tiga hari berturut-turut, dan jumlah kasus positif terinfeksi dalam sehari nyaris sama dengan jumlah terinfeksi baru di seluruh dunia.
Menurut data yang diberikan pihak berwenang India, jumlah total pasien positif terinfeksi virus komunis Tiongkok telah mencapai lebih dari 24 juta orang, dengan jumlah kematian sebanyak lebih dari 260.000 orang.
Varian virus B.1.617 dianggap sebagai kekuatan pendorong yang berada di balik munculnya gelombang terbaru epidemi di India. Varian ini pertama kali ditemukan di India dan kini telah menyebar ke puluhan negara di dunia.
Pada hari Senin, 10 Mei Organisasi Kesehatan Dunia – WHO telah menyatakan varian virus tersebut sebagai varian yang layak mendapat perhatian dunia.
Meskipun WHO menetapkan B.1.617 sebagai varian virus, namun analisis para ahli mengungkapkan bahwa B.1.617 dapat dibagi menjadi 3 subfamili yang berbeda, masing-masing yaitu B.1.617.1, B.1.617.2 dan B.1.617.3.
Ketiga substrain yang berbeda ini juga membawa varian genetik yang sedikit berbeda. Minggu lalu, Inggris mengumumkan bahwa B.1.617.2 adalah varian yang layak diwaspadai karena penyebarannya yang cepat.
Ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove menunjukkan bahwa semua jenis virus komunis Tiongkok (SARS-CoV-2) memiliki daya tular, sehingga semuanya patut mendapat perhatian.
Penyebaran varian varius ke seluruh dunia jelas mengkhawatirkan. Virus akan mencari cara agar sulit terdeteksi manusia dan mungkin lebih mampu menghindari vaksin. Karena penyebaran yang eksplosif, SARS-CoV-2 memiliki banyak peluang untuk berubah bentuk melalui mutasi acak.
Sebagaimana yang dikatakan oleh para ilmuwan, beberapa mutasi mempengaruhi lonjakan protein di permukaan virus sehingga membuatnya lebih mudah untuk mengikat sel manusia dan lebih mudah beradaptasi.
Soumya Swaminathan, ilmuwan WHO memperingatkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup menjamin orang untuk tidak lagi tertular virus, atau tidak akan menulari orang lain. WHO mengingatkan bahkan orang yang telah divaksinasi harus terus memakai masker di daerah tempat virus menyebar, selain disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. (Sin)
ETIndonesia – Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta mengadakan rapat koordinasi untuk mengantisipasi mobilisasi warga menjelang arus balik Idulfitri 1442 Hijriah saat memasuki wilayah Ibu Kota, di Balai Kota Jakarta, pada Jumat (14/5).
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, pihaknya bersama jajaran Forkopimda sepakat melakukan pengetatan mobilisasi warga yang memasuki Ibu Kota untuk mencegah terjadinya laju kasus aktif COVID-19 selepas libur Idulfitri.
“Kita adakan rapat koordinasi untuk mengantisipasi lonjakan arus balik sesudah musim lebaran. Kita semua menyadari bahwa tiap kali ada pergerakan penduduk yang cukup besar, maka di pekan-pekan sesudahnya potensi terjadinya kenaikan kasus aktif selalu ada. Kesimpulannya, pertama, akan dilakukan dua langkah pengetatan pemantauan pergerakan penduduk yang masuk Jakarta. Yakni, melakukan screening di tiap pintu masuk menuju Jakarta bahkan Jabodetabek. Lalu, untuk kendaraan pribadi nanti akan dilakukan screening random bagi mereka yang masuk,” ujar Gubernur Anies dalam siaran pers tertulisnya.
Kemudian, Gubernur Anies juga menjelaskan bahwa setiap kendaraan umum, pesawat, kapal laut, serta kereta api memang sudah dilakukan random screening antigen sebelum berangkat. Sehingga, tindakan pencegahan bisa dilaksanakan secara efektif jika ada mobilisasi warga yang masuk kawasan Jakarta dan berpotensi membawa COVID-19 (orang tanpa gejala).
Setelah itu, pengendalian berlangsung di kawasan lingkungan warga untuk mendata warga yang telah memasuki kediaman masing-masing. Terkait hali ini, Gubernur Anies menjabarkan, setiap Gugus Tugas COVID-19 di tingkat RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Babinkamtibmas, dan Babinsa dapat berkolaborasi melakukan pendataan atas warga yang masuk ke wilayah terkait.
“Jadi, mereka akan melakukan monitoring sehingga seluruh warga yang datang akan dilakukan pemantauan, pengecekan kondisinya, serta dipastikan bahwa yang bersangkutan sehat, tidak bergejala, dan akan dilakukan tes rapid antigen. Intinya, ini dua lapis untuk screening, satu sebelum masuk, yang kedua ketika sudah sampai di tempat tinggal. Nanti kita akan ada aplikasi khusus yg digunakan oleh para ketua RT/RW untuk mereka melakukan pelaporan dua kali sehari atas kondisi di wilayahnya,” tambah Gubernur Anies.
Gubernur Anies berharap koordinasi berlapis dari jenjang RT/RW hingga Provinsi bisa berjalan dengan sinkron. Lebih lanjut, akan ada pertemuan khusus seluruh jajaran Gugus Tugas COVID-19 di setiap Kecamatan agar bisa mencegah terjadinya lonjakan kasus aktif pascalibur lebaran, karena kondisi di Jakarta saat ini secara umum termasuk yang paling rendah kasusnya.
Hal tersebut bisa dilihat dari data di Wisma Atlet saat ini, di mana jumlah kapasitas fasilitas kesehatan yang terpakai sekitar 20 persen, dengan tingkat keterisian isolasi milik Pemprov DKI berada di angka antara 24 hingga 28 persen. Sehingga, seluruh jajaran Forkopimda DKI Jakarta mengajak semua lapisan masyarakat proaktif dalam mendukung dan tetap menjaga protokol kesehatan saat masa libur lebaran. (PPID/asr)
Media pemerintah Tiongkok melaporkan dalam beberapa hari terakhir kasus COVID-19 sedang merebak di berbagai bagian negara, sehingga menyebabkan kegiatan internasional ditunda, distrik-distrik akan dilockdown dan warga di daerah wabah sedang di-test dalam semalam.
Otoritas lokal di Yingkou, di provinsi timur laut Liaoning, Tiongkok pada 15 Mei 2021 melaporkan sebanyak 13 kasus lokal penularan COVID-19, terkait dengan studio fotografi. Sembilan daerah di kota yang berpenduduk 2 juta orang itu, meningkat menjadi zona berisiko sedang, dan puluhan ribu warga antre untuk di-test dalam semalam.
Menurut laporan resmi, semua kasus yang dikonfirmasi adalah karyawan dari Golden Childhood Photography Studio. Kasus penularan dari kontak erat individu, bernama Li dan Lu, yang dinyatakan positif terinfeksi di Provinsi Anhui pada 13 Mei. Penularan ini menyebabkan pejabat lokal di Anhui dan Liaoning saling menyalahkan satu sama lain.
Pada 13 Mei, lima kasus dikonfirmasi di ibu kota provinsi Anhui, Hefei, serta di kota Lu.
Pemberitahuan resmi mengidentifikasi Li, seorang penduduk di wilayah Feixi di kota Hefei, sudah mengunjungi tiga provinsi dan lima kota lainnya dalam 18 hari terakhir, sebagai sumber dari kluster lokal.
Kantor Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Provinsi Anhui menerbitkan pemberitahuan pada 14 Mei yang menyatakan Li melakukan perjalanan ke Dalian, di Liaoning. Ia melakukan kontak erat dengan pasien yang terinfeksi di sana, sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dalian menolak klaim tersebut.
Jumlah sebenarnya dari orang yang terinfeksi di Yingkou dan Provinsi Anhui tak diketahui, dikarenakan rezim komunis Tiongkok memiliki sejarah meremehkan atau menutup-nutupi krisis.
Kasus-kasus tersebut memicu pejabat setempat men-tracking 3.048 orang yang memiliki kontak erat. Kedua provinsi turut menunda sejumlah kegiatan, termasuk Anhui Huangshan International Marathon, Pameran Industri Teh Internasional Anhui ke-14, dan Festival Jalan Kaki Internasional Dalian.
Distrik Bayuquan di Yingkou dan lingkungan perumahan di Lu’an juga di-lockdown sejak 14 Mei.
Sementara itu, test massal wajib untuk virus Komunis Tiongkok yang biasa dikenal dengan coronavirus, dilakukan di kedua provinsi tersebut. Puluhan ribu orang juga ditest di Kabupaten Feixi di Anhui.
Seorang penduduk di Kota Shangpai di Feixi, yang terdaftar sebagai zona berisiko menengah, mengatakan kepada The Epoch Times, kondisi sementara daerah tersebut tidak di-lockdown, warga setempat dalam area beberapa kilometer dipaksa untuk diuji.
“Mereka berteriak di tengah malam dan menggedor pintu dari rumah ke rumah agar kami mengikuti pengujian. Ratusan personel, termasuk staf dari dinas masyarakat dan dokter, datang untuk melakukan uji asam nukleat kepada kami, ”kata warga tersebut.
Li dan Lu dilaporkan bermukim di distrik Bayuquan di Yingkou dan telah melakukan perjalanan berulang kali antara Golden Childhood Photography Studio dan Hotel Aiju Jinyang sebelum tiba di Anhui.
Sebuah video yang diposting online menunjukkan pada pukul 22.30 malam setempat, pada 14 Mei, warga Bayuquan, termasuk anak-anak dan lansia, masih antre untuk dites. Pejabat kota Yingkou melaporkan pada 15 Mei, distrik tersebut menyelesaikan putaran pertama tes wajib untuk semua penduduk, dan putaran kedua dijadwalkan akan dimulai pada 16 Mei.
Saat ini, sembilan lingkungan dan desa di Yingkou, termasuk di Gaizhou dan delapan di distrik Bayuquan, ditingkatkan menjadi zona berisiko menengah. Kendaraan dan personel di distrik itu, tak diizinkan berpergian tanpa alasan khusus. Sedangkan bagi mereka yang bepergian harus menunjukkan hasil tes negatif dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan.
Sementara itu, seorang pemilik toko di Gaizhou mengatakan kepada The Epoch Times, ada kasus yang dikonfirmasi di desa Yangdian; seluruh desa telah diblokir dan warga tidak dapat pergi.
“Kami sangat dekat dengan [Desa Yangdian], dan kami tidak diizinkan keluar, meski beberapa toko masih buka, tidak ada orang di jalan. Saya belum keluar selama sehari, dan tidak ada pelanggan setelah membuka toko,'” katanya.
Ia menambahkan, warga sekitar sudah mengikuti uji asam nukleat pada 14 Mei lalu.
Seorang anggota staf di Hotel Aiju Jinyang, tempat Li pernah menginap, mengatakan kepada The Epoch Times, kini hotel tersebut dijadikan sebagai fasilitas untuk isolasi dan tidak menerima pemesanan apa pun. Semua anggota staf hotel sekarang dikarantina. Anggota staf menolak untuk menjawab pertanyaan lain tentang situasi tersebut.
The Golden Childhood Photography Studio tidak menanggapi permintaan The Epoch Times untuk berkomentar. (Vv)
India menambahkan 362.727 kasus yang dikonfirmasi pada Kamis (13/5/2021) dan 4.120 orang meninggal dunia. India mencatatkan, jumlah kematian melebihi 4.000 orang selama dua hari berturut-turut.
Epidemi telah menyebar ke daerah pedesaan. Sedangkan situasi sebenarnya mungkin lebih serius karena kurangnya pengujian lokal.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyatakan bahwa dia prihatin dengan penyebaran virus varian India B.1.617.2.
Ia mengakui, varian dari India sangat mengkhawatirkan akan menyebar luas.
PM Inggris itu menekankan,akan menerapkan metode apa pun yang dapat menghadang meluasnya penyebaran virus.
Saat bersamaan, Inggris mulai melonggarkan pembatasan blokade.
Sementara itu, Taiwan menambahkan 25 kasus yang dikonfirmasi. 12 di antaranya diimpor dari luar negeri, 13 adalah kasus lokal, dan sumber penularan tidak diketahui dan satu kasus sedang diselidiki.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Shih-chung Chen mengatakan pada hari Kamis, beberapa kasus pengelompokan memiliki hasil urutan genetik yang sama. Peringatan untuk mencegahan meluasnya epdiemi tidak akan ditingkatkan untuk saat ini.
Shih-chung Chen berkata : “Saya belum berbicara tentang situasi penutupan kota, tetapi sekarangkemungkinan naik ke tingkat ketiga sedikit lebih rendah saat ini. Karena ada beberapa di antaranya, mungkin ada konektivitasnya. “
Gubernur Ohio, Richard Michael DeWine, Rabu 12 Mei mengumumkan, selama lima minggu ke depan, satu pemenang yang beruntung akan diundi setiap minggunya dengan hadiah 1 juta dolar AS.
Penduduk Ohio dapat berpartisipasi dalam lotere, selama mereka telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Bonus akan datang dari dana bantuan epidemi pemerintah federal.
Sedangkan, Portugal menggelar acara doa berskala besar pada (11/5), dengan 7.500 orang hadir. Mereka berdoa agar epidemi segera berakhir dan kembali ke kehidupan normal.
Peserta acara Pedro Barbosa berkata : “Kami lelah. Ini telah banyak mengubah hidup kami. Saya bosan memakai masker. Ini mengerikan.” (hui)