Erabaru Video Story – Hidup memang berat. Itu jika kita tidak mau belajar dari pengalaman.
Lihatlah jalanan yang sempit dan berkelok dalam video ini. Belum lagi jembatan ceking yang terjal, dengan sungai ber-arus deras di bawahnya.
Namun, sopir truk dengan muatan kayu panjang berhasil melewatinya. Sopir truk yang terlihat dalam video ini, sunguh sangat trampil untuk mengemudikan truk yang bermuatan kayu panjang dan berat.
Dia benar-benar memiliki kemahiran untuk mengendarai kendaraan besar seperti itu.
Sedikit demi sedikit sopir truk mengatur strategi untuk membawa truk menyeberangi jembatan sempit dan jalan berliku.
Tidak dapat dibayangkan betapa sulitnya mengemudikan kendaraan sebesar itu di medan yang sesulit itu. Apalagi, bahaya mengancam jika sang sopir salah langkah.
Setelah beberapa kali mengubah arah kemudi, sang sopir akhirnya berhasil menyeberangi jembatan yang sempit.
Tentunya, dengan semangat dan sifat tidak mudah putus asa yang dimiliki, pengemudi itu akhirnya berhasil mencapai tujuannya membawa truk dengan aman.
Memang, kita bisa beropini bahwa sopir itu sudah berpengalaman dan berulangkali melewati jalan ini. Namun, kita tidak dapat memungkiri bahwa sang sopir mau belajar dari pengalaman.
Video Rekomendasi :
Sebelum-sebelumnya, mungkin waktu yang dia butuhkan untuk melewati jembatan ini jauh lebih lama. Kini, dia berhasil melewatinya hanya dalam waktu sekitar dua menit.
Ketika melihat betapa sulitnya pengemudi itu, bandingkanlah dengan kehidupan ini.
Banyak orang akan mudah menyerah, ketika menghadapi situasi yang menantang dan menyulitkan.
Memang benar bahwa setiap orang memiliki masalah atau tantangan dalam hidupnya sendiri. Tetapi, ada mereka yang mau belajar dari kesalahan dan pengalaman untuk mencapai sukses. Ada pula yang berhenti dan memilih untuk menyerah. (yant/ErabaruNet/waa)
Erabaru Video Story – Anak anda pernah terjatuh dari tempat tidur? Bisa jadi setiap orang akan memakluminya. Karena anak kecil memang pada umumnya kurang analis dan kurang kritis dalam berpikir.
Terlebih, tentu saja anak-anak akan menjalani suatu proses yang disebut sebagai pengalaman. Setiap orang pasti akan pernah melakukan kesalahan dalam mengerjakan suatu hal yang sama sekali baru.
Namun, jika melihat video anak kecil yang turun dari kasur ini, kita pasti akan kagum dan bahkan takjub melihatnya. Betapa tidak, anak sekecil ini sudah memiliki pemikiran yang kritis dan sanggup menganalisa.
Memang ada dua kemungkinan, dia baru pertamakali mengalami kesulitan ini, namun langsung tahu jalan keluarnya. Bisa saja, dia membandingkannya dengan keculitan-kesulitan lain yang pernah dialami sebelumnya.
Kemungkinan lainnya adalah, dia pernah jatuh ketika hendak turun dari tempat tidur. Mungkin bayi ini kesakitan kala itu, sehingga dia berpikir panjang untuk kembali berusaha turun dengan cara yang sama, dan kembali mengalami kesakitan.
Sehingga bayi ini, mencoba mencari cara, bagaimana agar dia berhasil turun dari kasur dengan tanpa terjatuh dan tanpa rasa sakit.
Namun, perlu diakui bahwa tidak kebanyakan bayi dan anak-anak yang memiliki kemampuan berpikir secerdas ini. Sehingga kita boleh menominasikan anak ini, sebagai calon pemikir masa depan.
Namun rasanya, para orang tua bisa mencari jalan dan menciptakan lingkungan agar anak kecil bisa dilatih untuk berpikir cerdas seperti bayi dalam video ini. Orang dewasa tentu bisa memikirkan, untuk bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung kemampuan berpikir sang anak.
Tapi jangan lupa ya, untuk mengutamakan keselamatan sang buah hati.
Selamat mencoba!
(Erabaru Video Story/waa)
Berita dari Pentagon AS menunjukkan, pada malam hari 13 April lalu waktu setempat pasukan gabungan Amerika-Inggris-Prancis telah menembakkan 105 buah rudal terhadap target mereka di Suriah, dan semuanya tepat mengenai sasaran.
Pihak militer AS merilis berita dan foto terkait, tidak hanya membantah pernyataan propaganda fiktif Moskow yang menyatakan Suriah berhasil menembak jatuh sebanyak 70 buah rudal, mereka juga menyatakan tekad kuat menumpas kejahatan dan kekuatan militer dahsyat terhadap Rusia dan Iran yang mendukung rezim Assad, sekaligus mengguncang rezim sesat lainnya yang sejalan dengan rezim Assad seperti rezim Beijing dan Korea Utara.
Guncangan ini berasal dari kekuatan militer AS yang mengungguli negara lainnya. Menurut berita, yang terjun dalam operasi ini adalah 4 kapal perang AS yang meluncurkan rudal jelajah Tomahawk, dan dua unit bomber B-1B yang meluncurkan rudal udara ke darat.
Sementara Inggris mengirimkan 4 unit jet tempur Tornado GR4 dan meluncurkan rudal jelajah ‘Storm Shadow’, sedangkan Prancis menyerang dengan jet tempur Rafale.
Merangkum berita dari Bloomberg dan Reuters serta media Israel “Haaretz”, kapal perusak rudal AS yakni USS Winston Churchill dan USS Donald Cook ditempatkan di Laut Tengah, namun langkah tersebut hanya sebagai tipuan, dan telah menarik perhatian seluruh dunia, agar memberi kesan kepada pihak luar bahwa serangan AS terhadap Suriah akan diawali dari kedua kapal perang tersebut.
Tujuan sebenarnya dari kedua kapal perang tersebut adalah sebagai umpan mencolok, untuk mengalihkan perhatian Rusia dan Suriah dari tiga kapal perang AS lainnya.
Walaupun di atas kedua kapal perusak itu juga terpasang 90 buah rudal Tomahawk, namun tidak ada satu pun yang ditembakkan. Sementara tiga kapal perang lain yakni USS Monterrey, USS Laboon, dan USS Higgins telah menembakkan 60 buah rudal Tomahawk.
Letjend Kenneth F. McKenzie selaku kepala staf gabungan militer AS pada konferensi pers tgl 14 April 2018 lalu menyatakan, di Laut Merah kapal USS Monterrey telah menembakkan 30 buah rudal jelajah darat Tomahawk, dan USS Labanon menembakkan 7 buah rudal Tomahawk.
Dan di Teluk Persia, USS Higgins menembakkan 23 buah rudal Tomahawk. Menurut penuturan Pentagon, kapal selam AL AS USS John Warner berada di sebelah timur Laut Tengah, juga meluncurkan 6 buah rudal jelajah Tomahawk.
Letjend McKenzie menyatakan, serangan udara AS tidak lagi terganggu oleh senjata milik Suriah. Serangan udara gabungan AS-Inggris-Prancis ini disebutnya sebagai “serangan yang tepat sasaran, spektakuler dan efektif”.
Ia juga berkata pada reporter, faktanya adalah sebagian besar serangan balasan/penanggulangan Suriah termasuk rudal pertahanan udaranya, baru dapat dilakukan setelah rudal AS dan sekutunya telah berhasil mengenai sasaran.
Pasukan anti-udara Suriah tak hanya tidak bisa melacak rudal yang diluncurkan pasukan gabungan, setelah serangan terakhir ketiga negara, pasukan Suriah masih terus menembak. McKenzie memperkirakan dari 40 buah rudal penghadang yang ditembakkan Suriah mungkin sebagian justru mengenai warga sipil.
Tidak diragukan lagi AS memanfaatkan bomber B-1B dan rudal Tomahawk untuk menunjukkan kekuatan militernya yang cukup mengguncang Beijing dan Pyongyang, karena kekuatan militer kedua negara jelas bukan tandingan Amerika.
Kim Jong-Un yang akan segera bertemu dengan Trump kiranya cukup memahami, soal denuklirisasi ini jika ia berani mempermainkan Trump, maka serangan akurat AS pasti bukan isapan jempol belaka.
Sedangkan bagi para jendral yang sesumbar akan kekuatan militer PKT dan petinggi Beijing yang telah menginstruksikan latihan perang di Selat Taiwan juga harus mengerti, jika Beijing menyerang Taiwan dengan kekuatan militer, maka AS tidak akan berpangku tangan dan jika kedua belah pihak terlibat bentrok, maka militer PKT yang pada dasarnya keropos di dalam akan terlihat wujud aslinya.
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa yang mendukung kekuatan militer AS yang begitu besar adalah kekuatan ekonomi AS yang besar dan pemahaman Trump terhadap peningkatan dan modernisasi kekuatan militer AS.
Setelah menjabat, Trump langsung menyatakan bahwa AS membutuhkan pasukan paling kuat di dunia, dan November tahun lalu ia menandatangani anggaran pertahanan negara sebesar USD 700 milyar (9.644 triliun rupiah) untuk meningkatkan level modernisasi militer Amerika Serikat.
Tidak hanya itu, Trump juga mewujudkan janji kampanyenya, diawali dengan sejumlah kebijakan yang menguntungkan bagi ekonomi AS, di saat yang sama menekan Beijing soal perdagangan untuk menemukan pasar yang adil.
Di bawah gebrakan reformasi Trump, ekonomi AS tengah menapak jalan pertumbuhan yang cepat, dan pertumbuhan ekonomi adalah jaminan penting bagi peningkatan teknologi militer AS.
Seharusnya dikatakan, pasukan AS yang kuat saat melindungi Amerika sekaligus menjadi kekuatan utama yang mengguncang dan dapat menghajar kekuatan jahat di dunia, baik terhadap Suriah, Korut, maupun RRT.
Berkat memiliki kekuatan seperti itu, di saat rezim sesat mulai semena-mena, seperti menggunakan senjata kimia atau senjata nuklir untuk membunuh rakyat tak berdosa, sebaiknya berpikir masak-masak tentang akibatnya. Juga bisa terlihat, dari serangan AS-Inggris-Prancis terhadap Suriah tidak hanya memenangkan dukungan dari mayoritas anggota dewan kedua partai di AS, juga mendapatkan dukungan dari banyak warga AS, ini kembali membuktikan bahwa di balik Trump terdapat dukungan aspirasi rakyat yang sangat kuat, jika Beijing dan Pyongyang berniat memfitnah hanya akan mendapatkan akibat sebaliknya.
Selain itu, serangan pasukan gabungan terhadap Suriah dan aksi diplomatik negara Barat yang serempak mendeportasi pejabat diplomatik Rusia, sepertinya juga membuktikan, setelah Trump menjabat, tidak seperti dugaan berbagai pihak luar yang mengatakan Amerika akan “menyendiri”, melainkan justru memperkuat aliansi dan kerjasama dengan negara lain.
Menurut pendapat penulis, bagi Amerika dan aliansi negara Barat yang memegang teguh nilai universal yang sama, di bawah kepemimpinan Trump, jika di masa depan dapat memperkuat kerjasama militer, ekonomi, dan politik serta banyak bidang lain, maka akan membentuk pukulan yang sangat keras pada kekuatan kejahatan di seluruh dunia. (SUD/WHS/asr)
Erabaru Video Story – Bayi yang sudah bisa beraktivitas umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Barangkali karena baru saja melihat dunia, maka semua ingin disentuh, dipegang dan dirasakan oleh mereka.
Bagi para orangtua, sebaiknya selalu konsentrasi dalam mengawasi si buah hati. Betapa tidak, bayi dan anak-anak seringkali akan meniru apa yang dilihatnya.
Apalagi jika mereka sudah pernah menonton aksi-aksi dalam film dan animasi. Sehingga, rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba yang tinggi seringkali menyebabkan tindakan yang tidak terduga pada bayi dan anak-anak.
Jika tidak diawasi dan diarahkan dengan baik, bisa saja aksi ‘meniru’ dari anak-anak menghasilkan konsekuensi buruk.
Lihat saja pada video berikut. Seorang bayi tampak memanjat pagar teralis layaknya aksi ‘superhero spiderman’. Barangkali bayi ini sudah mendapatkan bimbingan sebelumnya dari para orangtua, sehingga dia berhasil melakukannya dengan menakjubkan.
Jika belum terlatih, bisa saja bayi ini menjadi celaka. Terjatuh ketika memanjat misalnya.
Tentu saja, jika aksi seperti bayi dalam video ini diawasi dan diarahkan, serta dibimbing dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang positif. Orang tua bisa menyiapkan pengaman, semisal kasur atau busa pada bagian bawah teralis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan yang menantang membuat anak-anak lebih pintar dan terlatih menghadapi dan mengatasi masalah ketika nanti tumbuh remaja dan bahkan menjadi dewasa.
Tentunya, jika orang tua dan pelatih yang profesional membantu dan mendukung serta membimbing mereka. (Erabaru Video Story/Yant/waa)
Epochtimes.id- Laporan yang dirilis BNPB dari Pusdalops PB BPBA Provinsi Aceh menyebutkan terjadi kebakaran di sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Aceh.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan keterangan yang diterima dari warga sekitar pukul 00.00 WIB Rabu, 25 April 2018, telah keluar minyak dari sumur yang dibor secara tradisional milik yang belum diketahi pemiliknya.
Berdasarkan laporan, sumur minyak tersebut mengeluarkan minyak dan gas. Pada saat bersamaan datang sekelompok warga untuk mengambil minyak yang keluar dengan cara tradisional .
Adapun sekelompok orang yang sedang mencari minyak mentah tersebut berjumlah lebih dari 10 orang, yang belum diketahui datanya.
Menurut Laporan, warga bermaksud datang ke lokasi guna mengambil tumpahan minyak yang tidak tertampung tersebut.
Data sementara 10 orang tewas akibat kebakaran tempat pengeboran minyak di Desa Diranto Panjang Perlak Kabupaten Aceh Timur. pic.twitter.com/usot1ucJ3V
Setelah beberapa lama tepatnya pukul 01.30 wib terjadi ledakan yang menimbulkan kebakaran, penyebab terjadinya kebakaran belum diketahui.
Laporan sementara dampaknya menyebabkan sekitar 19 orang terluka 10 korban meninggal dunia dan sekitar 5 unit rumah hangus terbakar.
Setelah kejadian, Kalaksa BPBD Aceh Timur beserta tim sudah berada di lokasi kebakaran sumur minyak guna memantau langsung insiden ini.
Data terkini, jenazah yang telah dievakuasi dari lokasi kejadian sebanyak 10 Jenazah dan masih ada kendala dalam proses evakuasi dikarenakan api belum berhasil di padamkan.
Jenazah korban terbakar dibawa ke puskemas Ranto Peureulak dan korban luka saat ini telah dirujuk ke RSU Zubir Mahmud (Idi Rayeuk), RS Graha Bunda (Idi Rayeuk) Dan RSU. Sultan Abdul Azis Syah (Peureulak). (asr)
Media yang dikelola pemerintah Tiongkok terkenal karena laporan palsu dan propaganda terang-terangan untuk menyebarkan agenda Partai Komunis Tiongkok (PKT). Sedangkan warga biasa hanya bisa mendapatkan “berita” dari sumber-sumber ini dan informasi-informasi apa saja yang telah melewati sensor ketat dari Partai tersebut, lalu dari mana para pejabat tingkat tinggi PKT berpaling untuk mendapatkan informasi-informasi nyata?
Ketika Zhu Rongji, mantan perdana menteri, berpidato di Universitas Tsinghua selama perayaan seratus tahun pendirian universitas tersebut pada 22 April 2011, ia mengatakan bahwa setelah ia pensiun, ia menyaksikan siaran CCTV yang dijalankan oleh perusahaan milik pemerintah Tiongkok pada pukul tujuh setelah makan malam setiap harinya. “Saya hanya menonton untuk melihat omong kosong apa yang disiarkannya,” katanya.
Jadi dari mana para pejabat tingkat tinggi seperti Zhu mendapatkan berita mereka? Mereka mempelajari informasi yang benar tentang dunia luar melalui publikasi khusus yang disebut “Referensi Internal.” Ia adalah kumpulan berita-berita dan pengumuman-pengumuman dari para pemimpin Partai, berita domestik, dan berita internasional yang dilarang untuk diberitakan oleh media Tiongkok. “Referensi Internal” dianggap sebagai dokumen rahasia dan salinan-salinan lama yang dimandatkan untuk dimusnahkan.
Selama bertahun-tahun, dari Komite Pusat Partai, sebuah badan yang terdiri dari 200 lebih pejabat tinggi, hingga media pusat dan daerah, dan berbagai lembaga negara pusat yang berbeda, mereka memiliki semua terbitan versi “Referensi Internal” hanya untuk konsumsi mereka sendiri.
Versi-versi dari “Referensi Internal” tersebut diklasifikasikan berdasarkan peringkat pejabat: ada satu yang hanya untuk pejabat tingkat provinsi atau tingkat menteri yang diizinkan untuk dibaca, dan yang lain untuk Politbiro, kelompok elit yang terdiri dari 25 anggota. Level tertinggi hanya untuk segelintir anggota pimpinan Partai. Tingkat tertinggi dari “Referensi Internal” mencakup bagian tentang urusan rumah tangga yang diterbitkan setiap hari.
Jenis apa dari “Internal Reference” yang para pejabat PKT dapat baca juga terkait erat dengan status politik mereka. Misalnya, mantan sekretaris pemimpin Partai Mao Zedong, Tian Jiaying, didiskualifikasi dari membaca “Referensi Internal” tingkat tinggi sebelum ia bunuh diri. Deng Xiaoping, pemimpin PKT dari akhir 1970-an hingga 1980-an, diberi izin untuk membaca “Referensi Internal” tingkat tinggi sebelum ia ditunjuk sebagai pemimpin Partai.
Ketika pemimpin PKT saat ini, Xi Jinping, mengunjungi Kantor Berita Xinhua yang dikelola negara pada 19 Februari 2016, ia secara khusus mengunjungi departemen yang mengedit “Referensi Internal” tersebut. “Ketika saya bekerja di pemerintah lokal, saya mulai lebih memperhatikan Referensi Internal,” katanya kepada wartawan Xinhua, menurut laporan Xinhua. “Ketika saya bekerja di pemerintahan pusat, saya sangat memperhatikannya.”
Wartawan Xinhua News Agency sering membual kepada rekan-rekan mereka yang bekerja di media Tiongkok bahwa hal pertama yang dilakukan oleh para pemimpin pusat, provinsi, dan kotapraja ketika mereka sampai di kantor Xinhua adalah membaca dokumen-dokumen “referensi internal” yang telah disusun oleh Xinhua tersebut.
Para pejabat tingkat tinggi juga beralih ke publikasi-publikasi versi bahasa Mandari dari The Epoch Times dan media satu groupnya, New Tang Dynasty Television (NTDTV), yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 2000 dan 2001 masing-masing.
The Epoch Times telah mempelajari dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dalam kepemimpinan Partai tersebut bahwa para pejabat tinggi sering berpaling ke Epoch Times dan NTD untuk pelaporan yang jujur tentang urusan saat ini.
Ketika Politbiro mengadakan pertemuan, Epoch Times edisi Mandarin ditempatkan di meja, kata sumber tersebut.
Hao Fengjun, mantan petugas polisi di Kota Tianjin, membelot ke Australia pada Februari 2005, membawa banyak dokumen-dokumen rahasia bersamanya. Rekaman-rekaman tersebut mengungkapkan bahwa para pejabat polisi sering membaca Epoch Times edisi Mandarin dan menonton NTD untuk menemukan cara untuk menekan atau merongrong kebenaran liputan-liputannya tentang Tiongkok.
Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa konsulat Tiongkok di New York City mengumpulkan Epoch Times edisi Mandarin dan secara berkala mengirimkan salinannya ke Beijing.
Selain itu, anggota Komite Tetap Politbiro saat ini, eselon paling atas Partai tersebut, merekam program-program NTD secara teratur untuk ditonton.
Setelah memasuki era internet, pejabat tingkat tinggi Partai tersebut dapat secara langsung menelusuri situs web yang diblokir, seperti Epoch Times Mandarin, NTD, dan Voice of America , menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghindari firewall.
Setelah Xi Jinping berkuasa pada tahun 2012, para pejabat diinstruksikan untuk mengumpulkan laporan Epoch Times dan NTD, dan secara teratur memberikannya ke Zhongnanhai, kompleks Beijing di mana para pemimpin Partai bersidang, menurut sumber-sumber anonim. (ran)
EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan bersama pada awal pekan ini. Mereka mengatakan bahwa pendekatan yang lebih luas diperlukan untuk mengekang pengaruh Iran di Timur Tengah.
Kunjungan Macron ke Gedung Putih terjadi kurang dari tiga minggu sebelum berakhirnya tenggat waktu yang ditetapkan oleh Presiden Trump untuk mencari solusi bagi kesepakatan nuklir Iran.
Kesepakatan 2015 secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, yang dicapai antara Iran dan Amerika Serikat, Rusia, China, Perancis, Inggris, dan Jerman. Kesepakatan bertujuan untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Tetapi pada kenyataannya, kesepakatan tersebut justru berhasil menjamin Iran untuk mengembangkan senjata nuklir pada 2026.
Pada tahun itu, pembatasan kunci tertentu pada program nuklir Iran diberlakukan, namun dengan imbalan bahwa rezim Iran pada waktu itu diperbolehkan untuk memasang ribuan sentrifugal uranium canggih. Menurut perkiraan para ahli nuklir, akan memungkinkan bagi Iran untuk mengembangkan senjata nuklir dalam waktu enam bulan sejak kesepakatan berakhir pada 2026.
Kelemahan utama lainnya dalam perjanjian, adalah fakta bahwa perkembangan teknologi rudal canggih Iran tidak tercakup dalam perjanjian, tetapi di bawah resolusi terpisah PBB. Ini berarti bahwa perkembangan teknologi rudal balistik yang terus berlangsung di Iran tidak ada hubungannya dengan apakah perjanjian tersebut sesuai dengan kesepakatan nuklir atau tidak.
Video Rekomendasi :
Berbicara di Gedung Putih pada hari Selasa (24/4/2018) waktu setempat, Presiden Trump menggambarkan kesepakatan itu sebagai kesepakatan yang mengerikan. Dia mengatakan bahwa kesepakatan itu seharusnya tidak pernah dibuat.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, yang negaranya telah menjadi pendukung setia dari kesepakatan 2015, mengatakan bahwa pendekatan yang lebih luas untuk kegiatan Iran di wilayah tersebut sangat diperlukan.
“Kesepakatan Iran adalah masalah penting, tetapi kita harus mengambil gambaran yang jauh lebih luas yang merupakan keamanan di wilayah secara keseluruhan,” ujar Macron.
“Apa yang ingin kita lakukan adalah untuk menahan Iran dan kehadirannya di wilayah tersebut,” sambung Macron, di Gedung Putih.
Presiden Trump menyatakan setuju dengan penilaian Macron.
“Sepertinya di mana pun Anda pergi, terutama di Timur Tengah, Iran berada di belakangnya. Di mana pun ada masalah, Yaman, Suriah, di mana pun Anda memilikinya, Iran berada di belakangnya. Dan sekarang, sayangnya, Rusia semakin terlibat. Tetapi Iran tampaknya berada di belakang semua tempat yang ada masalah. Dan kita hanya perlu melihatnya,” kata Trump.
Pada bulan Januari, Trump mengatakan dia akan menandatangani sertifikasi 3 bulan terakhir untuk kesepakatan Iran. Menjelang berakhirnya periode 3 bulan pada 12 Mei, kekhawatiran telah muncul bahwa Iran dapat memulai kembali program senjata nuklirnya.
“Tidak akan mudah bagi mereka untuk memulai ulang. Mereka tidak akan memulai ulang apa pun. Jika mereka memulai ulang, mereka akan memiliki masalah besar, lebih besar dari sebelumnya,” kata Trump. (Jasper Fakkert/The Epoch Times/waa)
EpochTimesId – NASA merilis foto close-up yang luar biasa dari cincin Planet Saturnus. Foto tersebut dibuat dengan menggabungkan gambar yang diambil dari pesawat luar angkasa dengan filter yang berbeda.
Gambar asli, diambil kembali pada tahun 2009 menggunakan filter spektrum merah, hijau, dan biru. Gambar itu kemudian dikombinasikan untuk menciptakan tampilan warna alami, menurut pernyataan NASA.
Foto-foto itu diambil 1,27 juta mil jauhnya dari pusat cincin. Kamera memotret dari pesawat ruang angkasa Cassini pada 22 Agustus 2009.
NASA membagikan foto itu pada hari Senin 23 April 2018, atau lebih dari setengah tahun setelah misi Cassini berakhir pada September 2017.
Menurut NASA, partikel-partikel yang menyusun cincin itu memiliki ukuran yang terkecil dengan ukuran lebih kecil dari sebutir pasir. Sementara partikel terbesar memiliki ukuran hingga seluas gunung. Sebagian besar partikel terbuat dari air yang membeku.
“Sifat yang tepat dari materi yang bertanggung jawab untuk menganugerahkan warna pada cincin, tetap menjadi masalah perdebatan sengit di antara para ilmuwan,” kata pernyataan NASA. (Oleh Simon Veazey/Epoch Times/waa)
EpochTimesId – Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat, Mike Pompeo antara akhir Maret dan awal April tahun ini mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Mereka berdiskusi dalam sebuah pertemuan rahasia.
Media Jepang dan Korea Selatan baru-baru ini menyingkap beberapa latar belakang kunjungan Pompeo. Media Korea Selatan ‘Chosun Ilbo’ mengutip laporan media Jepang ‘Asahi Shimbun’, memberitakan bahwa Mike Pompeo singgah di Pyongyang selama 3 hari.
Dia datang untuk membahas masalah yang berkaitan dengan persiapan pertemuan puncak Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika-Korea Utara. Selama kunjungan itu, Pompeo telah bertemu dalam pembahasan dan jamuan makan dengan Kim Jong-un sebanyak 3 hingga 4 kali.
Kim Jong-un dikabarkan menyambut gembira kedatangan Pompeo dan mengklaim, “Baru pertama kalinya bagi saya menemui orang yang memiliki minat dan kepribadian sama dengan saya.”
Laporan itu menyebutkan, Kim Jong-un dalam pembicaraannya menegaskan keinginannya untuk meninggalkan senjata nuklir. Dia tidak akan menuntut AS menarik pasukannya dari Korea Selatan.
Video Rekomendasi :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
Karena itu, Amerika Serikat kemudian menilai bahwa Korea Utara memang memiliki kesediaan untuk meninggalkan program nuklirnya. Namun, Korea Utara dalam prakteknya nanti apakah bisa menepati janjinya, Amerika Serikat masih bersikap skeptis.
Selain itu, Korea Utara meminta Amerika Serikat untuk memasukkan isu membuka hubungan diplomatik antara AS dengan rezim Korea Utara (DPRK) dalam pertemuan puncak antara Amerika Serikat dan Korea Utara. DPRK juga ingin membahas masalah pelonggaran sanksi terhadap Korea Utara dalam KTT.
Namun, Kim Jong-un menolak berbicara tentang langkah-langkah denuklirisasi dan batas waktu realisasinya.
Media ‘DongA Ilbo’ memberitakan, Kim Jong-un dalam pembicaraannya dengan Mike Pompeo juga berjanji untuk menerima pemeriksaan denuklirisasi yang lebih ketat. Pemeriksaan akan termasuk verifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Badan intelijen Korea Selatan pada 23 April 2018 juga mengungkap pertemuan rahasia tersebut. Dalam pertemuan dengan Kim, Pompeo telah menegaskan bahwa KTT hanya akan dilaksanakan sepenuhnya di bawah premis denuklirisasi yang lengkap dan dapat diverifikasi.
Pada kesempatan itu juga Pompeo menuntut agar Korea Utara menerima jadwal verifikasi pelaksanaan denuklirisasi. Mengingat di waktu lalu pernah terjadi pengusiran petugas IAEA saat melakukan inspeksi nuklir di Korea Utara.
Oleh sebab itu, Pompeo menyinggung pentingnya verifikasi khusus. Dia menekankan bahwa jika perlu, para inspektur juga dapat meminta inspeksi tambahan pada fasilitas nuklir Korea Utara.
Laporan itu mengatakan bahwa Kim Jong-un tidak mengajukan keberatan atas permintaan di atas. Kecuali mengenai waktu dan ruang lingkup inspeksi, Kim akan mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai tawaran kompensasi yang diajukan oleh Amerika Serikat, baru dapat membuat penyesuaian yang diperlukan.
Korea Utara pada 21 April mengumumkan keputusan untuk menghentikan uji coba nuklir dan peluncuran rudal, termasuk penutupan fasilitasnya. Namun masyarakat internasional hanya menanggapinya sebatas menyambut gembira.
Tidak ada pelonggaran tekanan terhadap Korea Utara dari dunia Internasional, kecuali dari sekutu dekatnya, rezim komunis Tiongkok. Tampaknya keputusan Korea Utara tersebut masih belum secara total menghilangkan kewaspadaan internasional terhadap mereka. (Chen Juncun/ET/Sinatra/waa)
Smartphone yang dibuat oleh perusahaan Tiongkok, Huawei, sedang dijual kepada tentara di pangkalan militer AS yang berbasis di Jerman. Penjualan ini meningkatkan kekhawatiran keamanan nasional saat para pejabat intelijen AS dan anggota parlemen telah berulang kali menuduh Huawei sedang memata-matai demi rezim Tiongkok, dimana ia memiliki ikatan dekat dengannya.
Stars and Stripes, surat kabar yang berafiliasi dengan militer AS pertama kali melaporkan bahwa ponsel Huawei buatan Tiongkok sedang dijual oleh TKS, anak perusahaan Vodaphone, kepada para anggota layanan Amerika melalui toko-toko perbekalan Army and Air Force Exchange Service (AAFES), Layanan Pertukaran Angkatan Darat dan Angkatan Udara, di beberapa pangkalan di Jerman.
Para anggota layanan yang membeli telepon Huawei ini hanya boleh menggunakannya secara pribadi, karena ia bukan salah satu perangkat komunikasi aman yang disetujui oleh Pentagon untuk penggunaan resmi. Dalam membawa ponsel-ponsel ini, para tentara, bahkan jika mereka hanya menggunakan telepon untuk komunikasi pribadi mereka, dapat membawa risiko kemungkinan pengintaian.
Seorang juru bicara AAFES mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengizinkan ponsel Huawei untuk dijual di toko-toko sampai Pentagon secara eksplisit mengatakan kepada mereka untuk tidak menjualnya, karena saat ini tidak ada peraturan yang melarang penjualan ponsel-ponsel tersebut.
Rencana undang-undang yang telah diperkenalkan oleh Anggota Kongres Mike Conaway (R-TX) pada bulan Januari secara eksplisit akan melarang para kontraktor pemerintah menggunakan peralatan Huawei dan ZTE.
Banyak pejabat intelijen AS dan anggota parlemen Congressional menganggap perangkat Huawei sebagai ancaman keamanan nasional bagi orang-orang Amerika yang menggunakannya. Pada bulan Februari, kepala CIA, FBI, National Security Agency dan lain-lain telah bersaksi di depan sidang Senat, dan semua saksi mengatakan bahwa orang Amerika tidak boleh menggunakan smartphone Tiongkok yang diproduksi oleh Huawei dan ZTE karena risiko keamanan yang mereka tunjukkan.
“Kita sangat prihatin dengan risiko-risiko memberikan izin perusahaan atau entitas apa pun yang memiliki hutang budi membayar imbalan pada pemerintah-pemerintah asing yang bukan bagian dari nilai-nilai kita untuk mendapatkan posisi kekuasaan di dalam jaringan-jaringan telekomunikasi kita,” kata Direktur FBI, Chris Wray.
“Ini memberikan kapasitas untuk memodifikasi atau mencuri informasi secara jahat, dan menyediakan kapasitas untuk melakukan spionase yang tidak terdeteksi,” ungkapnya.
Baru minggu lalu, laporan Komisi Kajian Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok mengatakan bahwa rata-rata 51 persen komponen-komponen peralatan IT yang dipasok ke pemerintah AS berasal dari Tiongkok. Laporan tersebut mengatakan ketergantungan pada komponen-komponen Tiongkok ini merupakan risiko besar bagi keamanan nasional AS, daya saing ekonomi, dan privasi warga negara Amerika.
Huawei ditargetkan secara jelas oleh laporan tersebut, yang mengatakan bahwa perusahaan itu memiliki hubungan luas dengan rezim Tiongkok. Ren Zhengfei, pendiri perusahaan, adalah mantan perwira di Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok. Dia terus menjalankan perusahaan tersebut hingga hari ini.
Huawei secara konsisten membantah tuduhan bahwa perangkatnya dapat digunakan oleh rezim Tiongkok untuk memata-matai, dan selalu mempertahankan bahwa perusahaan tersebut dimiliki oleh karyawan-karyawannya. Namun, para pejabat AS terus memperingatkan warga Amerika untuk tidak menggunakan ponsel-ponsel Huawei.
Pada tahun 2016 telah ditemukan bahwa Adups, sebuah perusahaan yang berbasis di Shanghai yang menjual firmware (perangkat lunak permanen yang telah diprogram ke dalam memori read-only) ke produsen-produsen smartphone seperti Huawei dan ZTE, telah memasukkan alat akses rahasia di dalam firmware yang disediakan untuk produsen-produsen ponsel Amerika, BLU Products, yang akan mengirim pesan teks seseorang ke server Tiongkok setiap 72 jam. Huawei bersikeras bahwa ponselnya tidak terpengaruh oleh firmware Adups yang cacat tersebut. (ran)
EpochTimesId – Korban tewas teror penabrakan massal dengan mobil Van di Toronto, Kanada, dipastikan sebanyak sepuluh orang. Sementara 15 korban lainnya mengalami luka-luka.
Jumlah korban terkonfirmasi setelah pelaku teror dihadapkan ke pengadilan. Tersangka, Alek Minassian, adalah warga Richmond Hill berusia 25 tahun. Dia hadir dalam sidang perdana singkat di ruang sidang Toronto pada hari Selasa (24/4/2018) waktu setempat.
Sebelumnya dikabarkan, sebuah mobil van menghantam kerumunan orang di Toronto, Kanada, Senin (23/4/2018) waktu setempat. Ssebelumnya diperkirakan sebanyak sembilan orang menjadi korban tewas dalam serangan itu.
Polisi Toronto mengatakan bahwa korban yang dihantam langsung oleh mobil antara 8 hingga 10 orang. Penyerangan terjadi di sekitar kawasan Yonge Street di selatan Finch Avenue, seperti dikutip dari The Epoch Times.
Minassian langsung ditangkap oleh polisi tidak lama setelah kejadian. Pemerintah federal sejauh ini mengesampingkan keterkaitan tersangka dengan jaringan terorisme internasional.
Alek Minassian digelandang ke pengadilan dengan berpakaian jumpsuit putih. Ketika ditanya oleh wartawan, dia hanya berulangkali menjawab dengan menyebut namanya. Tersangka akan didakwa melakukan pembunuhan tingkat pertama terhadap 10 orang dan percobaan pembunuhan terhadap 13 orang lainnya.
Video Rekomendasi :
Profil Minassian di LinkedIn menyatakan bahwa dia terdaftar sebagai mahasiswa di Seneca College mulai tahun 2011 hingga tahun ini.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Nasional Kanada menyatakan bahwa Tersangka sempat diterima menjadi anggota Pasukan Bersenjata Kanada (CAF) tahun lalu.
“Dia tidak menyelesaikan pelatihan perekrutannya dan meminta untuk dibebaskan secara sukarela dari CAF setelah 16 hari pelatihan perekrutan,” kata Jessica Lamirande, juru bicara Departemen Pertahanan Nasional.
Sebuah posting Facebook Minassian sesaat sebelum serangan mereferensi ‘tragedi Isla Vista 2014’ di California, Amerika Serikat. Dalam tragedi itu, seorang pria bersenjata menewaskan enam orang dan melukai beberapa lainnya, sebelum meembakkan senapan pada dirinya sendiri.
Dalam sebuah video sebelum serangan itu, pria bersenjata itu mengatakan alasannya melakukan penembakan adalah karena cintanya ditolak oleh seorang wanita.
Alexander Alexandrovitch, mengatakan di profil Facebooknya bahwa dia belajar di sekolah menengah yang sama dengan Minassian. Alexander menggambarkan tersangka sebagai, “Seseorang yang tidak stabil secara mental.”
“Dia dikenal mengeong seperti kucing dan mencoba menggigit orang,” tulisnya di Facebook.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada menyampaikan belasungkawa setelah serangan van tersebut. Justin Trudeau mengatakan dia akan mengunjungi kota itu, segera setelah memungkinkan.
Trudeau mengatakan bahwa aksi yang mematikan itu tidak memiliki kaitan yang jelas dengan serangan teroris.
Namun, dia menggambarkan serangan sebagai peristiwa mengerikan dan tidak masuk akal.
“Segenap warga Kanada berdiri bersama Toronto hari ini. Penyelidikan atas insiden ini masih berlangsung, dan tidak ada bukti yang menunjukkan ancaman terhadap elemen keamanan nasional untuk situasi ini,” ujar Trudeau. (The Epoch Times/waa)
Para jaksa Taiwan telah mengajukan tuntutan terhadap mantan karyawan pembuat chip terbesar di dunia, menuduh bahwa dia telah melakukan pencurian teknologi dengan tujuan menyediakannya untuk BUMN di daratan Tiongkok.
Kasus ini mengingatkan ambisi Tiongkok untuk mendapatkan teknologi semikonduktor dengan cara apa pun yang diperlukan. Chip sangat penting untuk membuat sebagian besar perangkat elektronik; rejim Tiongkok telah tertinggal dalam kemajuan teknologinya sendiri dan sangat bergantung pada chip impor asing. Ketika pemerintah AS baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melarang perusahaan-perusahaan Amerika untuk memasok komponen-komponen ke pembuat ponsel pintar Tiongkok, ZTE, ketergantungan perusahaan tersebut pada chip Amerika tak dapat ditutupi.
Sementara itu, rezim Tiongkok telah secara agresif mengarahkan perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi atau mengakuisisi perusahaan semikonduktor asing untuk mendapatkan inovasi teknologi yang diinginkannya untuk kepentingan nasionalnya sendiri.
Menurut laporan oleh Kantor Berita Pusat Taiwan pada tanggal 18 April, jaksa Distrik Hsinchu menemukan bahwa pada bulan September 2017, seorang insinyur di Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), hanya diidentifikasi dengan nama keluarganya, Wu, telah menyalin dokumen yang berkaitan dengan teknologi 28-nanometer. Dia berencana untuk meninggalkan perusahaan pada bulan Desember, setelah itu dia akan membawa dokumen tersebut untuk pekerjaan barunya di China Resources, sebuah perusahaan milik negara, untuk mereproduksi teknologi eksklusif.
China Resources adalah konglomerat di bawah arahan Dewan Negara Tiongkok. Salah satu dari anak perusahaannya, China Resources Semico, memproduksi chip dan merupakan pemasok untuk banyak produk-produk elektronik konsumen domestik.
Jaksa sedang menuntut Wu dengan tuduhan pencurian rahasia dagang dan pelanggaran kepercayaan.
Kasus serupa muncul pada Mei 2017, ketika seorang insinyur di TSMC bermarga Hsu juga membuat salinan dokumen yang berkaitan dengan teknologi yang sama. “Teknologi ini memiliki kinerja tinggi dan konsumsi daya yang rendah,” menurut laporan oleh Taipei Times.
Penuntut menemukan bahwa Hsu telah mengunjungi perusahaan teknologi Tiongkok, Shanghai Huali Microelectronics Corp, sebulan sebelum dia mengajukan surat pengunduran dirinya. Mereka menuduh bahwa Hsu telah menggunakan dokumen-dokumen itu sebagai pengungkit untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan Tiongkok tersebut. Setelah staf TSMC berhadapan dengan Hsu, dia mengakui pencurian itu dan staf TSMC menemukan kembali dokumen-dokumen tersebut.
Fenomena perusahaan Tiongkok memikat para pebakat teknologi Taiwan adalah masalah utama yang menjadi perhatian bagi perusahaan teknologi Taiwan.
CEO produsen chip asal Taiwan, Nanya Technology, Lee Pei-Ing, baru-baru ini membuat pernyataan di mana dia mengatakan bahwa teknologi DRAM milik perusahaan, yang digunakan dalam komputer-komputer dan server-server pribadi, sedang diburu oleh Tiongkok melalui mantan-mantan karyawan. Sekitar 50 mantan staf tidak tetap telah tertarik dengan posisi menguntungkan di Tiongkok, katanya, menurut laporan media Taiwan, United Daily News.
Pada Maret lalu, seorang pejabat senior di Departemen Perdagangan AS, Ian Steff, mengunjungi Taiwan untuk bertemu dengan ketua TSMC Morris Chang dan membahas cara-cara untuk berkolaborasi, menurut laporan Nikkei Asian Review, sebuah majalah Jepang.
Steff juga bertemu dengan para eksekutif industri chip lokal dan perwakilan-perwakilan pembuat chip Amerika lokal “untuk membahas berbagai topik mulai dari perlindungan kekayaan intelektual, rahasia dagang, hingga masalah keamanan informasi,” menurut laporan Nikkei, mengutip seorang eksekutif industri. Steff telah memberi tahu kelompok tersebut bahwa “Taiwan akan menjadi sekutu penting bagi AS untuk mengatasi masalah properti intelektual dengan Tiongkok,” menurut laporan tersebut.
Pencurian kekayaan intelektual Tiongkok (IP) adalah masalah utama yang Presiden AS Donald Trump cari untuk membuat tarif perdagangan baru-baru ini yang diberlakukan pada barang-barang impor Tiongkok.
Menteri Urusan Perekonomian Taiwan, Shen Jong-chin, juga mengatakan kepada Nikkei Asian Review dalam sebuah wawancara Maret bahwa para pembuat chip Taiwan sangat prihatin dengan pencurian IP oleh pesaing Tiongkok mereka, terutama melalui transfer teknologi secara paksa ketika melakukan bisnis di Tiongkok. “Banyak pemilik bisnis sangat berhati-hati tentang hal ini dan dapat enggan untuk berinvestasi terlalu banyak di sana,” kata Shen kepada Nikkei Asian Review. (ran)
Oleh Fergus Hodgson, American Institute for Economic Research
Rezim komunis Tiongkok sedang memberi pinjaman dan berinvestasi besar-besaran di seluruh Amerika Latin, dan bukan untuk amal. Perlahan tapi pasti, strateginya menggerogoti kebijakan luar negeri AS yang mendominasi di wilayah tersebut.
Investasi asing dari Republik Rakyat Tiongkok tidak pernah merupakan suatu tindakan perusahaan kapitalis semata-mata atau tindakan tanpa pamrih. Sebaliknya, rezim totaliter tersebut sedang menjemput dimana Kuba yang totaliter berhenti dan memperluas lingkup pengaruhnya melalui perut negara-negara yang rentan, miskin, dan sering tidak menaruh curiga.
Motif tersembunyi rezim Tiongkok sangat terselubung dan terbukti keduanya di dalam struktur dan pemilihan lokasi perusahaan-perusahaan yang sedemikian rupa. Usaha-usaha tersebut memberi imbalan ideologi, anti teman-teman sekutu AS, memperkuat aliansi geopolitik, dan berfungsi sebagai platform untuk spionase. Kasus Venezuela adalah sebagai gambaran, karena negara sosialis itu adalah lubang hitam bagi investasi asing, namun Tiongkok terus menggelontorkan banyak miliaran dalam utang yang menguntungkan dan memungkinkan pembayaran bunga saja.
Sebagaimana dijelaskan dalam laporan terbaru dari Center for a Secure Free Society (SFS), berjudul “The Dragon and the Condor,” ancaman pengaruh imperialis dari Tiongkok tidak lagi menjadi topik akademis. Sebaliknya, itu telah tiba dan tumbuh secara mengerikan selama dekade terakhir.
Daftar proyek-proyek infrastruktur besar muncul dalam waktu dekat, terutama di Chili dan Nikaragua, siap untuk peralihan pengaruh Tiongkok dari “lunak” menjadi “keras,” seperti yang dilaporkan oleh National Endowment for Democracy. Tekanan menjadi lebih agresif dan didukung oleh ancaman-ancaman untuk ganjaran, sebuah tongkat sebagai pengganti sebuah wortel.
Lima Tahapan
Dalam laporannya, anggota SFS Ricardo Neeb dan Fernando Menéndez mengidentifikasi serangkaian kegiatan-kegiatan saat ini dan yang akan datang, dan mereka memasangkannya menjadi lima tahap, rencana jangka panjang dengan tujuh tujuan demi rezim Tiongkok. Langkah awal yang penting adalah pengembangan kemampuan intelijen, dan ini tumbuh dengan cepat dalam menghadapi sistem keamanan siber yang lemah di Amerika Latin.
Salah satu gejala dari prioritas intelijen tersebut adalah pengabdian investasi untuk sektor jasa dan infrastruktur, di mana rezim dapat memasukkan orang-orangnya, mengumpulkan pengetahuan, dan mendirikan jalan terlindung untuk berbagi informasi kembali ke Beijing. Contoh mencolok dari upaya untuk “merebut jaringan digital dan mendapatkan akses ke informasi yang menguntungkan secara politik dan komersial” adalah kabel serat optik bawah laut yang diusulkan untuk menghubungkan Tiongkok dan Chili, dimana melakukan sedikit ekonomi tetapi banyak untuk arti geopolitik.
Di bawah tujuan yang lebih luas untuk menantang kepemimpinan AS dan menyetel kembali geopolitik dunia, hasil-hasil setelah pencarian tersebut termasuk pemantauan terhadap lawan-lawan rezim, merongrong keberadaan Taiwan, perang siber, identifikasi peluang komersial, dan spionase perusahaan. Dua yang terakhir ini sangat penting karena, di dalam kata-kata Neeb dan Menéndez, “seringkali sulit untuk membedakan antara perusahaan yang dikendalikan negara dengan lembaga pemerintah RRT.”
Sarana Perlindungan untuk Negara
Ketika perusahaan bisnis adalah sarana-sarana perlindungan negara, seperti yang cenderung terjadi di Tiongkok, mereka secara alami menggunakan sumber daya masing-masing untuk saling menguntungkan. Di satu sisi, rezim Tiongkok akan menggunakan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai kendaraan propaganda; di sisi lain, perusahaan-perusahaan ini akan mendapatkan pertolongan dari intelijen negara yang mengetahui rahasia para pesaing.
Pada 2012, misalnya, jurnalis Kanada Mark Bourrie melaporkan bahwa Kantor Berita Xinhua (corong Partai Komunis Tiongkok) menggunakannya untuk memantau lawan-lawan rezim di Kanada. Sebagai bukti tak terbantahkan lainnya di negara-negara Amerika telah menargetkan Peru pada 2012, ketika malware asal Tiongkok mencuri puluhan ribu cetak biru industri.
Kanal penghubung dua lautan yang telah diusulkan di Nikaragua, untuk bersaing dengan Terusan Panama, akan membawa kekuatan Tiongkok di wilayah ini ke tingkat yang baru. Meskipun proyek $50 miliar macet dalam perkelahian hukum atas masalah lingkungan dan properti, jika diselesaikan akan tepat di halaman belakang Amerika Serikat.
Diserahkan ke Sandinistas komunis oleh Presiden AS Jimmy Carter pada tahun 1970-an, yang pada saat itu Nikaragua masih memiliki pemimpin gerilya yang sama di pucuk pimpinan, Daniel Ortega. Dia telah mengirimkan kontrak tanpa tender kepada pengembang Tiongkok HKND, bersama otoritas selama 50 tahun atas pemeliharaan dan administrasi, dengan opsi untuk pembaruan. Para pengamat yang tajam telah menunjukkan adanya kemungkinan besar atas zona ekstrateritorial yang diatur oleh Tiongkok di Amerika Tengah.
Perkembangan ini harus menjadi peringatan tidak hanya bagi Amerika Serikat, tetapi bahkan lebih kepada negara-negara yang masuk ke dalam selimut tempat tidur bersama dengan rezim Tiongkok. Meskipun umpan awal mungkin menarik dan orang Tiongkok mungkin tidak mencari keuntungan finansial eksplisit, biaya bunga dalam hal otonomi, privasi, dan kemandirian akan menjadi berat. Anda dapat yakin komunis di Beijing tersebut bertekad untuk menguangkan investasi mereka, meskipun dalam mata uang geopolitik, dan mereka tidak akan mempromosikan demokrasi liberal dan pasar bebas. (ran)
Fergus Hodgson, yang berbasis di Guatemala City, adalah editor eksekutif Antigua Report. Ikuti dia di Twitter @FergHodgson
Hari Jumat (27/04/2018) Presiden Xi Jinping akan menemui Perdana Menteri India Narendra Modi di kota Wuhan, Tiongkok, dan kedua pemimpin tersebut masih akan bertemu lagi pada bulan Juni mendatang. Demikian pengumuman yang disampaikan bersama antara Menlu Tiongkok Wang Yi dan Menlu India Sushma Swaraj usai pertemuan.
Ini baru untuk pertama kalinya, pemimpin India mengunjungi Tiongkok secara intensif. Media India mengutip ucapan sumber melaporkan bahwa di Wuhan nanti, Modi dan Xi Jinping akan membahas isu perselisihan perbatasan antara kedua negara.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi ? Bukankah media ‘Global Times’ sebelumnya mengatakan bahwa pemerintahan Modi tidak ingin dituding sebagai pemerintah yang memprovokasi perang Tiongkok – India ?” Bagaimana tiba-tiba tiupan angin berubah arah ?
Sebagaimana kita semua tahu, karena konfrontasi antara perbatasan Tiongkok dan India beberapa waktu lalu, media Partai Komunis Tiongkok telah menghembuskan sentimen nasional masyarakat.
Sekarang tiba-tiba kedua pemimpin bertemu 2 kali dalam tiga bulan. Bagaimana membuat para netizen Tiongkok dapat memahami masalah dan mengetahui hal yang terjadi ?
‘Global Times’ dalam sebuah artikelnya yang diterbitkan pada 23 April menyebutkan bahwa, PM. Modi adalah orang yang paling teguh dalam memegang prinsip imbal balik, Jadi ia bersedia mengunjungi Tiongkok berarti memiliki niat baik untuk mempererat persahabatan.
Tetapi Tiongkok komunis yang sering bertindak semaunya dengan alasan-alasan yang kalau perlu berubah-ubah, sekarang mereka akan menghadapi situasi bagaimana membuat dirinya tidak menjadi bahan cacian masyarakat ?
Tetapi pemerintahan komunis tidak peduli apakah Anda bisa atau tidak menerima. Itu bukan urusannya kecuali urusan Anda sendiri. Pokoknya, pemerintah Tiongkok sekarang butuh secepatnya memperbaiki hubungan diplomatik dengan India.
Mengapa ? Karena sekarang musuh pemerintah Tiongkok sudah berada di seluruh lini, semua negara di dunia sudah mulai waswas dengan pemerintah Tiongkok komunis.
Terutama soal perdagangan antara Tiongkok – AS, Media ‘Forbes’ dalam sebuah artikel yang dimuat situs mereka menyebutkan bahwa, jika saja Amerika Serikat memutuskan untuk memperluas embargo ilmiah dan teknologi sampai ke bidang lainnya, bahkan ke seluruh tubuh perusahaan Tiongkok, ini akan membuat perekonomian Tiongkok bertekuk lutut.
Artikel ini menyebutkan bahwa meskipun ini sulit dibayangkan, tetapi tidak berarti mustahil.
Beijing sebenarnya sudah berada dalam situasi berbahaya. Pada saat ini, sudah bukan waktunya bagi Tiongkok untuk membuat godaan atau memancing emosi India. Dengan kata lain, Beijing sekarang harus berbaik dengan India dan perlu segera menghentikan konfrontasi yang pernah terjadi pada pasukan penjaga perbatasan.
Menlu Wang Yi dalam pertemuannya dengan Menlu India Sushma Swaraj menekankan pentingnya mekanisme WTO. Namun, kita semua tahu bahwa sejak Tiongkok masuk WTO peraturan perdagangan dunia telah berulang kali dilanggar oleh Tiongkok, menyebabkan organisasi tersebut kehilangan tanggung jawab dan kewajibannya.
Wang Yi sekarang menekankan pentingnya WTO. Menurut analisis media ‘India Times’ bahwa, ucapan Wang Yi itu secara langsung atau tidak menyiratkan tentang sanksi perdagangan pemerintahan Trump terhadap Tiongkok dikeluarkan karena Tiongkok melanggar aturan WTO.
Tujuan Beijing memperbaiki hubungannya dengan India tak lain adalah untuk mendapatkan dukungan atau bantuan Modi untuk menghadapi sanksi perdagangan AS.
Dipikir analisis media India lebih masuk akal. Namun, jika Modi mengunjungi Tiongkok, menurut prosedur diplomatik normal, Xi Jinping sewajarnya bertemu dengan Modi di Beijing, Mengapa ia memilih Wuhan ? Reuters dalam artikelnya menyebutkan bahwa ini adalah rasa hormat yang jarang ditampilkan oleh Xi Jinping kecuali kali ini untuk PM. Modi.
Mengapa ? Karena pertemuan puncak umumnya lebih serius dan khidmat. Memilih bertemu di luar ibukota akan sedikit melemahkan dan tampak lebih informal. Tetapi media India percaya bahwa pertemuan di Wuhan akan membuat Xi Jinping dan Modi lebih bebas, relatih santai untuk bertukar pikiran tentang hubungan bilateral, terutama menyangkut beberapa isu sulit.
Selain itu, jika Modi pergi ke Beijing, publik India mungkin akan cenderung berpikir bahwa Modi mungkin ke Beijing untuk membuat konsesi. Dengan memilih bertemu di Wuhan suara kritikan dalam negeri India mungkin bisa berkurang.
Analisis ‘India Times’ mengungkapkan, dengan bertemu di Wuhan, maka kedua belah pihak terhindar dari formalisasi sebuah pertemuan kenegaraan. Di sisi lain, itu juga dapat mengesampingkan tekanan politik yang tidak perlu di negara mereka masing-masing.
Dalam sudut pandang ‘India Times’ bahwa kunjungan Modi ke Tiongkok saat ini sama pentingnya dengan kunjungan PM. Rajiv Gandhi tahun 1988 yang kemudian berhasil menjalin kembali hubungan diplomatik yang telah terputus karena perang antar kedua negara tersebut pada tahun 1962.
CNN juga menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan bahwa di bawah latar belakang pencairan hubungan Tiongkok – India yang terjadi saat ini, kepala negara tersebut mengadakan pertemuan.
Artikel itu mengutip ucapan Manoj Joshi, seorang peneliti di Observer Research Foundation, India yang mengemukakan bahwa hubungan diplomatik antara Tiongkok dengan India sekarang berada dalam situasi dilematis. Joshi percaya bahwa Tiongkok komunis berharap dengan memperbaiki hubungan bilateral dengan India dapat mencegah India kembali memihak Amerika.
Sejak Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, istilah kawasan Asia Pasifik telah berubah dan sekarang telah menjadi kawasan Indo-Pasifik.
Beberapa analis percaya bahwa ini adalah upaya Trump untuk menambahkan wilayah Samudra Hindia dan India yang masih berselisih dengan RRT sehingga cakupan geografis menjadi lebih luas untuk memperkuat sistem pengawasan dan keseimbangan dalam menghadapi Tiongkok.
Selain itu, masih ada alasan lain yang menjadi faktor pendorong Modi berkunjung ke Wuhan yaitu masalah perbatasan. Seperti yang kita ketahui, perbatasan antara kedua negara telah tertunda penyelesaiannya sejak konfrontasi.
Tahun lalu, kedua pihak menarik pasukan dari garis depan perbatasan karena cuaca yang sangat dingin. Sedangkan sekarang cuaca telah semakin menghangat, apakah akan muncul ketegangan lagi ? Oleh karena itu, kedua pihak ingin menyelesaikan masalah yang ada sebelum musim panas tiba, agar bentrokan di masa lalu tidak terjadi lagi.
Meskipun Xi Jinping dan Mode pernah bertemu dalam pertemuan puncak BRICS, tetapi karena kedua kepala negara sedang tidak berada di dalam negeri, khawatir perintah kurang didengar. Pada saat itu, Tiongkok sedang berada dalam situasi politik yang tidak menguntungkan jika pecah perang dengan India. (Sinatra/asr)
Pada bulan Februari, Departemen Kehakiman menuduh 13 orang Rusia dengan tuduhan mencuri identitas warga AS dan menyebarkan “berita palsu” dengan maksud untuk menumbangkan pemilihan presiden AS terakhir. Kasus ini masih berlangsung, dan mungkin melakukannya selama bertahun-tahun. Sementara itu, para peneliti UCR telah membangun solusi berbasis teknologi untuk penyebaran informasi palsu yang berbahaya.
Laboratorium Multi-Aspect Data Lab milik UCR, yang dipimpin oleh Evangelos E. Papalexakis, asisten profesor di Departemen Ilmu Komputer dan Teknik, sedang mengembangkan teknik sains data baru untuk mengatasi berbagai masalah dalam analisis jaringan sosial, dengan pendanaan dari Naval Sea Systems Command, Naval Engineering Education Consortium, the National Science Foundation, dan Adobe.
Para peneliti tersebut sedang membangun algoritme untuk membedakan pola yang menunjukkan “berita palsu”. Melalui ekstrapolasi dan perintah yang dimasukkan ke dalam sistem-sistem pengelolaan konten milik para penayang, item-item ini kemudian dapat dihapus sebelum ditayangkan dan menyebabkan malapetaka.
Secara krusial, perhitungan UCR tersebut dapat merekam “jejak” dari posting tersebut untuk mendukung penuntutan.
Makalah akademis terbaru Papalexakis tentang pekerjaan ini, “Unsupervised Content-Based Identification of Fake News Articles with Tensor Decomposition Ensembles” (Identifikasi Berbasis Konten Tanpa Pengawasan dari Artikel-artikel Berita Palsu dengan Ansambel Penguraian Tensor), ditulis bersama dengan asisten peneliti yang telah lulus, Seyed Mehdi Hosseini Motlagh, telah dipresentasikan dan memenangkan “penghargaan makalah terbaik” di MIS2 terbaru: Misinformation and Misbehavior Mining di Web workshop, bagian dari WSDM 2018 (Konferensi Internasional ke-11 ACM di Web Search and Data Mining).
“Penelitian-penelitian sebelumnya telah memberikan wawasan yang berguna tentang penyebaran artikel di jejaring sosial. Namun, deteksi didasarkan semata-mata pada cara-cara berbahaya dari artikel-artikel berita palsu tersebut ‘menginfeksi’ sejumlah pengguna media sosial sebelum terdeteksi,” kata Papalexakis.
“Sebaliknya, pekerjaan kami bertujuan untuk mendeteksi secara dini artikel-artikel tersebut, terutama dalam kasus-kasus di mana kita tidak memiliki pengetahuan eksternal mengenai validitas dan kejujuran dari setiap artikel tersebut.”
Pemantauan jaringan manusia bergantung pada kombinasi akal sehat dan pengalaman untuk mengetahui apakah sesuatu itu sah. Misalnya, para moderator memeriksa apakah informasi utama semua dalam HURUF BESAR (kode budaya digital untuk “berteriak”), menggunakan kata kunci bahasa kejahatan kebencian yang terkenal, dan mencari ketidakcukupan sumber terverifikasi untuk pernyataan-pernyataan palsu.
Tetapi, bagaimana Anda mengajarkan komputer bahwa atribut-atribut triangulasi ini sering menunjukkan “berita palsu”?
Pemahaman berbasis mesin sangat bergantung pada konsep-konsep matematika, sehingga Papalexakis dan para penelitinya menggunakan apa yang disebut “Data Multi Aspek.” Sederhananya, gambar kelompok sosial di mana setiap orang di dalam interaksi memiliki banyak cara untuk terhubung (yaitu telepon, teks , video, pesan instan, posting media sosial).
Laboratorium Data Multi Aspek kemudian mencatat, memeriksa, mengkategorikan, dan memodelkan semua masukan ini, berdasarkan apa yang dikenal sebagai “penguraian tensor.” Sebuah “tensor” dalam ilmu data berarti struktur multidimensi, seperti sebuah kubus.
Semua multi aspek tersebut secara digital ditangkap sebagai kubus multidimensi sehingga sistem tersebut dapat menyelidiki dan “memahami” apa yang sebenarnya terjadi, dan apakah berita itu palsu atau tidak.
“Teknik penguraian tensor yang kami kembangkan mampu menangkap pola bernuansa yang berhasil mengidentifikasi berbagai kategori berita palsu, tanpa menggunakan pengetahuan eksternal tentang validitas artikel khusus apapun.” Papalexakis mengatakan.
Dengan memanfaatkan keragaman dari semua aspek data tersebut, sistem UCR memberikan hasil yang lebih akurat daripada penelitian yang dipublikasikan sebelumnya di bidang ini. Dalam makalah mereka, para penulis tersebut menggambarkan bagaimana mereka mengkompilasi algoritma mereka, kemudian mempublikasikan hasil-hasil dari banyak bagian percobaan, menunjukkan bahwa algoritma yang telah disodorkan teridentifikasi hingga 80 persen berita palsu.
Industri telah mencatat. Papalexakis mengatakan dia secara aktif mengejar kolaborasi dengan raksasa-raksasa teknologi besar. (ran)
Disediakan oleh: University of California – Riverside