Home Blog Page 1815

Komunis Tiongkok Ditetapkan Sebagai Manipulator Mata Uang oleh Amerika Serikat

0

Reuters/The Epochtimes

Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat memastikan bahwa Tiongkok melakukan manipulasi terhadap mata uangnya renminbi, Senin (5/8/2019). Oleh karena itu Amerika  menetapkan Tiongkok sebagai negara manipulator mata uang.

Kementerian Keuangan mengatakan bahwa atas persetujuan Presiden Trump, Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah menetapkan bahwa Tiongkok adalah negara yang manipulasi mata uang. Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional untuk menyingkirkan persaingan tidak adil dari inisiatif terbaru Beijing itu.

Nilai renminbi Senin 5 Agustus lalu jatuh menembus angka 7. Harga saham global juga melemah. Bank Sentral Tiongkok mengklaim bahwa nilai mata uangnya berfluktuasi normal seperti ketinggian air dalam reservoir. Namun kalangan keuangan dunia berpendapat bahwa tindakan Tiongkok itu adalah untuk mengimbangi adanya tekanan tarif.

Amerika Serikat telah 5 kali menuduh Tiongkok melakukan manipulasi mata uang antara tahun 1992 – 1994.

Tetapi sejak tahun 1994, Amerika Serikat belum mendaftarkan negara manapun sebagai negara manipulasi mata uang.

Bank Sentral Tiongkok secara terbuka mengakui manipulasi mata uang

Pernyataan Kementerian Keuangan Amerika Serikat sebagaimana disampaikan kepada Kongres Amerika tentang kebijakan makro ekonomi dan valuta asing mitra dagang utama Amerika atau Laporan Valuta Asing, bahwa Tiongkok sejak lama bermain di pasar valuta asing melalui intervensi berskala besar dengan mendevaluasi mata uangnya. 

Dalam beberapa hari terakhir, Tiongkok telah mengambil langkah konkret untuk mendevaluasi renminbi sambil mempertahankan sejumlah besar cadangan devisa.

Latar belakang dari tindakan-tindakan itu dan tidak dapat diandalkannya teori stabilitas pasar, Tiongkok menegaskan bahwa tujuan dari depresiasi mata uang Tiongkok adalah untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang tidak adil dalam perdagangan internasional.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa rezim komunis Tiongkok mengakui bahwa mereka memiliki kendali penuh atas nilai tukar renminbi. 

Dalam sebuah pernyataannya, Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mengatakan bahwa sebagai tanggapan terhadap fluktuasi nilai tukar, Bank of China telah mengakumulasi pengalaman yang kaya dengan alat kebijakan, dan akan terus berinovasi, memperkaya kotak alat kontrol.

Menanggapi perilaku umpan balik positif yang mungkin terjadi di pasar valuta asing, mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan ditargetkan untuk secara tegas menindak para spekulator dan mempertahankan operasi pasar valuta asing yang stabil, demi menstabilkan ekspektasi pasar.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat dalam pernyataannya menegaskan bahwa hal tersebut diakui secara terbuka oleh Bank of China atau Bank Sentral Tiongkok bahwa bank itu memiliki pengalaman luas dalam memanipulasi mata uang dan masih bersiap untuk memanipulasi mata uang.

Pernyataan itu mengatakan bahwa model perilaku itu juga melanggar komitmen Tiongkok kepada negara-negara G20 untuk tidak bersaing dalam devaluasi mata uang. 

Sebagaimana ditekankan dalam laporan valuta asing, Kementerian Keuangan menaruh perhatian tinggi terhadap komitmen Tiongkok kepada negara G20, yaitu, tidak terlibat dalam devaluasi kompetitif dan tidak menggunakan nilai tukar Tiongkok untuk tujuan kompetitif. 

Kementerian Keuangan Amerika Serikat terus mendesak Tiongkok untuk meningkatkan transparansi dalam nilai tukar, operasi dan target manajemen cadangan.

Pemimpin Senat dari Partai Demokrat Amerika Serikat mendukung Trump

Pada hari Senin 5 Agustus lalu, pemimpin Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer mendukung keputusan yang menetapkan Tiongkok sebagai negara manipulasi mata uang. 

Schumer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komunis Tiongkok telah memanipulasi mata uang untuk waktu yang lama sebelum Presiden Trump berkuasa. 

Trump  akhirnya harus memberitahu menteri keuangannya untuk mencantumkan Tiongkok sebagai manipulator mata uang. Itulah yang perlu Trump lakukan untuk mencapai tujuan ini.

Setelah renminbi menembus angka 7, Presiden Trump mengeluarkan beberapa pesan di tweet yang menuduh Tiongkok memanipulasi mata uang. Pesan Trump berbunyi”

“Tiongkok telah mendevaluasi mata uang mereka sampai ke level terendah dalam sejarah. Ini adalah tindakan memanipulasi nilai tukar, The Fed, apakah Anda mendengarkan? Ini adalah pelanggaran besar, seiring berjalannya waktu, hal ini akan sangat melemahkan Tiongkok !”

“Tiongkok telah … menggunakan manipulasi mata uang untuk mencuri bisnis dan pabrik kekayaan kita, melukai lapangan kerja kita, menurunkan upah pekerja dan merugikan  petani kita. Hal itu tidak akan diizinkan lagi.”

Bunyi pesan Trump lainnya: “Tiongkok bermaksud untuk terus memperoleh ratusan miliar dolar dari Amerika Serikat melalui praktik perdagangan yang tidak adil dan manipulasi mata uang. Itu perilaku tidak adil, seharusnya sudah dihentikan beberapa tahun yang lalu!”

Lalu apa yang akan dihadapi negara yang memanipulasi mata uang?

Berdasarkan Undang-Undang Perdagangan dan Daya Saing Omnibus 1988 atau The Omnibus Trade and Competitiveness Act of 1988, memungkinkan menteri keuangan Amerika Serikat bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional untuk menyingkirkan keuntungan dari ketidakadilan terkait dengan manipulasi nilai tukar.

Jika dimasukkan sebagai negara manipulasi mata uang oleh Amerika Serikat, menurut ketentuan Kementerian Keuangan Amerika, jika sebuah lembaga ekonomi gagal untuk mengadopsi kebijakan yang sesuai dalam satu tahun untuk mengoreksi nilai tukar dan surplus perdagangan internasional, maka Presiden Amerika Serikat akan mengambil langkah lebih lanjut. Langkah itu, termasuk penolakan negara bersangkutan mendapatkan pembiayaan dari US Overseas Private Investment Corporation (OPIC). 

AS juga melarang negara terkait untuk berpartisipasi dalam pengadaan pemerintah Amerika Serikat. Meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memperkuat pengawasan. Menginstruksikan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) untuk mempertimbangkan faktor manipulasi nilai tukar ketika mengevaluasi perjanjian perdagangan atau negosiasi. (Sin)

FOTO : Uang kertas 100 yuan Tiongkok di Beijing, pada tanggal 9 Februari 2017. (FRED DUFOUR / AFP / Getty Images)

Kekerasan Komunis Tiongkok Gagal Meredam Perlawanan Warga Hong Kong, Akhirnya Menampar Muka Sendiri

0

Zhang Ting

Seiring dengan meningkatnya unjuk rasa warga Hong Kong, komunis Tiongkok terus meningkatkan cara-cara intimidasi. Baru-baru ini, komunis Tiongkok menciptakan insiden kekerasan dengan melibatkan triad. 

Bahkan, menakuti demonstran dengan merilis video propaganda militer. Aksi ini mengancam 7,3 juta penduduk Hong Kong. Komunis Tiongkok mungkin akan menerjunkan militer.

Menurut laporan “Business Insider,” orang-orang Hong Kong berjuang demi hidup mereka. Sementara itu, komunis Tiongkok yang terjebak dalam dilema hanya bisa mengancam dengan kekerasan.

Video propaganda Militer komunis Tiongok yang ditempatkan di Hong Kong,  merilis video itu yang berdurasi 3 menit pada Rabu, 31 Juli lalu. 

Dalam tayangan video itu, menunjukkan kemampuan militer dalam menekan para pengunjuk rasa. Selain itu, menunjukkan pemandangan kendaraan lapis baja, helikopter, roket dan latihan peralatan militer lainnya.

Dalam video tersebut, tampak tentara komunis Tiongkok memukul mundur massa demonstran dengan kendaraan lapis baja dan berteriak “mundur, atau tanggung sendiri akibatnya.” Video ini memberi pesan kuat terhadap demonstran.

Tetapi, video propaganda yang penuh ancaman kekerasan itu, tak menciutkan nyali para pengunjuk rasa Hong Kong. Mereka terus berunjuk rasa. Mereka bahkan berkonfrontasi dengan polisi keesokan harinya.

Menurut “Business Insider”, jika penekanan dan penahanan gagal di Tiongkok, maka kekerasan akan digunakan. Tindakan ini sudah ditunjukkan dalam pembantaian Tiananmen 1989 silam. Ketika itu, Komunis Tiongkok mengerahkan tank untuk menekan pengunjuk rasa.

Evan Fowler, seorang peneliti di Henry Jackson Society, sebuah lembaga think tank kebijakan luar negeri Inggris, kepada “Business Insider,” mengatakan, orang-orang Hong Kong sebenarnya telah merasakan kekerasan komunis Tiongkok. 

Pada 21 Juli lalu, di sebuah distrik di Yuen Long, sekelompok pria berkaos putih mulai memukul warga secara brutal dengan tongkat logam di stasiun MTR Yuen Long. Akibatnya, 45 orang dirawat inap.  

Fowler menuding komunis Tiongkok adalah pendukung di balik kekerasan tersebut. Ia mengatakan, hal demikian bukan lagi sebuah rahasia umum.

Ia menegaskan, serangan kekerasan di Yuen Long adalah upaya komunis Tiongkok untuk mengintimidasi para demonstran. “Ini adalah semacam taktik yang akan Anda lihat di daratan Tiongkok, bukan sesuatu yang aneh lagi,” ungkap Fowler.

Fowler menilai, hasil dari serangan kekerasan di Yuen Long itu justru “menghasilkan efek sebaliknya”. Bahkan, memicu lebih banyak kemarahan. Kekecewaan kepada polisi pun menjadi-jadi.  

Ketika komunis Tiongkok menggunakan cara konvensional yang biasa, ternyata gagal menghadapi perlawanan warga Hong Kong, telah membuat Komunis Tiongkok “bukan main malunya.”

Seperti kebanyakan pakar tentang topik di Hong Kong, Fowler tidak percaya bahwa komunis Tiongkok akan mengerahkan pasukan untuk menekan demonstran. Akan tetapi, mungkin akan menggunakan siasat lain.

Intimidasi komunis Tiongkok Gagal, Justru Terjebak Dilema

Laporan itu mengatakan, ancaman kekerasan komunis Tiongkok menuju kegagalan. Orang-orang Hong Kong tetap berunjuk rasa di jalanan. Mereka terus menuntut pembebasan semua demonstran yang ditahan.

Fowler mengatakan, aksi protes di Hong Kong menunjukkan rasa malu komunis Tiongkok. Dikarenakan, alat yang biasa digunakan untuk menekan pembangkangan di Hong Kong, tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.

Beberapa netizen daratan Tiongkok mengatakan, “Melihat rekan senegaranya di Hong Kong, Yan Wuzhou mengatakan, bahwa masa depannya sendiri boleh hilang, tetapi hal ini tidak boleh terjadi dengan masa depan rakyat Hong Kong.”

Menurut laporan itu, di daratan Tiongkok, Komunis dapat dengan mudah menyensor berita apa pun yang tidak disukainya, untuk menghindari akses publik. 

Jika sesuatu yang diungkapkan oleh publik dan membuat Komunis Tiongkok tampak buruk, maka bisa disensor. Gara-gara itu, komunis Tiongkok telah menangkap banyak aktivis HAM dan mempidanakan mereka.

Kekerasan dan pemenjaraan adalah bentuk intimidasi. Kedua praktik ini merupakan alat yang ampuh yang digunakan oleh Komunis Tiongkok. Tujuannya untuk membuat orang-orang daratan Tiongkok takluk. 

Di Hong Kong, pengunjuk rasa mengusulkan solusi berteknologi rendah untuk menggagalkan perangkat lunak pengenal wajah komunis Tiongkok. Teknologi ini yang mana, dapat digunakan untuk memilih dan menghukum individu dalam kerumunan massa.

Orang-orang Hong Kong berjuang Demi kebebasan

Semua orang Hong Kong yang menolak RUU ekstradisi. Mereka kini menghadapi tekanan dan intimidasi. Seperti yang bersumber dari Sikap keras Pemerintah Hong Kong, Kantor Urusan Hong Kong dan Makau dan Garnisun Hong Kong, triad yang melakukan kekerasan, dan tuduhan yang tidak masuk akal.

Bagi, fowler aksi protes terbaru itu sebagai “protes dalam keputus-asaan.” Para pengunjuk rasa turun ke jalan dan terus meminta pemerintah meminta pertanggungjawaban aparat negara. 

Namun demikian, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda mundur. Komunis Tiongkok justru menghadapi massa dengan cara militer. Insiden ini, mengingatkan tentang Tiongkok dan seluruh dunia, bahwa militer hanya loyal kepada komunis Tiongkok, bukan rakyat Tiongkok.

Pada Jumat 2 Agustus lalu, puluhan ribu pegawai negeri sipil pemerintah Hong Kong berpartisipasi dalam rapat umum.  

Mereka mengusulkan dukungan untuk pembentukan komisi investigasi independen, mencabut semua tuduhan terhadap para pengunjuk rasa, dan mencabut amandemen Ordonansi Pelanggar Hukum. 

“Business Insider” mengatakan, para pemrotes telah mengumumkan rencana baru untuk protes lebih lanjut. 

Kini, tidak ada yang tahu pihak mana yang akan mundur dan bagaimana krisis itu dapat menemukan solusinya. Namun sejauh ini, orang-orang Hong Kong tetap berupaya untuk perjuangan ini. Sementara komunis Tiongkok hanya memberikan tanggapan kekerasan. (jon/asr)

Tiga Kesalahpahaman Rakyat Daratan Tentang Perjuangan Rakyat Hong Kong

0

Li Muyang

Sejak akhir bulan April tahun ini, gelombang demi gelombang unjuk rasa rakyat Hongkong telah membuat pulau yang kedaulatannya sudah diserahkan kepada komunis Tiongkok pada  22 tahun yang lalu itu, jatuh ke dalam krisis politik terbesar.

Meskipun pihak berwenang Hongkong untuk pertama kalinya menggunakan tuduhan membuat kerusuhan untuk menuntut para pengunjuk rasa, namun gertakan itu tidak menyurutkan perjuangan rakyat Hongkong untuk mempertahankan kebebasan. 

Sebaliknya, hal itu justru menggerakkan semakin banyak warga Hongkong untuk bergabung dalam barisan menentang komunis Tiongkok. Bahkan departemen di pemerintah Hongkong yang dikenal karena efisiensi, netralitas, loyalitas, dan konservatif juga ikut bergabung dalam perjuangan itu.

Pada Jumat 2 Agustus, para pegawai negeri Hongkong turun ke jalan untuk berpawai. Jam 7 – 9 malamnya mereka berkumpul di Chater Garden untuk mengikuti rapat umum. Pegawai negeri menentang pemerintahan Hongkong. Peristiwa seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Dari pawai yang diikuti oleh 1,03 juta warga Hongkong pada 9 Juni dan pawai akbar pada 16 Juni yang diikuti oleh 2 juta warga sampai saat ini, semua sektor di Hongkong turut  berpartisipasi dalam unjuk rasa. Unjuk rasa menyampaikan aspirasi menuntut Rancangan Undang Undang – RUU Ekstradisi dicabut, mempertahankan kebebasan dan demokrasi. 

Mereka bahkan berani menghadapi risiko persekongkolan polisi dengan preman, penindasan dengan kekerasan, dan tidak mengurangi laju perjuangan.

Komunitas internasional dapat memahami dan mendukung perjuangan rakyat Hongkong yang sangat gigih. Namun, banyak warga daratan Tiongkok justru tidak mengerti dan bertanya : Apa yang diperjuangkan oleh rakyat Hongkong ?

Blokade informasi dan mendistorsikan kebenaran oleh komunis Tiongkok membuat warga  tidak memahami

Alasan timbulnya kesalahpahaman berkaitan langsung dengan blokade informasi yang dilakukan komunis Tiongkok. 

Menurut media, sejak bulan Juni, berbagai platform media di daratan Tiongkok dijaga ketat terhadap penyebaran informasi yang berkaitan dengan gerakan anti-RUU Ekstradisi. Kata kunci seperti ‘Xiang Gang Jia You’ (香港加油) telah diblokir sejak 9 Juni. Satu-satunya saluran bagi warga daratan untuk mendapatkan informasi adalah melalui media resmi.

Namun, ketika dilaporkan, penyebab gerakan sengaja dikaburkan, dan terhadap polisi yang melakukan penegakan hukum dengan cara kekerasan tidak disebutkan.

Pada saat yang sama, pihak berwenang sengaja meloloskan komentar yang beredar di platform media swasta yang menguntungkan pihak berwenang atau mengutuk tindakan “rusuh” yang dilakukan warga Hongkong untuk membangkitkan emosi. 

Terhadap peristiwa polisi bersekongkol dengan preman untuk melakukan kekerasan di stasiun Kereta Api Yuen Long pada malam hari, sama sekali tidak dilaporkan.

Terpengaruh oleh propaganda komunis Tiongkok yang sengaja mendistorsikan kebenaran ditambah kena cuci otak, menyebabkan sejumlah netizen berpendirian, “Kebebasan tidak membuat perut kenyang !”

Mengapa rakyat Hongkong sekarang memperjuangkan hak untuk menentukan nasib sendiri ?

‘8 pertanyaan mengenai Hongkong’ kini sedang beredar luas di internet. Itu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori. 

Pertama, adalah pada era Hongkong dikuasai Inggris. Meskipun Hongkong memiliki undang-undang, rakyat juga tidak memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri. Mengapa mereka sekarang justru berjuang untuk itu ?

Sehubungan dengan hal itu, jurnalis senior ‘Deutsche Welle’ Frank Sieren mengatakan bahwa meskipun pejabat Inggris di Hongkong tidak memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat Hongkong selama pemerintahan Inggris, tetapi mereka memperoleh kehidupan yang sangat positif. 

Jika pemerintah Inggris dan Hongkong tidak memberikan kebebasan kepada warga selama pemerintahannya, mengapa berbondong-bondong penduduk daratan sampai rela berenang menuju Hongkong dan menyelundup demi bisa hidup di Hongkong?

Namun, setelah pengalihan kedaulatan, kemakmuran Hongkong secara berangsur-angsur lenyap. Dan pengaruh Beijing semakin hari semakin besar. Hak pilih universal yang dijamin oleh ‘Hukum Dasar’ yang didambakan oleh rakyat Hongkong kian hari kian jauh dari jangkauan.

Berbicara soal kebebasan, pada kenyataannya, banyak penduduk daratan mungkin sudah tidak tahu lagi apa itu kebebasan. Di “negara polisi” yang dibangun oleh komunis Tiongkok, rakyat terus menerus dipantau oleh polisi, baik dari kehidupan nyata sampai ke dunia virtual. Pihak berwenang Tiongkok mengendalikan ucapan dan perbuatan warganya, mengendalikan cara berpikir rakyat dan mendorong rakyat untuk melihat dunia dari perspektif kepentingan ekonomi atau uang.

Namun, ada juga banyak warga daratan Tiongkok yang memiliki akses untuk memperoleh informasi nyata. Mereka umumnya menyatakan pro, salut, mengagumkan, ingin meniru gerakan protes terhadap pemerintah seperti yang dilakukan rakyat Hongkong. 

Sebagaimana yang dituturkan oleh Su Qi, seorang tokoh budaya Shanghai kepada BBC : “Banyak hal yang terjadi di daratan sekarang, jika salah satunya saja dikeluarkan untuk disampaikan kepada mereka yang hidup di negeri normal, saya yakin, banyak orang akan turun ke jalan-jalan untuk mengekspresikan keberatan mereka, tetapi bagi  warga daratan hal itu tidak dapat dilakukan”.

Oleh karena itu, warga daratan ingin memiliki kesempatan seperti warga Hongkong yang bisa turun ke jalan-jalan untuk mengekspresikan pendapat mereka. 

Seperti yang dikatakan oleh seorang pegawai pemasaran di Beijing : “Hongkong benar-benar lebih beruntung, kami di daratan tidak memiliki kesempatan untuk berkumpul seperti mereka. Dapat mengekspresikan pendapat, menuntut hak dengan cara yang rasional, sungguh luar biasa !”

Dalam artikel yang ditulis Liu Siyuan, mahasiswa yang pernah studi di Chinese University of Hong Kong menyebutkan, warga Hongkong sangat marah ketika terjadi pembunuhan terhadap seorang editor Ming Pao bernama Liu Jintu, dan penculikan staf lintas batas terhadap karyawan  toko buku Causeway Bay. 

Sekarang, otoritas Carrie Lam memperkenalkan hukum jahat yang merugikan rakyat yang semakin memperparah kepanikan rakyat Hongkong. Menurut hukum komunis Tiongkok, banyak warga Hongkong akan menjadi “penjahat”.

Liu Siyuan percaya bahwa perjuangan rakyat Hongkong saat ini akan berdampak besar terhadap nasib mereka di kemudian hari. Mereka sedang memperjuangkan tingkat kebebasan dan hak suara setelah 50 tahun peralihan kedaulatan Hongkong, yaitu setelah tahun 2047.

Apakah daratan Tiongkok yang menunjang pertumbuhan ekonomi Hongkong ?

Pandangan kedua adalah bahwa mengapa orang Hongkong masih saja tidak puas meskipun  menerima banyak dukungan keuangan dari daratan? 

Apakah Hongkong secara ekonomi dapat bertahan jika tidak memperoleh dukungan dari daratan? 

The New York Times berpendapat bahwa itu adalah akibat dari komunis Tiongkok terus menerus mendorong warga untuk melihat dunia dari perspektif kepentingan ekonomi atau uang semata. Seperti halnya orang kecewa melihat sistem kereta api bawah tanah di New York yang lusuh dan jalan raya yang banyak berlubang di Silicon Valley.

Markus Taube, seorang profesor ilmu ekonomi di Duisburg Essen University mengatakan kepada Suara Jerman bahwa hal itu adalah pemahaman yang menyimpang yang sepenuhnya menghapuskan signifikansi Hongkong terhadap daratan Tiongkok. 

“Coba Anda renungkan kembali sejarah 40 tahun terakhir, tidak perlu diragukan lagi bahwa daratan Tiongkok lebih diuntungkan oleh peranan Hongkong,” kata Markus Taube.

Menurut Markus Taube, ketika penyerahan kedaulatan, Hongkong memainkan peran sentral dalam ekspor produk industri Tiongkok. Hampir setengah dari perdagangan luar negeri Tiongkok dicapai melalui Hongkong. 

Meskipun Tiongkok telah mengalokasikan dana untuk mendukung Hongkong selama krisis ekonomi pada tahun 2007, tetapi itu bukan tindakan amal. Itu lebih pada komunis Tiongkok menghendaki Hongkong terus memainkan peran sebagai pusat layanan ekonomi dan keuangan demi kepentingan daratan Tiongkok.

Apakah “superioritas warga Hongkong” tidak ada lagi ?

Pandangan ketiga adalah bahwa perasaan “superioritas warga Hongkong” telah lenyap karena warga daratan Tiongkok memiliki daya beli yang lebih kuat dan seterusnya. 

Setelah pengalihan kedaulatan, pertumbuhan ekonomi Hongkong menurun dari waktu ke waktu. Pada tahun 1997, kekuatan ekonomi per kapita warga Hongkong adalah sekitar 11 kali lebih besar dari daratan Tiongkok, dan sekarang selisihnya kian mengecil. Tetapi meskipun demikian  masih 4 kali lipat daratan Tiongkok.

Selain itu, timbulnya masalah ekonomi Hongkong lebih banyak diakibatkan oleh invasi modal merah komunis Tiongkok.

Zheng Yushuo, seorang profesor di Chinese University of Hong Kong kepada Suara Amerika mengatakan bahwa bisnis komunis Tiongkok tidak dipertimbangkan dari sudut pandang keuntungan operasional, tetapi pendekatannya adalah memindahkan uang dari daratan. Jadi Hongkong telah dijadikan pusat pencucian uang bagi para Pembesar Merah Tiongkok. 

Mereka gila-gilaan membeli real estat membuat harga perumahan semakin membumbung tinggi. Selain itu menyuntikkan budaya kolusi yang korup antara pejabat dengan pengusaha. Itulah yang mengakibatkan Hongkong yang dahulu pernah dijuluki sebagai Mutiara Timur kehilangan sinarnya.

Hongkong saat ini sedang mengalami krisis paling serius dalam beberapa dasawarsa terakhir. Karena itu, tidak mengesampingkan akan muncul lebih banyak perjuangan rakyat di masa mendatang. 

Meskipun komunis Tiongkok berusaha untuk menyaring, memblokir berita, tetapi cepat atau lambat masyarakat daratan Tiongkok akan mengetahui kebenarannya. (sin)

Sempat Mati Lampu Berjam-jam, Laporan PLN Sebut Berhasil Menyalakan 19 Gardu Induk di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten

0

Epochtimes.id- PLN menyatakan dalam siaran persnya, Minggu (4/8/2019) pukul 21.00 WIB, sudah ada 19 Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) yang sudah menyala, dengan rincian 17 GITET sudah bertegangan dan 2 GITET Masih dalam proses. 

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka dalam rilsnya, GITET yang saat ini belum menyala yakni : kembangan, Gitet Lestari Banten Energi, Gitet Jawa 7, Gitet suralaya Baru.

Berikut sejumlah daerah yang sudah menyala:  

Penggilingan, Pulo Gebang, Pulo Gadung Raya, Bintara, Perumnas Klender, Jl. Raya Pulo Gebang, Jl. Raya Ciracas, Jl. Raya Setu Cipayung, Jl. Raya Bogor, Jl Raya Jati Waringin, TMII, Bandara Halim, LRT Cawang, Bambu Apus, Tamini Square, Jl Mabes TNI,

Pasar Induk Kramat Jati, Komp Perwira Cijantung, Stasiun Pasar Minggu,Pondok Timur Mas, Jati Bening Estate, Pondok Cikunir Indah, Kalimalang, PDAM Kalimalang, Klender Buaran, Cipinang Indah

Jl Raya Cibubur, Mabes ABRI Cilangkap, Jati Sampurna, Jatirangga, Jl Raya Kranggan, Jati Rangon, Kampung Rambutan, Jl Raya Lap Tembak, Perum Taman Duta, Kp Cimanggis, Perum Bukit Permai 

Masjid Istiqlal, Atrium Plaza Senen, Gondangdia, Kebon Sirih, Pasar Baru, Pasar Senen, Istana Presiden, Gunung Sahari, Kedubes AS Gambir, Cikini, Pejambon Deplu, Hotel Borobudur, Lap Banteng Selatan, Menteng, MI Ridwan Rais

Gatot Subroto, Sudirman Raya, Kedutaan Malaysia, Rasuna Said Kuningan, Kuningan, Setiabudi, Karet Pedurenan.

MH Thamrin, Kebon Kacang, Medan Merdeka Barat, Tanah Abang, RS Sumber Waras, Kedutaan Prancis, Teluk Betung, Wisma Negara, Sarinah, Monas, RRI, Dephan

Pulogadung, Pulomas, Jl Pemuda, Jl Raya Bekasi, Plumpang, Yos Sudarso, Jl Sulawesi, Kawasan Berikat Cilincing,Kebon Sirih, Jl. MentengvRaya, Kwitang, Salemba, Wahid Hasyim, Merdeka Selatan.

Wilayah Kemang, Jl P Antasari, Jl Benda, Jl Bangka, Kalideres, Daan Mogot dsk, Kemal Raya Cengkareng, Duren Tiga dsk, Ragunan, Pejaten, Ciganjur Srengseng Sawah, Cinere, Gandul, Karang Tengah, Jagakarsa, Pekayon Sawangan, Pondok Cabe, Lebak Bulus

Pondok Indah, Warung Buncit, RS Fatmawati, Ragunan Pasar Minggu, RM Harsono, Jeruk Purut, Buncit Raya, TB Simatupang, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Jl. Raya Lenteng Agung

Trunojoyo, Tirtayasa, Gatot Subroto, Polda Metro, Udirman, SCBD, Adityawarman, jend Sudirman, Senayan, Wijaya, Pondok aren, Ciledug Raya, Bintaro, Petukangan, Permata Hijau, Pondok Kacang, Tanah Kusir, Cipulir, Joglo, Cilandak, Lebak Bulus , Pondok Indah, Pondok Labu, Ciputat Raya

Danau Sunter, Kemayoran, Benyamin Sueb, Kwitang, Kalibaru Timur, Sunter, Ancol, Letjend Suprapto, Utan Panjang Timur, Gunung Sahari, Glodok, Mangga Dua, RE Martadinata, Hayam Wuruk, Ancol dsk, Pompa Sncol, Pelindo, PLTU Priok, Mangga Besar, Sawah Besar, Kebon Jeruk, Batu Tulid, Glodok

RE Marthadinata, Danau Sunter Barat, Kampung Bahari, Sunter Permai

TVRI Jakarta, Stadion Utsma.Senayan, Jl Raya Ciledug, Palmeah, Manggala Wana Bakti, MPR, SCBD Sudirman, Pakubuwono, Jkt Int School, Deplu

“Proses pemulihan terus  dilakukan, memang tidak bisa secara serentak langsung menyala, namun secara bertahap penormalan terus diupayakan dengan maksimal” Ungkap Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani. 

“PLN mohon maaf untuk pemadaman yang terjadi dan akan terus memberikan update terkait kondisi di lapangan,” pungkas PLN. (asr)

Foto : Ilustrasi (Dok PLN)

Listrik Padam Massal Berjam-jam di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten

0

Epochtimes.id- Aliran listrik terputus secara massal di sebagian pulau Jawa sejak Minggu (4/8/2019) siang. Provinsi yang terdampak adalah DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat.

Pemadaman massal berdampak besar terhadap aktivitas warga, pusat-pusat bisnis hingga tranpsortasi di provinsi-provinsi ini yang berpenduduk mencapai puluhan juta jiwa.

Seperti di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, terpantau lalu lintas di jalan raya menjadi semerawut, gara-gara lampu lalu lintas tak berfungsi. Sejumlah pengendera terlihat berhati-hati untuk melaju di jalan raya. Kejadian ini hampir terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Sama halnya operasional MRT Jakarta juga terhenti. Tim Pusat Kendali Operasi (Operation Control Center) MRT Jakarta mendeteksi empat kereta yang terdampak.

Pihak MRT Jakarta merilis seluruh penumpang mengikuti proses evakuasi oleh petugas stasiun dan kereta. Pintu Tepi Peron (Platform Screen Doors) harus dibuka secara manual dalam proses evakuasi ini.

Pada pukul 12.53 WIB, Tim Pusat Kendali Operasi MRT Jakarta memastikan seluruh proses evakuasi telah selesai 100 persen. Pihak MRT menyatakan tidak ada penumpang yang cidera.

Sedangkan kereta Commuter Line yang melayani Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi juga terdampak. Sebanyak 240 armada kereta gagal diberangkatkan. Seperti hari biasanya pada akhir pekan, pengguna Commuter Line mencapai 808.336 orang.

Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti dalam jumpa persnya menyampaikan permohonan maaf atas gangguan perjalanan KRL yang terjadi di seluruh lintas hari ini. Diakibatkan tidak adanya daya listrik untuk mengopersikan kereta. Ganguan ini terjadi dari pukul 12.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Bagi penumpang yang sudah membeli tiket, PT KCI  memberikan kepada pengguna untuk melakukan pengembalian tiket yang sudah dibeli. PT KCI juga telah melakukan koordinasi dengan PT Transjakarta untuk menyediakan bus membawa penumpang ke tempat tujuan.

Pemadaman listrik secara massal membuat tagar #matilampu mendadak menjadi trending topik nomor satu di Twiterr Indonesia sejak Minggu siang.

Operator seluler pun terkena imbasnya seperti Telkomsel, XL, im3, Smarfren dan Indosat. Seluruh pihak operator senada menyatakan bahwa operasional mereka terhenti dikarenakan turut terdampak akibat pemadaman listrik.

Saat menjelang malam hari, misalnya ada sejumlah warga di Jakarta Barat keluar untuk membeli lilin untuk menerangi aktivitas mereka di rumah. Bahkan sejumlah toko kelontongan hingga mini market kehabisan stok lilin. “Sudah habis lilin, dari siang tadi,” kata pemilik toko kelontongan di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka menyampaikan bawa PLN memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat 

Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami  trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati . Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip. 

Menurut Suprateka, gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan,” tulis Suprateka dalam siaran persnya kepada wartawan.

Ia menjelaskan, di Jawa Barat terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah area sebagai berikut : Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.

“Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini, kami berjanji akan melakukan dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal,” tambahnya.

PLN menyampaikan dari sisi perbaikan penyebab gangguan :

– sudah dilaksanakan pengamanan GSW yang putus, dan penyalaan kembali GT di Suralaya. 

– akan dilaksanakan scanning assesmen kondisi GSW yang se type.

– pengaturan beban dari UP2B untuk meminimalisir pemadaman

Hingga malam hari sejumlah wilayah di Jakarta, Jawa Barat dan Banten ada yang mengalami gelap gulita.

Saat jumpa pers, Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani menyatakan Minggu (4/8) bahwa pada pukul16.27 WIB adalah tahapan recovery. Artinya lebih pada pukul 19.00 WIB aliran listrik berangsung-angsur normal. Benar saja, hingga pukul 20.16 listrik sudah mulai menyala di kawasan Jakarta.  (asr)

20 Orang Tewas dan 26 Terluka dalam Penembakan Massal di Texas

0

ETIndonesia – Dua puluh orang tewas dan lebih dari 26 terluka akibat penembakan massal. Insiden terjadi di sebuah area perbelanjaan yang sibuk di kota perbatasan El Paso, Texas, Amerika Serikat, Sabtu 3 Agustus. 

Kepala polisi setempat mengatakan di antara kemungkinan yang diselidiki adalah apakah kejadian itu adalah kejahatan rasial. 

Dua pejabat penegak hukum yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonimitas, mengidentifikasi tersangka yang ditahan bernama Patrick Crusius yang berusia 21 tahun dari daerah Dallas.

Polisi mengatakan, 26 orang lainnya terluka, kebanyakan dari mereka dirawat di rumah sakit setempat. 

Sebagian besar korban diyakini telah tertembak di Walmart dekat Cielo Vista Mall. Polisi menambahkan, supermarket itu penuh dengan 3.000 orang selama musim belanja.

“Adegan itu mengerikan,” kata Kepala Polisi El Paso, Greg Allen. Ia  menambahkan bahwa banyak dari yang terluka yang mengancam jiwa. 

Dia mengatakan polisi juga telah menemukan sebuah manifesto yang mungkin ditulis oleh Crusius. Manifesto ini diposting secara online. Salah satu alasan sedang diselidiki sebagai kejahatan rasial.

Warga sukarela mendonorkan darah kepada korban yang terluka. Sementara anggota polisi dan militer, berusaha membantu orang-orang yang mencari orang-orang terkasih yang hilang.

“Ini kekacauan,” kata Austin Johnson, seorang petugas medis Angkatan Darat di Fort Bliss. Ia menawarkan diri untuk membantu di pusat perbelanjaan dan kemudian di sekolah yang berfungsi sebagai pusat penyatuan kembali.

Warga bernama Adriana Quezada yang berusia 39 tahun mengatakan, dirinya berada di bagian pakaian wanita di Walmart. Ketika itu,ia bersama dua anaknya. Ia menuturkan, sempat mendengar tembakan. Akan tetapi ia berpikir dikarenakan benturan seperti konstruksi atap.

Akhirnya, putrinya yang berusia 19 tahun dan putranya yang berusia 16 tahun, langsung tiarap. Kemudian mereka berlari keluar dari Walmart melalui pintu keluar darurat. Mereka tidak terluka.

Dia mengatakan, sempat melihat empat pria. Mereka berpakaian hitam, bergerak bersama-sama menembakkan senjata tanpa pandang bulu. Polisi kemudian mengatakan, hanya ada satu orang penembak.

Polisi mengatakan pada tengah hari, seorang tersangka berhasil ditahan. Kini masyarakat tidak lagi dalam bahaya. Tersangka, yang menggunakan senapan, ditangkap tanpa insiden. Polisi percaya, dia adalah “penembak tunggal.” Tetapi, polisi masih terus menyelidiki laporan adanya orang lain yang terlibat.

Sedangkan, Stasiun televisi lokal KTSM-TV, menayangkan dua foto yang dikutip dari sumber penegak hukum. Sumber itu mengatakan ada gambar kamera keamanan tentang tersangka. Ketika itu, tersangka memasuki Walmart. Ia mengenakan kacamata dan kaus gelap. Ia juga tampaknya mengenakan headphone atau pelindung telinga.

Melansir dari Times, Emmerson Buie, agen khusus yang bertanggung jawab di El Paso, mengatakan, bahwa FBI sudah menyelidiki kasus ini sebagai kemungkinan kejahatan rasial dan tindakan terorisme domestik. 

Ryan Mielke, juru bicara Pusat Medis Universitas El Paso, mengatakan 12 orang dibawa ke rumah sakit dengan terluka, termasuk seorang yang meninggal dunia. 

Dua korban dari yang terluka adalah anak-anak yang dipindahkan ke Rumah Sakit Anak El Paso. Dia menolak untuk memberikan rincian tambahan tentang para korban.

Menurut juru bicara rumah sakit Victor Guerrero, sebelas korban lainnya sedang dirawat di Pusat Medis Del Sol. Dia mengatakan usia para korban berkisar antara 35 hingga 82 tahun.

Presiden Donald Trump mengecam keras penembakan yang terjadi di Texas. 

“Penembakan hari ini di di El Paso, Texas. Tidak hanya tragis, tapi juga tindakan pengecut,” kata Trump di akun Twitter resminya. 

Trump melanjutkan : “Saya bersama semua orang di negara ini untuk mengutuk tindakan keji itu. Tidak ada alasan atau pembenaran dalam pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak berdosa.”

Gubernur Texas Greg Abbott menyebut penembakan itu “tindakan kekerasan keji dan tidak masuk akal” dan mengatakan negara telah mengerahkan sejumlah petugas penegak hukum ke kota.

Kandidat presiden dan mantan anggota Kongres Texas, Beto O’Rourke tampak agak terguncang ketika dia muncul di forum kandidat pada hari Sabtu di Las Vegas. Tak lama setelah berita tentang penembakan di kota asalnya dilaporkan terjadi.

O’Rourke, mengatakan dia telah memanggil istrinya sebelum naik ke panggung. Ia mengatakan, penembakan itu menghancurkan “semua ilusi bahwa kita memiliki kemajuan yang tak terhindarkan” dalam menangani kekerasan senjata.

Politikus itu mendengar laporan awal bahwa penembak mungkin memiliki senjata gaya militer Ia mengatakan, perlu “menyimpan sumpah serapah)di medan perang dan tidak membawanya ke masyarakat. 

El Paso, yang memiliki sekitar 680.000 penduduk, berada di Texas Barat dan berbatasan dengan Juarez, Meksiko. (asr)

FOTO : Orang-orang tiba di MacArthur Elementary untuk mencari keluarga dan teman-teman mereka setelah penembakan di Walmart dekat Cielo Vista Mall, di El Paso, Texas pada 3 Agustus 2019. (Briana Sanchez / The El Paso Times via AP)

Trump Akan Naikkan Tarif Baru 10% Terhadap Produk Tiongkok US$ 300 miliar

0

Cathy He – The Epochtimes

Presiden Donald Trump pada 1 Agustus mengatakan, bahwa ia akan mengenakan tarif baru 10 persen terhadap barang  impor Tiongkok senilai 300 miliar dolar AS. Tarif ini mulai berlaku pada 1 September mendatang.

Pengumuman mengejutkan sehari setelah berakhirnya pembicaraan tatap muka antara AS dan negosiator Tiongkok di Shanghai.

“Pembicaraan perdagangan terus berlanjut, dan selama pembicaraan tersebut, AS akan mulai pada 1 September, memberikan tambahan tarif 10% untuk sisa 300 Miliar dolar AS barang dan produk yang berasal dari Tiongkok ke Negara kami. Ini belum termasuk 250 Miliar Dolar AS yang sudah bertarif di 25%,” demikian cuitan Trump.

Kemudian pada 1 Agustus, Trump mengatakan, tarif harus diberlakukan karena Tiongkok mendevaluasi mata uangnya. Ini mengacu pada praktik Beijing secara artifisial, demi menurunkan nilai mata uangnya untuk mengimbangi dampak tarif impor.

“Sampai ada kesepakatan, kami akan mengenakan pajak kepada mereka. Tiongkok, selama 20 tahun terakhir, telah mengeluarkan ratusan miliar dolar dari negara kita,” demikian pernyataan Trump kepada wartawan di halaman Gedung Putih sebelum berangkat untuk rapat umum di Cincinnati, Ohio.

Trump menambahkan bahwa tarif AS untuk barang-barang Tiongkok, telah menyebabkan banyak perusahaan memindahkan produksi dari Tiongkok untuk menghindari pembayaran retribusi.

Perwakilan perdagangan AS dan Tiongkok, baru saja menyelesaikan dua hari pembicaraan. Pertemuan itu digambarkan oleh kedua belah pihak sebagai pembicaraan “konstruktif.” 

Pembicaraan itu adalah pertemuan langsung yang pertama, sejak pembicaraan macet pada awal Mei. Pada saat itu, Amerika Serikat menyatakan rezim Komunis Tiongkok mundur dari ketentuan yang disepakati. Padahal sudah dinegosiasikan selama berbulan-bulan.

Selama KTT G-20 di Jepang pada akhir Juni, Trump dan Xi Jinping setuju untuk memulai kembali perundingan.  Trump setuju untuk menunda tarif 25 persen terhadap 300 miliar dolar AS impor tahunan Tiongkok yang tersisa.

Presiden Trump, dalam serangkaian tweet, mengatakan, rezim Komunis Tiongkok telah gagal memenuhi janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian Amerika Serikat. Ini bagian dari perjanjiannya dengan Xi untuk memulai kembali pembicaraan dagang.

“Tiongkok setuju untuk membeli produk pertanian dari AS dalam jumlah besar, tetapi tidak melakukannya,” tulis Trump. Trump juga menyinggung tentang Tiongkok yang belum menindaklanjuti komitmennya untuk membendung aliran fentanil opioid sintetis ke Amerika Serikat. 

Sebelumnya, Xi menyetujui langkah ini selama pertemuan sebelumnya dengan Trump di sela-sela G-20 di Argentina pada Desember 2018.

“Selain itu, teman saya Presiden Xi mengatakan bahwa dia akan menghentikan penjualan Fentanyl ke Amerika Serikat – ini tidak pernah terjadi, dan banyak orang Amerika terus mati!” ungkap Trump. 

Rezim Komunis Tiongkok telah berjanji bahwa mulai 1 Mei akan memperluas daftar narkotika yang berada di bawah kendali negara. Langkah ini, dengan memasukkan 1.400 analog fentanyl yang dikenal. Produk ini memiliki susunan kimia yang sedikit berbeda. Akan tetapi bersifat adiktif dan berpotensi mematikan.

Namun, anggota parlemen, pejabat, dan pakar AS telah menyatakan skeptis tentang kesediaan dan kemampuan Beijing untuk mengimplementasikan perubahan ini. Tiongkok memproduksi sebagian besar analog fentanyl dan fentanyl yang ditemukan di Amerika Serikat. 

Narkoba sintetis itu telah berkontribusi terhadap krisis opioid saat ini. Amerika Serikat mencatat lebih dari 28.000 kematian akibat overdosis sintetis opioid pada tahun 2017, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Sebagian besar dari mereka yang tewas terkait fentanyl.

Harga saham Amerika langsung jatuh setelah pengumuman Trump. Dow Jones Industrial Average jatuh ke wilayah negatif. Putaran pembicaraan lain antara dua ekonomi terbesar dunia telah dijadwalkan pada bulan September mendatang. 

Washington dan Beijing telah dikunci dalam perselisihan perdagangan selama lebih dari setahun. Ini setelah pemerintahan Trump memberlakukan tarif hukuman pada rezim Komunis Tiongkok. Dikarenakan, komunis Tiongkok gagal menangani praktik perdagangan tidak adil yang sudah lama berlangsung. Praktik ini termasuk pencurian kekayaan intelektual AS, transfer teknologi secara paksa dan manipulasi mata uang.  Masalah-masalah itu adalah titik utama bagi Amerika Serikat selama negosiasi perdagangan.

Stephen Moore, mantan penasihat senior kampanye presiden Trump 2016 dan rekan tamu terkemuka di lembaga think tank yang berbasis di Washington, The Heritage Foundation, mengatakan, tarif baru itu merupakan taktik negosiasi untuk memaksa kemajuan dalam pembicaraan perdagangan.

“Trump mengambil garis yang lebih sulit, ia sangat frustrasi dengan pemerintah Tiongkok. Langkah itu, kata Moore, adalah untuk memberi tekanan pada Beijing sehingga tidak akan berhenti sampai setelah pemilihan presiden AS 2020 untuk mencapai kesepakatan perdagangan. Moore mengatakan, ia memberikan lebih banyak tekanan, jadi Tiongkok tidak hanya melakukan permainan mengulur-ulur waktu.

Awal pekan ini, Trump mengatakan “masalah terbesar dengan kesepakatan perdagangan” adalah bahwa “Tiongkok akan senang menunggu” sampai setelah pemilu 2020. Harapannya, membuat kesepakatan perdagangan lebih menguntungkan dengan presiden dari Partai Demokrat.

“Saya pikir jika Tiongkok ingin menunggu sampai setelah pemilihan, mereka akan berdoa bahwa Trump kalah, dan kemudian mereka akan membuat kesepakatan dengan kaku – seseorang yang tidak tahu apa yang mereka lakukan,” hal demikian disampaikan Trump kepada wartawan di halaman Gedung Putih pada 30 Juli.

Presiden juga memperingatkan dalam serangkaian tweet pada 30 Juli. Jika dia justru memenangkan pemilu, hasilnya mungkin bukan perjanjian perdagangan. Bahkan kesepakatan yang lebih buruk bagi Beijing daripada yang ada saat ini di meja perundingan.

Departemen Pertanian Amerika Serikat, pada 1 Agustus mengkonfirmasi, penjualan swasta ke Tiongkok sebesar 68.000 ton kedelai dalam minggu ini yang berakhir pada 25 Juli.

Penjualan tersebut merupakan yang pertama bagi pembeli swasta. Itu terjadi sejak Beijing menawarkan membebaskan lima importir kedelai Tiongkok dari 25 persen tarif pembalasan terhadap barang AS setahun yang lalu.

Robert Spalding, mantan pejabat senior di Dewan Keamanan Nasional dan anggota senior di lembaga think tank yang berbasis di Washington, menduga, langkah Trump didorong oleh hasil pembicaraan di Shanghai baru-baru ini.  “Dugaan saya adalah mereka menyadari bahwa orang Tiongkok tidak menginginkan kesepakatan, “katanya.

Spalding menambahkan, dia percaya Beijing tidak mungkin untuk mereformasi praktik perdagangannya yang tidak adil. Apalagi menjadikan ekonomi berbasis pasar dalam waktu dekat. 

Karena itu, Amerika Serikat harus bekerja untuk membangun kembali sektor manufakturnya. Ini sama ketika menyaksikan hilangnya pekerjaan besar-besaran setelah Tiongkok bergabung dengan WTO pada 2001 silam. Amerika Serikat harus secara khusus fokus pada pengembangan industri yang penting. Ini bagi keamanan nasional AS seperti mikro-elektronik dan perangkat keras telekomunikasi.

Spalding menegaskan, sudah terlalu lama Tiongkok telah mengambil keuntungan dari sistem pasar terbuka AS. Oleh karena itu, sudah waktunya bagi AS untuk melindungi negara mereka sendiri, menyeimbangkan kembali ekonomi, dan membuat orang Amerika kembali bekerja. (asr)

Reuters berkontribusi pada laporan ini.

Infiltrasi Komunis Tiongkok ke Media Barat

0

Wu Huo melaporkan dari Prancis

Pada awal Juli “Freedom News” Prancis menerbitkan sebuah laporan investigasi. Laporan itu untuk pertama kalinya mengungkapkan, media Barat telah disusupi oleh Komunis Tiongkok. 

Laporan itu menganalisa bagaimana Komunis Tiongkok berinvestasi besar-besaran dalam propaganda di media Barat untuk mempertahankan citra baik otoritas Beijing di dunia internasional.  

Pada awal Maret tahun ini Reporters Without Borders telah menerbitkan sebuah laporan investigasi terperinci dengan judul: “Tatanan baru media dunia yang dituntut oleh Tiongkok.”

Teks lengkap laporan sebanyak 52 halaman, masing masing dalam bahasa Mandarin, Inggris dan Prancis. Laporan mengungkap secara mendalam tentang bagaimana cara Komunis Tiongkok menyusupkan pengaruhnya ke Barat melalui media.

Laporan “Freedom News” berdasarkan kata pengantar pawai besar warga Hong Kong menentang amandemen “Peraturan Ekstradisi”, diberi judul sebagai: “Propagande: comment la Chine s『infiltre à l』Ouest atau Propaganda: Bagaimana Komunis Tiongkok menyusupi dunia Barat,” sebagai laporan.

Latar belakang munculnya ‘Tambahan penerbitan’ tentang Tiongkok di media Prancis

Artikel “Freedom News” pertama-tama menyebutkan bahwa pada 9 Juni, ada jutaan warga Hong Kong turun ke jalanan untuk memrotes amandemen “Peraturan Ekstradisi.”Namun “China Daily”, media propaganda  Komunis Tiongkok, tanpa ragu melaporkan dalam versi bahasa Inggris bahwa “Ada 800.000 orang mendukung amandemen Rancangan Undang Undang itu”.

Satu minggu kemudian, pada 16 Juni, 2 juta warga Hong Kong sekali lagi berpawai besar. Jumlah itu terhitung seperempat dari populasi Hong Kong, dan menciptakan rekor tertinggi dalam sejarah Hong Kong.

“ChinaDaily” malah mengatakan bahwa para orang tua Hong Kong berpawai menentang campur tangan Amerika Serikat. Artikel itu mengatakan bahwa kebohongan itu tidak mencegah “Surat kabar Le Figaro” untuk menyisipkan “China Watch” sebagai tambahan penerbitan. Topiknya menunjukkan bagaimana makmurnya Tiongkok dan potret Xi Jinping sebagai sekretaris jenderal Komite Pusat Komunis Tiongkok.

Tambahan penerbitan yang membuat orang sangsi itu yang disusun dan ditulis oleh ”ChinaDaily”,  dibayar oleh seseorang dengan cek bernominal besar di sekitar 30 surat kabar berpengaruh di seluruh dunia. Misalnya “The New York Times” dan dibagikan gratis yang mencakup 13 juta pembaca. 

Surat kabar Inggris “The Guardian”, mengungkapkan bahwa kantor berita “The Daily Telegraph” setiap tahunnya menerima 860.000 Euro biaya iklan untuk menerbitkan majalah bulanan “China Watch”.

Opini mengatakan bahwa sebenarnya iklan mahal ini tidak memiliki rahasia apa-apa, hanyalah yang digunakan Komunis Tiongkok untuk membentuk opini publik dan memengaruhi kebijakan politik dan bisnis asing. Dalam kata-kata Mao Zedong itu adalah “senjata ajaib”. Kalau meminjam kata-kata Xi Jinping: “Ceritakan kisah Tiongkok dengan baik”. 

Tentu saja, Komunis Tiongkok bukanlah pemerintah pertama yang menggunakan propaganda media untuk membangun pengaruh asingnya.  Prancis dan Inggris sejak awal tahun 1920-an sudah mulai mengadopsi strategi itu, namun tidak dapat dibandingkan dengan Komunis Tiongkok. 

Artikel itu mengatakan bahwa  otoritas Beijing tidak membiarkan dan tidak mengijinkan kritikan atau komentar miring. Menurut dokumen Komite Sentral Komunis Tiongkok yang diungkapkan pada 2013, kebebasan pers bahkan terdaftar sebagai salah satu dari “tujuh bahaya Barat”. Diantaranya juga termasuk hak asasi manusia dan independensi peradilan.

Menurut laporan berjudul “Tatanan baru media dunia yang dituntut oleh Tiongkok”, dalam 10 tahun terakhir Komunis Tiongkok telah menghabiskan 1,3 miliar Euro setiap tahunnya untuk menyebarkan suara Beijing ke seluruh dunia. 

Hal itu membuat Komunis Tiongkok memiliki media yang menyentuh massa audiovisual asing. Media itu seperti jaringan TV Global China yang dikelola oleh pemerintah yang  saat ini disiarkan di 140 negara di seluruh dunia. Ada juga China Radio International yang disiarkan dalam 65 bahasa.

Dalam penyelidikan “Freedom News” yang pernah menghubungi Kantor Berita Xinhua untuk wawancara dan hasilnya tidak pernah menerima balasan. Laporan  mengatakan bahwa Kantor Berita Xinhua tidak seperti kantor berita umum. Tidak peduli apakah itu mengirim email atau menelepon, tidak akan pernah ada jawaban.

Artikel itu juga mengatakan bahwa ketika reporter pergi ke Kantor Berita Xinhua yang berada di pinggiran Paris dan berbicara dengan cara menjual iklan, pihak Xinhua mengusulkan paket iklan. 

Paket itu adalah  50 kali penerbitan tambahan, 3 video ditambah 5 foto dan harganya sekitar 1.800 Euro. Tentu saja dalam situasi krisis media cetak saat ini, kontrak semacam ini sangat menarik.

Artikel itu juga mengungkapkan bahwa pada akhir Maret tahun ini, ketika Xi Jinping mengunjungi Prancis dan tiba di pantai selatan Nice, beberapa media utama Prancis seperti “Le Monde”, “Le Figaro”, “Les Echos”, dan”Le Parisien” semuanya menerbitkan iklan humas berbahasa mandarin. Konten dan foto disediakan oleh Kantor Berita Xinhua.

Contoh lain adalah saluran komersial stasiun televisi BFM Prancis meluncurkan program “ChineEco” yang artinya Ekonomi Tiongkok pada November tahun lalu. Program itu disiarkan setiap malam pukul 23:50 waktu setempat.

Program yang berlangsung selama beberapa menit itu diedit oleh China Radio International (RCI). Pada awal acara menggunakan bahasa Prancis memperkenalkan beberapa topik ramah Tiongkok dan kemudian mengundang para pakar ekonomi untuk membahas manfaat berinvestasi di Tiongkok.

Stéphane Soumier dari stasiun televisi BFM yang bertanggung jawab untuk menandatangani kontrak kerja sama program itu, mengatakan kepada “Freedom News” bahwa syarat kontrak yang diusulkan RCI  berbunyi, “Anda berbicara tentang topik bisnis Tiongkok, kami memberikan sponsor, kami mempertahankan kedaulatan atas isi program, mengundang tamu para pengusaha. Di bawah premis menguntungkan bagi Tiongkok maka dapat mempublikasikan kritik tentang Tiongkok.”

Di akhir artikel itu ada kutipan peringatan yang dikemukakan oleh NadègeRolland, seorang peneliti di Badan Studi AsiaWashington.

Peringatan itu  berbunyi, “Pekerjaan infiltrasi yang dilakukan oleh Beijing bersifat serba pelik dan berjangka panjang. Hal yang lebih penting lagi adalah infiltrasi itu tidak berwujud, yaitu melakukan pengaruh dari norma, nilai dan hukum, semua negara demokrasi terlibat didalamnya dan setiap negara demokrasi harus tetap waspada.” (lin/whs /rp/asr) 

Baru-baru ini Media Prancis menerbitkan laporan investigasi, untuk pertama kalinya mengungkapkan bahwa media Barat telah disusupi oleh Komunis Tiongkok. Gambar menunjukkan sebuah kios koran di jalanan Paris. (JACQUES DEMARTHON/AFP/Getty Images)

Musuh Amerika Serikat Adalah Komunis Tiongkok Bukan Tiongkok

0

Xie Tian

Seratusan pejabat oposisi politik, ekonomi, militer, diplomatik, juga para akademisi dan pakar, melayangkan surat bersama yang dimuat di surat kabar “Washington Post”.  Surat itu dikirim tepat pada hari kemerdekaan Amerika Serikat tahun ini, 4 Juli 2019.

Judul surat itu adalah “China is not an enemy”. Para penulis itu berpendapat, kebijakan Trump terhadap Tiongkok sekarang ini sangat “tidak sesuai” dengan kepentingan  Amerika Serikat.

Surat itu ditujukan pada presiden dan kongres  Amerika Serikat. Beberapa penulis antara lain adalah dosen ilmu politik dari MIT yakni M. Taylor Fravel, mantan Dubes AS untuk Tiongkok, J. Stapleton Roy, peneliti dari Carnegie Foundation, Michael D. Swaine, dosen kehormatan Harvard University, Ezra Vogel, mantan asisten Menlu untuk Asia Pasifik, Susan A. Thornton dan lain-lain. 

Dalam surat itu disebutkan: “Kami sangat khawatir akan semakin memburuknya hubungan Amerika Serikat dengan Tiongkok. Ini tidak sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat atau seluruh dunia. Walaupun perilaku Beijing belakangan ini membuat kami was-was, dan memang perlu ditanggapi secara tegas. Namun kami berpendapat, sejumlah tindakan Amerika sekarang ini, adalah penyebab langsung memburuknya hubungan kedua negara secara drastis.”

Penulis surat dan orang yang ikut menandatanganinya mayoritas pernah menjabat posisi tinggi, atau memiliki pengalaman sangat mapan. Mereka adalah sekelompok orang yang terhormat. 

Mereka mengaku tidak berniat memanfaatkan gelar dan status mereka sebelumnya sebagai alat untuk membujuk. Pencantuman instansi tempat mereka bekerja hanya untuk membuktikan status diri saja. Dengan demikian masyarakat tidak perlu mempedulikan latar belakang dan hanya fokus menilai opini mereka, apakah sesuai dengan logika dan pengetahuan atau tidak. 

Setelah membaca surat ini, tanpa mengurangi rasa hormat, dan berbicara secara bergurau, seperti kata pepatah, sang kaisar saja tidak cemas tapi kasimnya lebih cemas! 

Pemerintahan Trump juga tidak mengatakan bahwa Tiongkok adalah musuh bagi  Amerika Serikat, tapi mengapa mereka berkata demikian? 

Di saat seluruh dunia telah membedakan antara negeri Tiongkok dengan Komunis TIongkok dan pemerintahannya secara jelas, mengapa para pakar itu justru masih dengan sengaja mencampur-adukkan keduanya?

Pemerintah Trump tidak hanya tidak pernah mengatakan bahwa Tiongkok adalah musuh Amerika Serikat. Sebaliknya justru secara terbuka telah berkali-kali mengatakan: Perang dagang tidak ditujukan terhadap rakyat Tiongkok, melainkan ditujukan pada “rezim” di Tiongkok saat ini.

Dengan kata lain sasarannya adalah: Komunis TIongkok. Para penulis surat itu tidak sedikit yang merupakan tokoh kalangan akademisi. Hal yang pertama dipertimbangkan adalah definisi yang jelas terhadap suatu konsep, yakni dapat membedakan antara Tiongkok, rakyat Tiongkok, dan rezim di Tiongkok sekarang. Jika tidak mampu membedakan hal ini, berarti tidak teliti dalam hal akademis. Namun mencampur-adukkan konsep antara “Tiongkok” dengan “Komunis TIongkok”. Hal itu menyebabkan masyarakat luas salah memahaminya.

Di masa Perang Dunia kedua, Amerika hanya menganggap pasukan SS Hitler dan militerisme Jepang sebagai musuhnya. Tidak menjadikan keluarga kerajaan Jepang yang merupakan simbol negara Jepang, sebagai musuhnya. Tidak pernah menganggap rakyat Jerman dan rakyat Jepang sebagai musuh. Musuh di masa Perang Dingin adalah rezim Uni Soviet, dan bukan rakyat Uni Soviet.

Yang harus digarisbawahi adalah, pandangan pada surat itu mewakili pandangan kalangan politik dan akademisi Amerika Serikat juga sebagian kalangan opini publik. Tapi bukan pandangan arus utama pemerintah, rakyat dan kongres Amerika. 

Jelas pandangan itu juga sangat tidak sejalan dengan arus utama politik Amerika saat ini. Karena kebijakan Trump terhadap  Tiongkok mendapat dukungan luas dari masyarakat Amerika. Di kalangan massa Partai Republik mendapat dukungan lebih tinggi lagi. 

Demikian juga pemimpin Partai Demokrat, termasuk 25 capres dari Partai Demokrat yang akan bersaing di pilpres 2020 mendatang juga tidak ada yang menentangnya. Bahkan secara nyata ikut mendukung kebijakan Trump. Banyak anggota Partai Demokrat yang berpendapat itu masih belum cukup, masih harus diperkuat lagi.

Surat terbuka memaparkan 7 teori, juga mengakui banyak cara-cara tidak terpuji Komunis TIongkok. 

Tapi para penulis tidak merasa bahwa rezim Beijing adalah musuh ekonomi Amerika, atau membahayakan keamanan Amerika. 

Rezim Beijing lewat cara perdagangan dan mencuri telah mendapatkan teknologi tinggi Amerika Serikat. Sebaliknya uang yang didapat dan tindakan militer mereka yang digunakan lewat perwakilan internasional, justru telah menciptakan ancaman besar terhadap lapangan kerja, struktur industri, dan keamanan negara Amerika.

Surat terbuka itu membuat prediksi pada kebijakan Amerika Serikat terhadap Tiongkok dan pengaruhnya bagi Amerika, yang isinya sangat tidak tepat. 

Perang dagang sampai hari ini, telah menohok perekonomian Tiongkok dan rezim Komunis Tiongkok, telah memaksa pihak Beijing tunduk, dan kembali ke meja perundingan.

Sementara terhadap perekonomian Amerika Serikat, justru berkembang menjadi semakin kuat. Perang dagang telah membuat Amerika  semakin kuat. Ekspansi Komunis Tiongkok terhambat, program Made in China 2025 dan One Belt One Road hampir gugur sebelum sempat dilahirkan. 

Berbalikan dengan pandangan pada surat terbuka itu, Amerika Serikat tidak berniat menghalangi perkembangan Tiongkok. Pemerintah Amerika telah berkali-kali menyatakan, ingin melihat pertumbuhan normal perekonomian Tiongkok. Namun mudah terlihat, hal itu baru akan benar-benar terwujud pada Tiongkok pasca Amerika Serikat.

Surat terbuka menyebutkan bahwa Amerika takut Tiongkok akan menggantikan Amerika Serikat menjadi pemimpin dunia.  Surat terbuka menganggap Trump melakukan satu kesalahan, yakni “menyerang negara sekutu di segala penjuru”. Itu juga salah. Beberapa presiden Amerika Serikat  sebelumnya membiarkannya merajalela, menyebabkan banyak negara memanfaatkan Amerika  dalam hal bea masuk dan perdagangan. 

Walaupun pemanfaatan negara lain terbilang sangat kecil jika dibandingkan pemanfaatan oleh Komunis Tiongkok, tapi jika Trump tidak “menyerang ke segala penjuru” maka tidak akan ada pijakan supremasi hukum internasional dan prinsip keadilan. 

Oleh karena Amerika Serikat tidak mungkin hanya memilih pelanggar tertentu, hal itu dapat membuat Komunis Tiongkok yang paling merugikan Amerika, memiliki dalih sehingga Amerika tidak akan bisa secara tegas menciduk dan menghancurkan pondasi ekonomi Komunis Tiongkok. 

Amerika Serikat “tidak pandang bulu” terhadap semua negara sekutu yang memanfaatkan kesempatan terhadap Amerika, Akibatnya semua negara itu dengan cepat segera mencapai kesepakatan baru dengan Amerika. Misalnya saja seperti Kesepakatan Amerika Serikat dengan Meksiko yang baru, memaksa Komunis TIongkok tidak mendapat dukungan internasional dari mana pun saat dipojokkan oleh Amerika. Meskipun pejabat diplomatik Tiongkok juga menggalang dukungan ke segala penjuru, seperti meminta dukungan Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa, tetap gagal. 

Surat terbuka menganggap kebijakan Trump tersebut telah “menjadikan Komunis Tiongkok sebagai musuh.” Itu juga suatu kesalahan besar. Justru itu merupakan sisi yang paling bijak dari kebijakan Trump terhadap Tiongkok. 

Lewat perang dagang yang mungkin akan diikuti dengan perang finansial, perang ekonomi, perang teknologi, perang HAM, Trump tidak “menjadikan Komunis Tiongkok  sebagai musuh”, melainkan memisahkan “Komunis Tiongkok ” dari negeri Tiongkok. Mengucilkan Komunis Tiongkok dari tengah rakyat Tiongkok. 

Saat ini pemisahan itu relatif berhasil, telah “menjadikan Komunis Tiongkok sebagai musuh”. Cara seperti itu, membuat Komunis Tiongkok tidak akan bisa menyeret rakyat Tiongkok untuk menjadi tamengnya dan tidak akan bisa menyeret rakyat Tiongkok masuk ke liang kubur bersama Komunis Tiongkok.

Itu  akan membuat Amerika Serikat dan masyarakat keadilan internasional dapat membidik Komunis Tiongkok secara lebih akurat. (SUD/whs/rp/asr) 

Frank Tian Xie, Ph.D Adalah profesor di John M. Olin Palmetto di University of South Carolina Aiken, di Aiken, South Carolina, Amerika Serikat.

Presiden Jokowi Pastikan Ibukota Negara Dipindahkan ke Kalimantan

Epochtimes.id- Presiden Joko Widodo memastikan Ibukota Negara Republik Indonesia akan dipindahkan dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Namun demikian belum diumumkan di Provinsi mana. Nama provinsi itu akan diumumkan pada Agustus mendatang.

“Memang sudah dari dulu saya sampaikan pindah ke Kalimantan.  Nah, Kalimantannya yang Kalimantan mana yang belum. Nanti kita sampaikan Agustuslah,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan dilansir dari situs Setkab, saat di The Kaldera Toba Nomadic Escape, Sumatera Utara, Selasa (30/7/2019).

Menurut Presiden, hingga kini kajian pemindahan ibukota itu belum tuntas. Meski demikian detailnya sudah dipaparkan. Termasuk kajian tentang Ibukota seperti kebencanaan, air, keekonomian, demografi, sosial politik, pertahanan keamanan, oleh karena semuanya harus menyeluruh.

Jokowi memaparkan, pemerintah tidak ingin terburu-buru dalam masalah pemindahan Ibukota negara. Meski demikian, pemerintah ingin secapatnya diputuskan.

Melansir dari CNNIndonesia, sebelumnya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro membenarkan Presiden RI Joko Widodo sudah menyetujui Kalimatan sebagai lokasi Ibukota baru.  

Total anggaran yang diperkirakan akan dikucurkan untuk pemindahan Ibukota Negara sekitar Rp466 triliun. Besaran dana ini tak hanya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tapi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak swasta.

Bahkan beberapa waktu lalu, presiden Jokowi sudah mengunjungi dua tempat yang berpotensi sebagai Ibukota Negara. Lokasi yang dikunjungi adalah Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dan Kabupaten Gunung Mas di Kalimantan Tengah.

Presiden Jokowi saat meninjau lokasi calon ibu kota baru, di Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu (8/5/2019) mengatakan, Kabupaten Gunung Mas dari sisi luas wilayah paling siap. Saat itu, Jokowi juga sudah mengunjungi di Kawasan Bukit Soeharto, Kalimatan Timur.

Akan tetapi ketika ditanyai oleh wartawan tentang perbedaan antara kedua Kawasan, Jokowi menjawabnya kedua wilayah tersebut memiliki keunggulan dan kekurang masing-masing.

Saat itu, Jokowi menyampaikan kedatangan langsung ke lokasi bertujuan untuk melihat dan menyaksikan secara langsung lokasi yang potensial dijadikan sebagai Ibukota baru.

“Saya ini ke lapangan hanya satu (tujuan), mencari feeling-nya. Biar dapat feeling-nya. Kalau sudah dapat feeling-nya nanti kalkulasi dan hitung-hitungan dalam memutuskan akan lebih mudah. Kalau ke lokasi saja belum, dapat feeling dari mana,” ungkap Jokowi dilansir dari Setkab. (asr)

FOTO : Presiden Joko Widodo pada Selasa, 7 Mei 2019, mengunjungi Provinsi Kalimantan Timur dimana salah satu wilayahnya menjadi calon bagi ibu kota baru Republik Indonesia (Presidenri.go.id)

Patutkah Antifa Dinamai Sebagai Grup Teror Domestik?

0

Oleh Jeff Carlson

Andy Ngo, seorang editor dan jurnalis foto yang berbasis di Portland, Oregon, Amerika Serikat, untuk majalah Quillette, diserang sekelompok orang. Warga AS keturunan Vietnam itu pun harus dirawat di rumah sakit. 

Serangan ini dilakukan kelompok ekstrimis Antifa yang bertopeng dan berkostum serba hitam pada 29 Juni lalu. 

Ngo, secara luas telah mendokumentasikan kekerasan oleh Antifa. Dia mencuit di Twitter sehari sebelumnya.  

Ia mengatakan merasa gugup dengan unjuk rasa yang akan datang. Ia mencatat bahwa anggota Antifa telah “menjanjikan‘ konfrontasi fisik dan telah memilih dirinya untuk diserang.”

Setelah serangan itu, Ngo dirawat di rumah sakit dengan beberapa luka memar, mata hitam, dan kupingnya robek. Ngo juga menderita pendarahan otak yang membutuhkan rawat inap semalam. 

Ngo memposting video dirinya beberapa saat setelah serangan, ia tampak terguncang dan ditutupi oleh zat putih. 

Polisi Portland kemudian mengatakan bahwa Antifa sedang mencampuri semen yang cepat kering ke dalam milkshake untuk dilemparkan kepada sasaran.

Tidak diketahui apakah Ngo diserangan dengan salah satu campuran ini. Tak hanya Ngo diserang dengan kejam, tetapi peralatan fotografinya juga dicuri.

Mengingat Ngo adalah seorang reporter,  sejumlah orang mungkin berharap bahwa ia akan menjadi penerima curahan dukungan dari reporter lain. 

Tetapi, sebagai gantinya, banyak pihak di media arus utama justru menyelaraskan simpati mereka dengan Antifa. Ini disorot dalam utasan Twitter yang mencantumkan beberapa dari banyak komentar buruk dari komunitas media.

Kepentingan Antifa

Antifa pertama kali berkibar ke tingkat nasional  Amerika Serikat pada tahun 2017. Ketika itu selama aksi protes di Berkeley yang menargetkan pembicara konservatif di University of California – Berkeley. Setelah meningkatkan bentrokan dan meningkatnya tingkat kekerasan, kota Berkeley akhirnya merespons dengan mengeluarkan serangkaian peraturan. Aturan mencakup pelarangan barang-barang yang ditunjuk sebagai senjata bersamaan dengan bersebo.

Seperti yang dicatat dalam buletin Berkeley, para pengunjuk rasa secara rutin datang ke aksi demonstrasi yang dipersenjatai dengan “pipa logam,  pemukul bisbol, kayu panjang yang dibubuhi paku, batu bata, semprotan merica, gada, belati, perisai tempur,  tongkat ski, gagang kapak, kapak, helm dan topeng. “

Sedangkan di Portland, di bawah masa jabatan Walikota Ted Wheeler, tidak memiliki aturan seperti itu dan sebagian besar anggota Antifa bersebo dan bertopeng.

Anggota Antifa biasanya beroperasi dalam kelompok. Mereka melakukan serangan terhadap orang lain umumnya dilakukan oleh banyak individu. 

Strategi mereka dengan serangan kelompok. Dengan kostum serba hitam-hitam, anggota Antifa berperilaku lebih sebagai kelompok teror daripada yang mereka klaim sebagai anti-fasis.

Kaum Kiri Menyambut Antifa

Namun perilaku ini tidak menghentikan kaum kiri untuk sering merayakan aksi Antifa. 

Calon presiden dan mantan Wakil Presiden Joe Biden menyebut aktivis Antifa sebagai “Pemberani” dalam video kampanye April.

Don Lemon dari CNN membela Antifa dan strateginya pada Agustus 2018. Lemon mengatakan “tidak ada organisasi yang sempurna.”  Ia sambil mengklaim bahwa Antifa hanya berfokus pada perang melawan fasisme. 

Chris Cuomo dari CNN juga membela Antifa. Ia mencatat bahwa “semua pukulan tidak sama secara moral.” 

Selama monolog, ia menyatakan, “seseorang datang untuk memanggil fanatik dan menjadi panas, bahkan secara fisik, apakah mereka sama salahnya dengan fanatik mereka berkelahi? Saya berpendapat, tidak. “

Cuomo juga tampak menggambar perbandingan antara anggota Antifa dan pasukan AS yang hadir di D-Day pada 16 Agustus 2017, dalam cuitannya : “Mari kita tidak lupa” yang menggambarkan pendarat di Normandia, dengan judul, “Anti-fasis mengganggu sebagian besar kumpulan supremasi kulit putih. “

Keith Ellison, mantan wakil ketua Komite Nasional Demokrat dan Jaksa Agung untuk Minnesota, dalam tweet yang sekarang dihapus, mengirimkan foto dirinya memegang salinan buku “Antifa: The Anti-Fascist Handbook.” Ellison mengklaim bahwa dia “baru saja menemukan buku yang mengejutkan.”

Sejarah Kekerasan Antifa

Karakteristik Antifa yang diklaim sebagai pejuang keadilan sosial,  berjuang dengan berani melawan kebencian dan ekstremisme, sirna ketika menghadapi peringatan yang dikeluarkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, seperti dilansir Politico pada September 2017. 

Laporan itu menyebutkan : 

“Dokumen-dokumen yang sebelumnya tidak dilaporkan mengungkapkan pada bulan April 2016, pihak berwenang percaya ‘ekstrimis anarkis’ adalah penghasut utama kekerasan di demonstrasi publik terhadap sejumlah target. Mereka disalahkan oleh pihak berwenang atas serangan terhadap polisi, pemerintah dan lembaga-lembaga politik, bersama dengan simbol ‘sistem kapitalis,’ rasisme, ketidakadilan sosial, dan fasisme, menurut penilaian intelijen gabungan rahasia 2016 oleh Department of Homeland Security dan FBI. “

Politico mencatat “pada musim semi 2016, kelompok-kelompok anarkis telah menjadi sangat agresif. Termasuk serangan bersenjata terhadap individu dan kelompok kecil yang dianggap musuh. Sehingga para pejabat federal meluncurkan penyelidikan global dengan bantuan komunitas intelijen AS, menurut penilaian Department of Homeland Security dan FBI. “

Pada April 2019, San Diego Union-Tribune melaporkan, FBI sedang menyelidiki “kelompok-kelompok anti-fasis” atas “dugaan rencana mereka untuk membeli senjata dari” rekan kartel yang bermarkas di Meksiko yang dikenal sebagai Komandan Cobra. 

“Menurut sebuah Dokumen FBI 2018 yang diperoleh Tribune, kelompok itu ingin “menggelar pemberontakan bersenjata di perbatasan.”

Sementara laporan berita pada umumnya mencirikan lawan Antifa sebagai “supremasi kulit putih atau sayap kanan. Antifa memang jarang diklasifikasikan oleh sejumlah media sebagai “sayap kiri,” “paling kiri,” atau ekstremis. 

Apakah Sebenarnya Fasisme?

Seperti namanya, Antifa mengklaim bersekutu dengan fasisme. Tetapi tampaknya banyak yang gagal paham apa arti dari istilah “fasisme”.

Diktator Italia Benito Mussolini, awalnya seorang sosialis. Menyebut fasisme sebagai “segala sesuatu di dalam negara, tidak ada di luar negara, tidak ada yang melawan negara.” Ia mempekerjakan pasukan “Blackshirts” yang terlibat dalam aksi kekerasan terhadap lawan politik. Kaum fasis pada dasarnya menentang segala bentuk demokrasi dan meyakini negara satu partai yang totaliter. 

Pemilihan umum yang terbuka dan bebas, bersama dengan kebebasan berbicara, tidak akan ditoleransi di bawah pemerintahan fasis. 

Fasisme dengan penuh semangat menggunakan sifat sosialis dari kontrol negara. Sebagaimana dicatat oleh ekonom Kanada, Philip Cross, “Fasisme paling baik dianggap sebagai versi sosialisme nasionalistis.” 

Khususnya, istilah Nazi berasal dari penyingkatan partai Sosialis Nasional Hitler.

Sementara fasisme dapat memungkinkan kepemilikan dan perusahaan swasta. Fasis juga memerlukan kontrol dan regulasi total pemerintah. Jadi bagaimana mungkin seseorang dapat beralih dari konservatisme ke libertarianisme ke fasisme?

Konservatif mendukung pemerintahan yang lebih kecil, pajak yang lebih rendah, Undang-Undang yang lebih sedikit, dan kebebasan yang lebih besar. 

Libertarian mengambil proses ini selangkah lebih maju dan mendorong kebebasan individu yang sempurna – selama seseorang menahan diri dari mengambil tindakan yang menyakiti orang lain. 

Kaum anarkis bahkan melangkah lebih jauh. Siapa pun dapat melakukan apa saja. Dengan kata lain, hak ekstrem berakhir bukan dengan fasisme tetapi ketiadaan sama sekali pemerintahan. 

Bergerak terlalu jauh ke arah mana pun dan perdebatan dengan cepat menjadi tidak mungkin. 

Hanya konflik yang bertahan di perbatasan luar — dengan anarki dan komunisme yang menempati tempat pertikaian dan kekerasan bersama.

Kelompok-kelompok seperti Antifa dan kecenderungan mereka terhadap kekerasan merupakan ancaman serius bagi masyarakat amerika. Mungkin sudah waktunya untuk secara resmi mengklasifikasikan Antifa sebagai ancaman teror domestik.

 Jeff Carlson adalah pembuat peta CFA. Dia bekerja selama 20 tahun sebagai analis dan manajer portofolio di pasar obligasi dengan imbalan hasil tinggi. Dia menjalankan situs web TheMarketsWork.com

FOTO : Antifa ekstremis menyerang pendukung Trump di Martin Luther King Jr Park di Berkeley, California, pada 27 Agustus 2017. (Elijah Nouvelage / Getty Images)

Induk Burung yang Memberi Makan Anak-anaknya Ini Sekilas Terlihat Hangat, Namun Miris Rasanya Setelah Melihat Lebih Dekat

0

Secretchina.com

Baru-baru ini, seorang fotografer amatir, Karen Mason, mengabadikan foto induk burung laut sedang memberi makan anaknya. 

Sekilas terlihat hangat dan membahagiakan, tetapi sungguh mengejutkan dan miris rasanya setelah melihat lebih dekat.

Ternyata makanan yang digondol burung itu adalah “benda beracun yang  mematikan.” Apa sebenarnya benda itu? Berikut berita selengkapnya. 

 Seperti dilansir dari media asing Mynation, seorang fotografer, bernama Karen Mason mengabadikan serangkaian foto margasatwa. Karen Mason secara khusus ke Pantai St. Pete di Florida, Amerika Serikat. Saat pulang untuk merapikan foto-foto yang diabadikannya, Karen terkejut melihat sebuah foto yang diperbesar. 

Itu adalah foto seekor burung betina yang sedang memberi makan anak-anaknya. 

Anak-anak burung yang menanti makanan itu membuka paruhnya dan langsung melahap makanan yang digondol induknya itu. 

Namun, setelah diamati lebih cermat, ternyata benda yang digondol burung betina itu bukan anak ikan, tapi puntung rokok yang dibuang semaunya oleh manusia.

Hal itu membuatnya sedih dan meninggalkan pesan: “Dihimbau kepada pecandu rokok untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan di pantai.” 

Foto yang mengejutkan sekaligus menyedihkan itu seketika memicu diskusi sengit di antara netizen.

“Burung-burung ini mencari makan di pinggiran air dengan paruh terbuka dan mereka tidak tahu apa yang mereka dapatkan,” kata Karen.

Induk burung tidak tahu apakah benda yang digondol untuk makan anaknya itu beracun atau tidak. 

Anak-anak burung yang tidak ahu apa-apa itu dengan gembira melahap puntung rokok dari induknya. Karen tidak dapat mengetahui dengan pasti kondisi burung itu. 

Dia hanya bisa menghela nafas dan berkata, “Sudah waktunya bagi manusia untuk membersihkan seluruh pantai. Anak-anak burung sekarang telah diberi puntung rokok sebagai makanan oleh induknya.”

Pantai yang luas sekarang telah penuh sesak dengan orang-orang, memaksa hewan terpaksa terbenam dalam sampah dan hidup berdampingan dengan mereka. Kondisi kelangsungan hidup mereka benar-benar menyedihkan. 

 Bahaya puntung rokok

Menurut media AS “NBC”, karena puntung rokok terbuat dari serat plastik atau selulosa asetat, produk plastik seperti itu membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk terurai. Bahan kimia di dalamnya kemungkinan dimakan oleh hewan liar. 

Para ilmuwan sebelumnya telah menemukan bahwa 70% burung laut dan 30% kura-kura mengandung residu dalam tubuh mereka. Karena itu, para ilmuwan juga dengan sedih mengatakan bahwa limbah laut menyumbang proporsi polutan terbesar.

Puntung rokok telah menggantikan sedotan plastik dan kantong plastik sebagai produk sampah teratas.Negara-negara di dunia sadar dengan semakin seriusnya polusi dari puntung rokok. 

Beberapa negara telah mulai mengambil langkah-langkah praktis. Misalnya, pada tahun 1998, dimana setelah penerapan larangan merokok di California, Hawaii sekarang menjadi negara bagian yang bebas asap ke-14 di Amerika Serikat. 

Inggris mengumumkan dunia tanpa asap rokok pada tahun 2016. Sementara Thailand sudah ada 20 pantai terkenal yang dinyatakan larangan merokok. 

Selain itu ada juga pantai umum dan pribadi di Queensland, Australia Barat, Auckland, Selandia Baru dan sebagainya. 

Uni Eropa sedang mempertimbangkan larangan total merokok di luar ruangan, termasuk semua pantai. 

 Mengingat setiap 5 Juni adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pemerintah di dunia secara aktif melakukan penelitian dan segala alternatif berkelanjutan untuk menghindari pencemaran pantai. 

Menurut statistik, lebih dari 4,5 triliun puntung rokok dibuang setiap tahun, yang menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem. 

Puntung rokok yang dibuang semaunya telah menyebabkan polusi serius pada pantai, laut dan seluruh perairan. 

Puntung rokok itu juga akan mengalir ke pantai atau lautan yang jauh melalu arus air. Rokok filter yang beracun kemudian mengalir ke sungai dan menjadi santapan burung dan mamalia laut yang keliru mengira sebagai makanan. 

Konsekuensinya bahkan lebih mengerikan jika kemudian dimakan oleh manusia!

Para ahli menyerukan solusi paling mendasar adalah menghimbau para pecandu untuk berhenti merokok, atau menjaga tanggung jawab moral, untuk tidak sembarangan membuang puntung rokok dan merusak bumi. (Jon/rp/sr)

Fotografer mengabadikan momen ketika induk burung memberi makan anaknya puntung rokok di sebuah pantai di Florida, Amerika Serikat. (Ilustrasi / sumber: Adobe Stock)

Pergolakan Hong Kong ‘Menyampaikan’ Titik Balik Krusial Bagi Beijing

0

oleh Cang Shan

Ketika triad memukuli warga di distrik Yuen Long dan protes terhadap RUU ekstradisi terus meningkat, situasi di Hong Kong telah memasuki fase baru. 

Perkembangan situasi terkini  mempengaruhi politik Hong Kong dan Komunis Tiongkok. Bahkan dapat membentuk masa depan politik internasional.

Ciri utama rezim otoriter adalah kekuasaan administratif berasal dari tingkat tertinggi dalam bentuk piramida. Karena rumitnya urusan negara besar, mereka yang berkuasa harus mengandalkan lapisan dalam sistem birokrasi untuk memerintah.  Oleh karena itu, evolusi politik di negara besar yang otoriter mengikuti aturan spesifiknya sendiri. 

Sistem birokrasi meluncurkan kampanye ketika mereka menginginkan sesuatu yang berbeda dari kekuatan tertinggi. Ini dilakukan ketika mereka ingin kekuatan tertinggi mengalah dengan tuntutan mereka.

Serangan balik seperti itu kepada kekuasaan tertinggi sering diungkapkan dalam insiden-insiden spesifik. Kasus aktivis Lingkungan Hidup, Lei Yang pada tahun 2016 lalu adalah insiden serupa.

Ketika itu, Warga Beijing, Lei Yang ditahan dalam perjalanan ke bandara. Ia dituduh meminta layanan prostitusi. Ia tewas  pada hari yang sama pada usia 29 tahun. 

Polisi menyatakan, Lei tewas karena stroke setelah ditangkap di ruang pijat kaki. TV Komunis Tiongkok, China Central Television bahkan menyiarkan kesaksian seseorang yang mengklaim telah menawarkan layanan prostitusi kepada Lei. 

Akan tetapi, pihak keluarga menemukan adanya tanda luka-luka di tubuh Lei. Dicurigai Lei dipukuli sampai mati oleh polisi. Sebenarnya, polisi tidak menyimpan catatan apa pun tentang penangkapan dan penahanannya. Publik Tiongkok marah atas kematian pemuda itu. Publik menuntut penyelidikan.

Sebagai hasil dari aksi protes publik, pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan Wang Qishan, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin, memerintahkan penyelidikan secara menyeluruh. 

Polisi Beijing berang. Sebanyak 4.000 petugas polisi setempat menandatangani surat pengunduran diri. Polisi menolak penyelidikan.  Otoritas pusat  Komunis Tiongkok mengandalkan petugas kepolisian ini untuk keamanan di Beijing. 

Di bawah tekanan, Xi memilih untuk berkompromi. Akhirnya kasus Lei Yang tidak diselidiki. Polisi yang terlibat tidak dimintai pertanggungjawaban.

Orang yang berperanan melakukan serangan balasan itu adalah Fu Zhenghua dari Sistem Keamanan Publik Beijing. Fu,  saat itu menjabat wakil menteri Kementerian Keamanan Publik. Ia juga menjabat anggota Komite Urusan Politik dan Hukum Pusat. Ia memimpin penindasan skala besar terhadap pengacara dan pembangkangan hak asasi manusia. Dia juga mempelopori proyek “Beijing Transparan”, sebuah proyek untuk memantau semua lawan politik yang mungkin dari kekuatan tertinggi.

Meskipun Xi membuat kompromi atas insiden itu, ia tidak lagi mempercayai Fu. Pada awalnya digeser dari faksi Jiang Zemin, mantan pemimpin Komunis Tiongkok. Fu lalu dimutasi dari Komite Politik dan Hukum Pusat pada bulan Agustus di tahun yang sama. Dia diusir dari Kementerian Keamanan Publik tahun lalu. Ia kini menjadi Menteri Kehakiman, posisi jabatan kosmetik dalam sistem peradilan Tiongkok.

Meskipun Xi peduli dengan Fu, komprominya membuka pintu baru bagi para politikus Komunis Tiongkok. Mereka menyadari, jika memberikan tekanan demi keselamatan rezim dan kepentingan politik, bahkan kekuatan tertinggi harus berkompromi. 

Setelah 2016, lebih banyak anggota sistem keamanan publik mengambil posisi di Komite Politik dan Hukum lokal dan pusat. Undang-undang dan kebijakan setempat bangkit kembali. Berbagai kementerian serta komisi di Beijing bersikap lebih keras dan lebih keras dalam hal mengikuti Xi.

Insiden Lei Yang adalah titik balik bagi pemerintahan Xi. Kekuatan Xi sedang naik daun sebelumnya. Tetapi  menurun setelah kasus Lei Yang. Situasi di Hong Kong sangat mirip dengan kasus Lei Yang.

Sistem reguler Komunis Tiongkok  memiliki pandangan dan posisi sendiri dalam mengatur Hong Kong. Ia memiliki  tata kelola dan adatnya sendiri. Yang paling penting, ia memiliki minat besar tersendiri. Sistem seperti itu sangat membutuhkan Xi untuk memberikan instruksi dan otorisasi yang jelas untuk menangani protes. 

Jelas, ia belum menerima otorisasi yang diinginkannya, sehingga telah menggunakan berbagai cara untuk mengintensifkan situasi  memaksa Xi menerima syarat-syaratnya. Skala dampak ekonomi negatif dari situasi Hong Kong,  implikasinya terhadap politik domestik dan internasional lebih dari 100 kali lipat dari kasus Lei Yang. 

Jika Xi memilih untuk berkompromi lagi, Xi kemudian secara efektif mengumumkan kematian kebijakan barunya. Ini juga berarti bahwa otoritas pusat Xi tidak melampaui Zhongnanhai, sama seperti dengan Jiang Zemin dan Hu Jintao.

Mari kita kesampingkan filosofi politik. Kemerosotan ekonomi, hilangnya dukungan rakyat, dan kebencian para pejabat akan menyebabkan pecahnya konflik sosial. 

Kampanye anti-korupsi Xi menjadikan seluruh sistem diwakili oleh banyak pejabat korup sebagai musuhnya. Bahkan pengunduran diri secara damai mungkin bukan pilihan.

Jika Beijing dapat mengelola korupsi dalam sistem Hong Kong pada tingkat fundamental, memberikan kekuatan pemerintahan kembali kepada rakyat Hong Kong,  melalui ini, mengumpulkan pengalaman mengelola sistem sosial terbuka dan memindahkannya ke Daratan, mungkin menemukan solusi.

Dari perspektif ini, situasi Hong Kong tentu saja merupakan tantangan bagi Beijing, tetapi juga merupakan peluang. Meskipun sebagai peluang, Beijing sangat tipis akan mengambil kesempatan itu. (asr)

Cang Shan adalah Pemimpin Redaksi  Epoch Times Hong Kong

Arah Uni Eropa Rekonsiliasi Perdagangan dengan AS, Menyerukan Front Bersatu Menentang Tiongkok

The Epochtimes

Uni Eropa telah menyerukan pendekatan bersama dengan Amerika Serikat untuk mengatasi “praktik perdagangan tidak adil” Tiongkok. Langkah itu menjadi bagian untuk mengurangi ketegangan perdagangan dengan Washington.

Dalam laporan terbaru, Komisi Eropa mengatakan “menjadi semakin penting” bagi kedua kekuatan utama untuk bekerja sama melawan strategi agresif dari Beijing. 

Melansir dari laporan spesial The Epochtimes 25 Juli, langkah kedua kekuatan bertujuan untuk membentuk standar global masa depan “untuk keuntungan mereka.” 

Para pejabat mendorong kedua pihak dalam “Kepentingan bersama” untuk memantau dan membatasi pengaruh Tiongkok yang tumbuh dengan pesat.  

Dorongan kedua pihak sebagai sarana untuk “memimpin jalan menuju pengurangan ketegangan perdagangan trans-Atlantik saat ini.”

Brussels mengeluarkan seruan dalam pembaruan kemajuan tahunan pertamanya pada kesepakatan AS-Uni Eropa.  

Eropa menyatakan setuju untuk mengimpor lebih banyak kedelai AS dan gas alam cair sebagai imbalan untuk meniadakan tarif impor terhadap mobil dan onderdilnya.

“Uni Eropa dan AS sama-sama prihatin dengan distorsi yang disebabkan oleh praktik perdagangan tidak adil, khususnya oleh Tiongkok. Kekuatan Uni Eropa-AS. Kemitraan sangat penting untuk secara efektif menangani praktik-praktik semacam itu, ” demikian bunyi dokumen itu.

Putusan itu membuat kekhawatiran atas tindakan Tiongkok terhadap subsidi industri dan proteksi perdagangan, termasuk program manufaktur “Made in China 2025” yang dibiayai negara. Wujud kekhawatiran lainnya adalah soal transfer teknologi secara paksa dan undang-undang investasi asing yang terbatas.

Pada masalah ini, laporan tersebut menggambarkan Tiongkok sebagai “tantangan khusus karena masalahnya yang sistematis dan luas.” 

Dokumen itu menyebutkan, “Uni Eropa dan AS berbagi keprihatinan yang sama mengenai situasi ini dan keduanya mengikutinya secara aktif.”

“Kerja sama ini sangat penting, mengingat semakin seringnya negara-negara ketiga tertentu, seperti Tiongkok, berupaya untuk memaksakan transfer teknologi melalui pedoman kebijakan serta melalui berbagai instrumen dan praktik hukum, termasuk persyaratan usaha patungan, prosedur otorisasi atau lisensi, atau perlindungan yang tidak memadai atau penegakan hak kekayaan intelektual dan rahasia dagang,” demikian dokumen itu. 

Laporan tersebut menyoroti sejumlah bidang di mana Uni Eropa dan Amerika Serikat bekerja bersama untuk mendorong Tiongkok mengubah cara dan bidang di mana mereka telah berhasil. Seperti membuat Beijing mengakui keterlibatan negara dalam dana subsidi semikonduktor terbesarnya.

“Uni Eropa dan AS mendorong perubahan peraturan di Tiongkok dalam konteks peninjauan UU Investasi Asing Tiongkok. Juga merupakan kepentingan bersama mereka untuk memantau implementasi undang-undang baru melalui peraturan tindak lanjut dan praktik nyata. ”

Laporan tersebut mewakili kewaspadaan Eropa yang meningkat atas tindakan Tiongkok di panggung dunia. 

Sikap Uni Eropa itu juga mewakili perubahan pendekatan dalam mencoba membujuk Presiden Donald Trump untuk mengekang serangannya terhadap Uni Eropa. Ini di tengah kekhawatiran kesepakatan perdagangan yang dinilai  tidak akan bertahan lebih lama.

Kesepakatan itu dicapai antara Trump dan Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker di Washington pada tahun 2018 lalu. Ketika itu, setelah beberapa periode di mana ketegangan telah mengancam meluas ke dalam perang perdagangan secara total.

Trump, yang telah menggunakan kekhawatiran keamanan nasional, menerapkan tarif impor baja dan aluminium Eropa pada bulan Maret 2018. Bahkan mengancam  melakukan hal yang sama pada suku cadang dan mobil Uni Eropa ke Amerika Serikat.

Namun, setelah pembicaraan menit terakhir, Trump setuju untuk menunda keputusan. Sebagai imbalan atas paket yang dirancang, akhirnya meredakan kekhawatirannya bahwa Uni Eropa telah “memperlakukan kami secara tidak adil dalam perdagangan selama bertahun-tahun.”

Kedua pihak sepakat untuk mengeksplorasi perjanjian perdagangan terbatas. Kedua pihak sepakat menghapuskan tarif dan kuota untuk barang-barang industri non-otomatis. Bahkan mengurangi hambatan untuk perdagangan jasa, bahan kimia, farmasi, produk medis, dan kedelai.

Berdasarkan perjanjian tersebut, impor LNG Eropa dari Amerika Serikat telah meningkat lebih dari 367 persen dalam setahun. Sementara itu, pembelian kedelai telah meningkat hampir 100 persen.

“Uni Eropa memberikan apa yang Presiden dan kami sepakati hari ini pada tahun lalu. Kami menginginkan win-win solution pada perdagangan, yang bermanfaat bagi Uni Eropa dan Amerika Serikat, ”kata Juncker.

“Memiliki salah satu hubungan ekonomi paling penting di dunia, kami ingin terus memperkuat perdagangan di antara kami berdasarkan semangat positif Juli lalu,” tambahnya. 

Namun, para pejabat dan diplomat Uni eropa masih khawatir tentang Washington akan menerapkan tarif pada ekspor mobil Eropa pada pertengahan November mendatang. Dikarenakan, ketika penundaan yang diberlakukan berakhir. Meskipun merasa bahwa kesepakatan telah berhasil.

Komisioner Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom mengatakan kepada Parlemen Eropa, blok tersebut telah menyusun daftar produk-produk AS yang bernilai 39 miliar dolar AS, yang mana akan dipicu sebagai tanggapan terhadap penerapan tarif pada mobil-mobil Uni Eropa. (asr)

Penembakan Massal di Festival Kuliner California, Tewaskan 4 Orang Termasuk Pelaku

ETIndonesia – Seorang pria menembaki kerumunan orang-orang di sebuah festival makanan populer di Gilroy, California, Amerika Serikat, pada Minggu 28 Juli. 

Penembakan itu menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 15 orang lainnya. Sebelum penegak hukum kemudian berhasil melumpuhkan hingga tewas si pelaku.

Melansir dari The Associated Press, pada 29 Juli, pihak berwenang berhasil mengidentifikasi tersangka pria bersenjata itu bernama Santino William Legan. Ia diyakini berusia 19 tahun. Penegak hukum kini sedang mencari tersangka lainnya.

Menurut laporan, korban yang tewas termasuk seorang bocah lelaki berusia 6 tahun. Korban tewas lainnya seorang lelaki berusia sekitar 20 tahun dan seorang anak perempuan berusia 13 tahun.

Dalam beberapa menit setelah melepaskan tembakan pada hari terakhir Festival Bawang Putih Gilroy, Legan ditembak mati dengan merespon aksi polisi.  Si pelaku tampaknya secara acak menargetkan korbannya dengan senapan.

Festival bawang Putih di Gilroy digelar di kota dengan penduduk 50.000 jiwa. Kota ini terletak sekitar 176 kilometer tenggara San Francisco, dekat San Jose.

Pihak keamanan festival mengharuskan orang yang mendatangi festival itu, melewati detektor logam dan memeriksa tas mereka. 

Kepala Polisi Gilroy, Scot Smithee pada konferensi pers mengatakan, penyerang berhasil menyelinap masuk dengan memotong pagar yang berbatasan dengan tempat parkir di sebelah sungai dekat lokasi. 

Beberapa saksi melaporkan adanya tersangka kedua. Akan tetapi,  Smithee mengatakan, tidak jelas apakah orang itu bersenjata atau hanya membantu si pelaku. Perburuan untuk menemukan kaki tangan pelaku terus berlanjut pada 29 Juli.

Smithee mengatakan belum diketahui motif di balik serangan itu. Adapun tersangka secara legal pernah membeli senapan di Nevada awal Juli. Senjata itu digambarkan sebagai “senapan serbu jenis SKS, AK-47.”

Ayah dari bocah 6 tahun yang tewas, Stephen Romero, memberikan komentar singkat setelah kejadian tersebut. 

“Putraku memiliki seluruh hidupnya untuk hidup dan dia baru berusia 6 tahun, Hanya itu yang bisa saya katakan,” kata Alberto Romero kepada stasiun berita San Francisco Bay Area, KNTV. 

Nenek bocah itu, Maribel Romero, mengatakan kepada stasiun Los Angeles KABC-TV bahwa dia mencari di beberapa rumah sakit sebelum mengetahui bahwa cucunya telah meninggal dunia. Nenek bocah itu mengatakan, cucunya  selalu baik, bahagia dan menyenangkan. 

Presiden Donald Trump, menggambarkan penyerang sebagai “pembunuh yang jahat.” Trump menyampaikan turut berduka untuk keluarga korban dan berdoa untuk mereka yang baru pulih di rumah sakit. “

Trump menyampaikan pernyataannya selama penandatanganan Undang-undang pendanaan bagi para petugas pertama dan korban yang terluka dalam serangan teroris 11 September 2001.

“Kami akan terus bekerja sama sebagai komunitas dan sebagai warga negara untuk menghentikan kejahatan, mencegah kekerasan, dan melindungi keselamatan semua orang Amerika,” kata Trump di Taman Gedung Putih.

Mereka yang terluka dibawa ke beberapa rumah sakit, kondisi mereka ada yang kritis. Beberapa di antaranya menjalani operasi. Setidaknya lima orang dirawat dan ada yang diperbolehkan pulang ke rumah.

Polisi menggeledah sebuah rumah di Gilroy berlantai dua milik keluarga pelaku pada 29 Juli. Letaknya tak jauh dari festival bawang putih. Sebuah mobil diparkir di luar sebelum meninggalkan rumah dengan kantong kertas. Polisi juga menemukan apa yang tampaknya menjadi bukti lain.

Gubernur California, Gavin Newsom menyebut serangan itu bukan sesuatu yang mengerikan. 

Ia mengatakan : “Kantor Gubernur memantau situasi dengan cermat. Bersyukur atas upaya penegakan hukum dan pekerjaan mereka yang berkelanjutan saat situasi ini terus berkembang.”

Penembakan

Menurut The Associated Press, seorang saksi mata yang berada di festival ketika serangan terjadi mengatakan, dia mendengar penyerang meneriakkan sesuatu sebagai respons terhadap seseorang.

Sedangkan, Seorang penyanyi Jack van Breen kepada The Associated Press mengatakan, dia melihat seorang pria mengenakan kemeja hijau dan saputangan keabu-abuan di lehernya menembak ke area makanan.

Van Breen berkata dia mendengar seseorang berteriak kepada diduga sebagai pria bersenjata, “Mengapa kamu melakukan ini?”Jawabannya: “Karena aku benar-benar marah.”

Van Breen dan anggota band lainnya yang sedang manggung kemudian melompat ke bawah panggung. 

Penonton juga mulai berteriak dan berlari. Anggota band lainnya, Vlad Malinovsky mengatakan, dia mendengar banyak tembakan dan kemudian berhenti. Kemudian, penegak hukum memberi tahu mereka yang bersembunyi untuk keluar dengan tangan terangkat.

Saksi lain, Evenny Reyes dari Gilroy, kepada San Jose Mercury News mengatakan, orang-orang sangat ingin keluar dari daerah itu begitu tembakan dimulai. 

Saksi mata itu mengatakan, Ada seorang anak kecil terluka di tanah. Orang-orang melempar meja dan memotong pagar untuk keluar. 

Taylor Jackson sedang bekerja di sebuah stan menggambar karikatur mengatakan, ketika dia mendengar suara tembakan, ia melihat orang-orang berlari.  

Legan, yang diidentifikasi dalam laporan berita sebagai penyerang, tampaknya memposting foto dari festival di akun Instagramnya sesaat sebelum serangan, disertai dengan keterangan ketidakpuasannya. Akun tersebut tampaknya baru berumur beberapa hari dan kemudian dinonaktifkan.

Melansir dari BBC, Festival Bawang Putih Gilroy telah digelar setiap tahun sejak 1979 silam. Kota ini dikenal sebagai produsen bawang putih utama. Acara ini menampilkan kompetisi memasak dengan dipadu hiburan secara live.

Menurut situs pelacakan Gun Violence Archive di AS, kasus ini merupakan insiden penembakan massal ke-246 di AS sejauh ini pada Tahun 2019.

FOTO : Orang-orang yang berlari sebagai penembak aktif dilaporkan di Gilroy Garlic Festival, selatan San Jose, California, AS, 28 Juli 2019 dalam gambar diam yang diambil dari video media sosial. Atas perkenan Twitter @ wavyia / Media Sosial via REUTERS