Home Blog Page 1830

Tudingan Menggiring Opini Hasil Pilpres, Cyrus Network Tantang Adu Data

0

Epochtimes.id- Capres 02 Prabowo Subianto menuding sejumlah lembaga survei menggiring opini hasil pemilu presiden 2019 dengan merilis hasil kekalahannya. Namun demikian, Cyrus Network menepis keras tudingan tersebut.

Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Hasbi mengatakan lembaga survei bisa saja berbeda dan mendukung calon tertentu, akan tetapi lembaga survei harus profesional ketika merilis hasil survei mereka.

Bahkan, kata Hasan, Lembaga survei yang tergabung di Persepi (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia) harus bersedia diaudit.

Menurut Hasan, hal mengkhawatirkan adalah tuduhan serampangan yang dikeluarkan orang-orang yang mengatakan bahwa pollster (pembuat polling) sedang menipu. Bagai hassan langkah tersebut sangat berbahaya. Meski demikian, si penuding justru menerbitkan data versi pollster yang memenangkan pihak mereka.

“Buat saya ini tidak sehat dan tidak fair. Kalau mau diadu aja,” ujarnya dalam konfrensi di kantor CSIS, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Rabu (17/4/2019).

Lebih jauh Direktur Eksekutif Cyrus Network mempertanyakan keberadaan lembaga pemenang survei, kantornya, SDM serta kegiatan yang dilaksanakan. Tak hanya itu, penyurvei tesebut pun harus bersedia diaudit.

Cyrus Network menegaskan pihaknya bersedia diuji terkait 2.000 sampling TPS yang mereka gunakan dalam hitungan cepat kali ini. Hasan Hasbi  mencontohkan kejadian klaim survei kemenangan pada 2014 silam yang mana kini kembali terulang.

“Saya ingin tekankan bahwa kalau demokrasi mau jalan yang lebih benar,  ya harus sportif, dengan data-data yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kita bersedia diaudit TPS dimana dan hasilnya, apalagi ada yang ngaku dari 5.000 TPS, kalau kita paksa hari pasti nggak akan bisa,” ujarnya.

Hasan Hasbi menyindir pihak yang serta merta mengklaim kemenangan. Hingga akhirnya Cyrus harus segera merilis survei yang mereka miliki.

“Kalau kita berani tantang dan hasil ini 87 persen nggak akan berubah banyak. Sebenarnya kita mau umumkan nanti pas 90 persen tapi karena ada yang sok-sok klaim menang duluan maka kita ingin sampaikan ini, yaitu ktia harus cepat menurut hasil quick count Jokowi-Ma’ruf Amin yang unggul dari  kita sekitar 10 persen,” katanya.

Sebelumnya, Capres 02 Prabowo Subianto menuduh keberpihakan lembaga-lembaga survei terkait hasil quick count atau hitung cepat Pemilu 2019, di Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019).

Berikut pernyataan lengkap Prabowo :

“Saya bicara setelah mengikuti perkembangan perhitungan suara dari tadi kita, terus terang saja prihatin dari tadi malam banyak kejadian-kejadian yang merugikan pendukung 02.

Banyak surat suara yang tidak sampai, banyak TPS buka jam 11.00, banyak hal-hal pendukung kita tidak mendapat undangan dan sebagainya.

Belum lagi diketemukan surat suara yang sudah dicoblos 01. Tapi walaupun demikian, hasil exit poll kita di 5.000 TPS menunjukkan bahwa kita menang, 55,4 persen dan hasil quick count kita menang 52,2 persen.

Mohon semua relawan untuk mengawal kemenangan kita di semua TPS dan kecamatan juga saya tegaskan di sini kepada rakyat Indonesia bahwa ada upaya-upaya dari lembaga survei tertentu yang kita ketahui memang sudah bekerja untuk satu pihak untuk menggiring opini seolah-olah kita kalah.

Saudara-saudara sekalian jangan terpancing, terus awasi TPS, amankan C1, dan juga jaga di kecamatan, jangan lengah. Saya mengimbau pendukung-pendukung saya agar tetap tenang, semua tenang, dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis.

Tetap fokus mengawal kotak suara, karena kotak-kotak itu adalah kunci kemenangan agar kebohongan-kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan.

Saya tegaskan di sini untuk pendukung saya untuk sama sekali tidak terprovokasi dan menghindarai semua bentuk tindakan berlebihan, tindakan di luar hukum, dan tindakan kekerasan apapun. Terima kasih, untuk pendukung kita, silahkan menjaga TPS.” (asr)

Video Rekomendasi : 

Gagal Total Perburuan Penyihir, Roh Itu Perlahan Tampakkan Diri

Dr. Xie Tian

Perburuan penyihir wanita di rawa-rawa ibukota Amerika Serikat, Washington DC, investigasi “Russian Gate” hampir dua tahun ini, setelah berkali-kali menangkap angin, akhirnya dihentikan dan dinyatakan berakhir. Dalam proses ini, roh gentayangan yang membubung dari tengah rawa, roh asli sosialisme dan komunisme, tengah muncul secara perlahan dan telah menampakkan wujudnya yang asli.

Ketika pejabat judisial (pemerintahan Obama) AS menuduh capres Trump terlibat kasus “Russia Gate”, lalu ada kecurigaan adanya intervensi judisial, dan Rusia terlibat intervensi dalam pilpres AS, terhadap tuduhan seperti itu, warga AS memang berhak untuk cemas. Karena ini menyangkut pondasi sistem demokrasi AS, juga menyangkut keamanan nasional.

Investigasi atas hal ini yang dipimpin oleh jaksa penuntut khusus Robert Mueller, masyarakat pun menyetujuinya. Meski Kementerian Kehakiman memiliki bukti dan beranggapan patut diselidiki. Maka sebaiknya sekalian harus diselidiki sampai tuntas.

Tetapi, saat mengumumkan ringkasan laporan Mueller, Menteri Kehakiman AS, William Barr mengatakan, laporan investigasi itu berpendapat Presiden Trump dengan tim suksesnya serta pihak terkait, tidak terlibat konspirasi dengan pihak Rusia yang konon mengintervensi pilpres 2016.

Reaksi dari tokoh masyarakat dan warga AS seharusnya adalah bernafas lega, karena telah mengetahui bahwa pemimpin mereka bisa dipercaya, serta sistem mereka tidak terancam, pemilihan mereka sempurna dan efektif.

Anehnya, kaum sayap kiri masyarakat AS, banyak pejabat Partai Demokrat dan perwakilan publik serta banyak media massa sayap kiri, justru merasa sangat terpukul dengan hasil penyelidikan ini. Bahkan tidak mau mengakui laporan Mueller dan tidak berani menghadapinya.

Ini sungguh aneh! Apakah mereka justru berharap presiden AS merupakan boneka Rusia? Apakah mereka juga berharap sistem demokrasi AS dirusak? Seharusnya hal yang patut dirayakan, justru menjadi hal yang diratapi oleh mereka! Apa gerangan yang terjadi?

Di tengah rawa Washington yang penuh dengan pejabat sayap kiri, media massa arus utama yang juga sayap kiri dan “negara di dalam negara” (deep state), apa gerangan kekuatan yang ada di balik semua itu? Apakah masih kurang jelas juga?

Jangan lupa, orang Partai Demokrat dan media sayap kiri, selalu memiliki pandangan yang positif terhadap jaksa penuntut khusus Muller, percaya bahwa Mueller akan bertindak secara adil dan objektif, menyelidiki secara adil dan independen menyelesaikan tugas yang dimandatkan oleh Menteri Kehakiman.

Pada saat Trump mengganti Menteri Kehakiman dan direktur FBI, kalangan Partai Demokrat berseru keras untuk melindungi Mueller dan menjamin investigasinya tidak diganggu serta agar dapat terus berlangsung.

Kualitas dan Kepribadian jaksa penuntut khusus Mueller tidak perlu diragukan lagi. Nama lengkapnya adalah Robert Swan Mueller III, lahir di New York, dengan latar belakang pendidikan sarjana sastra lulusan Princeton University. Dia menyandang gelar pasca sarjana hubungan internasional di New York University. Dia meraih gelar doktor hukum di University of Virginia. Mueller pernah bertugas di medan Perang Vietnam, pernah menjabat asisten Menteri pada Departemen Kehakiman AS, wakil Menteri, dan direktur FBI. Saat diangkat menjadi direktur FBI dirinya mendapat dukungan 98 suara dari kedua kubu senat, dan tidak seorang pun yang menentang. Kelayakan dan pengalamannya cukup untuk mengemban tanggung jawab investigasi.

Trump mengatakan, investigasi Mueller tersebut “adalah suatu aib; ini adalah pembongkaran ilegal yang berhenti karena gagal.” Dan memang demikian halnya.

Dalam investigasi selama hampir 2 tahun, Mueller telah mengerahkan 19 orang pengacara Partai Demokrat, 40 orang agen FBI, mengeluarkan lebih dari 2.800 lembar panggilan pengadilan, dan menginterogasi 500 saksi, melakukan lebih dari 500 perintah penggerebekan.

Bagi Trump, ia tidak bersalah, jadi ia tidak merasa terganggu, dan selama 2 tahun masa jabatannya telah berhasil mendorong dengan kuat serangkaian agenda kerjanya. Berkali-kali Trump memberitahu warga AS, ini adalah “perburuan penyihir” (witch hunt) yang tipikal dan ini adalah perilaku histeris rakyat Eropa sekitar 500 tahun silam saat secara besar-besaran memburu dan menangkap orang-orang yang dicurigai sebagai penyihir.

Akan tetapi, mengapa kekuatan sayap kiri Washington berusaha menciptakan aib semacam ini, mengapa ingin melakukan “pembongkaran ilegal” seperti ini? Apakah hanya karena pilpres 2020? Atau karena ada niatan lain? Apakah Trump telah merebut piring nasinya, sehingga kekuatan ini berusaha keras menghancurkan Trump?

Aksi perburuan penyihir yang sia-sia itu akhirnya dihentikan, Trump tidak berniat untuk balas menyerang meski berada di atas angina. Para pendukung dan sekutunya sudah tidak tahan lagi serta berniat “mengumumkan perang” terhadap lawan politik mereka.

Pembawa berita Fox News yang konservatif yakni Sean Hannity tengah bersiap mempertanyakan setiap pejabat pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaan. Media massa dan setiap anggota parlemen yang telah berbohong; anggota parlemen Carolina Selatan yang menjabat sebagai ketua Komisi Kehakiman pada Senat dari Partai Republik yakni Lindsey Olin Graham menyatakan, akan meminta Menteri Kehakiman untuk mengangkat seorang jaksa penuntut khusus, guna melakukan investigasi terhadap penyebab munculnya ‘perburuan penyihir’ ini.

Di bawah tekanan kekuatan keadilan seperti ini, apa yang dapat diprediksi oleh masyarakat luas? Adalah roh gentayangan yang tersembunyi di balik para politisi sayap kiri dan media massa arus utama. Mau tak mau akan perlahan terlihat wujud aslinya!

Roh gentayangan ini, adalah kekuatan paham sosialis di dalam Partai Demokrat, juga merupakan roh gentayangan komunisme yang dulu pernah “bergentayangan di Eropa” (kutipan dari ‘Manifesto Komunis’).

Partai Demokrat AS sekarang ini, sudah bukan lagi Partai Demokrat di zaman Presiden Jefferson, Roosevelt atau pun Truman. Walaupun masih ada segelintir pemimpinnya yang sangat rasional dan berpikiran jernih seperti Nancy Pelosi, ketua kongres, dia mengingatkan anggota Partai Demokrat agar melupakan laporan Mueller dan tidak terus mengguncang untuk meng-impeach Trump.

Tapi mayoritas Partai Demokrat, sekarang sudah dikuasai oleh kekuatan sayap kiri ekstrim, seperti senator dari Vermont Bernie Sanders dan anggota kongres wanita dari New York Alexandria Ocasio-Cortez, yang membuat Partai Demokrat melangkah berlawanan arah dengan tradisi Amerika. Bahkan membaut AS melenceng dari nilai-nilai konservatif, serta menapaki jalan satu arah yang menuju sosialisme yang telah kian meredup itu!

Mantan direktur FBI James Comey, mantan Menteri Kehakiman di masa Obama yakni Loretta Lynch, adalah para pejabat yang telah menutupi surel rumor Clinton. Apa kesamaan mereka dengan Hillary Clinton, dan Sanders juga Ocasio-Cortez? Sebagai tokoh utama dalam ‘deep state’ di ibukota AS dan rawa Washington, misi mereka adalah menyebarkan program komunisme, membangkitkan kembali roh gentayangan komunisme.

Bagi mereka, Trump adalah penghalang dan batu sandungan serta harus cepat disingkirkan. Walau laporan Mueller telah membuktikan bahwa Trump tidak bersalah, mereka tidak akan mengakuinya, dan akan tetap menggila pada jalan satu arah yang mereka tempuh ini.

Dan, media massa arus utama sayap kiri yang sepaham dengan mereka, di mata masyarakat umum, mereka seharusnya meminta maaf pada Trump, karena telah memfitnah, menebar rumor dan menuduh sembarangan selama 2 tahun ini. Tapi mereka pada dasarnya mana mau meminta maaf.

Setiap janji kampanye yang diwujudkan oleh Trump, mulai dari mundur dari serentetan organisasi internasional sampai mengurangi pajak bagi kalangan menengah, menghapus jaminan kesehatan Obamacare, menarik pasukan dari Afghanistan, Irak dan Suriah, membuat Mahkamah Agung kembali menjadi konservatif. Semua itu adalah serangan telak terhadap jalan sosialisme sayap kiri; tuduhan “Russia Gate” telah dibersihkan, semakin memuluskan jalan Trump kembali menjabat melalui pilpres 2020, telah membunyikan lonceng kematian bagi paham sosialis di AS.

Sesungguhnya, yang seharusnya direnungkan oleh rakyat AS, bukan kecurigaan apakah Trump terlibat “Russia Gate” atau tidak, melainkan mencurigai apakah Hillary dan Obama terlibat dalam “Partai Komunis Tiongkok Gate”!

Melihat dari Wall Street hingga Kementerian Keuangan dan Kissinger, begitu banyak makelar dan politisi AS yang merangkul negeri panda, mereka berkomplot dengan PKT,dan membela PKT (Partai Komunis Tiongkok), itulah masalah yang sejatinya harus diwaspadai oleh Amerika Serikat. (SUD/WHS/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=QzH1rujss6o

Bab III – Pembunuhan Massal di Timur (Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita)

Roh jahat komunisme tidak lenyap dengan disintegrasi Partai Komunis di Eropa Timur

oleh Tim Editorial “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis”

The Epoch Times menerbitkan serial khusus terjemahan dari buku baru Berbahasa Tionghoa berjudul Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita, oleh tim editorial Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis.

Daftar Isi

Pengantar

1.Dasar Kekerasan dari Aturan Komunis

a. Bangkitnya Komunis Soviet
b. Partai Komunis Tiongkok Merebut Kekuasaan

2.Pembantaian Kelas Pekerja

a.Menekan Buruh dan Petani Soviet
b.Mengikuti Model Soviet

3.Kebrutalan Mutlak dari Partai Komunis

a. Kekejaman Komunis Soviet

Gulag: Inspirasi untuk Hitler untuk membangun Kamp Kematian
Membunuh karena Kelaparan
Teror Besar Menghampiri Kaum Elit Soviet

b. Kekejaman Partai Komunis Tiongkok

Kelaparan yang Hebat di Tiongkok
Pembantaian Fanatik dan Genosida Budaya Revolusi Kebudayaan
Kejahatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya: Penganiayaan terhadap Falun Gong

4. Teror Merah dalam Ekspor

Daftar Pustaka

Pengantar

Sudah satu abad berlalu sejak Partai Komunis merebut kekuasaan di Uni Soviet. Menurut catatan yang dikumpulkan oleh Kongres Amerika Serikat, rezim komunis bertanggung jawab atas kematian setidaknya 100 juta orang. [1] Buku Hitam Komunisme merinci sejarah pembunuhan ini. [2]

Dari dokumen rahasia yang dihilangkan oleh pemerintah negara-negara di bekas Uni Soviet dan Eropa Timur, serta catatan resmi mengenai para korban kampanye politik komunis di Tiongkok dan Korea Utara, publik telah memperoleh gambaran yang baik mengenai kecanduan Partai Komunis untuk membunuh.

Totaliterisme komunis sering dibandingkan dengan Nazi. Meskipun ada banyak kesamaan yang dapat ditemukan, ada satu perbedaan penting yang sering diabaikan: Nazi bertujuan untuk menghilangkan orang-orang Yahudi, tetapi tujuan komunisme melampaui pembantaian fisik.

Orang beriman tidak menganggap kematian fisik sebagai kematian sejati seseorang, karena jiwa pergi ke surga atau dilahirkan kembali dalam siklus reinkarnasi. Partai Komunis menggunakan pembunuhan sebagai instrumen untuk menanamkan benih teror di benak rakyat, memaksa rakyat untuk menerima ideologi jahatnya. Melalui penghancuran moralitas, jiwa manusia ditakdirkan untuk dikutuk. Partai Komunis bertujuan untuk menghancurkan tidak hanya tubuh fisik manusia, tetapi juga jiwa manusia.

Karakteristik tambahan Partai Komunis adalah intensitasnya melakukan pembersihan internal dan memilih pemimpin yang paling kejam. Sulit bagi banyak orang untuk memahami alasan di balik kebiadaban yang ditimbulkan dan yang diinginkan oleh Partai Komunis hingga, termasuk mereka yang menjadi korban hanya karena menyimpang dari isu-isu spesifik Partai Komunis, padahal sepenuhnya loyal kepada Partai Komunis dan kepemimpinannya.

Salah satu alasannya adalah bahwa Partai Komunis, dalam pemberontakannya melawan Tuhan dan umat manusia, memiliki ketakutan naluriah bahwa malapetaka akan segera terjadi. Untuk memperkuat dirinya sendiri, Partai Komunis perlu merekrut orang-orang yang tidak peduli moral benar dan salah. Orang-orang seperti ini dibedakan dalam proses pembunuhan massal, dan posisi mereka naik ke posisi kepemimpinan yang memungkinkan iblis komunisme memastikan kelanjutan dari tirani duniawinya.

Pada tahun 1989, kader Partai Komunis Tiongkok yang menolak berpartisipasi dalam pembantaian Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni dibersihkan. Jiang Zemin, yang menunjukkan kekejamannya selama peristiwa tersebut, dipromosikan menjadi pemimpin Partai Komunis Tiongkok. Setelah Jiang Zemin memulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, ia mempromosikan pejabat seperti Luo Gan dan Zhou Yongkang ke posisi tinggi, karena mereka telah menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kejahatan paling brutal dalam penganiayaan.

Motif lain untuk membunuh adalah merekrut peserta dari masyarakat umum, seperti yang dilakukan selama Revolusi Kebudayaan. Dengan melakukan pembunuhan dan kejahatan lainnya, massa mengimplikasikan diri sebagai kaki tangan dari kekejaman Partai Komunis Tiongkok, dan pelaku yang paling brutal menjadi pengikut Partai Komunis yang paling setia. Bahkan hari ini, banyak mantan Pengawal Merah yang melakukan penyerangan dan pembunuhan selama Revolusi Kebudayaan tidak menyatakan penyesalan atas kejahatan mereka, mengatakan bahwa mereka tidak menyesal terhadap peristiwa masa muda mereka.

Lebih jauh lagi, dengan membunuh para korbannya secara terbuka dan sengaja, Partai Komunis ingin menggembalakan rakyat menjadi patuh.

Semua ini memungkinkan kita untuk menguraikan prinsip umum: Sepanjang sejarah, pembunuhan telah terjadi di bawah pemerintahan tirani atau selama masa perang karena ada musuh yang harus dikalahkan. Merupakan karakteristik Partai Komunis bahwa ia harus memiliki musuh, dan jika tidak ada musuh, ia harus menciptakan musuh sehingga ia dapat terus membunuh.

Di negara seperti Tiongkok, yang memiliki sejarah yang panjang dan budaya yang kaya, Partai Komunis tidak dapat mencapai tujuannya tanpa pembunuhan terus-menerus. Secara tradisional, orang-orang Tiongkok percaya dan menghormati yang Ilahi. Tenggelam dalam warisan budaya 5.000 tahun, orang-orang Tiongkok tidak akan mentolerir keberadaan Partai Komunis yang biadab dan menghujat. Satu-satunya cara Partai Komunis Tiongkok untuk mempertahankan kekuasaannya, seperti yang dipelajari dari uji coba Soviet, adalah  pembunuhan massal.

1. Dasar Kekerasan dari Aturan Komunis

Menjadi perwujudan iblis jahat, titik awal komunisme tidak lain dari tidak terhormat. Setelah Karl Marx menyatakan bahwa “Iblis menghantui Eropa — roh jahat komunisme,” bandit dan bajingan mendirikan Komune Paris, meletakkan limbah ke ibukota Prancis serta karya seni dan budaya yang tak tertandingi. Partai Komunis Uni Soviet di Rusia dan Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok merebut kekuasaan melalui tindakan konspirasi tercela dan pertumpahan darah.

a. Bangkitnya Komunis Soviet

Pada bulan Februari 1917, kekurangan makanan dan memburuknya kondisi kerja mendorong pekerja industri Rusia untuk mogok kerja. Ketika kekacauan menyebar ke seluruh negeri, Tsar Nicholas II turun tahta, dan Pemerintahan Sementara Rusia didirikan. Mengetahui peristiwa ini, Vladimir Lenin segera kembali ke Rusia dari pengasingannya di Swiss.

Pada saat itu, Perang Dunia I sedang berkecamuk. Negara-negara antara Rusia dan Swiss semuanya berperang. Pada akhir 2007, majalah Jerman Der Spiegel mengungkapkan rahasia berusia 90 tahun: Kaiser Wilhelm II dari Jerman, yang menganggap Rusia sebagai ancaman besar, menyadari bahwa Vladimir Lenin dapat membawa bencana ke Rusia, sehingga ia mengizinkan Vladimir Lenin melakukan perjalanan melalui Jerman ke Swedia, kemudian Finlandia, dan akhirnya kembali ke Rusia. Kaiser Wilhelm II juga menyediakan uang dan amunisi untuk Vladimir Lenin. Pada akhir 1917, Vladimir Lenin telah menerima 2,6 juta mark Jerman. [3]

Winston Churchill mengatakan peran Jerman dalam rangka kembalinya Vladimir Lenin: “Mereka menggunakan senjata paling mematikan di Rusia. Mereka mengirim Vladimir Lenin kembali dengan truk yang tertutup rapat seolah-olah mengirimkan sejenis virus pes ke Rusia.”[4]

Lenin melakukan kudeta pada tanggal 7 November 1917, atau 25 Oktober menurut kalender tradisional Julian. Melalui Revolusi Oktober, Lenin menggulingkan pemerintahan sementara dan membentuk rezim komunis pertama di dunia.

Tetapi dalam pemilihan demokratis untuk Majelis Konstituante Rusia, Partai Revolusioner Sosialis memenangkan sejumlah suara nasional atas Partai Bolshevik Lenin, yang mengendalikan administrasi pemerintah. Dari 44,4 juta orang pemilih, 40 persen memilih Partai Revolusioner Sosialis, di mana Partai Bolshevik Lenin kalah dengan selisih 20 persen.

Setelah kemunduran ini, dalam pertemuan Majelis Konstituante Rusia pada tanggal 5 Januari 1918, Lenin menginjak-injak janjinya dan menyatakan Majelis Konstituante sebagai “musuh rakyat.” Setelah sebelumnya mempersiapkan untuk memberlakukan darurat militer pada hari pertemuan Majelis Konstituante di ibu kota Rusia, Petrograd, kaum Bolshevik mengerahkan pasukan dan membubarkan Majelis Konstituante secara paksa, menghancurkan proses demokrasi di Rusia.

Revolusi Oktober dan pengambilalihan Leninis berikutnya adalah asal dari semua gerakan komunis yang kejam di seluruh dunia pada abad ke-20, yang memicu kebangkitan komunisme internasional dan bencana yang tak terhitung jumlahnya yang menyertainya.

b. Partai Komunis Tiongkok Merebut Kekuasaan

Setelah tahun1917, ketika Uni Soviet baru saja didirikan, Uni Soviet mengekspor revolusi ke Tiongkok dengan memanfaatkan fakta bahwa Republik Tiongkok telah bergabung dengan Komunis Internasional Ketiga, atau Komintern.

Bolshevik mengirim Grigori Voitinsky ke Tiongkok untuk mendirikan organisasi komunis lokal. Kemudian mengirim Mikhail Borodin untuk merekayasa aliansi antara Partai Nasionalis Tiongkok (Kuomintang) dengan Uni Soviet. Di bawah pengaturan ini, Partai Komunis Tiongkok yang baru lahir diberi kesempatan untuk tumbuh dengan cepat dengan cara menumbangkan Kuomintang.

Selama Perang Dunia II, dalam delapan tahun Kuomintang melakukan perang habis-habisan melawan tentara Jepang yang menginvasi, Partai Komunis Tiongkok menggunakan konflik sebagai penutup sementara ia memperluas pasukannya. Ketika Jepang menyerbu Tiongkok, Tentara Merah berada di ambang kekalahan, tetapi pada saat kemenangan Tiongkok, pasukan komunis membual memiliki 1,32 juta pasukan reguler dan 2,6 juta pasukan milisi yang kuat. Setelah Jepang menyerah, Partai Komunis Tiongkok menggunakan sampul pembicaraan damai dengan Kuomintang untuk secara rahasia memperluas pasukannya lebih lanjut.

Sementara itu, upaya diplomatik Partai Komunis Tiongkok membuat Amerika Serikat dan Uni Soviet mengabaikan kebijakan mereka yang mendukung kaum Nasionalis. Pada tahun 1949, Partai Komunis Tiongkok akhirnya mengalahkan pasukan pemerintah Kuomintang, mendirikan rezim komunis totaliter paling jahat di bumi.

Pada titik tertinggi dalam sejarah gerakan komunis dunia ini, komunisme mengendalikan sepertiga umat manusia dan wilayah daratan dunia, karena terdiri dari Rusia dan Tiongkok, negara-negara terbesar di dunia berdasarkan luas wilayah dan populasi. Pemerintah komunis meluas melintasi petak besar Eropa dan Asia, dan banyak negara di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara menjadi klien atau sekutu Partai Komunis Uni Soviet atau Partai Komunis Tiongkok.

Jutaan orang mengorbankan nyawanya di medan tempur Perang Dunia II, namun hasil yang tak terduga adalah perluasan meteorisme komunisme totaliter.

2. Pembantaian Kelas Pekerja

Dari teori Karl Marx hingga retorika rezim komunis totaliter, semua penuh dengan prinsip ketergantungan pada kelas sosial bawah yaitu buruh dan petani, dan berjanji untuk mewakili kepentingan mereka. Tetapi dalam praktiknya, kelas buruhlah yang menderita pelecehan terbesar di bawah sistem komunis.

a. Menekan Buruh dan Petani Soviet

Pada tahun 1918, setelah Lenin membubarkan Majelis Konstituante secara ilegal, adalah kaum buruh yang pertama kali menentang kediktatoran komunis. Memprotes pembubaran Majelis Konstituante, puluhan ribu buruh dari Petrograd dan Moskow mengadakan parade dan demonstrasi. Tentara Bolshevik menindak kerusuhan dengan kekuatan mematikan, menembak demonstran dan menghiasi jalan-jalan Petrograd dan Moskow dengan darah buruh.

Serikat buruh terbesar di negara itu, Persatuan Buruh Kereta Api Seluruh Rusia, mengumumkan mogok kerja untuk memprotes kudeta Bolshevik dan mendapatkan dukungan luas dari banyak organisasi buruh lainnya. Seperti yang terjadi pada para buruh Petrograd dan Moskow, Partai Komunis Uni Soviet mematahkan para pemogok dengan pasukan bersenjatanya, dan Uni Semua-Rusia dan serikat-serikat independen lainnya dilarang.

Organisasi buruh yang tersisa secara bertahap dipaksa di bawah kendali Partai Komunis Uni Soviet. Pada musim semi 1919, para buruh yang kelaparan di kota-kota di seluruh Rusia melakukan beberapa kali pemogokan untuk menuntut jatah yang sama dengan pasukan Tentara Merah, hak untuk kebebasan berbicara dan pemilihan demokratis, dan penghapusan hak istimewa politik yang diberikan kepada kaum komunis. Semua gerakan ini ditangani oleh polisi rahasia Cheka, yang memenjarakan atau menembak para pemogok.

Pada musim panas 1918, Rusia menghadapi kekurangan pangan secara besar-besaran karena perang saudara yang berkelanjutan. Pada bulan Juni 1918, dengan negara di ambang kelaparan, Lenin mengirim Josef Stalin ke Tsaritsyn untuk mengambil biji-bijian dari lembah Volga, yang secara tradisional merupakan lumbung roti pertanian Rusia.

Tirani Partai Komunis Uni Soviet mengundang perlawanan dari para petani. Pada bulan Agustus 1918, petani di wilayah Penza bangkit dalam pemberontakan bersenjata, dan pemberontakan dengan cepat menyebar ke daerah-daerah sekitarnya. Partai Komunis Uni Soviet mengirim pasukan untuk menekan pemberontakan, dan Lenin mengirim telegram ke Bolshevik Penza. Berikut adalah terjemahan dari telegram asli Rusia oleh sejarawan Inggris Robert Service:

1. Gantung (dan pastikan pengggantungan itu dilakukan di depan kerumunan orang-orang) tidak kurang dari 100 tuan tanah yang dikenal, orang kaya, lintah darah.
2. Publikasikan nama mereka.
3. Rebut semua biji-bijian mereka.
4. Tunjuk sandera sesuai dengan telegram kemarin.

Lakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga dalam radius ratusan kilometer, orang-orang mungkin melihat, gemetar, tahu, berteriak…[5]

Sebelum Revolusi Oktober, Tambov adalah salah satu provinsi terkaya di Rusia. Untuk merebut biji-bijian dari Tambov, Uni Soviet mengorganisir banyak “tim pencari biji-bijian” dan mengirim mereka ke wilayah tersebut. Lebih dari 50.000 petani Tambov membentuk milisi lokal untuk melawan tim permintaan Partai Komunis Uni Soviet.

Pada bulan Juni 1921, dihadapkan dengan tugas menekan Pemberontakan Tambov, rezim Soviet menyarankan agar komandan militer Mikhail Tukhachevsky memerangi “para perusuh” dengan gas beracun. Mikhail Tukhachevsky menggunakan senjata kimia, dikombinasikan dengan api yang membakar seluruh wilayah, membuat sebagian besar Tambov benar-benar terisolasi. Diperkirakan 100.000 petani Tambov yang mengambil bagian dalam perlawanan serta kerabatnya dipenjara atau diasingkan. Sekitar 15.000 orang tewas dalam pemberontakan tersebut.

Pembantaian yang meluas di Uni Soviet menjadi model komprehensif bagi penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap buruh dan petani Tiongkok.

b. Mengikuti Model Soviet

Tiongkok memiliki budaya yang luas dan mendalam dengan sejarah 5.000 tahun. Penduduknya tenggelam dalam tradisi menyembah dewa dan menghormati yang Ilahi. roh jahat komunisme, yang tidak mampu menaklukkan 5.000 tahun tradisi bila hanya menggunakan konspirasi, berurusan dengan budaya tradisional Tiongkok melalui kekerasan sistematis.

Partai Komunis Tiongkok menargetkan para elit masyarakat yang berfungsi sebagai pembawa budaya tradisional, menghancurkan artefak fisik peradaban Tiongkok, dan memutuskan hubungan orang-orang Tiongkok dengan dewa-dewa mereka. Warisan tradisional Tiongkok digantikan dengan “budaya Partai Komunis Tiongkok ” untuk disebarkan di antara orang-orang yang selamat dari pembunuhan massal Partai Komunis Tiongkok, mengubah anak-anak muda menjadi “anak serigala” yang berbahaya yang berfungsi sebagai pion hantu dalam kehancuran umat manusia yang berkelanjutan.

Segera setelah mengambil kekuasaan, Partai Komunis Tiongkok mulai menemukan musuh, dimulai dengan pembunuhan elit. Di pedesaan, Partai Komunis Tiongkok membantai tuan tanah dan bangsawan. Di kota-kota, Partai Komunis Tiongkok membunuh pengusaha, menciptakan suasana teror dan menjarah kekayaan masyarakat sipil.

Untuk menyemangati para petani membunuh tuan tanah dan “petani kaya,” dan mendukung rezim komunis yang baru, Partai Komunis Tiongkok menerapkan reformasi tanah yang menjanjikan tanah tersebut akan menjadi milik para petani. Tetapi setelah membunuh pemilik tanah, Partai Komunis Tiongkok mengklaim tanah tersebut akan diserahkan kepada petani dalam bentuk “koperasi.” Dalam praktiknya, berarti tanah tersebut masih bukan milik petani.

Pada bulan Maret 1950, Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan Arahan Penindasan Ketat terhadap Elemen Kontra-Revolusioner, juga dikenal sebagai Kampanye Menekan Kontra-revolusioner, yang berfokus pada pembunuhan tuan tanah dan petani kaya di pedesaan. Partai Komunis Tiongkok mengumumkan bahwa pada akhir tahun 1952, lebih dari 2,4 juta “kontra-revolusioner” telah dihilangkan. Faktanya, lebih dari 5 juta orang, terhitung hampir 1 persen dari total populasi Tiongkok, telah terbunuh.

Setelah membunuh tuan tanah dan petani kaya di pedesaan, Partai Komunis Tiongkok meluncurkan kampanye Anti-Tiga dan Anti-Lima untuk membantai kaum urban yang kaya. Di Shanghai saja, 876 orang bunuh diri selama gerakan tersebut, dari Januari hingga April 1951, menurut statistik yang tidak lengkap. Di antara para korban, banyak kapitalis bunuh diri dengan semua anggota keluarganya.

Partai Komunis Tiongkok tidak berhenti dengan memusnahkan tuan tanah dan kapitalis; namun juga merampas kekayaan petani, pedagang kecil, dan pengrajin. Setelah pembantaian massal, sebagian besar kelas pekerja tetap miskin.

3. Kebrutalan Mutlak dari Partai Komunis

a. Kekejaman Komunisme Soviet

Gulag: Inspirasi untuk Hitler untuk membangun Kamp Kematian

Pada tanggal 5 September 1918, Lenin memerintahkan pendirian kamp konsentrasi pertama Soviet di Kepulauan Solovetsky untuk penahanan, penyiksaan, dan pembantaian tahanan politik dan pembangkang yang menentang Revolusi Oktober. Partai Komunis Uni Soviet menindaklanjutinya dengan kumpulan kamp konsentrasi di Uni Soviet – kamp kerja paksa gulag yang terkenal di era Stalinis.

Sistem gulag (istilah “gulag” adalah singkatan dalam bahasa Rusia untuk Administrasi Utama Kamp Kerja dan Pemukiman Korektif) tumbuh menjadi skala mengerikan di bawah kepemimpinan Stalin ketika Partai Komunis Uni Soviet mengintensifkan teror politiknya dan melakukan pembersihan yang lebih besar. Pada saat kematian Stalin pada tahun 1953, ada 170 administrasi gulag yang berisi lebih dari 30.000 kamp individu yang tersebar di Uni Soviet, yang oleh Aleksandr Solzhenitsyn dikenal sebagai “Kepulauan Gulag” dalam bukunya dengan judul yang sama.

Dalam karya dokumenternya, Aleksandr Solzhenitsyn mendaftar 31 metode berbeda yang digunakan polisi rahasia Soviet untuk menguras kekuatan para tahanan dan memaksa mereka untuk mengaku melakukan kejahatan. [6]

Mereka yang dikirim ke gulag terus-menerus menderita kekurangan makanan dan pakaian serta dipaksa melakukan pekerjaan berat 12 hingga 16 jam sehari dalam dinginnya musim dingin di Rusia. Jumlah korban yang tewas sangat banyak. Banyak orang dipenjara bersama seluruh keluarga mereka, di mana suami dipenjara dan istri diasingkan. Bahkan orang tua, beberapa sudah berusia 80-an, pun termasuk. Para korban mencakup kaum elit tingkat tinggi Partai, pemimpin negara, dan komandan militer, hingga warganegara biasa dari setiap lapisan kehidupan, termasuk orang beragama, insinyur, teknisi, dokter, mahasiswa, profesor, pekerja pabrik, dan petani.

Adalah umum bagi orang untuk percaya bahwa kamp konsentrasi adalah ciptaan Nazi, tetapi dalam kenyataannya, sistem gulag Soviet adalah pendahulu dari bentuk represi serupa di seluruh dunia, baik dalam rezim komunis maupun non-komunis. Menurut mantan perwira intelijen militer Soviet dan sejarawan populer Viktor Suvorov, sebelum Perang Dunia II, Hitler mengirim perwira Gestapo ke Rusia untuk melakukan tur dan mempelajari pengalaman yang dikumpulkan oleh Soviet dalam membangun gulag.

Menurut perkiraan konservatif, lebih dari 500.000 tahanan tewas dalam sistem gulag antara tahun 1930 dan 1940, selama tahun-tahun teror sebelum perang Stalin. Sistem gulag dibubarkan pada tahun 1960. Pada tahun 2013, sebuah situs web media pemerintah Rusia melaporkan bahwa lebih dari 15 juta orang telah dijatuhi hukuman dan dipenjara di kamp-kamp kerja paksa gulag, dan lebih dari 1,5 juta orang telah meninggal.

Membunuh karena Kelaparan

Rezim komunis sering membunuh orang melalui kelaparan. Antara tahun 1932 dan 1933, wilayah Ukraina menderita kelaparan massal genosida, yang dikenal sebagai Holodomor, yang disebabkan oleh rezim Soviet.

Setelah perang saudara, pemaksaan pertanian kolektif Partai Komunis Uni Soviet berhadapan dengan perlawanan luas dari kaum tani Ukraina. Untuk mengatasi hal ini, rezim Soviet mengklasifikasikan mayoritas petani terampil sebagai “kulak” dan mengasingkan mereka ke Siberia Barat dan republik Asia Tengah. Penyingkiran kulak merupakan kerugian besar bagi pertanian Ukraina, dan pada tahun 1932, produksi pertanian Ukraina anjlok.

Pada musim dingin 1932–1933, pemerintah Soviet memutus pasokan makanan ke Ukraina dan mendirikan pagar keamanan di sepanjang perbatasan republik. Pada awalnya, rakyat Ukraina selamat berkat sayuran dan kentang yang disimpan di rumah mereka, tetapi segera dirampas oleh otoritas Partai. Sejumlah besar petani mati kelaparan. Dalam keputusasaan, orang-orang beralih memakan bangkai kucing, anjing, dan ternak yang digali — dan bahkan kanibalisme.
Pihak berwenang mencegah penduduk desa bepergian ke kota untuk mencari makanan. Banyak orang mati kelaparan saat mereka berjalan di sepanjang jalur kereta api.

Kelaparan Holodomor mengubah nasib lebih dari 1 juta anak-anak Ukraina menjadi anak yatim. Banyak dari mereka menjadi tunawisma dan tidak punya pilihan selain mengemis makanan di kota-kota. Untuk menghilangkan rasa malu ini, Stalin menandatangani perintah yang memberi wewenang kepada polisi untuk menembak anak-anak Ukraina yang berusia 12 tahun.

Perkiraan korban tewas selama Holodomor berkisar dari sekitar 2,5 juta hingga 4,8 juta. Selama kelaparan, mayat para korban dapat terlihat di seluruh jalan Kharkov, ibukota Ukraina.

Teror Besar Menghampiri Kaum Elit Soviet

Tujuan dari iblis komunisme adalah untuk menghancurkan semua umat manusia, akhirnya termasuk para pengikutnya sendiri. Hal ini terjadi selama era Stalinis, ketika Partai Komunis Uni Soviet melakukan pembersihan berdarah di jajarannya sendiri. Mulai tahun 1928, Stalin menargetkan eselon atas kepemimpinan komunis.

Dari 1.966 delegasi yang menghadiri Kongres Partai Komunis Uni Soviet ke-17 pada tahun 1934, 1.108 delegasi ditangkap dengan tuduhan melakukan kegiatan kontra-revolusioner. Dari 139 anggota Komite Sentral yang dipilih pada Kongres ke-17, empat dari setiap lima anggota ditembak.

Politbiro Soviet telah memilih 31 anggota antara tahun 1919 dan 1935, di antaranya 20 orang terbunuh dalam pembersihan Stalin. Lavrentiy Beria, kepala polisi rahasia Stalin, pernah berkata, “Tunjukkan padaku orang itu dan aku akan menemukan kejahatan bagimu.” Kecuali Stalin, semua anggota Politbiro yang tersisa pada saat kematian Lenin pada tahun 1924 – Lev Kamenev, Grigory Zinoviev , Alexei Rykov, Mikhail Tomsky, dan Leon Trotsky – dieksekusi atau dibunuh pada tahun 1940.

Tidak ada bagian masyarakat yang terhindar dari Teror Besar – penindasan di bidang agama, ilmiah, pendidikan, akademik, dan artistik mendahului pembersihan yang memusnahkan kaum elit militer dan politik. Korban utama teror Stalin adalah warganegara Soviet yang biasa.

Berapa banyak orang yang ditangkap, dibunuh, dipenjara, atau diasingkan oleh Stalin dalam Teror Besar? Bahkan hingga hari ini tidak ada catatan atau jawaban yang lengkap. Menjelang pembubaran Uni Soviet pada Juni 1991, kepala KGB Vladimir Kryuchkov mengatakan bahwa antara tahun1920 hingga 1953, sekitar 4,2 juta orang “tertekan” —termasuk 2 juta korban selama Teror Besar saja.

Alexander Yakovlev, seorang politisi reformis di era Soviet dan Yeltsin, mengatakan dalam sebuah wawancara tahun 2.000 bahwa para korban penindasan Stalinis berjumlah sedikitnya 20 juta. [7]

b. Kekejaman Partai Komunis Tiongkok

Dari tahun 1949 — tahun rezim Partai Komunis Tiongkok didirikan — hingga 1966, puluhan juta orang Tiongkok kehilangan nyawanya dalam Kampanye Menekan Kontra-Revolusioner, Kampanye Anti-Tiga dan Anti-Lima, Kampanye Anti-Kanan, dan kelaparan hebat yang disebabkan oleh Lompatan Jauh Ke Depan (Great Leap Forward).

Periode ini diikuti oleh perjuangan berdarah di dalam Partai Komunis Tiongkok. Ketika generasi baru Tiongkok – yang dibesarkan untuk menjadi “anak serigala” yang ateis yang diindoktrinasi dalam pendidikan dan budaya komunisme Partai – setelah dewasa, menjadi roh jahat komunis yang melancarkan kampanye pembunuhan dan perusakan yang semakin merajalela untuk menghapuskan nilai 5.000 tahun dari budaya tradisional Tiongkok.

Kelaparan yang Hebat di Tiongkok

Antara tahun 1959 hingga 1962, Tiongkok mengalami kelaparan yang paling mematikan di dunia. Untuk menipu dunia, Partai Komunis Tiongkok masih mengklaim bencana tersebut sebagai “tiga tahun bencana alam.”

Bahkan, pada tahun 1958, Partai Komunis Tiongkok dengan terburu-buru memulai gerakan Komune Rakyat dan kampanye Lompatan Jauh Ke Depan. Skema liar ini, yang menghabiskan stok biji-bijian dan menghancurkan produksi pertanian Tiongkok, didukung oleh banjir laporan palsu yang ditulis oleh para pejabat di semua tingkat kepemimpinan, dari daerah pedesaan ke kota-kota. Partai Komunis Tiongkok menggunakan laporan ini sebagai pembenaran untuk mengumpulkan biji-bijian dari petani, yang dipaksa untuk menyerahkan makanan, benih, dan makanan hewan kepada rezim.

Organ administrasi Partai Komunis Tiongkok di semua tingkatan mengirim tim ke pedesaan. Mereka menggunakan siksaan dan interogasi untuk merampas makanan terakhir dari para petani yang malang. Mengikuti contoh yang diberikan oleh komunis Soviet, Partai Komunis Tiongkok mencegah penduduk desa memasuki kota untuk mencari makanan, menyebabkan kematian massal keluarga di desa dan bahkan di seluruh desa. Kanibalisme tersebar luas, dan mayat-mayat korban kelaparan berserakan di pedesaan. Ketika petani tertangkap mencuri untuk bertahan hidup, mereka dibunuh.

Biji-bijian yang disita oleh pemerintah diperdagangkan untuk sejumlah besar persenjataan Soviet atau emas yang digunakan Partai Komunis Tiongkok untuk melunasi hutang dengan mengabaikan nyawa-nyawa yang hilang di Tiongkok. Hanya dalam waktu tiga tahun, Kelaparan yang Hebat di Tiongkok telah memusnahkan puluhan juta orang.

Pembantaian Fanatik dan Genosida Budaya Revolusi Kebudayaan

Pada tanggal 16 Mei 1966, Partai Komunis Tiongkok menerbitkan “Pemberitahuan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok,” yang menandai awal Revolusi Kebudayaan. Pada bulan Agustus 1966, anak-anak kader Partai Komunis Tiongkok tingkat tinggi memimpin siswa sekolah menengah pertama di Beijing membentuk kelompok Pengawal Merah. Massa mengamuk di Beijing, dengan hiruk-pikuk menggeledah, menyerang, dan membunuh. Pada akhir bulan, yang dikenal sebagai “Agustus Merah,” ribuan orang di Beijing telah dibunuh.

Di distrik Daxing Beijing, 325 orang tewas dalam enam hari, antara 27 Agustus dan 1 September, di 48 brigade produksi dari 13 komune orang. Usia korban yang meninggal bervariasi dari usia hanya 38 hari hingga 80 tahun, dan 22 keluarga dihancurkan. Pengawal Merah memukul, menikam, atau mencekik korban mereka. Mereka membunuh bayi dan balita dengan cara menginjakkan satu kaki mereka ke tubuh korban dan merobek tubuh korban menjadi dua bagian.

Ketika roh jahat komunisme mengarahkan orang untuk memukul dan membunuh, roh jahat komunisme menghapus belas kasih manusia tersebut, mencuci otak manusia tersebut dengan slogan “memperlakukan musuh dengan kekejaman mati rasa di musim dingin yang kejam.” Melalui setiap tindak kejahatan terhadap kemanusiaan, Partai Komunis Tiongkok menggantikan budaya tradisional dan kebajikan moral orang di Tiongkok. Didorong oleh budaya Partai, banyak orang menjadi alat pembunuhan.

Ketika sebagian besar orang melihat atau mempelajari mengenai tindakan haus darah dari negara komunis totaliter, mereka benar-benar bingung bagaimana seorang manusia dapat sampai sebiadab dan tidak manusiawi seperti itu. Kebenaran di balik ini adalah bahwa orang-orang tersebut dirasuki oleh iblis-iblis busuk dan roh-roh tredegradasi yang dikendalikan oleh roh jahat komunis.

Memperkirakan kerusakan Revolusi Kebudayaan adalah tugas yang menakutkan. Sebagian besar penelitian menunjukkan angka kematian minimum 2 juta orang. R.J. Rummel, seorang profesor Amerika yang telah meneliti pembunuhan massal, menulis dalam bukunya China’s Bloody Century bahwa Revolusi Kebudayaan merenggut nyawa 7,73 juta orang.

Dong Baoxun, profesor dari Universitas Shandong Tiongkok, dan Ding Longjia, wakil direktur Kantor Penelitian Sejarah Partai Shandong, ikut menulis buku pada tahun 1997 berjudul Exonerate the Innocent – Merehabilitasi yang Dituduh Salah dan Dihukum, yang mengutip Ye Jianying, yang saat itu wakil ketua Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok, yang membuat pernyataan berikut selama upacara penutupan Konferensi Kerja Pusat pada tanggal 13 Desember 1978: “Dua tahun dan tujuh bulan penyelidikan komprehensif oleh Komite Sentral telah menentukan bahwa 20 juta orang tewas dalam Revolusi Kebudayaan, lebih dari 100 juta menderita penganiayaan politik, … dan 800 miliar yuan terbuang sia-sia.”

Menurut Karya Pilihan Deng Xiaoping, dari 21 hingga 23 Agustus 1980, pemimpin Partai Komunis Tiongkok Deng Xiaoping dua kali diwawancara oleh wartawan Italia Oriana Fallaci di Aula Besar Rakyat.

Oriana Fallaci bertanya, “Berapa banyak orang yang mati dalam Revolusi Kebudayaan?” Deng Xiaoping menjawab: “Berapa banyak orang yang benar-benar mati dalam Revolusi Kebudayaan? Jumlah yang amat besar dan tidak pernah dapat diperkirakan.”

Deng Xiaoping menggambarkan kasus yang khas: Kang Sheng, kepala polisi rahasia Partai Komunis Tiongkok, menuduh sekretaris partai Provinsi Yunnan, Zhao Jianmin, melakukan pengkhianatan dan menjadi agen Kuomintang. Zhao Jianmin tidak hanya dipenjara, tetapi kejatuhannya juga berdampak pada 1,38 juta orang di seluruh provinsi, di antaranya 17.000 orang dianiaya hingga meninggal dunia dan 60.000 orang dipukuli hingga cacat.

Kejahatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya: Penganiayaan terhadap Falun Gong

Dekade kekerasan membunuh dan indoktrinasi ateis oleh Partai Komunis Tiongkok telah memakan banyak korban pada tatanan moral masyarakat, membawanya jauh di bawah standar yang dituntut oleh dewa umat manusia. Bahkan banyak dari mereka yang masih percaya pada Tuhan tidak tahu apa-apa mengenai iman yang asli, karena mereka terjebak dalam organisasi keagamaan palsu yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok. Jika situasinya terus merosot, umat manusia akan menghadapi kepunahan tertentu, sebagaimana dinubuatkan dalam teks-teks suci setiap peradaban kuno.

Selama musim semi tahun 1992, untuk memulihkan moral manusia dan menyediakan jalan menuju keselamatan, Li Hongzhi mengajarkan Falun Gong, juga disebut Falun Dafa, sebuah latihan spiritual berdasarkan keyakinan pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.

Tanpa kesulitan untuk dipelajari, Falun Gong menyebar dengan cepat ke seluruh Tiongkok dalam beberapa tahun. Ketika para praktisi Falun Gong, bersama dengan kerabat dan rekannya, mengalami keajaiban kesehatan dan karakter yang meningkat, puluhan juta orang berlatih Falun Gong di Tiongkok dan di seluruh dunia. Dengan begitu banyak orang berlatih kultivasi Falun Gong dan menjaga diri mereka ke standar yang lebih tinggi, masyarakat mulai menemukan kembali ketegasan moral.

Tetapi roh jahat komunisme bertekad mencegah manusia diselamatkan oleh Sang Pencipta. Karena alasan ini, ia menghancurkan budaya tradisional dan merusak nilai moral manusia. Secara alami, ia melihat Falun Gong sebagai musuh terbesarnya.
Pada bulan Juli 1999, pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat itu, Jiang Zemin secara sepihak memerintahkan penganiayaan sistematis terhadap Falun Gong dan para praktisinya. Dalam kampanye brutal yang mencakup ke seluruh penjuru Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok menerapkan setiap metode yang dapat dibayangkan dalam upayanya untuk memenuhi arahan Jiang Zemin: “Bunuh mereka secara fisik, bangkrutkan mereka secara finansial, dan hancurkan reputasi mereka.”

Corong partai membuat orang-orang Tiongkok terus-menerus dipropaganda sehingga mereka membenci dan memfitnah Falun Gong, menolak prinsip sejati, baik, dan sabar demi membela kepalsuan, kejahatan, dan perjuangan.

Roh jahat membawa masyarakat ke posisi baru yang terendah dalam kemerosotan moral. Dalam suasana kebencian dan represi diaktifkan kembali, orang-orang Tiongkok menutup mata terhadap penganiayaan yang terjadi di sekitar mereka, mengkhianati para Buddha dan dewa. Beberapa orang mengorbankan hati nurani mereka dan berpartisipasi dalam kampanye melawan Falun Gong, tidak mengetahui fakta bahwa mereka telah mengutuk diri mereka sendiri dalam proses tersebut.

Roh jahat komunis tidak hanya terbatas pada penganiayaan di Tiongkok. Roh jahat komunis membungkam negara-negara dunia bebas sementara rezim Tiongkok sibuk terlibat dalam pemenjaraan, pembunuhan, dan penyiksaan para praktisi Falun Gong. Penuh dengan insentif ekonomi, dunia bebas membela kebohongan Partai Komunis Tiongkok, memberi kebebasan para penganiaya untuk melakukan kejahatan terburuk.

Dalam penganiayaan terhadap Falun Gong, Partai Komunis Tiongkok memperkenalkan kejahatan yang belum pernah terlihat: pengambilan organ hidup-hidup. Sebagai kelompok orang terbesar yang dipenjara karena keyakinannya di Tiongkok, praktisi Falun Gong terbunuh atas permintaan, di atas di meja operasi rumah sakit negara dan militer, dan organ mereka dijual seharga puluhan atau ratusan ribu dolar.

Pada tanggal 7 Juli 2006, pengacara Kanada David Matas dan David Kilgour (mantan pejabat kementerian luar negeri Kanada untuk Asia-Pasifik) menerbitkan laporan berjudul Bloody Harvest: The Killing of Falun Gong for Their Organs. Meneliti 18 jenis bukti, mereka menjelaskan mengenai kekejaman Partai Komunis Tiongkok, menyebutnya “bentuk kejahatan baru yang menjijikkan…di planet ini.”

David Matas dan David Kilgour, bekerjasama dengan para penyelidik internasional, menerbitkan laporan An Update to The Slaughter and Bloody Harvest pada bulan Juni 2016. Berisi lebih dari 680 halaman dan lebih dari 2.400 referensi, laporan tersebut membuktikan tanpa diragukan lagi kenyataan dan skala dari pengambilan organ hidup yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok.

Pada tanggal 13 Juni 2016, DPR Amerika Serikat dengan suara bulat mengeluarkan Resolusi 343, menuntut Partai Komunis Tiongkok untuk segera mengakhiri pengambilan organ praktisi Falun Gong dan tahanan hati nurani lainnya.

Bisnis transplantasi organ yang menguntungkan tersebut mempertahankan dukungan untuk penganiayaan terhadap Falun Gong dan menarik klien dari Tiongkok dan seluruh dunia, membuat mereka terlibat dalam pembunuhan massal Partai Komunis Tiongkok.

Sejak pertama kali merebut kekuasaan, Partai Komunis Tiongkok tidak pernah melonggarkan penganiayaan terhadap keyakinan agama. Kami akan kembali ke topik ini di Bab Enam.

4. Teror Merah dalam Ekspor

Pengantar Buku Hitam Komunisme memberikan perkiraan kasar mengenai jumlah kematian oleh rezim komunis di seluruh dunia, yang membuktikan angka 94 juta, termasuk yang berikut:

20 juta di Uni Soviet

65 juta di Tiongkok

1 juta di Vietnam

2 juta di Korea Utara

2 juta di Kamboja

1 juta di Eropa Timur

0,15 juta di Amerika Latin (terutama Kuba)

1,7 juta di Ethiopia

1,5 juta di Afghanistan

10.000 karena “gerakan komunis internasional dan partai-partai komunis tidak berkuasa” [8]

Terlepas dari Rusia dan Tiongkok, rezim komunis yang lebih rendah telah menunjukkan diri mereka tidak kurang bersedia untuk terlibat dalam kejahatan absolut. Genosida Kamboja adalah pembunuhan massal paling ekstrem yang dilakukan oleh pemerintah komunis. Menurut berbagai perkiraan, jumlah warga Kamboja yang terbunuh oleh rezim Khmer Merah Pol Pot berkisar antara 1,4 juta hingga 2,2 juta — hingga sepertiga populasi Kamboja pada saat itu.

Antara tahun 1948 hingga 1987, komunis Korea Utara membunuh lebih dari 1 juta rakyatnya sendiri melalui kerja paksa, eksekusi, dan penahanan di kamp-kamp konsentrasi. Pada tahun1990-an, kelaparan menewaskan antara 240.000 hingga 420.000 orang. Secara total, 600.000 hingga 800.000 warga Korea Utara diperkirakan telah meninggal secara tidak wajar antara tahun 1993 hingga 2008. Setelah Kim Jong Un berkuasa, ia melakukan lebih banyak pembunuhan terbuka, dengan para korban termasuk pejabat tinggi dan kerabatnya sendiri. Kim Jong Un juga mengancam dunia dengan perang nuklir.

Hanya dalam satu abad, sejak munculnya rezim komunis pertama di Rusia, roh jahat komunisme telah membunuh lebih banyak orang di negara-negara di bawah kekuasaannya daripada jumlah kematian gabungan dari kedua perang dunia. Sejarah komunisme adalah sejarah pembunuhan, dan setiap halaman ditulis dengan darah korbannya.

Lanjut Baca Bab Empat.

Daftar Pustaka[1] “Remembering the Victims of Communism.” Remarks by Rep. Christopher Smith before the House of Representatives on Nov. 13, 2017.  https://www.congress.gov/congressional-record/2017/11/13/extensions-of-remarks-section/article/E1557-2.[2] Stéphane Courtois, ed., The Black Book of Communism: Crimes, Terror, Repression. Translated by Jonathan Murphy. Cambridge: Harvard University Press, 1999.[3] Der Spiegel, “Revolutionär Seiner Majestät” (“Revolutionary of His Majesty”). Dec. 10, 2007.   https://www.spiegel.de/spiegel/print/d-54230885.html[4] Winston S. Churchill, The World CrisisVol. 5. 1931.[5] Robert Service, translation of “the hanging order,” Lenin, a Biography (London: Macmillan, 2000), 365.[6] Aleksandr Solzhenitsyn, The Gulag Archipelago: 1918–1956. 1973.[7] Interview with Alexander Yakovlev (1992–2005), translated by Chinese Academy of Social Sciences.[8] Stéphane Courtois, ed., The Black Book of Communism: Crimes, Terror, Repression, trans. Jonathan Murphy (Cambridge: Harvard University Press, 1999), 4.

BACA Sebelumnya 

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita : Pengantar

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita: Pendahuluan

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita : Bab I – Strategi Iblis untuk Menghancurkan Kemanusiaan

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita : Bab II – Awal Komunisme Eropa

Quick Count Sementara Sejumlah Lembaga Survei : Jokowi Ungguli Prabowo

0

Epochtimes.id- Sejumlah lembaga survei merilis hasil hitungan cepat pemilihan  Presiden yang berlangsung, Rabu (17/4/2019).

Pilpres 2019 dengan pemilih 192.866.254 jiwa di 34 Provinsi seluruh Indonesia dan WNI di luar negeri.  Jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 810.329 TPS di dalam negeri.

Hasilnya Capres-Cawapres 01 Jokowi-Maruf Amin lebih unggul dari Capres-Cawapres 02 Prabowo-Sandi.

1- CSIS-Cyrus Network dengan data masuk sebesar 60,7% :

  1. Jokowi-Ma’ruf: 56,5%
  2. Prabowo-Sandiaga: 43,5%

2- Saiful Mujani Riset Center dengan data masuk 66,68% :

01.Jokowi-Maruf : 54,88%

  1. Prabowo-Sandiaga : 45,12%

3- Litbang Kompas dengan data masuk 57,45%

01.Jokowi-Maruf : 54,91%

  1. Prabowo-Sandiaga : 45,09%

4- Poltracking dengan data masuk 72,25%

01.Jokowi-Maruf : 55,11% 02.

  1. Prabowo-Sandiaga : 44,89%

5- Charta Politika dengan data masuk 72,68%

01.Jokowi-Maruf : 54,69 %

  1. Prabowo-Sandiaga : 45,31%

6- LSI dengan data masuk 74,65%

01.Jokowi-Maruf : 54,61 %

  1. Prabowo-Sandiaga : 45,39%

7- Indo Barometer data masuk 49,75%

01.Jokowi-Maruf : 53,46 %

  1. Prabowo-Sandiaga : 46,54%

Untuk diketahui Quick count atau hitung cepat adalah metode verifikasi hasil pemilu yang digunakan di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel.

Sedangkan hasil pemilihan umum secara resmi akan diumumkan oleh KPU. (asr)

Triliuner Prancis Janjikan Empat Triliun Rupiah Untuk Bangun Kembali Notre Dame

0

EpochTimesId – Dua triliuner Perancis menjanjikan bantuan hingga US$ 337 juta untuk membantu membangun kembali katedral Notre Dame yang ikonik. Gedung peninggalan abad pertengahan itu dilalap api, hingga membuat atapnya habis terbakar dan merobohkan menara.

Pria terkaya Prancis, raja bisnis Bernard Arnault, menjanjikan 200 juta euro untuk membangun kembali katedral Gotik berusia delapan abad (800 tahun) pada pagi 16 April 2019. Sehari sebelumnya, miliarder François-Henri Pinault, yang menikah dengan aktris Salma Hayek, berjanji akan menyumbang 100 juta euro (US$ 112 juta).

Lebih dari 400 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api yang memusnahkan katedral ikonik itu pada 15 April 2019 lalu.

Sehari setelah kejadian, pada 16 April 2019, sinar matahari Paris mengungkapkan bahwa menara lonceng utama dan dinding luar telah diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran. Mereka berjuang hingga dini hari untuk mengendalikan api dan menyelamatkan relik religius dan karya seni. Karya seni yang dievakuasi yang selamat dari kobaran api akan dipindahkan ke Museum Louvre, menurut seorang perwakilan kementerian kebudayaan Prancis.

‘Bangun Kembali Bersama’
“Yang terburuk telah dihindari,” Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada wartawan, tidak lama sebelum tengah malam, ketika api sebagian besar telah dijinakkan.

“Prancis akan meluncurkan kampanye untuk membangun kembali katedral,” sambung Macron.

“Kami akan membangunnya kembali bersama. Tidak diragukan lagi itu akan menjadi bagian dari takdir Prancis dan proyek kami untuk tahun-tahun mendatang,” kata Macron yang tampak terenyuh.

Seruan untuk pendanaan dengan cepat dijawab oleh dua miliarder Prancis. Pengusaha lainnya juga menawarkan bantuan dan sumbangan untuk restorasi bangunan bersejarah tersebut.

Asap dan nyala api membubung ketika kebakaran melanda katedral Notre Dame di pusat kota Paris pada 15 April 2019, yang diduga terkait pekerjaan renovasi yang sedang dilakukan di lokasi, menurut petugas pemadam kebakaran. (Foto : Francois Guillot/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

“Setelah tragedi nasional ini, keluarga Arnault dan Grup LVMH menjanjikan dukungan mereka untuk Notre Dame,” kata sebuah pernyataan oleh Grup LVMH Arnault. “Mereka akan menyumbangkan total 200 juta euro untuk dana rekonstruksi karya arsitektur ini, yang merupakan bagian integral dari sejarah Prancis.”

Turis yang biasanya menatap dengan kagum pada langit-langit dan karya seni katedral yang menakjubkan bergabung dengan warga Paris yang bingung yang telah berkumpul di belakang penjagaan polisi untuk menyaksikan Ile de la Cité, sebuah pulau di Sungai Seine yang menandai pusat kota Paris.

Ribuan orang yang menyaksikannya terlihat berbaris di jembatan Seine dan sepanjang tanggulnya, yang sempat dihalau oleh penjagaan polisi. Beberapa menyanyikan musik liturgi dalam harmoni hingga larut malam ketika mereka terjaga, sementara yang lain melantunkan doa.

Notre Dame adalah yang paling terkenal dari katedral Gotik pada Abad Pertengahan, yang dikenal karena banyak gargoyle dan penopang melayangnya yang ikonik. (SIMON VEAZEY dan Reuters/The EPoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Pendiri Wikileaks Yakin Kebocoran Data Intelijen Akan Rugikan Amerika

0

EpochTimesId – Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dan mantan analis intelijen Angkatan Darat AS, Chelsea Manning punya alasan untuk meyakini bahwa bocornya laporan militer AS ‘akan menyebabkan cedera’ terhadap negara itu. Jaksa Penuntut Federal Amerika Serikat menyatakan dalam gugatan ke pengadilan yang diajukan pada 15 April 2019.

Dalam pernyataan tertulis yang diajukan ke pengadilan federal di Alexandria, Virginia, jaksa penuntut mengatakan laporan militer AS dari perang di Afghanistan dan Irak termasuk informasi tentang ‘identitas dan pentingnya pendukung lokal AS dan pasukan sekutu di Afghanistan’.

“Ketika pasukan AS menyerbu kompleks di Pakistan tempat Osama bin Laden bersembunyi, misalnya, mereka menemukan surat yang menunjukkan pemimpin Al-Qaeda itu tertarik pada salinan dokumen Pentagon yang diterbitkan di WikiLeaks,” kata jaksa penuntut dalam dokumen gugatan.

Menurut jaksa penuntut, laporan yang bocor tentang perang Afghanistan termasuk informasi tentang desain dan serangan alat peledak improvisasi gerilyawan, termasuk perincian AS dan penanggulangan koalisi terhadap alat peledak buatan sendiri dan keterbatasannya.

Dakwaan
Surat pernyataan penuntutan tertanggal 21 Desember 2017, akan tetapi diumumkan kepada publik pada 15 April 2019. Ini menyusul penangkapan Assange pekan lalu, dan fakta baru bahwa Assange berkonspirasi dengan Manning untuk mendapatkan akses ke komputer pemerintah sebagai bagian dari salah satu kompromi terbesar, dalam hal informasi rahasia dalam sejarah AS.

Manning memberi Assange hampir 750.000 dokumen militer dan diplomatik yang rahasia atau sensitif, yang kemudian diterbitkan Assange di WikiLeaks, platform publikasi online yang Dia dirikan pada 2006.

Barry Pollack, seorang pengacara untuk Assange di Washington, mengatakan bahwa mendorong sumber untuk memberikan informasi, dan menggunakan metode untuk melindungi identitas mereka, adalah praktik umum oleh semua jurnalis.

“Tidak ada informasi baru dalam pernyataan tertulis yang tidak tersedia untuk Departemen Kehakiman ketika memutuskan dalam pemerintahan Obama bahwa mengejar tuntutan pidana terhadap Mr Assange akan bertentangan dengan Amandemen Pertama,” ujar Pollack.

Penangkapan
Polisi Inggris menangkap Assange atas permintaan Washington, setelah Ekuador mencabut suaka selama tujuh tahun pada 11 April 2019. Dia dibawa keluar dari Kedutaan Besar Ekuador di London, dan ditahan di penjara sambil menunggu proses hukum ekstradisi ke Amerika Serikat.

Dakwaan jaksa AS, yang awalnya dikeluarkan secara rahasia oleh dewan juri yang berbasis di Alexandria, Virginia pada Maret 2018, mengatakan Assange pada Maret 2010 terlibat dalam konspirasi untuk membantu Manning memecahkan kata sandi untuk jaringan pemerintah AS yang merupakan rahasia negara. Dakwaan itu tidak menuduh Assange berhasil memecahkan kata sandi.

Dalam pernyataan tertulis yang tidak terdapat dalam dakwaan, jaksa penuntut mengatakan Manning juga memiliki akses ke database pemerintah AS lainnya. Akses termasuk yang berkaitan dengan penjara militer Amerika di Teluk Guantanamo, Kuba, dan database Departemen Luar Negeri yang berisi kabel militer.

Manning dijatuhi hukuman 35 tahun di penjara militer pada 2013 karena membocorkan data rahasia. Akan tetapi sisa hukumannya 28 tahun diringankan oleh Presiden Barack Obama.

Manning kemudian ditangkap kembali pada bulan Maret lalu, dan tetap ditahan karena menolak memberikan kesaksian kepada dewan juri yang menyelidiki WikiLeaks.

Assange diperkirakan akan muncul melalui tautan video untuk agenda pengadilan berikutnya pada tanggal 2 Mei 2019. Dakwaan terhadapnya akan membawa ancaman hukuman maksimum lima tahun penjara. (Petr Svab, Janita Kan, dan REUTERS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Terbit Selama 29 Tahun, Tabloid Bintang Akhirnya Undur Diri

0

Epochtimes.id- Tabloid Bintang yang pertama kalinya terbit pada 1991 silam akhirnya resmi menghentikan peredarannya di media cetak.

Penutupan tabloid ini berdasarkan surat yang dikirmkan kepada relasi dan partner kerja PT Media Bintang Indonesia.

Manajemen Tablodi Bintang Indonesia mengatakan penutupan ini dikarenakan adanya perubahan pasar yang lebih memilih ke pembaca digital.

“Sehubungan dengan pertumbuhan era digital yang diikuti oleh perubahan gaya hidup, manajemen Media Bintang Indonesia memutuskan untuk mengerahkan segenap sumber daya untuk mengembangkan media online/digital,” demikian dalam suratnya.

“Seiring dengan kebijakan untuk lebih berkonsentrasi pada media online/digital, kami memutuskan untuk menghentikan penerbitan tabloid mingguan Bintang Indonesia. Tabloid Bintang Indonesia edisi 1.448 tahun XXIX yang terbit pada Senin 15 April 2019 adalah edisi terakhir,” demikian rilisnya.

Untuk itu, pihaknya menyatakan akan berkonsentrasi penuh pada media online yang saat ini mereka kelola, yakni portal berita hiburan dan gaya hidup, portal dan komunitas remaja, portal tentang rumah dan property.

Tabloid ini dikenal tentang film, tokoh, musik yang diterbitkan oleh PT Media Bintang Indonesia. Tabloid ini diterbitkan setiap Senin. (asr)

Serial Kaisar Qin Shi Huang (2)

0

Epochtimes.com

Pada saat yang sama dengan Lao Tzu (Tionghoa: 老子, pinyin: Lǎo Zǐ, lahir 601 SM) merupakan ahli filsafat yang terpopuler dan juga merupakan pendiri Taoisme kini di Tiongkok, Buddha Sakyamuni dilahirkan di Asia Selatan. 500 tahun sesudah itu, di Israel, Asia Barat juga dilahirkan seorang sang Sadar yang disebut: Yesus Kristus.

Baik Lao Zi, Buddha Sakyamuni maupun Yesus Kristus, dititahkan turun ke bumi guna menyebarkan hukum alam semesta dan menyelamatkan umat manusia serta meletakkan fondasi kebudayaan kultivasi.

Penyebab utamanya adalah Sang Pencipta telah mengenali bahwa moralitas umat manusia mulai menuju kebobrokan maka dilakukanlah pengaturan untuk generasi turun temurun.

Di tingkatan terendah kebudayaan kultivasi aliran Tao, juga sesuai takdirnya telah dilahirkan Konfusius (Kong Zi, Kong Hu Cu, seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok. Falsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, serta menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal Tionghoa, 551 SM – 479 SM).

Dia memimpin para siswa mengelilingi semua negara (vassal) guna mengkhotbahkan “Jalan Tengah Emas (zhōng yōng zhī dào)” serta “Kebajikan, Keadilan, Kesantunan, Kearifan dan Komitmen” sebagai prinsip menjadi manusia di dunia fana.

Konfusius meneliti secara mendalam sistem etika dan tata krama dari Tiga Zaman: dinasti Xia, Shang dan Zhou Barat, yang dimulai dari kaisar Tang – Yao, Yu – Shun hingga Qin Mogong, membenahi dan mengedit kembali sejarah dan kebudayaan dari para leluhur kaisar Tiongkok dalam mengatur negara, yang kemudian oleh generasi sesudahnya disebut sebagai: 6 kitab aliran Konfusius.

Lao Zi membicarakan cara berkultivasi; Konfusius hanyalah meninggalkan kepada umat manusia bagaimana caranya menjadi manusia yang dibekali dengan ideologi Jalan Tengah Emas.

Hukum Taoisme dan Konfusianisme di zaman Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur) dan Zhan Guo (Negara vassal saling berperang) muncul didunia, ratusan aliran juga serempak muncul, yang lurus dan sesat tercampur baur, asli dan palsu sulit dibedakan. Mereka ialah:  Bing Jia (aliran kemiliteran), Mo Jia (aliran Mo Zi), Fa Jia (aliran Legal), Zong Heng Jia (aliran malang melintang), Yin Yang Jia (aliran Yin dan Yang), Ming Jia (aliran Kenamaan), Yi Jia (aliran Kedokteran), Nong Jia (aliran Pertanian), Za Jia (aliran Campuran), Shu Hua Jia (aliran lukis dan kaligrafi) dan puluhan aliran utama lainnya, selain itu masih ada para tokoh arif bijaiksana: Yan Zi, Sun Zi, Guan Zi, Zhuang Zi, Xun Zi, Meng Zi, Mo Zi, Gui Gu Zi, Han Fei Zi dan Zi-Zi lainnya (Zi adalah sebutan untuk para orang suci dan orang bijak di zaman Chun Qiu – Zhan Guo; 770 SM – 221 SM).

Tentu saja ada yang diutus ke dunia untuk memperkaya kebudayaan, namun ada pula cukup banyak tokoh yang datang untuk mengacau dan merusak penyebaran hukum ortodoks yang lurus.

Untuk itu, kaisar Qin Shi Huang selain membutuhkan kekuatan militer guna menaklukkan 6 negara (vassal) lainnya juga terlebih lagi harus membenahi dari sumbernya, yakni menjernihkan pikiran sekilas yang lurus, demi melindungi kebudayaan warisan Dewata dari bangsa Tionghoa.

Pada saat yang sama di Tiongkok berada pada periode akhir Chun Qiu yakni para kesatria penguasa saling bermunculan, ratusan aliran berebut menyatakan filsafatnya, muncul Lao Zi dan Konfusius, di Eropa Sang Pencipta juga mengatur munculnya peradaban Yunani kuno.

Di Yunani kuno juga muncul sekelompok filsuf seperti Thales, Pythagoras, Democritus, Socrates, Plato dan Aristoteles. Orang-orang bijak Timur dan Barat ini menciptakan dua sistem peradaban utama umat manusia.

Nabi Yunani kuno Socrates memprakarsai peradaban Yunani kuno. Peradaban Yunani kuno warisan Dewata berpengaruh besar bagi pasca Kekaisaran Romawi, ketika Kaisar Caesar menaklukkan Laut Mediterania dan benua Eropa, juga membawakan peradaban Yunani kuno ke sekitar Laut Mediterania dan banyak daerah di daratan Eropa, ia telah meletakkan landasan bagi seluruh peradaban Barat.

Kaisar Caesar berkuasa dengan kekuatan militer dan memerintah dengan birokrasi sipil berperan sebagai aktor B dari peran AB keseluruhan drama besar sejarah dunia, efek backup-nya dapat diselesaikan, maka juga sudah menjadi sejarah.

Selanjutnya, pemikiran, filosofi dan kebudayaan Eropa memiliki kesenjangan pengembangan lebih dari 1.000 tahun, sampai pada awal abad ke-13, pasukan besar Klan Emas dari penguasa dunia Jenghis Khan telah menjebol kegelapan Renaisans Eropa sebelum fajar, dan pada saat yang sama juga berfungsi sebagai pembangkit kehidupan bagi pemikiran dan Renaisans Eropa

Seluruh sejarah periode ini sepertinya mirip penyebaran ajaran Tao dan Kong Hu Cu dari Tiongkok ke dunia yang telah menegakkan iman yang tulus terhadap sang Pencipta; sebuah replika dari Kaisar Qin dan Kaisar Wu dari dinasti Han yang mengembangkan, membesarkan dan melindungi budaya warisan Dewata.

Status Qin Shi Huang sebagai Kaisar, Putra Langit, pengemban tugas berat memprakarsai dinasti baru, segala prinsip, hukum dan tata cara duniawi semuanya di pilih dan dipergunakan oleh Qin Shi Huang.

Generasi penerus senantiasa ingin mencari tahu sumber pemikiran Qin Shi Huang sebenarnya berasal dari mana, apakah dari aliran Legal (Fa Jia) atau aliran Konfusianisme atau aliran Tao, Yin Yang Jia (aliran Yin & Yang) dan lain sebagainya, namun selalu tidak dapat  menemukan pintu alirannya.

Sebenarnya pemikiran/filsafat dari semua aliran ini “hanya untuk dipergunakan” dan “menyediakan untuk dipilih” bagi dirinya saja.

Qin Shi Huang mendirikan sendiri sistem hukum yang dipergunakan untuk mendidik rakyat, sebenarnya berbeda sistem dari “hukum” Shang Yang (390 SM –  338 SM, Seorang negarawan dan reformator Negara Qin selama periode Zhan Guo) yang disebut sebagai ahli Fa Jia di awal Negara Qin berdiri.

Selain itu kemunculan ratusan aliran disebabkan oleh karena Qin Shi Huang akan memprakarsai era baru budaya warisan Dewata, maka semua sistem Surga di badan langit ingin mengikat jodoh dengan Tanah Dewata, untuk siap dipilih, agar budaya, pemikiran dan keistimewaan mereka dimasukkan kedalam panggung besar sejarah 5.000 tahun Tiongkok.  (LIN/Whs/asr)

Bersambung

Pemimpin ISIS untuk Asia Tenggara Dikonfirmasi Tewas di Filipina Melalui Tes DNA

0

oleh Hong Yawen

Pejabat Filipina pada Minggu 14 April lalu mengkonfirmasi tewasnya pemimpin kelompok militan yang mendukung ISIS dalam bentrokan senjata dengan militer Filipina pada Maret lalu. Saat itu, 3 orang teroris lainnya turut tewas dalam baku tembak.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana diansir Reuters mengatakan kematian Abu Dar berdasarkan hasil tes DNA terhadap mereka yang tewas dalam pertempuran Lanao del Sur bulan lalu.

Delfin Lorenzana mengatakan kini organisasi pro ISIS itu sudah tidak memiliki pemimpin.

Otoritas Filipina menyatakan pihaknya sedang memantau siapa yang akan menggantikan Abu Dar.

Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan bahwa Abu Dar adalah pemimpin Daulah Islamiyah, sebuah organisasi pro ISIS yang bergerak di selatan Filipina. Daulah Islamiyah juga memiliki pejuang yang berasal dari negara lain.

Setelah pemimpin kelompok tersebut sebelumnya Isnilon Hapilon tewas dalam pertempuran di Marawi, Abu Dar kemudian ditunjuk sebagai Emir ISIS sebagai penggantinya.

Dalam sebuah rekaman video semasa Isnilon masih hidup, terlihat Abu Dar pernah duduk berdampingan dengannya.

Komandan divisi satu Angkatan Darat Filipina, Kolonel Roberto Ancan, membenarkan tewasnya Abu Dar.

Menurut Roberto, kematian Abu Dar dan ketiga anak buahnya sebagai hasil kerjasama antara pemerintah dan rakyat di provinsi Lanao del Sur Selatan untuk menyingkirkan para teroris.

Kelompok militan Daulah Islamiyah pada tahun 2017 menyerbu dan menduduki Marawi, Filipina. Militan Filipina pernah mengepung Malawi selama 5 bulan. Militer Filipina berupaya membasmi mereka melalui serangan udara. Akibatnya, lebih dari 350.000 penduduk terpaksa diungsikan dari rumah mereka yang telah menjadi puing reruntuhan.

Menurut laporan media lokal, sebelum militer Filipina menguasai kembali Marawi, Abu Dar  berhasil meloloskan diri. Namun pada akhirnya, ia tidak luput dari kematian. (Sin/asr)

Bab II – Awal Komunisme Eropa (Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita)

Oleh Tim Editorial “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis”

7 Juni 2018 Diperbarui: 15 Maret 2019

The Epoch Times menerbitkan serial khusus terjemahan dari buku baru Berbahasa Tionghoa berjudul Bagaimana Roh Jahat Komunisme  Menguasai Dunia Kita, oleh tim editorial Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis.

Daftar Isi

Pengantar

1. Karya Iblis Karl Marx

2. Konteks Sejarah Marxisme

3. Revolusi Perancis

4. Debut Komunisme di Paris

5. Eropa Pertama, Kemudian Dunia

Daftar Pustaka

Pengantar

Banyak ramalan yang dinubuatkan dalam agama-agama ortodoks telah terjadi, demikian pula prediksi yang dibuat oleh Nostradamus dan ramalan yang diturunkan dalam budaya di seluruh dunia, dari Peru hingga Korea. Secara mengejutkan ada teks-teks nubuat yang akurat sepanjang sejarah Tiongkok, dari dinasti Han hingga dinasti Ming. [1]

Nubuat-nubuat ini memberitahu kita mengenai kebenaran penting bahwa sejarah bukanlah proses yang kebetulan, tetapi merupakan sebuah drama di mana urutan peristiwa besar telah ditetapkan sebelumnya. Di akhir zaman, yang juga dapat menjadi awal dari siklus sejarah baru, semua agama di dunia sedang menunggu satu hal: kedatangan Sang Pencipta di dunia manusia.

Semua drama memiliki klimaks. Meskipun iblis telah membuat pengaturan untuk menghancurkan umat manusia, Pencipta yang mahakuasa memiliki cara-Nya untuk membangkitkan umat dunia, membantu manusia melepaskan diri dari ikatan iblis, dan menawarkan keselamatan kepada manusia. Berlangsung hingga hari ini, di zaman terakhir sebelum kemunculan Sang Pencipta, adalah pertempuran pamungkas antara yang baik dan yang jahat.

Agama-agama ortodoks di seluruh dunia telah menubuatkan bahwa di era kembalinya Sang Pencipta ke dunia manusia, dunia manusia akan dipenuhi dengan setan, kekejian, dan peristiwa yang tak menyenangkan saat umat manusia kehilangan kendali moralnya. Inilah dunia saat ini.

Keadaan degenerasi yang kita hadapi saat ini sudah lama dalam pembuatan, yang dimulai ratusan tahun yang lalu, dengan munculnya kekuatan pendorong intinya: ateisme dan tipu daya kemanusiaan. Adalah Karl Marx yang menciptakan ideologi untuk mencakup penipuan dalam semua permutasi (perubahan urutan), dan adalah Vladimir Lenin yang menempatkan teori tersebut dalam praktik brutal.

Namun, Karl Marx bukan seorang ateis. Karl Marx mengikuti kultus iblis, dan menjadi iblis yang misinya adalah mencegah manusia untuk mengenali Sang Pencipta di akhir jaman.

1. Karya iblis Karl Marx

Sepanjang hidupnya, Karl Marx menerbitkan banyak buku, yang paling terkenal adalah Manifesto Komunis pada tahun 1848 dan tiga jilid Das Kapital, diterbitkan antara tahun 1867 dan 1894. Karya-karya ini membentuk dasar teoritis bagi gerakan komunis.

Yang kurang dikenal secara luas adalah bahwa selama hidupnya, Karl Marx menyerahkan jiwanya kepada iblis dan menjadi agen iblis di dunia manusia.

Di masa mudanya, Karl Marx adalah seorang Kristen yang taat. Ia adalah seorang yang sangat percaya pada Tuhan sebelum diliputi oleh transformasi iblisnya.

Dalam puisi awalnya, “Doa Seseorang dalam Keputusasaan,” Karl Marx menulis mengenai niatnya untuk membalas dendam kepada Tuhan:

Jadi Tuhan telah merebut semua milikku
Dalam kutukan dan takdir yang menyiksa.
Semua dunia Tuhan  tidak dapat diingat lagi!
Tiada yang lain, hanya balas dendam yang tersisa untukku!

Pada diriku sendiri, aku akan membalas dendam dengan bangga,
Pada makhluk itu, Tuhan yang bertakhta itu,
Jadikan kekuatanku tambal sulam dari yang lemah,
Tinggalkan diriku yang lebih baik tanpa imbalan!

Aku akan membangun singgasanaku sendiri yang tinggi,
Dingin, luar biasa akan mencapai puncaknya.
Karena bentengnya — ketakutan takhayul,
Untuk Pemimpinnya — penderitaan paling pekat. [2]

Menulis kepada ayahnya, Karl Marx menggambarkan perubahan yang ia alami: “Sebuah tirai telah jatuh, tempat suciku yang terkoyak terkoyak, dan dewa-dewi baru harus ditempatkan di tempat mereka… Kerusuhan yang sebenarnya telah menguasaiku dan aku tidak akan dapat menenangkan roh-roh yang bersemangat sampai aku berada di hadapan anda yang terkasih.”[3]

Dalam puisinya “Perawan yang Pucat,” Karl Marx menulis:

Jadi aku telah menghilangkan surga, aku tahu betul.
Jiwaku, begitu setia kepada Tuhan, dipilih untuk neraka. [4]

Keluarga Karl Marx secara jelas melihat perubahan dalam dirinya. Pada tanggal 2 Maret 1837, ayahnya menulis kepadanya: “Kemajuanmu, harapan terkasih untuk melihat namamu suatu hari dengan reputasi yang hebat, dan kesejahteraan duniawimu bukanlah satu-satunya keinginan hatiku. Ini adalah ilusi yang sudah lama kumiliki, tetapi aku dapat meyakinkanmu bahwa pemenuhannya tidak akan membuatku bahagia. Hanya jika hatimu tetap murni dan berdetak secara manusiawi dan jika tidak ada iblis yang mampu mengasingkan hatimu dari perasaan yang lebih baik, hanya dengan demikian aku akan bahagia.”[5]

Salah seorang anak perempuan Karl Marx menulis bahwa ketika ia masih muda, Karl Marx bercerita mengenai dongeng kepadanya dan banyak saudara perempuannya. Favoritnya adalah kisah Hans Röckle yang berkelok-kelok, seorang penyihir yang selalu kekurangan uang dan tidak punya pilihan selain menjual boneka-bonekanya yang indah kepada iblis.[6]

Apa yang dijual Karl Marx kepada iblis dengan imbalan kesuksesannya adalah jiwanya sendiri. Menggambarkan dirinya dalam “The Fiddler,” Karl Marx menulis:

Bagaimana! Aku terjun, terjun tanpa gagal
Pedang hitam darahku masuk ke dalam jiwamu.
Seni yang tidak diinginkan maupun tidak diketahui oleh Tuhan,
Yang melompat ke dalam otak dari kabut hitam Neraka.
Hingga hati tersihir, hingga indra melayang:
Aku telah mencapai kesepakatan dengan Setan.
Setan menulis tanda-tanda, mengalahkan waktu untukku,
Aku memainkan pawai kematian dengan cepat dan gratis.[7]

Dalam biografi Karl Marx, penulis Robert Payne menulis bahwa kisah-kisah yang diceritakan Karl Marx dapat dianggap sebagai kiasan bagi kehidupannya sendiri dan bahwa ia tampaknya secara sadar bertindak atas nama iblis. [8]

Jiwa Karl Marx berubah menjadi jahat. Dalam kemarahannya terhadap Allah, ia bergabung dengan kultus iblis. Filsuf politik Amerika Serikat Eric Voegelin menulis: “Karl Marx tahu bahwa ia adalah dewa yang menciptakan dunia, ia tidak ingin menjadi makhluk. Ia tidak ingin melihat dunia dalam perspektif keberadaan makhluk. … Ia ingin melihat dunia dari titik yang saling bertentangan, yaitu dari posisi Tuhan. ”[9]

Dalam puisinya “Kebanggaan Manusia,” Karl Marx menyatakan keinginannya untuk melepaskan diri dari para dewa dan berdiri sejajar bersama mereka:

Lalu tantangan yang kulempar
Mencemooh di wajah Dunia yang terbuka lebar.
Menyusuri She-Dwarf raksasa, merintih,
Terjun, tidak dapat menghancurkan kebahagiaanku.
Seperti kepada Tuhan aku berani
Melalui dunia yang hancur dalam kemenangan berkeliaran.
Setiap kata adalah Perbuatan dan Api,
Dan dadaku seperti milik Sang Pencipta. [10]

Karl Marx secara aktif memberontak melawan yang Ilahi. Ia menulis, “Aku ingin membalas dendam pada Yang Berkuasa dari atas,” dan, “Gagasan mengenai Tuhan adalah inti dari peradaban yang sesat, yang harus dihancurkan.”[11]

Segera setelah Karl Marx meninggal, pembantu rumah tangganya Helene Demuth berkomentar, “Ia adalah orang yang takut akan Tuhan. Ketika sakit parah, ia berdoa sendirian di kamarnya di depan sebaris lilin menyala, mengikat semacam pita pengukur di dahinya.”[12]

Doa Karl Marx, seperti yang telah dikatakan oleh para sarjana, bukanlah doa Kristen atau Yahudi, namun Karl Marx yang sesungguhnya bukanlah seorang ateis.

Sepanjang sejarah manusia, orang bijak agung mengajarkan makhluk hidup cara menuju pencerahan dan meletakkan dasar peradaban dunia. Yesus Kristus membangun fondasi peradaban Kristen, dan kebijaksanaan Lao Zi adalah fondasi dari Taoisme, pilar utama dari filsafat Tiongkok. Di India kuno, ajaran Shakyamuni mengarah ke agama Buddha. Asal usul kebijaksanaan mereka adalah keajaiban. Yesus Kristus sebenarnya buta huruf. Sementara orang bijak lain mungkin telah membaca dengan baik, mereka memperoleh wawasan mereka dari pencerahan dalam kultivasi, bukan dari studi biasa.

Teori-teori Karl Marx merujuk karya intelektual sebelumnya, tetapi pada akhirnya berasal dari hantu jahat. Karl Marx menulis dalam puisi “On Hegel”:

Karena aku telah menemukan yang Tertinggi dan Terdalam juga,
Kasar aku sebagai Dewa, terbungkus oleh kegelapan seperti Dewa. [13]

Dengan pengaturan iblis, Karl Marx memasuki dunia manusia dan mendirikan kultus komunisme untuk merusak moralitas manusia, dengan maksud agar umat manusia akan menyembah berhala dan menghukum diri mereka sendiri ke siksaan abadi di Neraka.

2. Konteks Sejarah Marxisme

Untuk menyebarkan Marxisme, roh jahat meletakkan berbagai dasar intelektual dan sosial. Kami akan membahas dua komponen ini yang berfungsi sebagai konteks untuk kebangkitan komunisme.

Para ahli percaya bahwa teori Karl Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel dan Ludwig Feuerbach. Ludwig Feuerbach adalah penyangkal awal keberadaan Tuhan. Ia percaya bahwa agama tidak lebih dari sebuah pemahaman mengenai “ketidakterbatasan persepsi” – artinya, bahwa manusia menciptakan Tuhan dengan membayangkan kemampuan mereka sendiri ditulis dalam ukuran besar. [14]

Teori Ludwig Feuerbach menjelaskan bagaimana komunisme muncul dan menyebar. Kemajuan dalam sains, mekanisasi, barang-barang material, obat-obatan, dan waktu luang menciptakan kesan bahwa kebahagiaan adalah fungsi dari kekayaan materi. Karena itu, setiap ketidakpuasan harus muncul dari keterbatasan sosial. Tampaknya dengan kemajuan materi dan perubahan sosial, orang akan memiliki sarana untuk membangun utopia tanpa membutuhkan Tuhan. Visi ini adalah sarana utama supaya orang-orang terpikat, kemudian memulai kultus komunisme.

Ludwig Feuerbach bukan yang pertama menolak agama Kristen dan Tuhan. David Friedrich Strauss mempertanyakan keaslian Alkitab dan keilahian Yesus dalam bukunya pada tahun 1835 berjudul Life of Jesus. Kita dapat melacak ide-ide ateistik seperti itu kembali ke Pencerahan di abad ke-17 dan ke-18 atau, jika perlu, ke zaman Yunani kuno. Namun, itu bukan tujuan buku ini.

Meskipun Manifesto Komunis Karl Marx ditulis lebih dari satu dekade sebelum penerbitan On the Origin of Species milik Charles Darwin, teori evolusi yang memberi Karl Marx suatu landasan ilmiah yang nyata. Jika semua spesies secara alami muncul sebagai hasil “seleksi alam,” dan manusia hanyalah organisme tercanggih, maka tidak ada ruang bagi Tuhan. Bahwa teori evolusi penuh dengan celah dan kekurangan telah didokumentasikan dengan baik, tetapi diskusi mengenai subjek itu berada di luar cakupan buku ini.

Pada bulan Desember 1860, Karl Marx menulis mengenai teori Charles Darwin kepada rekannya, Friedrich Engels,yang memuji On the Origin of Species sebagai “buku yang berisi landasan sejarah-alam untuk sudut pandang Karl Marx [materialisme historis].” [15]

Dalam sebuah surat kepada filsuf sosialis Ferdinand Lassalle pada bulan Januari 1862, Karl Marx berkata, “Buku Charles Darwin sangat penting dan berfungsi sebagai dasar ilmiah-alami untuk perjuangan kelas dalam sejarah.” [16]

Teori evolusi di bidang ilmu alam dan materialisme di bidang filsafat memberi Marxisme dua alat kuat untuk menyesatkan dan merekrut pengikut.

Masyarakat mengalami perubahan besar saat Karl Marx masih hidup. Pada tahun 1769, mesin uap James Watt yang ditingkatkan mengantarkan Revolusi Industri pertama, menggantikan pengrajin tukang dengan produksi massal. Kemajuan teknis dalam pertanian membebaskan kelebihan tenaga kerja untuk pindah ke kota dan bekerja keras di pabrik. Perdagangan bebas menciptakan inovasi dalam penjualan dan pemasaran.

Industrialisasi selalu mendorong perkembangan kota dan pergerakan orang, informasi, dan gagasan. Di kota-kota, orang tidak terhubung satu sama lain seperti di komunitas pedesaan. Di kota, bahkan orang buangan dapat menulis buku. Setelah pengasingannya dari Jerman, Karl Marx pindah ke Prancis, Belgia, dan kemudian Inggris, di mana ia menetap di lingkungan Dickensian, daerah kumuh di London.

Revolusi Industri kedua dimulai pada tahun-tahun terakhir masa hidup Karl Marx, yang membawa elektrifikasi, mesin pembakaran internal, dan manufaktur bahan kimia. Penemuan telegraf dan telepon merevolusi komunikasi.

Setiap perubahan melemparkan masyarakat ke dalam pergolakan ketika orang berebut untuk beradaptasi dengan realitas baru di tengah perubahan teknologi. Banyak orang yang tidak dapat mengikuti, mengarah pada polarisasi orang kaya dan miskin, krisis ekonomi, dan sejenisnya. Pergolakan ini menciptakan kondisi matang untuk menyebarkan pandangan Karl Marx bahwa norma-norma sosial dan tradisi adalah peninggalan penindasan yang harus dihancurkan. Pada saat yang sama, ketika teknologi memungkinkan untuk mengubah dunia alami dalam skala besar, kesombongan manusia tumbuh.

Daripada melihat Marxisme sebagai hasil dari pergolakan sosial dan tren intelektual yang menyertainya, faktor-faktor ini harus dipahami mengingat rencana iblis untuk mengacaukan kemanusiaan dan menyebarkan Marxisme di antara umat manusia.

3.Revolusi Perancis

Dampak Revolusi Perancis pada tahun 1789 sangat besar dan berjangkauan jauh. Revolusi Perancis menghancurkan monarki, menjungkirbalikkan tatanan sosial tradisional, dan memulai sistem pemerintahan massa.

Engels berkata: “Sebuah revolusi tentu saja merupakan hal yang paling otoriter; itu adalah tindakan di mana satu bagian dari populasi memaksakan kehendaknya pada bagian lain dengan senapan, bayonet, dan meriam — cara yang otoriter, jika memang ada; dan jika pihak yang menang tidak ingin bertarung dengan sia-sia, ia harus mempertahankan aturan ini dengan cara teror yang diilhami oleh lengannya dalam kaum reaksioner.”[17]

Klub Jacobin, yang mengambil alih kekuasaan setelah Revolusi Prancis, tahu betul akan hal ini. Setelah mengirim Raja Prancis Louis XVI ke guillotine, pemimpin Klub Jacobin Maximilien Robespierre si Pemerintahan Teror mengeksekusi 70.000 orang lagi, yang kebanyakan dari mereka benar-benar tidak bersalah. Generasi berikutnya menulis di batu nisan Maximilien Robespierre:

Siapa yang lulus, berdoalah
Jangan sedih bahwa aku sudah mati;
Karena seandainya aku hidup hari ini,
Engkau berada di sini sebagai gantinya! [18]

Tiga kebijakan yaitu teror politik, teror ekonomi, dan teror agama, yang dipraktikkan oleh Klub Jacobin dalam Revolusi Prancis, muncul sebagai pendahuluan bagi tirani Partai Komunis.

Sebagai pendahulu dari pembunuhan politik di bawah Vladimir Lenin dan Josef Stalin, kaum revolusioner Prancis melembagakan Pengadilan Revolusi dan mendirikan guillotine di Paris dan tempat lain. Komite revolusioner memutuskan apakah seorang tahanan bersalah, sementara agen khusus Konvensi Nasional memegang wewenang atas subdivisi militer dan administrasi. Sans-culottes (kaum republik kelas bawah di Prancis saat Revolusi Prancis), atau proletariat, memegang status sebagai kelas paling revolusioner.

Menurut Undang-Undang 22 Prairial, yang diberlakukan pada tanggal 10 Juni 1794, penasihat pra-persidangan dan pembela dilarang, dan semua hukuman diharuskan untuk menghasilkan hukuman mati. Sebagai pengganti bukti, rumor, kesimpulan, dan penilaian pribadi semuanya valid untuk tujuan mendapatkan vonis. Pengundangan undang-undang ini sangat memperluas Pemerintahan Teror, di mana sekitar 300.000 hingga 500.000 orang dipenjara sebagai tersangka. [19]

Demikian juga, teror ekonomi kaum Jacobin tampaknya mengawali “komunisme perang” yang akan diterapkan di Rusia oleh Vladimir Lenin. Sebuah undang-undang disahkan pada tanggal 26 Juli 1793, yang menimbun pelanggaran yang dapat dihukum mati. [20]

Salah satu musuh terbesar revolusioner Prancis adalah iman Katolik. Selama Masa Pemerintahan Teror, Maximilien Robespierre, pelukis Jacques-Louis David, dan para pendukungnya membentuk suatu bentuk ateisme berdasarkan tren Pencerahan, yang disebut Kultus Alasan, untuk menggantikan agama Katolik. [21]

Pada tanggal 5 Oktober 1793, Konvensi Nasional menghapus kalender Kristen dan melembagakan Kalender Republik. Pada 10 November, Notre-Dame de Paris difungsikan kembali sebagai Temple of Reason (Kuil Alasan), dan seorang aktris memerankan Dewi Alasan sebagai objek pemujaan bagi massa. Kultus Alasan dengan cepat diberlakukan di seluruh Paris. Dalam seminggu, hanya tiga gereja Kristen yang masih beroperasi.

Teror agama memenuhi Paris. Para imam ditangkap secara massal, dan beberapa dieksekusi. [22]

Revolusi Perancis tidak hanya menyediakan model untuk rezim Soviet yang didirikan oleh Vladimir Lenin, tetapi juga terkait erat dengan perkembangan Marxisme.

Francois-Noёl Babeuf, seorang sosialis utopis yang hidup selama masa Revolusi Perancis dan dieksekusi pada tahun 1797 karena keterlibatannya dalam Konspirasi Persamaan, menganjurkan penghapusan kepemilikan pribadi. Karl Marx menganggap Francois-Noёl Babeuf sebagai penganut paham komunis revolusioner yang pertama.

Pada abad ke-19 Prancis sangat dipengaruhi oleh ideologi sosialis. League of Outlaws, yang mengambil Francois-Noёl Babeuf sebagai pendiri spiritualnya, berkembang pesat di Paris. Penjahit Jerman Wilhelm Weitling bergabung dengan League of Outlaws pada tahun 1835. Di bawah kepemimpinannya, masyarakat rahasia menamakan dirinya Liga Orang Benar.

Dalam sebuah pertemuan yang diadakan pada bulan Juni 1847, Liga Orang Benar bergabung dengan Komite Korespondensi Komunis yang dipimpin oleh Karl Marx dan Engels untuk membentuk Liga Komunis. Pada bulan Februari 1848, Karl Marx dan Engels menerbitkan karya dasar gerakan komunis internasional, Manifesto Komunis.

Revolusi Perancis hanyalah permulaan dari periode panjang kekacauan sosial di seluruh Eropa, ketika revolusi dan pemberontakan terjadi satu demi satu sejak akhir pemerintahan Napoleon, yang mempengaruhi Spanyol, Yunani, Portugal, Jerman, berbagai bagian Italia, Belgia, dan Polandia. Pada tahun 1848, revolusi dan perang menyebar ke seluruh Eropa, menyediakan lingkungan yang optimal untuk penyebaran komunisme.

Pada tahun 1864, Karl Marx dan lainnya mendirikan Asosiasi Pekerja Internasional, yang juga dikenal sebagai Internasional Pertama, memposisikan Karl Marx sebagai pemimpin spiritual gerakan pekerja komunis.

Sebagai pemimpin Internasional Pertama yang efektif, Karl Marx bekerja untuk menciptakan kelompok inti revolusioner yang berdisiplin ketat yang akan mengerahkan pekerja untuk memberontak. Pada saat yang sama, ia menemukan alasan untuk mengusir mereka yang tidak setuju dengannya dari organisasi. Mikhail Bakunin, Marxis Rusia besar pertama, mengumpulkan banyak rekrutmen untuk gerakan komunis, tetapi Karl Marx menuduhnya sebagai agen Tsar dan mengusirnya dari Internasional Pertama. [23]

Pada tahun 1871, Internasional Pertama cabang Prancis meluncurkan revolusi komunis pertama: Komune Paris.

4. Debut Komunisme di Paris

Komune Paris didirikan setelah kekalahan Perancis dalam Perang Perancis-Prusia pada tahun 1870. Meskipun Kaisar Prancis Napoléon III menyerah, tentara Prusia mengepung Paris sebelum mundur. Penghinaan penyerahan diri, dikombinasikan dengan kerusuhan yang sudah lama terjadi di antara para pekerja Prancis, menyebabkan pemberontakan umum di Paris, dan Republik Ketiga Prancis yang baru didirikan menarik diri ke Versailles, meninggalkan kekosongan kekuasaan di ibukota.

Pada bulan Maret 1871, Komune Paris dimulai dengan pemberontakan gerombolan dan penjahat bersenjata dari kalangan terendah masyarakat, yang dipimpin oleh kaum sosialis, komunis, anarkis, dan aktivis lainnya. Gerakan ini berafiliasi dengan Internasional Pertama dan sangat dipengaruhi oleh Internasional Pertama. Ini bertujuan menggunakan proletariat (kelas sosial rendah) sebagai agen revolusi untuk menghancurkan budaya tradisional dan mengubah struktur politik dan ekonomi masyarakat.

Yang terjadi selanjutnya adalah pembunuhan dan kehancuran dalam skala besar ketika para pemberontak membubarkan peninggalan, monumen, dan seni Paris yang sangat indah. Seorang pekerja bertanya secara retoris, “Apa gunanya monumen, opera, konser kafe bagiku di mana aku tidak pernah menginjakkan kakiku di sana karena aku tidak punya uang?” [24]

Seorang saksi kehancuran berkata, “Pahit, tanpa henti, dan kejam; dan, tidak diragukan lagi, warisan menyedihkan dari Revolusi 1789 yang berdarah.”

Saksi lain menggambarkan Komune sebagai “revolusi darah dan kekerasan” dan “[tindakan] paling kriminal yang pernah ada di dunia.” Para pesertanya adalah “orang gila, mabuk anggur dan darah,” dan para pemimpinnya “para pelaut kejam … sampah Perancis.”[25]

Perjuangan antara tradisi dan anti-tradisi telah dimulai dalam Revolusi Prancis dan terus berlangsung delapan dekade kemudian. Ketua kehormatan Komune Paris mengatakan: “Dua prinsip berbagi Prancis: legitimasi dan kedaulatan rakyat. … Prinsip kedaulatan rakyat menggalang semua orang di masa depan, massa yang, karena lelah dieksploitasi, berupaya menghancurkan kerangka kerja yang mencekik mereka.”[26]

Ekstrimisme Komune sebagian berasal dari gagasan Henri de Saint-Simon yang penuh kebencian, seorang sosialis utopis yang menganggap kesejahteraan suatu negara sebanding dengan jumlah pekerjanya. Henri de Saint-Simon menganjurkan kematian orang kaya, yang ia yakini sebagai parasit.

Perang Sipil di Prancis, Karl Marx menggambarkan Komune Paris sebagai negara komunis: “Antitesis langsung ke kekaisaran adalah Komune. Seruan ‘republik sosial’, yang dengannya Revolusi Februari diantarkan oleh proletariat Paris, melakukan tetapi menyatakan aspirasi yang samar-samar mengenai sebuah republik yang tidak hanya untuk menggantikan bentuk monarki dari aturan kelas, tetapi juga mengatur kelas itu sendiri. Komune adalah bentuk positif dari republik itu.” Selain itu, Karl Marx menulis,“ Komune dimaksudkan untuk menghapuskan properti kelas yang membuat tenaga kerja dari banyak orang kaya yang berjumlah sedikit.”[27]

Komune Paris memelopori karakteristik revolusi komunis. Kolom Vendôme untuk memperingati Napoléon dihancurkan. Gereja-gereja dijarah, pendeta dibantai, dan ajaran agama dilarang di sekolah. Para pemberontak mendandani patung orang-orang kudus dengan pakaian modern dan menempelkan pipa merokok ke mulut mereka.

Wanita berpartisipasi dalam kebiadaban dengan antusiasme yang kadang melampaui rekan-rekan pria mereka. Seorang Tiongkok bernama Zhang Deyi, yang berada di Paris pada waktu itu, menggambarkan situasi tersebut: “Pemberontak tidak hanya mencakup penjahat pria; wanita juga ikut mengamuk…Mereka mengambil penginapan di gedung-gedung tinggi dan berpesta pora. Tetapi kesenangan mereka tidak berlangsung lama, karena mereka tidak menyadari bahaya yang akan menimpa mereka. Di ambang kekalahan, mereka menjarah dan membakar gedung-gedung. Harta yang tak ternilai menjadi abu. Ratusan pemberontak wanita ditangkap dan mengakui bahwa sebagian besar wanita yang memimpin pembakaran tersebut.”[28]

Kegilaan hebat yang menyertai kejatuhan Komune Paris tidaklah mengejutkan. Pada tanggal 23 Mei 1871, sebelum garis pertahanan terakhir jatuh, para pemimpin Komune Paris memerintahkan pembakaran Istana Luxembourg (kursi Senat Prancis), Istana Tuileries, dan Louvre. Gedung Opera Paris, Balai Kota Paris, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehakiman, Palais Royal, dan restoran mewah dan bangunan apartemen kelas tinggi di kedua sisi Champs-Elysées juga harus dihancurkan daripada jatuh ke tangan pemerintah.

Pada jam 7 malam, anggota Komune Paris, yang membawa tar, aspal, dan terpentin, memulai kebakaran di berbagai lokasi di Paris. Istana Tuileries yang megah musnah terbakar. Untungnya, upaya para pelaku pembakaran untuk membakar Louvre terdekat digagalkan oleh kedatangan pasukan Adolphe Thiers, yang memadamkan kebakaran tersebut. [29]

Karl Marx dengan cepat menyesuaikan teorinya setelah Komune Paris. Satu-satunya modifikasi yang ia lakukan pada Manifesto Komunis adalah bahwa kelas pekerja harus menghancurkan dan merusak mekanisme negara, tidak hanya mengambil alih.

5. Eropa Pertama, Kemudian Dunia

Manifesto yang diperbarui dari Karl Marx membuat komunisme menjadi lebih destruktif dan semakin luas pengaruhnya. Pada tanggal 14 Juli 1889, enam tahun setelah kematian Karl Marx, 13 tahun setelah pembubaran Internasional Pertama, dan 100 tahun setelah Revolusi Prancis, Kongres Pekerja Internasional dihidupkan kembali. Kaum Marxis bersatu lagi yang disebut sejarawan sebagai Internasional Kedua.

Dipandu oleh komunisme dan menyuarakan slogan-slogan seperti “membebaskan umat manusia” dan “menghapus kelas sosial,” gerakan pekerja Eropa berkembang dengan cepat. Vladimir Lenin berkata, “Layanan yang diberikan oleh Karl Marx dan Engels kepada kelas pekerja dapat diekspresikan dalam beberapa kata sebagai berikut: Mereka mengajar kelas pekerja untuk mengenal dirinya sendiri dan sadar akan dirinya sendiri, dan mereka mengganti ilmu pengetahuan dengan mimpi.” [30]

Iblis menggunakan kebohongan dan indoktrinasi untuk menginfeksi gerakan populer dengan ideologi komunis. Semakin banyak orang menerima ideologinya. Pada tahun 1914, ada hampir 30 organisasi sosialis global dan lokal, dan tak terhitung serikat pekerja dan koperasi. Saat pecahnya Perang Dunia I, ada lebih dari 10 juta anggota serikat dan lebih dari 7 juta anggota koperasi.

Dalam buku How to Change the World: Reflections on Marx and Marxism, sejarawan Eric Hobsbawm menulis, “Di negara-negara Eropa ini, hampir semua pemikiran sosial, apakah termotivasi secara politis seperti gerakan sosialis atau gerakan buruh, jelas dipengaruhi oleh Karl Marx.” [ 31]

Pada saat yang sama, komunisme mulai menyebar ke Rusia dan Timur melalui Eropa. Dari tahun 1886 hingga 1890, Vladimir Lenin mempelajari Das Kapital, sebelum itu ia mulai menerjemahkan Manifesto Komunis ke dalam bahasa Rusia. Vladimir Lenin dipenjara dan kemudian diasingkan. Pada awal Perang Dunia I, Vladimir Lenin tinggal di Eropa Barat.

Perang Dunia I menyebabkan kemenangan komunisme di Rusia. Pada saat revolusi 1917 yang menggulingkan Tsar Nicholas II, Vladimir Lenin berada di Swiss. Setengah tahun kemudian, ia kembali ke Rusia dan merebut kekuasaan dalam Revolusi Oktober.

Rusia adalah negara dengan tradisi kuno, populasi yang besar, dan sumber daya alam yang melimpah. Pembentukan rezim Soviet di wilayah negara terbesar di dunia adalah anugerah besar bagi gerakan komunis dunia.

Sama seperti Perang Dunia I yang membantu kebangkitan komunis Rusia, Perang Dunia II mendorong gerakan komunis untuk berkembang biak di seluruh Eurasia dan merajalela di Tiongkok.

Stalin berkata, “Perang ini tidak seperti di masa lalu; siapa pun yang menduduki suatu wilayah juga memaksakan sistem sosialnya sendiri.” Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet menjadi negara adikuasa yang dipersenjatai dengan senjata nuklir, dan memanipulasi urusan dunia untuk mempromosikan komunisme di seluruh dunia. [32]

Winston Churchill mengatakan: “Sebuah bayangan telah jatuh di atas layar sehingga akhir-akhir ini diterangi oleh kemenangan Sekutu. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Rusia Soviet dan organisasi internasional Komunisnya dalam waktu dekat, atau apa batasannya, jika ada, pada kecenderungan ekspansif dan dakwah mereka.”[33]

Selama Perang Dingin, dunia bebas terlibat dalam konfrontasi sengit dengan kamp komunis yang telah menyebar di empat benua. Seperti simbol Tao Taiji, setengahnya adalah komunisme “dingin” dan setengahnya yang lain adalah komunisme “panas.” Negara-negara dunia bebas, dalam bentuk yang demokratis, perlahan-lahan intinya berubah menjadi sosialis.

Lanjut Bab III

Daftar Pustaka

[1] “A Magnificent Time — These Days in Prophecy,” (伟大的时代——预言中的今天) http://www.pureinsight.org/node/1089
[2] Karl Marx, Early Works of Karl Marx: Book of Verse (Marxists Internet Archive).
[3] Karl Marx, “Letter From Marx to His Father in Trier,” The First writings of Karl Marx (Marxists Internet Archive).
[4] Karl Marx, Early Works of Karl Marx: Book of Verse
[5] Richard Wurmbrand, Marx & Satan (Westchester, Illinois: Crossway Books, 1986).
[6] Eric Voegelin, The Collected Works of Eric Voegelin, Vol. 26, History of Political Ideas, Vol. 8, Crisis and the Apocalypse of Man (Baton Rouge: Louisiana State University Press, 1989).
[7] Karl Marx, Early Works of Karl Marx: Book of Verse.
[8] Robert Payne, Marx (New York: Simon and Schuster, 1968).
[9] Eric Voegelin, The Collected Works of Eric Voegelin, Vol. 26.
[10] Karl Marx, Early Works of Karl Marx: Book of Verse.
[11] Wurmbrand, Marx & Satan.
[12] Ibid.
[13] Karl Marx, Early Works of Karl Marx: Book of Verse.
[14] Ludwig Feuerbach, The Essence of Christianity (1841).
[15] I. Bernard Cohen, Revolution in Science (The Belknap Press of Harvard University Press).
[16] Ibid.
[17] Friedrich Engels, “On Authority,” Marx-Engels Reader (W. W. Norton and Co.).
[18] Anonymous, “Robespierre’s Epitaph.” (https://www.rc.umd.edu/editions/warpoetry/1796/1796_2.html)
[19] The New Cambridge Modern History, Vol. IX (Cambridge: Cambridge University Press, 1965), 280–281.
[20] Miguel A. Faria Jr., The Economic Terror of the French Revolution, Hacienda Publishing.
[21] Gregory Fremont-Barnes, Encyclopedia of the Age of Political Revolutions and New Ideologies, 1760–1815 (Greenwood, 2007).
[22] William Henley Jervis, The Gallican Church and the Revolution (Kegan Paul, Trench, & Co.).
[23] W. Cleon Skousen, The Naked Communist (Izzard Ink Publishing).
[24] John M. Merriman, Massacre: The Life and Death of the Paris Commune(Basic Books).
[25] Ibid.
[26] Louis Auguste Blanqui, “Speech Before the Society of the Friends of the People,” Selected Works of Louis-Auguste Blanqui.
[27] Karl Marx, The Civil War in France (Marxists Internet Archive).
[28] Zhang Deyi, The Third Diary of Chinese Diplomat Zhang Deyi (上海古籍出版社 [Shanghai guji chubanshe]).
[29] Merriman, Massacre: The Life and Death of the Paris Commune.
[30] Vladimir Ilyich Lenin, “Frederick Engels,” Lenin Collected Works.
[31] Eric Hobsbawm, How to Change the World: Reflections on Marx and Marxism (New Haven & London: Yale University, 2011).
[32] Milovan Djilas, Conversations with Stalin.(https://www.amindatplay.eu/2008/04/24/conversations-with-stalin/ )
[33] Winston Churchill, “The Sinews of Peace,” a speech (BBC Archive).

Puluhan Orang Diselamatkan dari Kapal Kayu Yang Terapung di Teluk Meksiko

0

EpochTimesId — Sebuah kapal pesiar dengan 23 orang di dalamnya terapung selama berhari-hari di Teluk Meksiko. Beruntung, Penjaga Pantai Amerika Serikat akhirnya menemukan dan menyelamatkan mereka.

Coast Guard melaporkan peristiwa penyelamatan itu pada Minggu (14/4/2019). Mereka mengatakan 22 penumpang kapal adalah orang Kuba yang awalnya bepergian dengan kapal kayu dari Kuba ke Meksiko.

Penjaga Pantai AS, Coast Guard membantu evakuasi kapal pesiar dengan puluhan penumpang di Teluk Meksiko, pada 12 Februari 2013. (Foto : file Foto/Chris Shivock/Coast Guard melalui Getty Images/The Epoch Times)

Kapal itu kemudian kehilangan tenaga dan hanyut, serta terombang-ambing selama tiga hari. Seorang lelaki Kuba-Meksiko lalu menyelamatkan mereka dengan perahu, namun kemudian mesin perahunya juga tidak berfungsi dan mereka kembali terapung selama tiga hari lagi.

Penjaga Pantai mengatakan dihubungi Minggu pagi oleh seorang saudara lelaki dari salah satu warga Kuba. Selain meluncurkan upayanya sendiri untuk menemukan kapal penangkap ikan yang rusak, Coast Guard juga memberitahukan info operasi pencarian kepada kapal Cruise Carnival Fantasy.

Kapal itu terapung selama beberapa jam, pada kawasan perairan sejauh sekitar 130 mil laut dari Semenanjung Yucatan, Meksiko.

Pernyataan itu mengatakan dua orang yang diselamatkan memiliki masalah medis minor, dan dirawat oleh staf medis di atas kapal. Mereka menambahkan bahwa 23 orang akan dikirim pada Selasa (16/4/2019) waktu setempat ke badan bea cukai dan perbatasan AS, Customs and Border Protection. Pihak dari Badan Investigasi Penjaga Pantai di Mobile, Alabama akan turut serta dalam melakukan penyelidikan. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Wanita Tiongkok Pembawa Malware Jahat yang Menerobos ke Resort Trump Resmi Didakwa

0

Epochtimes.id- Seorang wanita Tiongkok yang menerobos  ke resor Mar-A-Lago, Florida, milik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump resmi didakwa. Persidangan sudah memasuki pembelaan si terdakwa pada 15 April lalu.

Insiden ini meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan di salah satu resort liburan akhir pekan presiden Trump.

Wanita Tiongkok yang bernama Yujing Zhang secara resmi didakwa pada Jumat 12 April lalu atas tuduhan membuat pernyataan palsu kepada petugas federal dan memasuki atau berada di daerah terlarang.

Zhang yang memiliki pasport Republik Rakyat Tiongkok bisa dijerat dengan hukuman hingga lima tahun penjara.

Dalam sidang dakwaan dan penahanannya di West Palm Beach, Florida, AS,  seorang jaksa federal mengatakan Zhang bisa menghadapi lebih banyak dakwaan.

Zhang belum didakwa atas tuduhan spionase.

Zhang, yang berusia 32 atau 33 tahun, menurut dokumen pengadilan, ditangkap pada 30 Maret 2019 setelah memberikan alasan yang bertentangan untuk berada di klub Mar-a-Lago di Palm Beach lokasi akhir pekan Trump.

Trump tidak ada di tempat saat kejadian. Dia sempat diizinkan masuk ke properti itu setelah staf keliru mengira dia mungkin seorang anggota klub.

Sikap Zhang menimbulkan kecurigaan setelah dia tak mengetahui jalan masuk ke resort.

Zhang mengatakan kepada salah satu agen Dinas Rahasia bahwa dia berada di Mar-a-Lago untuk menggunakan kolam renang dan kemudian mengatakan kepada agen lain bahwa dia ada di sana untuk menghadiri acara Asosiasi Warga Tionghoa Amerika di AS.

Jaksa penuntut mengatakan zhang ingin menggunakan kolam renang dan berada di sana untuk acara yang tidak ada pada jadwal hari itu.

Pengacara Zhang, Robert Adler, menggambarkan insiden itu sebagai “kesalahpahaman.” Menurutnya, pihaknya tidak mengerti bagaimana insiden tersebut bisa menjadi tuduhan pelanggaran.

Jaksa penuntut mengatakan Zhang membawa empat unit ponsel, laptop, hard drive eksternal dan USB yang berisi apa yang oleh penyelidik disebut sebagai “malware jahat” ketika dia ditangkap oleh Dinas Rahasia Amerika Serikat.

Penyelidik menemukan alat untuk mendeteksi kamera tersembunyi, lima kartu SIM ponsel dan uang tunai lebih dari 8.000 dolar AS di kamar hotelnya.

Setelah insiden Zhang, anggota kongres Partai Demokrat AS menyerukan agar administrasi Trump memperbaharui breifing kepada petugas tentang keamanan Mar-a-Lago.

Sejak menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2017, Trump secara rutin mengunjungi Mar-a-Lago.

Kongres AS dari Partai Demokrat sempat mempertanyakan tentang keamanan di klub tetapi Trump menepis kekhawatiran, menyebut insiden itu “kebetulan” dan memuji Dinas Rahasia AS.

Dua sumber pemerintah Amerika Serikat  kepada Reuters mengatakan FBI sedang menyelidiki apakah Zhang memiliki hubungan dengan agen intelijen di Tiongkok atau operasi infiltrasi politik. FBI juga sedang mencari kemungkinan implikasi kontra-intelijen dari insiden tersebut.

Ketua Komite Intelijen DPR AS, Adam Schiff mengatakan kepengurusan kelompok Zhang diidentifikasi sebagai tuan rumahnya memiliki “koneksi yang jelas” dengan unit Partai Komunis Tiongkok yang disebut United Front Work Department.

Sebuah sumber yang mengetahui kebijakan administrasi Trump tentang Tiongkok mengatakan departemen itu adalah bagian dari operasi Komite Sentral Partai Komunis di Beijing, yang terletak “tepat di seberang” dari kompleks yang menampung para pemimpin Tiongkok.

Seorang mantan ahli pemerintah AS dalam operasi intelijen Tiongkok, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya saat membahas informasi sensitif, mengatakan, para penyelidik ingin mengetahui “mengapa, tepatnya, apakah dia ada di sana? Sebuah umpan, pengalih perhatian, tipuan, memeriksa perimeter untuk operasi substantif?”

Ketika dikonfirmasi reuters, Gedung Putih menolak untuk mengomentari penyelidikan kontra intelijen FBI atau pertanyaan terkait. (asr)

Oleh Zachary Fagenson

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=qDf14jTl0_o

Katedral Notre Dame Paris Peninggalan Abad XII Terbakar Hebat

0

EpochTimesId – Kobaran api besar membakar bangunan Katedral Notre Dame Paris. Bangunan yang sedang direnovasi itu terbakar pada 15 April 2019. Kobaran api mengagetkan turis dan warga Paris yang sedang berjalan-jalan di kawasan tersebut.

Bencana ini tentunya mengancam salah satu harta arsitektural terbesar di dunia Barat. Kobaran meruntuhkan menara katedral dan menyebar ke salah satu menara segi empat yang menonjol.

Akan tetapi kepala pemadam kebakaran Paris, Jean-Claude Gallet mengatakan struktur gereja berhasil diselamatkan setelah petugas pemadam kebakaran berhasil menghentikan api yang menyebar ke menara tempat lonceng bergantung di sisi utara. Katedral abad ke-12 ini adalah rumah bagi karya seni yang tak terhitung. Katedral ini menjadi salah satu tempat wisata paling terkenal di dunia, dan bahkan diabadikan oleh novel Victor Hugo 1831, ‘The Hunchback of Notre Dame’.

Penyebab pasti dari kebakaran itu belum diketahui. Namun, media Prancis mengutip brigade pemadam kebakaran Paris yang mengatakan kebakaran itu ‘berpotensi terkait’ dengan proyek renovasi senilai 6 juta euro (sekitar 95 miliar rupiah) pada menara gereja dan menggunakan 250 ton timah. Kantor kejaksaan Paris mengesampingkan dugaan sengaja dibakar dan kemungkinan motif terkait teror. Mereka mengatakan memperlakukan insiden itu sebagai kecelakaan.

Ketika menara runtuh, langit menyala oranye dan api melesat keluar dari atap di sisi belakang bagian tengah katedral, di antara landmark yang paling banyak dikunjungi di dunia. Ratusan orang berbaris di jembatan di sekitar pulau yang menampung gereja itu, menyaksikan dengan kaget ketika asap yang tajam membumbung tinggi. Berbicara bersama menteri dalam negeri junior Laurent Nunez Senin malam, Gallet mencatat bahwa dua pertiga dari atap rusak. Dia mengatakan petugas pemadam kebakaran akan terus bekerja sepanjang malam untuk mendinginkan gedung.

Senin malam, para penyelidik dan penyidik memeriksa tempat kejadian. Walikota Anne Hidalgo, mengatakan koleksi signifikan karya seni dan benda-benda suci di dalam gereja telah ditemukan. Seorang dari sekitar 400 petugas pemadam kebakaran yang memerangi kobaran api dikabarkan terluka.

Api datang kurang dari seminggu sebelum Paskah di tengah peringatan Pekan Suci. Ketika katedral terbakar, orang-orang Paris berkumpul untuk berdoa dan menyanyikan lagu-lagu pujian di luar gereja Saint Julien Les Pauvres di seberang sungai dari Notre Dame sementara api membakar langit di belakang mereka. Uskup Agung Paris Michel Aupetit menghimbau para imam di seluruh Prancis untuk membunyikan lonceng gereja untuk menyerukan doa.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperlakukan kebakaran itu sebagai keadaan darurat nasional, bergegas ke tempat kejadian dan langsung melakukan pertemuan di markas besar kepolisian Paris di dekatnya. Dia berjanji untuk membangun kembali gereja dan mengatakan dia akan mencari bantuan internasional untuk melakukannya.

“Yang lebih buruk telah dihindari meskipun pertempuran belum sepenuhnya dimenangkan,” kata presiden Macron.

Dia menambahkan, akan meluncurkan kampanye pendanaan nasional pada hari Selasa dan menyerukan agar ‘bakat-bakat terbesar’ dunia untuk membantu membangun kembali monumen itu.

Presiden Donald Trump memposting di Twitter tentang kebakaran yang melanda Katedral Notre Dame. Trump menulis di Twitter setelah kebakaran terjadi pada hari Senin. “Begitu mengerikan untuk menyaksikan kebakaran besar di Katedral Notre Dame di Paris,” kicau Trump.

“Mungkin tanker air terbang dapat digunakan untuk memadamkannya. Harus bertindak cepat!” Trump melanjutkan.

Dibangun pada abad ke-12 dan ke-13, Notre Dame adalah yang paling terkenal dari katedral Gotik pada Abad Pertengahan serta salah satu bangunan paling dicintai di dunia. Terletak di Ile de la Cite, sebuah pulau di sungai Seine, arsitekturnya terkenal karena, antara lain, banyak gargoyle dan penopang terbangnya yang ikonik.

Di antara karya seni yang paling terkenal didalamnya adalah tiga jendela mawar kaca patri, ditempatkan tinggi di bagian barat, utara dan selatan dari katedral. Harta karunnya yang tak ternilai juga termasuk peninggalan Katolik, mahkota duri, yang hanya sesekali ditampilkan, termasuk pada hari Jumat selama Prapaskah. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Pengantin ISIS Inggris Shamima Begum Diduga Mantan Polisi Moral Kejam

0

EpochTimesId – Sebuah laporan terbaru mengklaim bahwa pengantin perempuan jihad ISIS asal Inggris, Shamima Begum, adalah anggota ‘polisi moral’ ISIS yang ditakuti. Dia sebelumnya bersikeras bahwa dirinya hanya seorang ibu rumah tangga.

Menurut The Sunday Telegraph, Begum bekerja untuk al-Hisba, untuk menegakkan aturan berpakaian yang ketat dan selalu menenteng senjata api. Sumber mengatakan kepada koran Inggris bahwa Begum membawa AK-47 dan memiliki reputasi sebagai penegak hukum yang tegas.

Wanita 19 tahun itu kabur dari rumahnya di London pada usia 15 tahun, untuk bergabung dengan kelompok teroris di Suriah. Dia muncul di sebuah kamp pengungsi Suriah pada Februari 2019. Dia kabur bersama dengan pengantin jihad lainnya dari benteng terakhir ISIS, karena runtuh di bawah tekanan pasukan sekutu.

Begum menjadi berita utama ketika dia memohon untuk diizinkan kembali ke Inggris, meskipun menyatakan tidak menyesal telah bergabung dengan ISIS. Dia bahkan tidak mau menyalahkan pelaku serangan teror di Inggris.

Pemerintah Inggris mencabut kewarganegaraannya dan memblokir kepulangannya, sehingga memicu gugatan hukum oleh keluarganya.

Aktivis Anti-ISIS Mengenalnya dengan Baik
The Telegraph mengutip seorang aktivis yang menceritakan bagaimana Begum diduga meneriaki wanita-wanita Suriah di kota Raqqa karena memakai sepatu berwarna cerah. Aghiad al-Kheder, seorang aktivis yang mendokumentasikan kejahatan ISIS, mengatakan bahwa anggota organisasi mereka dari Raqqa mengenalnya dengan baik.

Laporan itu juga mengklaim Begum berperan dalam membujuk wanita lain untuk bergabung dengan perjuangan jihad.

“Jangan percaya hal buruk apa pun yang kamu dengar tentang Dawla [kekhalifahan ISIS], itu palsu. Anda memiliki semua yang Anda inginkan di sini. Dan kami dapat membantu menemukanmu suami yang tampan,” sambung al-Kheder, mengulangi kalimat yang diduga sering diucapkan oleh Begum.

The Daily Mail juga menuduh Begum membantu menjahit bom bunuh diri ke dalam rompi peledak mereka. Ini diduga dilakukan sedemikian rupa sehingga jika para penyerang mencoba melepaskan rompi, mereka akan meledak.

Informasi itu dilaporkan ditemukan oleh agen mata-mata sekutu selama wawancara dengan para anggota ISIS Barat lainnya. Tidak diketahui apakah Begum berpartisipasi dengan sukarela, atau apakah dia dipaksa.

Tanpa Penyesalan Beralih ke Penyesalan
Sikap awal Begum yang tidak menyesal tentang bergabung dengan ISIS menimbulkan kemarahan online. Setelah pihak berwenang Inggris menolak permintaannya untuk diizinkan kembali ke Inggris dengan anaknya yang baru lahir, Dia berbalik menyatakan penyesalannya untuk bergabung dengan para jihadis dan mengakui bahwa Dia telah ‘dicuci otak’.

Berbicara kepada The Times of London di kamp pengungsi al-Roj di Suriah pada 1 April, Begum berkata, “Saya menyesal memiliki anak di kekhalifahan dan meminta otoritas Inggris agar diizinkan kembali ke Inggris.”

“Saya datang berpikir itu akan menjadi tempat dimana saya bisa membesarkan keluarga dengan aman,” Begum dikutip oleh The Times. “Tapi itu bukan tempat untuk punya anak.”

Setelah melarikan diri dari rumah pada tahun 2015 untuk bergabung dengan ISIS di Suriah, dia menikah dengan seorang calon jihadis dari Denmark.

Suami Begum, Yago Riedijk, bergabung dengan ISIS pada tahun 2014 dan menikahinya setahun kemudian ketika dia baru berusia 15 tahun. Mereka memiliki tiga anak, semuanya meninggal dunia.

Ketika hamil anak ketiganya, Begum muncul di sebuah kamp pengungsi Suriah pada bulan Februari setelah melarikan diri dari Baghouz yang terluka akibat pertempuran. Di sana dia melahirkan bayi laki-laki, yang meninggal pada 8 Maret 2019.

“Sejak saya meninggalkan Baghouz, saya benar-benar menyesali semua yang saya lakukan, dan saya merasa ingin kembali ke Inggris untuk kesempatan kedua untuk memulai hidup saya lagi,” katanya kepada The Times. “Saya dicuci otak. Saya datang ke sini memercayai semua yang telah saya ketahui, sementara hanya tahu sedikit tentang kebenaran agama saya.”

Wawancara Begum dengan The Times adalah pertama kalinya dia mengaku diradikalisasi.

“Ketika saya pertama kali keluar dari al-Dawlah [ISIS], saya masih dalam mentalitas cuci otak: saya masih mendukung mereka karena apa yang mereka katakan kepada saya dan apa yang mereka ajarkan kepada saya,” katanya kepada publikasi. (TOM OZIMEK/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Trump Tuding New York Times Korupsi Narasumber dalam Pemberitaan Imigran Gelap

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali berseteru dengan media massa The New York Times. Trump menuding media itu melakukan ‘korupsi narasumber’ dalam memberitakan imigrasi ilegal. Trump bahkan menyebut bahwa surat kabar itu akan segera ‘gulung tikar’.

Kritik Trump muncul setelah surat kabar itu menerbitkan berita berdasarkan sumber-sumber anonim. Berita itu diantaranya berisikan pernyataan narasumber anonim bahwa Trump memerintahkan penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kevin McAleenan untuk menutup perbatasan AS-Meksiko. Laporan itu juga mengklaim bahwa Trump, mungkin sebagai lelucon, menawarkan grasi untuk McAleenan jika dia melakukan pelanggaran hukum.

Dalam serangkaian posting Twitter, presiden membalas di NY Times, dan mengatakan bahwa pelaporannya tidak mengandung satu pun kebenaran.

“Kisah New York Times City Sanctuary/Imigrasi hari ini sengaja salah pada hampir setiap fakta. Mereka tidak pernah menelepon untuk memeriksa kebenaran. Sumber mereka bahkan sering tidak ada, ‘penipuan’. Mereka akan berbohong & menipu mungkin untuk membuat saya terlihat buruk. Dalam 6 tahun mereka akan bangkrut,” tulis Trump.

“Ketika saya memenangkan Pemilu 2016, @nytimes harus memohon maaf kepada pelanggan mereka yang ‘melarikan diri’ karena mereka meliput Pemilu (dan saya) dengan sangat buruk. Mereka tidak punya petunjuk, itu menyedihkan. Mereka bahkan meminta maaf kepada saya. Tapi sekarang mereka lebih buruk lagi, benar-benar ‘pelaporan yang korup!’,” lanjut Trump.

Dalam posting penutup, Trump mengatakan tidak ada diskusi seperti itu antara dia dan McAleenan pernah terjadi. Dia juga menunjukkan bahwa sebagai presiden, dia memiliki hak hukum untuk menutup perbatasan Selatan.

“Saya tidak pernah menawarkan Grasi kepada Penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri, tidak pernah memerintahkan siapa pun untuk menutup Perbatasan Selatan kami (meskipun saya memiliki hak absolut untuk melakukannya, dan mungkin jika Meksiko tidak menangkap para ilegal yang datang ke Perbatasan kami), dan tidak frustrasi. Itu semua Berita Palsu & Korup!” sambung Trump.

Trump sebelumnya memperingatkan bahwa Dia mungkin harus menutup perbatasan Selatan di tengah gelombang imigran gelap yang berusaha menyeberang ke Amerika Serikat.

Bulan lalu, ‘panglima tertinggi’ memerintahkan penghentian bantuan ke ‘Segitiga Utara’ Amerika Selatan, Honduras, El Salvador, dan Guatemala, setelah mengkritik mereka karena gagal membendung gelombang warga mereka yang pergi berbondong-bondong untuk masuk ke Amerika Serikat secara ilegal. Trump disebutkan menghentikan bantuan beberapa kali sejak Oktober 2018.

Pada 12 April, Trump mengatakan bahwa Dia mempertimbangkan untuk mengangkut imigran ilegal secara eksklusif ke kota-kota yang disebut suaka. Kota-kota ini, yang ditetapkan sebagai tempat yang aman bagi imigran ilegal, mengamanatkan bahwa penegakan hukum mereka tidak bekerja sama dengan otoritas imigrasi federal.

“Karena fakta bahwa Demokrat tidak mau mengubah undang-undang imigrasi kami yang sangat berbahaya, kami memang, seperti yang dilaporkan, memberikan pertimbangan kuat untuk menempatkan Imigran Ilegal hanya di Kota Perlindungan saja,” tulis Trump di Twitter saat itu.

“Radikal Kiri sepertinya selalu memiliki kebijakan Perbatasan Terbuka, Senjata Terbuka. Jadi ini seharusnya membuat mereka sangat bahagia!”

Sebagai tanggapan, walikota dari Partai Demokrat, seperti New York City, Philadelphia, Los Angeles, dan lainnya mengatakan pada 12 April kota-kota mereka akan menyambut imigran ilegal.

Langkah terbaru presiden mengenai imigrasi ilegal datang beberapa hari setelah para pejabat AS mengatakan mereka menangkap atau menolak masuk ke lebih dari 103.000 orang di sepanjang perbatasan dengan Meksiko pada bulan Maret, lebih dari dua kali lipat periode yang sama pada tahun 2018. (BOWEN XIAO/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M