EpochTimesId – Sebuah insiden yang melibatkan senjata api terjadi di sebuah gereja di Rusia. Insiden penembakan menewaskan setidaknya lima jemaat, Minggu (18/2/2018).
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah gereja di Kizlyar, yang terletak di wilayah Dagestan Rusia, seperti dikutip The Epoch Times dari kantor berita Rusia TASS.
Pelaku penembakan berhasil ditembak mati oleh polisi yang menindaklanjuti kejadian. Pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai pria lokal berusia 20-an tahun.
“Orang-orang meninggalkan sebuah gereja setelah kebaktian malam, saat dia melepas tembakan ke arah jemaat,” kata seorang pejabat, seperti dilansir dari Fox.
Pria bersenjata itu terlihat di video pengawas (CCTV) berjalan ke tempat kejadian dengan membawa senapan.
Media plat merah Rusia, RT, melaporkan bahwa orang-orang berada di gereja tersebut untuk merayakan festival Maslenitsa Rusia. Festival yang menandai dimulainya masa Pra-Paskah bagi umat Kristen Ortodoks Rusia.
“Ada banyak orang di sana, ibu dengan anak kecil, orang tua. Saya percaya Tuhan menyelamatkan kita, tidak membiarkan orang tersebut masuk ke dalam gereja,” kata seorang saksi kepada RT.
Korban tewas akibat serangan tersebut bertambah dari empat menjadi lima. Seorang wanita meninggal di sebuah rumah sakit terdekat setelah dia dilarikan ke sana, menurut Kementerian Kesehatan Dagestani.
“Menurut data awal, kondisi dua lainnya (pasien) sangat kritis,” tambahnya.
Kepala Gereja Orthodok Rusia, Patriarch Kirill, mengatakan bahwa dia sangat terpukul oleh kekerasan tersebut.
“Gereja Orthodok Rusia menganggap kejahatan mengerikan ini, yang dilakukan pada Malam Agung Pra-Paskah, sebuah provokasi yang bertujuan memicu konfrontasi antara kaum Ortodoks dan Muslim, yang telah hidup berdampingan secara damai selama berabad-abad di Kaukasus,” ujar juru bicara Gereja Orthodok via RT.
Sekitar 83 persen populasi Dagestan menganut Islam, menurut sebuah survei tahun 2012. (waa)
EpochTimesId – Sebuah helikopter militer Meksiko yang tengah membawa pejabat tinggi jatuh dan menimpa warga di sebuah kota kecil di negara bagian selatan Oaxaca, Jumat (16/2/2018) malam waktu setempat.
Helikopter yang membawa menteri dalam negeri Meksiko dan gubernur negara bagian jatuh menimpa dua mobil. Sedikitnya 13 orang yang ditimpa heli dikabarkan tewas. Korban tewas termasuk tiga anak-anak.
Dua pejabat tinggi itu sedang melakukan survei kerusakan akibat gempa bumi. Para pejabat senior selamat dalam kecelakaan itu, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters.
Namun, 12 orang tewas di tempat kejadian dan seorang lainnya meninggal di sebuah rumah sakit. Kantor jaksa agung Oaxaca mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 15 orang lainnya dikabarkan mengalami cedera.
Luis Cabrera, seorang pejabat perlindungan sipil di lokasi kejadian, mengatakan pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
Sebelumnyam, gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Santiago Jamiltepec. Pusat gempa terletak sekitar 28 mil (45 km) dari kota. Gempa bumi memberi kerusakan signifikan pada instalasi dan pembangkit listrik, sehingga membuat seluruh kota menjadi gelap gulita.
Seorang wartawan yang berada di heli tersebut mengatakan kepada TV setempat bahwa helikopter terbang di atas sebuah lapangan kosong di sela-sela pemukiman warga. Heli membuat gumpalan awan debu yang besar, sebelum heli kecelakaan ketika mendarat.
Di sebuah rumah dekat lokasi kecelakaan, anggota keluarga berkumpul untuk meratapi orang yang mereka cintai setelah petugas mengembalikan jenasah mereka. Banyak yang mengecam dan marah kepada penguasa.
“Gubernur seharusnya datang untuk membantu, tapi apa bantuannya, apa bantuan yang kami terima? Ini adalah bantuannya?” Eduardo Juarez, seorang kerabat salah satu korban berseru mempertanyakan.
Menteri pertahanan Meksiko, Jenderal Salvador Cienfuegos, tiba di tempat kejadian pada hari Sabtu. Dia lalu berbicara dengan penduduk setempat, menyampaikan permintaan maaf dan mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
“Kami akan mengurus apa yang harus kami lakukan dan kami akan melakukan segalanya dengan kekuatan kami untuk mencoba mengatasi kemalangan ini,” kata Cienfuegos kepada wartawan.
Dia menduga malam yang gelap dan debu yang tebal membuat pilot kebingungan dan kesulitan untuk mendarat. Namun dia mengatakan tidak ada unsur kecerobohan dari awak helikopter.
Gempa tersebut menyebabkan hampir satu juta rumah dan bisnis tanpa listrik di Mexico City dan wilayah selatan. Gempa merobohkan setidaknya 50 rumah di Oaxaca.
Negara bagian Oaxaca dan Mexico City, masih berduka akibat gempa bumi di bulan September 2018. Gempa itu menewaskan setidaknya 471 orang dan menyebabkan kerusakan dalam wilayah yang luas. (waa)
Epochtimes.id- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar pelaksanaan pengambilan nomor urut partai politik yang lolos untuk mengikuti Pemilu 2019 di Gedung KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (18/02/2018).
Partai politik yang mengikuti pengambilan nomor urut adalah 14 Partai Politik yang sebelumnya lolos menjadi peserta pemilu 2019. Acara ini disertai juga pengambilan nomor urut untuk partai lokal khusus di Nanggaroe Aceh Darussalam (NAD).
Pleno pengambilan nomor urut ini dipimpin oleh Ketua KPU RI Arif Budiman didampingi oleh Komisioner KPU RI.
Sejumlah petinggi Partai Politik turut hadir untuk mengambil mengambil undian nomor urut yang sudah disiapkan oleh KPU RI.
Berikut Partai Politik dan Nomor Urut :
1. PKB
2. Gerindra
3. PDIP
4. Golkar
5. NasDem
6. Partai Garuda
7. Partai Berkarya
8. PKS
9. Perindo
10. PPP
11. PSI
12. PAN
13. Hanura
14. Partai Demokrat
Selain Partai Politik nasional, pada kesempatan yang sama KPU RI mengundi nomor urut Partai Lokal Aceh yang akan menjadi peserta Pemilu 2019 :
Partai Lokal Aceh :
15.Partai Aceh
16.Partai Sira
17.Partai Daerah Aceh
18.Partai Nangroe Aceh
Sesuai jadwal Pemilu 2019 mendatang akan digelar secara serentak dengan pemilu legislatif dan pemilu presiden.
Pendaftaran calon anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota akan dimulai 17 Juli 2018. Selanjutnya pendaftaran pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden pada 17 Agustus 2018. Selanjutnya pengumuman bakal calon presiden dan wakil presiden direncanakan pada 22 Agustus 2018.
Kampanye Pemilu 2019 akan dimulai Oktober 2018 hingga April 2019. Sedangkan pelaksanaan Pemilu 2019 akan diselenggarakan pada 17 April 2019.
Festival Pertengahan Musim Gugur biasanya jatuh pada bulan September atau awal Oktober. Di Tiongkok, kue bulan telah menyelimuti pasar-pasar. Jika bukan karena Festival Pertengahan Musim Gugur dan tradisinya, kue bulan mungkin telah disingkirkan oleh penduduk sekarang yang mencari makanan rendah lemak dan rendah gula. Kue bulan adalah simbol keharmonisan, reuni keluarga, dan nasib baik, dan maknanya penting bagi orang-orang Tionghoa saat ini.
Kue bulan memiliki beberapa nama. Sebelumnya, sebelum ia disebut kue bulan, ia disebut kue Hu, kue kerajaan, kue kecil, atau kue reuni. Ini terutama digunakan sebagai persembahan kepada Dewa Bulan. Seiring budaya berubah sepanjang sejarah, ia menjadi makanan untuk Festival Pertengahan Musim Gugur. Seiring dengan banyak tradisi rakyat lainnya, kue bulan telah kehilangan nilai keilahian dan kepujanggaan mereka, dan menjadi semakin sekuler.
Kue bulan paling awal tampaknya terkait dengan Wen Zhong, seorang guru legendaris dari periode Shang (1600-1046 SM). Di Propinsi Zhejiang di Tiongkok selatan, sejenis kue berkulit tipis bernama “Kue untuk Guru” dikembangkan. Inilah asal kue bulan.
Ketika pejabat Dinasti Han Zhang Qian mengunjungi wilayah barat Tiongkok pada abad kedua, dia membawa kembali biji wijen dan kenari, yang menjadi bahan umum dalam kue bulan. Karena biji wijen dan kenari berasal dari daerah etnis minoritas (juga disebut “Hu”), kue bulan disebut kue Hu. Ini berlangsung sampai Dinasti Tang (618-907). Saat itu, ada banyak toko kue di ibu kota Tang, kota Chang’An. Pada suatu Festival pertengahan musim gugur, Kaisar Xuanzong mencoba kue Hu dan mengagumi rasanya. Selirnya, Lady Yang, mendongak ke langit malam dan melihat bulan purnama. Dia menyarankan untuk menamai kue bulan untuk kue tersebut.
Selama dinasti Song (960-1279), kue bulan juga disebut “kue kecil” dan “bola bulan.” Meskipun penyair terkenal Su Dongpo menulis sebuah puisi tentang “kue kecil,” orang-orang masih memanggil mereka kue bulan.
Saat dinasti Ming (1368-1644) dan Qing (16441911), perbaikan-perbaikan penampilan dilakukan pada kue bulan. Cangkang kue bulan menjadi lebih halus, tapi tidak banyak yang berubah selama bertahun-tahun. Seperti banyak bentuk seni lainnya, setelah mencapai ketinggian artistiknya, menjadi sulit untuk memperbaikinya.
Seiring berjalannya waktu, kue bulan juga mengembangkan karakteristik daerah berdasarkan makanan dan kebiasaan setempat. Sekarang ada kue bulan ala Beijing, ala Suzhou, ala Guangdong, Chaozhou, dan ala Sichuan. Kue bulan gaya Beijing memiliki cangkang coklat yang renyah, sementara kue bulan gaya Suzhou memiliki banyak lapisan kulit keras dan pucat. Gaya Guangzhou memiliki cangkang lembut yang tebal dan beraneka isi di dalamnya. Di daerah Muslim, warga menggunakan daging sapi sebagai bahan pengisinya. Di Taiwan, ubi jalar juga digunakan untuk mengisi kue bulan.
Dalam beberapa tahun terakhir, seiring perkembangan teknologi, beberapa jenis kue bulan baru telah muncul. Penemuan baru tersebut meliputi kue bulan yang bercangkang es yang tidak memerlukan pemanggangan, namun perlu dibekukan, kue bulan buah atau sayuran, kue bulan dengan bahan pengisi dari seafood, kue bulan santan, dan kue bulan berbentuk binatang.
Kemasan kue bulan juga menjadi lebih mewah. Rasanya hampir seperti mencoba bersaing dengan kue bulan itu sendiri. Mudah-mudahan, ini hanya proses eksplorasi, dan pembuatnya akan kembali memusatkan perhatian mereka pada peningkatan kue-kue bulan. (Visiontimes/ran)
Epochtimes.id- 14 Partai Politik resmi menjadi peserta pemilu presiden dan pemilu legislatif 2019 mendatang. Pengumuman ini setelah melewati tahapan rekapitulasi dan verifikasi yang digelar oleh KPU RI.
Pengumuman ini disampaikan dalam Rapat Rekapitulasi Nasional Hasil Verifikasi dan Penetapan Parpol Peserta Pemilu 2019 di Hotel Grand Mercure Jakarta, Sabtu (17/2/2018).
KPU RI mengumumkan 16 partai politik yang mengikuti proses verifikasi, sebanyak 14 partai politik dinyatakan memenuhi syarat (MS) sementara 2 parpol lainnya ditetapkan tidak memenuhi syarat (TMS).
Persyaratan yang harus dipenuhi setiap parpol adalah status kepengurusan di tingkat pusat, domisili kantor tetap, dan keterwakilan perempuan 34,37%. Termasuk status kepengurusan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.
KPU mengumumkan PBB tak lolos karena kepengurusan dan keanggotaan sekurang-kurangnya 75% jumlah kabupaten/kota di masing-masing 34 provinsi tidak memenuhi syarat. Hal serupa juga dialami oleh PKPI dikarenakan turut tak memenuhi syarat.
Hadir dalam Rapat Rekapitulasi Nasional anggota KPU, Evi Novida Ginting, Ilham Saputra, Hasyim Asy’ari, Viryan, Wahyu Setiawan, Pramono Ubaid Tanthowi serta Sekjen KPU Arif Rahman Hakim.
Turut hadir Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan, Rahmat Bagja, Ratna Dewi Pettalolo, Fritz Edward Siregar, Mochammad Afifudin.
Sejumlah pengurus parpol yang hadir antara lain Sekjen partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, Sekjen Partai Nasdem Jhonny G Plate, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
Berikut 14 parpol yang lolos menjadi peserta pemilu 2019 :
Epochtimes.id- Batuan kuno terpahat yang menggambarkan Camelida (unta berpunuk satu) dan Equid (mamalia keluarga kuda), ditemukan di provinsi Al Jawf, Arab Saudi Utara.
Meskipun unta telah menjadi motif umum dalam karya seni kawasan ini selama ribuan tahun, penemuan terakhir ini “belum pernah terjadi sebelumnya” seperti diungkap Pusat Komunikasi Internasional Saudi, Sabtu (17/02/2018).
Situs berusia 2.000 tahun itu ditemukan oleh tim peneliti Franco-Saudi di sebuah daerah terpencil, sebuah properti pribadi.
Penelitian ini dilakukan oleh para periset dari Center National de la Recherche Scientifique (CNRS) di Prancis dan rekan mereka di Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi (SCTH), yang mengeksploirasi situs ini pada tahun 2016 dan 2017.
Guillaume Charloux dari Unit Penelitian bersama CNRS Orient & Méditerranée, yang mensurvei situs tersebut selama periode ini mengatakan bahwa “temuan ini di sektor yang tetap belum dieksplorasi, benar-benar langka.”
Dr Hussain Abu Al Hassan, Wakil Presiden untuk Benda-Benda Purbakala dan Museum di SCTH, mengatakan bahwa situs tersebut merupakan bukti lain bahwa kawasan ini menarik pemaahat yang sangat terampil.
Para periset juga menemukan bahwa sebagian besar ukiran batu yang ditemukan di wilayah Al Jawf terkonsentrasi di sekitar danau kuno dan rute jalur perniagaan.
“Jelas pekerjaan pemahat terampil yang menghargai proporsi, 12 panel naturalistik dan relief menggambarkan binatang tanpa beban, dalam postur tubuh aktif dan dalam keadaan alami,” kata CNRS dalam sebuah pernyataan.
Namun demikian, situs ini masih diselimuti misteri yang tidak akan bisa dipecahkan dalam waktu lama, satu hal yang pasti: Pemahat adalah seniman berbakat – mungkin penduduk setempat seperti dikesankan dari tema orisinalitas yang dipilih dan teknik yang digunakan – menunjukkan penguasaan mengejutkan dan dipenuhi nilai estetika
“Butuh beberapa orang untuk melengkapi representasi ini dan masing-masing beberapa hari,” kata Charloux, seorang insinyur penelitian di CNRS di Prancis.
Dia mengatakan bahwa situs yang tidak konvensional dari situs ini dalam istilah “kronologis, geografis, teknis, tematik dan gaya” membuatnya cukup luar biasa, oleh karena itu perhatian para peneliti untuk melindunginya – sebuah usaha yang telah dilakukan dengan cepat oleh SCTH – dan komitmen untuk menarik perhatian ilmuwan ilmiah internasional.
“Kami sekarang berharap bahwa spesialis seni batu akan menaruh perhatian pada hal itu,” kata Charloux. (asr)
Epochtimes.id- Mengenakan dasi merah , blazer coklat, tas kerja dan boneka teddy bear, seorang teknisi komputer Thailand telah menjadi terkenal di negara setelah meniru Mr. Bean.
Seperti dilansir dari Arabnews.com, Sabtu (17/02/2018) aksi luar biasa tersebut memukau dan mengundang tawa banyak orang yang menyaksikan aksinya.
Mongkol PreecHajjan, seorang ayah berusia 43 tahun dari Phuket dengan kemiripan karakter Inggris yang diperankan oleh Rowan Atkinson, menjadi terkenal setelah tampil dengan aksinya pada acara TV “Thailand’s Got Talent” yang populer di tahun 2016.
Video tersebut menjadi viral – satu klip YouTube telah ditonton lima juta kali – mengubah Mongkol menjadi selebriti semalam di sebuah negara di mana Mr. Bean adalah salah satu komedian asing yang paling populer. Komedian ini terkenal atas aksinya tanpa ucapan yang bisa memangkas kendala bahasa.
Mongkol mengatakan ketertarikannya pada Mr. Bean dimulai sejak dia menginjak remaja. Saat itu dia menjadi penggemar komedian asal Inggris dan karakter “nakal dan Cute.”
Dia telah menghabiskan waktunya selama berjam-jam untuk memuntir wajahnya dan melengkungkan alisnya di depan cermin agar mirip dengan Mr Bean.
“Ini sangat sulit karena Mr. Bean tidak berbicara dan hanya berkomunikasi melalui ekspresi wajahnya dan gerakan tubuhnya – yang sangat sulit untuk dipraktekkan,” kata Mongkol.
Selain pertunjukan komedi Bangkok dan stasiun TV, selebriti yang baru tershor ini ditemukan juga tampil di penjara-penjara di seluruh negeri dengan maksud untuk menghibur kehidupan di penjara.
Sebuah pertunjukan baru-baru ini membawanya ke provinsi Nakhon Nayok, di mana ratusan narapidana tertawa terbahak-bahak saat berkerumun menyaksikan komedian ini tampil di atas panggung.
“Ada banyak tawa, ini banyak meringankan suasana di sini,” ujarnya. (asr)
Epochtimes.id- Seorang manajer rumah sakit di Mesir dipecat setelah menghadiri pertemuan penting dengan Wakil Menteri Kesehatan negara itu dengan mengenakan celana jins.
Dokter tersebut kehilangan pekerjaannya setelah wakil menteri kesehatan dan kepala komite asuransi kesehatan berang atas sikapnya.
Beberapa dokter di Provinsi Beni Suef turut memprotes sebagai aksi solidaritas atas rekan mereka.
Kronologi kejadiannya, Otoritas Asuransi Kesehatan Mesir meminta Direksi Rumah Sakit di semua Provinsi di Mesir untuk mengadakan pertemuan penting dengan Dr. Ali Hijazi di Kairo, Mesir. Saat itu Dr. Mohamed Yahya Ismail, selaku Direktur Asuransi Kesehatan Rumah Sakit Beni Suef hadir untuk menemuinya
Sayangnya, dia mengenakan pakaian santai, jins dan jaket. Hingga kemudian pejabat pemerintahan kesehatan pusat itu bertanya kepadanya, “siapa kamu?”
Setelah memperkenalkan dirinya, Dr. Ali Hijazi malah berkata: “Tidakkah kamu tahu dengan siapa kamu bertemu hari ini, kamu diberhentikan dari tugasmu mulai dari sekarang.”
Dokter Mesir itu menanggapi sambil tersenyum dan berterima kasih padanya.
Dokter tersebut akhirnya meninggalkan ruang pertemuan sebelum pertemuan dimulai dan berangkat ke kantornya di rumah sakit di Beni Suef, di selatan Kairo.
Dia kini kembali bekerja di divisi pertamanya di sebuah pusat medis untuk penyembuhan penyakit hati.
Sebagai aksi solidaritas dengan rekan mereka, sejumlah dokter memutuskan untuk mengenakan jeans dengan dalih Undang-Undag tak melarang dokter mengenakan jins.
Namun demikian, Dr. Ismail menerima pemecatannya. Dia menyatakan akan mencurahkan waktunya untuk belajar dan merawat pasien-pasiennya serta meminta rekan-rekannya untuk bersikap tenang.
Dokter ini mengatakan dirinya menolak melakukan pekerjaan administrasi. Apalagi dirinya menemukan kebahagiaan ketika melayani pasiennya bersamaan membaca buku dan pekerjaan penelitiannya. (asr)
Tradisi bagi orang Tionghoa untuk menyambut Tahun Baru Imlek dengan mengirimkan salam dan harapan baik kepada orang-orang tercinta dan orang-orang yang mereka hormati.
Puluhan ribu praktisi Falun Gong di seluruh dunia baru-baru ini mengirim e-card ucapan Tahun Baru kepada Mr. Li Hongzhi, pendiri latihan spiritual kuno yang pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 1992.
Latihan tersebut, yang terdiri latihan meditasi dan ajaran-ajaran moral, yang berdasarkan prinsip sejati, baik, dan sabar, telah menyebar ke lebih dari 70 negara di seluruh dunia, menurut Pusat Informasi Falun Dafa, kantor pers resmi untuk kelompok tersebut .
Popularitasnya di Tiongkok, dengan perkiraan sekitar 70-100 juta praktisi pada puncaknya, dianggap sebagai ancaman bagi otoritas rezim Tiongkok. Pada tahun 1999, pemimpin Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin melancarkan penganiayaan praktisi Falun Gong secara nasional. Ribuan orang telah meninggal, dengan sekitar 450.000 sampai satu juta praktisi yang ditahan di kamp kerja paksa, penjara, dan fasilitas-fasilitas penahanan lainnya di Tiongkok setiap saat, menurut Pusat Informasi tersebut.
Di Dalam Tiongkok
Bagaimanapun praktisi di dalam dan di luar Tiongkok terus bertahan dalam keyakinan mereka meski ada situasi yang sulit. Para praktisi dari 30 propinsi dan daerah di Tiongkok mengirimkan salam tahun baru kepada pendirinya, Mr.Li, untuk mengucapkan terima kasih dan harapan hangat untuk tahun yang akan datang.
Praktisi dari sejumlah tempat menyatakan tekad mereka untuk terus mematuhi ajaran Falun Gong meskipun penganiayaan terus berlanjut.
Sementara itu, para praktisi dari militer Tiongkok bersama-sama mengirim salam. Mereka berasal dari berbagai departemen tentara, termasuk veteran angkatan udara dan periset di akademi-akademi militer Tiongkok.
Yu Changxin, ketua sebuah rumah sakit militer, menggambarkan bagaimana hidupnya berubah setelah berlatih Falun Gong. “Filosofi hidup, pandangan dunia, pertanyaan tentang ilmu kehidupan, ilmu sosial, semuanya terpecahkan saat saya membaca ‘Zhuan Falun‘ (buku ajaran Falun Gong). Dunia pemikiran saya telah tercerahkan dan meningkat,” tulisnya di kartu ucapannya.
Banyak praktisi Falun Gong di militer telah mengalami penganiayaan, termasuk Yu. Dia dijatuhi hukuman penjara 17 tahun penjara karena keyakinannya.
Praktisi lain, seorang pria berusia 24 tahun dari Propinsi Guangdong di Tiongkok selatan, berbicara tentang cara yang tak terduga dia datang belajar Falun Gong. Dengan menggunakan nama samaran Hao Yun, dia mengatakan bahwa dia diinterogasi dan ditahan oleh polisi beberapa kali karena mengemukakan pendapatnya mengenai masalah sosial secara online. Kerinduan untuk memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pikirannya, dia belajar bagaimana menerobos firewall internet dan mulai mengakses informasi yang tidak dia dapatkan sebelumnya. Dia membaca The Epoch Times dalam bahasa Mandarin dan mengetahui tentang penganiayaan yang sedang berlangsung di Tiongkok, sebuah kontras yang tajam dengan propaganda kebencian negara terhadap Falun Gong yang menyebar melalui media pemerintah dan pendidikan sekolah.
“Itu tidak bisa dipercaya. Dari saat saya masih muda sampai sekarang, apa yang saya pelajari tentang Falun Gong benar-benar terbalik. Saya tidak tahu praktisi Falun Gong dianiaya. Betapa tragis situasi mereka,” katanya kepada The Epoch Times.
Tumbuh penasaran dengan latihan tersebut, dia mendownload teks ajaran Falun Gong dan sejak itu menjadi seorang praktisi.
Sementara itu, seorang siswa SMA dari Kota Wuan, Propinsi Hebei mengatakan walaupun dia sendiri tidak berlatih, dia telah mengagumi kebaikan praktisi dan pandangan hidup yang riang, dari melihat dampak Falun Gong terhadap ayah dan neneknya, yang keduanya praktisi. Dia berharap tahun baru bahagia untuk Mr. Li dan berharap agar lebih banyak lagi dunia tahu apa yang sedang terjadi di Tiongkok. “Agar semua orang tahu yang sebenarnya, saya juga akan berusaha menyumbangkan apa yang saya bisa untuk membiarkan Falun Dafa menyebar.”
Eropa dan Amerika
Praktisi yang membentang di benua Eropa juga mengirimkan salam, termasuk dari Finlandia, Inggris, Prancis, Belanda, Denmark, dan Norwegia.
Di Amerika Utara, praktisi di Kanada dan 17 wilayah di Amerika Serikat juga mengungkapkan rasa syukurnya, beberapa dengan puisi yang ditulis dalam susunan sajak kuno Tiongkok.
Di New York City, para pemimpin komunitas Tionghoa juga mengirim salam kepada Mr. Li. Ketua Chinese Consolidated Benevolent Association di Chinatown Manhattan, Xiao Guiyuan, mengatakan bahwa dia bersyukur para praktisi Falun Gong yang mematuhi sejati, baik, dan sabar telah menjadikan dunia menjadi lebih baik dan damai. (ran)
Andaikata masih ada 15 menit Anda sampai pada akhir kehidupan …..
“Ada rudal balistik menyerang Hawaii, diharap segera bersembunyi di tempat pengungsian. Ini bukan sebuah latihan.” Demikian alarm dikumandangkan di seluruh Hawaii.
Pagi hari pukul 08:07 pada 13 Januari 2018, berita peringatan seperti itu disebarkan ke ponsel semua penduduk Hawaii, dalam sekejap telah mengubah kehidupan jutaan orang. Penduduk setempat tahu jelas, peluncuran rudal (dari Korea Utara) hingga mencapai sasaran, hanya memerlukan 15~20 menit, lalu bagaimana?
Pulau nan indah dalam sekejap akan berubah menjadi sebuah medan malapetaka. Ketakutan, kakacauan dan penderitaan tersebar diseluruh pelosok.
Masyarakat termangu dan terisak, namun dengan cepat mulai bereaksi: mengirim SMS kepada keluarga, dan sekali lagi mennyampaikan: saya cinta padamu.
Lalu segera melesat pulang, berpelukan dengan keluarga dan siap bersama-sama menghadapinya.
Ada yang menggendong anaknya, namun tidak tahu akan sembunyi dimana. Ada yang sedang mengendarai mobil melaju dengan cepat, dalam benak terbayang serentetan kejadian dalam hidupnya…..
38 menit selanjutnya dirasakan teramat lama, setiap detik dilewati dengan hati yang menderita.
Ancaman jiwa dan krisis hendak menggilas, penduduk Hawaii telah mengalami guncangan batin yang luar biasa!
Pasca kejadian, reporter Washington Post Gene Park menulis sebuah kisah di twitter: “ketika menerima peringatan ancaman rudal, terdapat seorang ayah baru saja tiba disebuah mal dengan mengendarai mobil. Istrinya sedang masuk kerja, putra bungsunya di bandara dan dua anak lainnya berada di rumah.”
“Apa yang harus ia lakukan? Apakah cepat-cepat mencari tempat perlindungan, atau berkumpul dengan keluarga? Jika berkumpul dengan keluarga, harus kemana terlebih dahulu? Sampai ke tiga tempat itu, paling sedikit perlu 15 menit. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang, karena di rumah ia bisa berkumpul dengan anggota keluarga yang paling banyak.”
Ibu Ruth Goldbaum mengatakan kepada kantor berita CNN: ”Saya telah mengalami suasana seharian dari nyaman hingga menakutkan”, “Apakah ini dunia yang akan datang? Apakah kita hanya dapat menunggu didalam tempat perlindungan? Satu-satunya hal yang kita butuhkan adalah perdamaian.”
Memang benar, kita membutuhkan perdamaian dan cinta kasih. Ketika melangkah melewati garis pemisah hidup dan mati, baru memahami bahwa hidup itu sangat berharga, juga merupakan saat yang paling kita inginkan untuk menggenggam erat cinta sejati.
Sebelum berpisah, menyampaikan perkataan terakhir kepada orang yang dicintai, atau mengirim sebuah informasi di sosmed, meninggalkan sedikit jejak. Kehidupan manusia yang tidak menentu, benarkah begitu sulit dikuasai dan tidak dapat diprediksi sebelumnya?
Umat manusia telah kenyang dengan pahit getir kehidupan, dalam satu abad terakhir, telah mengalami luka parah akibat perang dan teror. Puluhan juta orang mati dalam api peperangan dan pembantaian.
Setelah melewati dua kali perang dunia, dibanyak daerah, konflik ras dan etnis terus berlanjut, berbagai bentuk terorisme bangkit dan merajarela, dengan cara yang brutal menciptakan ketakutan, memperluas kekuatannya, terutama kejahatan terorisme oleh negara adalah yang paling mengerikan.
Bayangan gelap serangan teroris dan ancaman nuklir, telah menutupi sinar mentari; kobaran api dendam, telah menghalangi perdamaian dan mencekik kasih sayang.
Jika yang terpendam dalam hati adalah ketulusan, kebajikan dan toleransi, maka tidak akan ada apatisme, ego dan perebutan, bahkan tidak mungkin timbul peperangan atau tindakan brutal yang ekstrim.
Ketika intisari dari nilai tradisi dicampakkan, ketika keseimbangan benar dan salah, baik dan buruk dijungkirkan, masyarakat dihantam oleh kekacauan dan gejolak dan yang seolah tidak berjodoh lagi dengan ketentraman.
Disaat yang paling krusial ini, manusia perlu menundukkan kepala merenung, dengan sikap rendah hati mengakui kesalahan yang telah diperbuat,dan memohon bimbingan kepada sang Pencipta.
Ketika kejadian mendebarkan di Hawaii menyebar keseluruh dunia, masyarakat dunia juga telah merasakan dekatnya maut mengintai, merasakan ketidakberdayaan sebagai suatu kehidupan. Insiden keliru menekan tombol alarm kali ini, bukankah merupakan sebuah lonceng peringatan? (SUD/WHS/asr)
SHANGHAI – Sebuah drama komedi pendek pada gala Tahun Baru Imlek tahunan yang ditayangkan oleh CCTV, siaran televisi pemerintah Tiongkok, menampilkan seorang aktris Tiongkok yang dirias untuk tampil sebagai orang Afrika, telah memprovokasi tuduhan rasisme oleh para netizen Tiongkok secara online.
Aktris tersebut, Lou Naiming, tampil di atas panggung dengan pakaian berwarna-warni dengan wajah dan lengannya berwarna coklat, membawa keranjang buah di kepalanya, dan ditemani oleh seseorang yang berkostum sebagai monyet.
Dalam drama komedi tersebut, seorang wanita kulit hitam memainkan anak perempuan Lou menyatakan bahwa dia ingin belajar di Tiongkok namun khawatir ibunya tidak akan setuju.
Lou memberi tanggapan nasionalistik: “Mengapa saya tidak setuju? Tim medis relawan Tiongkok menyelamatkan hidup saya saat saya muda. Sekarang anak-anak Tiongkok sedang membangun kereta api untuk kita … Saya mencintai orang-orang Tiongkok. Saya suka Tiongkok!”
Internet menyala dengan kritik setelah acara tayang pada Kamis malam, menjelang Tahun Baru Imlek.
“Diskriminasi rasial begitu jelas,” tulis seorang microblogger, yang mempunyai nama Chen Fei Tutu.
“Apakah ini bangsa kita yang sedang menyebarluaskan nilai-nilai Tiongkok? Ketika orang kulit putih mendiskriminasi kita, kita sangat tidak puas, tapi sekarang kita bersikap diskriminatif terhadap orang-orang Afrika dalam publisitas tersebut. Betapa memalukan.”
Kementerian luar negeri Tiongkok tidak segera memberi tanggapan pada hari Jumat dari Reuters untuk mengomentari tuduhan rasisme tersebut.
Pada microblog Weibo, platform informasi online, Tutopia mengatakan, “Bayangkan jika itu adalah orang kulit putih dengan riasan hitam yang mengatakan dengan aksen yang berlebihan, ‘Saya cinta Amerika’, dan tidak dikritik oleh seluruh dunia.”
Yang lainnya menyatakan sketsa itu sebagai hal yang memalukan.
Program sandiwara, musik, dan tarian lebih dari empat jam telah menjadi bahan pokok televisi sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1983, yang biasanya menghasilkan ratusan juta pemirsa. Namun program ini semakin dikritik oleh pemirsa domestik karena secara terang-terangan mengumumkan propaganda Partai Komunis.
Diskusi umum tentang diskriminasi rasial tidak biasa di Tiongkok, yang didominasi oleh mayoritas etnis Han tapi juga merupakan rumah bagi puluhan kelompok minoritas serta arus masuk penduduk asing, termasuk orang Afrika.
Pada tahun 2016, sebuah perusahaan deterjen binatu di Tiongkok meminta maaf setelah menjalankan iklan di mana seorang pria kulit hitam dimasukkan terlebih dulu ke mesin cuci hanya untuk mewujudkan diri sesaat berikutnya sebagai pria Asia berkulit pucat. (ran)
Setahun yang baru saja berlalu, baik di Amerika Serikat, di Tiongkok, maupun di seluruh dunia telah terjadi banyak peristiwa besar, bagaimana memahami berbagai peristiwa yang rumit dan simpang siur itu?
Bagaimana pula kita harus bersikap menghadapi tahun 2018? Mengapa kita hari ini berada di dalam aliran arus sejarah yang berkepanjangan ini?
Pada malam Natal yang belum lama berlalu, kami mengundang secara khusus Profesor Zhang dari New York, Amerika Serikat, untuk hadir dalam acara dengar audiens akhir tahun stasiun radio Sound of Hope dan berinteraksi dengan 400 orang peserta.
Berikut wawancara khusus dengan Profesor Zhang Tianliang (selanjutnya disingkat: Zhang):
Zhang Tianliang: Para pelajar di tahun 1960an waktu itu melakukan gerakan mahasiswa yang radikal, dan ingin mengubah masyarakat ini, Departemen Pendidikan adalah instansi penting yang mereka susupi.
Pendidikan, Media Massa dan Seni di Dunia Barat, AdalahTiga Sektor Yang Disusupi “Golongan Kiri”
Zhang: Sebenarnya tidak hanya masalah pada Departemen Pendidikan, karena pasca Perang Dingin, agar tidak ketinggalan dalam persaingan melawan Uni Soviet dalam hal teknologi, pemerintah AS menggelontorkan banyak uang ke instansi pendidikan, militer dan perusahaan besar AS juga menginvestasikan dana besar ke bidang pendidikan dan ke perguruan tinggi.
Lalu perguruan tinggi membangun hubungan yang erat dengan pemerintah dan militer, jadi dikatakan banyak profesor Amerika menjadi tim pemikir bagi pemerintah, dan memberikan informasi bagi pemerintah.
Jadi para penganut sayap kiri menyusup kedalam system pendidikan, yang tidak hanya memengaruhi generasi berikutnya, mereka juga memengaruhi kebijakan publik terhadap seluruh Amerika menjadi cenderung “berhaluan kiri”.
Tahun 2006 seorang dosen melakukan investigasi dengan hasil, mendapati sebanyak 50% dosen di perguruan tinggi di Amerika menyatakan dirinya sebagai “sayap kiri”, dan di tengah masyarakat rata-rata 20%, Anda bisa melihat bagaimana instansi pendidikan Amerika telah sepenuhnya terjerumus ke tangan “golongan kiri”.
Pendidikan hanya salah satunya, sektor kedua adalah media massa, media massa memberikan informasi seperti apa bagi warga, memberikan analisa informasi seperti apa bagi warga, ini juga merupakan hal yang amat penting, inilah sektor yang mengarahkan opini masyarakat dan pemikiran masyarakat untuk belok ke kiri.
Dari semua media massa yang ada di AS sekarang bisa terlihat semuanya telah “berhaluan kiri”, sebanyak 90% keatas memiliki ‘majikan kiri’. Media papan atas seperti CNN, ABC, NBC, CBS yang memiliki pengaruh besar sekarang hampir seluruhnya telah terjerumus, media massa papan atas Amerika semua telah dikendalikan oleh kaum sayap kiri.
Sektor ketiga yang disusupi secara serius oleh ‘sayap kiri’ adalah bidang seni, seperti Hollywood yang bisa dilihat merupakan base camp kaum ‘sayap kiri’. Jadi pendidikan, media massa dan seni, adalah bagian yang sangat-sangat penting yang telah disusupi oleh ‘golongan kiri’.
Ketika Trump Kibarkan Panji “Konservatif”, Disambut Baik Kaum Konservatif
Suatu kali berkunjung ke Bay Area, saya masuk dari sudut pandang pendidikan, kali ini banyak berbicara soal hal-hal berbau seni. Jadi lewat cara bertahap sebenarnya mereka telah mengarahkan banyak pemikiran warga AS membelok ke kiri.
Sekarang di Amerika Anda bahkan tidak berani terang-terangan berkata bahwa Anda percaya Tuhan.
Sebagai contoh jika Anda penganut Kristen, jika Anda meletakkan sebuah hiasan percaya pada Tuhan di depan pintu rumah, Anda akan merasa tidak nyaman. Sebaliknya para pendukung LGBT, atau pendukung kesejahteraan tinggi, atau pendukung perluasan kekuasaan pemerintahan, yang seperti itu justru berani dengan lantang disebutkan.
Jadi setelah pilpres Amerika kali ini, Trump naik jabatan, kita melihat suatu fenomena, sebenarnya di hati banyak warga AS, mereka masih memiliki konsep ‘konservatif’, namun semua orang tidak berani mengakuinya.
Tapi ketika Trump mengibarkan panji “konsep konservatif” banyak orang pun bergabung di bawah benderanya, ketika seorang presiden berani mengatakannya, masyarakat di bawah pun menjadi berani menyuarakan semua isi hatinya.
Jadi saya merasa ini adalah hal yang paling krusial, yakni ketika moralitas sebuah masyarakat telah merosot, tidak hanya orang yang ikut terlibat telah merosot moralnya, orang di sekelilingnya yang tak berani bicara sama saja dengan menjadi sekutu bisu yang sesat itu. Jadi saya merasa sekarang adalah saatnya bagi kaum konservatif Amerika untuk bangkit kembali.
Mungkin juga ini adalah suatu peluang, peluang bagi kita agar merenungkan kembali secara menyeluruh soal partai komunis, yakni apa yang terjadi pada konsep sayap kiri sebelumnya? Apa sebenarnya partai komunis itu? Saya merasa ini adalah kesempatan yang sangat baik.
Terutama baru-baru ini surat kabar “Epoch Times” menerbitkan buku berjudul “Target Akhir Komunisme”, buku ini sebenarnya bukan suatu kebetulan, karena seluruh situasi telah berkembang hingga tahap ini, telah tiba saatsaatnya untuk merenungkan kembali soal paham komunis.
Salah satu bahaya komunis bagi umat manusia adalah, manusia beranggapan komunis itu telah runtuh, tidak ada lagi, partai komunis Eropa Timur telah hilang, termasuk partai komunis di RRT yang dianggap oleh banyak orang lebih mirip sebuah rezim yang lebih kapitalistik dari pada kapitalisme itu sendiri, tapi sebenarnya partai komunis telah menyusup ke segala sektor di seluruh dunia. (SUD/WHS/asr)
Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk mengajukan kasus gabungan melawan Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai peraturan Tiongkok yang memaksa perusahaan asing yang melakukan bisnis di sana untuk mentransfer inovasi teknologi mereka kepada perusahaan domestik, menurut surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun.
Ketiga entitas tersebut mulai membahas cara untuk mengekang kebijakan Tiongkok pada bulan Januari, dan bersiap untuk mengajukan kasus pada awal Maret, Yomiuri Shimbun melaporkan pada 15 Februari.
Perusahaan-perusahaan asing di Tiongkok sering merasa terpaksa harus mendirikan usaha bersama dengan perusahaan domestik untuk mendapatkan akses ke pasar besar di negara tersebut.
Dan sebuah kebijakan “inovasi pribumi” yang dikeluarkan rezim Tiongkok pada tahun 2006 secara efektif mengharuskan semua perusahaan asing untuk mentransfer teknologi ke rekan-rekan Tiongkok mereka.
Amerika Serikat
Pengalihan paksa dan pencurian kekayaan intelektual di Tiongkok telah cukup diperhatikan oleh pemerintahan AS dimana pada bulan Agustus 2017, Presiden Donald Trump menandatangani sebuah memorandum untuk mengizinkan perwakilan perdagangan AS menyelidiki praktek perdagangan Tiongkok.
Barang palsu, perangkat lunak bajakan, dan pencurian rahasia dagang diperkirakan telah menghabiskan biaya ekonomi AS antara $225 miliar dan $600 miliar per tahun, menurut Komisi IP, sebuah kelompok ahli independen yang menyelidiki pencurian intellectual property (IP), kekayaan intelektual, Amerika.
Tiongkok adalah pelanggar IP teratas di dunia, bertanggung jawab atas antara 50 dan 80 persen dari semua biaya pencurian IP, Komisi IP memperkirakan.
Bisnis Amerika di Tiongkok merasakan tantangan tersebut. Dalam survei iklim usaha 2018 yang dilakukan oleh Kamar Dagang Amerika di Tiongkok, ketika ditanya tentang hambatan yang menghalangi mereka untuk meningkatkan inovasi, 27 persen bisnis Amerika yang disurvei mengatakan kurangnya perlindungan IP yang memadai, sementara 15 persen mengatakan “persyaratan melokalkan IP dan/atau persyaratan transfer teknologi.” Dan 15 persen lainnya menanggapi, “kebijakan inovasi pribumi yang mendiskriminasi perusahaan investasi asing.”
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang sekarang secara resmi mengajukan keluhan kepada WTO, dengan mengklaim bahwa kebijakan Tiongkok bersifat diskriminatif terhadap perusahaan asing, dimana melanggar peraturan WTO.
Setelah pengaduan diajukan, negara-negara yang terlibat akan mengadakan diskusi. Jika mereka tidak menyelesaikan masalah ini, pengaduan tersebut masuk ke panel penyelesaian sengketa WTO, kemudian panel tersebut memutuskan apakah peraturan-peraturan perdagangan telah dilanggar, menurut Yomiuri Shimbun.
Uni Eropa dan Jepang
Kamar Dagang EU di Tiongkok merilis sebuah survei kepercayaan bisnis 2017 di mana 17 persen bisnis-bisnis harus mentransfer teknologi sebagai imbalan atas akses pasar. Di beberapa industri, lebih dari 20 persen perusahaan dari Uni Eropa harus melakukannya: 31 persen di kedirgantaraan dan penerbangan, 23 persen di mesin, dan 21 persen komponen-komponen otomotif dan otomotif terkait.
Perusahaan otomotif Eropa yang berbasis di kota Tianjin dan Shenyang, keduanya merupakan pusat manufaktur otomotif, merasa sangat tertekan, menurut survei tersebut.
Pada bulan Januari 2017, rezim komunis Tiongkok memberi kuasa agar usaha-usaha patungan menunjukkan bahwa mereka telah menguasai semua teknologi untuk “kendaraan energi baru” sebelum mendapatkan izin untuk memproduksi mobil-mobil tersebut. Kamar Dagang EU mengungkapkan kekhawatiran bahwa undang-undang tersebut mengharuskan produsen asing untuk mentransfer kode perangkat lunak dan pengetahuan penting lainnya ke usaha patungan Tiongkok mereka, menurut laporan Financial Times (FT).
Jepang juga mengalami kerugian besar saat Kawasaki Heavy Industries, pembuat kereta peluru Jepang yang bergerak cepat, menandatangani kesepakatan lisensi dengan perusahaan Tiongkok CSR Sifang pada tahun 2004.
Orang-orang Tiongkok sejak itu telah mematenkan teknologi rel kecepatan tinggi yang sama seperti milik mereka sendiri dan menjualnya di luar negeri. Jepang sekarang menghadapi persaingan dari perusahaan kereta api Tiongkok yang menawarkan teknologi tersebut dengan harga lebih rendah.
Ketegangan Perdagangan
Ketegangan telah terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pada bulan Januari, Presiden Trump bersumpah untuk memberlakukan denda untuk pencurian IP Tiongkok. Kemudian pemerintah tersebut menyebut dukungan Amerika Serikat terhadap masuknya Tiongkok ke WTO sebagai sebuah kesalahan, dan akhirnya, memberlakukan tarif pada panel surya impor dan mesin cuci. Tiongkok mendominasi sebagian besar manufaktur panel surya dunia.
Beijing tampaknya akhirnya menyerah pada Amerika Serikat. Pekan lalu, diplomat terkemuka Tiongkok Yang Jiechi mengunjungi Washington untuk pertemuan dengan pemerintah untuk memperlancar ketegangan-ketegangan perdagangan.
FT juga melaporkan pada 13 Februari bahwa Terry Branstad, duta besar AS untuk Tiongkok, telah bertemu secara pribadi dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan kepercayaan tepercayanya, Wang Qishan, untuk mengurangi hubungan-hubungan yang tegang antara kedua negara tersebut, mengutip sumber-sumber yang mengetahui diskusi mereka.
Penasihat ekonomi utama Xi dan anggota Komite Politbiro Tiongkok, Liu He, juga meminta sebuah pertemuan dengan Branstad, FT melaporkan. (ran)
Media Inggris memberitakan bahwa Presiden Xi Jinping, mantan sekretaris Komisi Sentral untuk Inspeksi Disiplin Wang Qishan dan direktur kantor keuangan Liu He, baru-baru ini sering dan secara bergantian menemui Duta Besar Amerika untuk Tiongkok Terry Edward Branstad dalam rangka melobi demi menghindari terjadinya perang dagang antar kedua negara.
Analisis media AS menyebutkan bahwa Beijing tampaknya kurang percaya diri dan memilih usaha kompromi.
Financial Times mengutip dari berbagai sumber pada 14 Februari mengungkapkan bahwa Xi Jinping dan Wang Qishan dalam beberapa pekan terakhir pernah secara diam-diam melobi Brandstad dalam rangka membalikkan kecenderungan konfrontasi perdagangan Tiongkok – AS.
Selanjutnya, wadah pemikir bidang ekonomi Xi Jinping dan direktur Kantor Kelompok Pemimpin Urusan Ekonomi dan Keuangan Partai Komunis Tiongkok, Liu He juga telah bertemu dengan duta besar AS pada 14 Pebruari yang lalu.
Anggota Dewan Negara Tiongkok yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri Tiongkok, Yang Jiechi pada 8 – 9 Februari berada di Washington DC untuk membicarakan soal bagaimana membangun hubungan ekonomi dan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan dengan otoritas Washington.
Menurut Financial Times bahwa, tingginya frekuensi pertemuan pejabat tinggi Tiongkok dengan AS menunjukkan adanya kurang percaya diri terhadap isu dalam hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara tersebut. Dari sisi lain mencerminkan bahwa otoritas Beijing sedang kurang optimis terhadap perkembangan ekonomi Tiongkok akhir-akhir ini.
Sebagai tanggapan, VOA mengutip analisa seorang pakar urusan Tiongkok yang menjabat sebagai analis senior di Laboratorium Penelitian Kebijakan Perbandingan AS-Tiongkok-Jepang, Yang Zhongmei memberitakan bahwa, Hal tersebut mencerminkan jika Tiongkok masih tidak ingin berperang dagang dengan Amerika Serikat sehingga memilih upaya lobi dalam penyelesaian masalah yang timbul.
Yang Zhingmei mengatakan, jika perang dagang antar kedua negara tersebut sampai meletus, Tiongkok akan mengalami kemunduran yang besar, akan berdampak sangat serius terhadap proses ekonomi yang digagaskan oleh Xi Jinping. Oleh sebab itu, Beijing menghindari terlibat dalam peperangan itu. Mereka akan melakukan segala upaya untuk berkompromi.
Ia percaya bahwa kedua negara tersebut tidak akan terlibat dalam peperangan dagang berskala besar. Mereka akan saling mengalah walau porsi kompromi tinggi akan lebih besar.
Di pihak Amerika Serikat, dalam sambutan mengenai strategi keamanan nasional baru dan pidato kenegaraan, Presiden Trump mengatakan bahwa rejim Tiongkok merupakan ancaman bagi masyarakat internasional. dan telah secara jelas mencantumkan Tiongkok sebagai agresor ekonomi Amerika Serikat, negara yang menantang nilai-nilai AS.
Beberapa media asing dalam laporannya menunjukkan bahwa Trump sejak bulan Januari lalu teleh memberlakukan beberapa kebijakan yang membuat tekanan berat pada produk Tiongkok. termasuk pemberlakuan tarif tinggi kepada mesin cuci dan panel surya yang diimpor dari Tiongkok.
Pemerintah AS telah menyelesaikan investigasi terhadap besi dan baja, almunium asal Tiongkok dan pada bulan April mendatang akan memutuskan apakah komoditas ini akan mendapat batasan jumlah impor.
Baru-baru ini, Kementerian Perdagangan AS mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investigasi ‘double-reverse’ (anti-dumping dan countervailing) terhadap impor pipa las berdiameter besar.
Sebagai tambahan, pada bulan Januari lalu Presiden Trump juga secara terbuka menyebutkan akan memberlakukan sanksi hukuman atas pelanggaran kekayaan intelektual yang dilakukan oleh pihak Tiongkok.
“Sedang mempertimbangkan denda besar terhadap pelanggar yang akan diumumkan dalam waktu dekat,” katanya. (Sinatra/asr)
Kantor berita resmi merilis bagian-bagian kobaran semangat Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan.
Di antara laporan tersebut, The New York Times memuji pemandu sorak Korea Utara, Reuters mengatakan bahwa Korea Utara “dinilai sebagai pemenang medali emas diplomatik” pada pertandingan tersebut – dan yang lainnya memuji saudaranya diktator Korea Utara yang memimpin Departemen Propaganda rezim komunis dan Agitasi.
New York Times memuji kepala propaganda Kim Yo Jong, yang menyatakan bahwa dia melontarkan “senyum seperti sphinx dan tanpa pernah berbicara di depan publik,” dan membawa pesan berbeda dari kebijakan sanksi Presiden Donald Trump, malah memberikan “pesan dari rekonsiliasi. ”
Artikel tersebut menunjukkan pemikiran ganda dari banyak kantor berita yang sama, baru-baru ini beralih ke pelaporan positif mengenai rezim komunis Korea Utara karena telah mundur dari konfrontasi dengan Amerika Serikat.
Baru beberapa bulan lalu outlet berita yang sama mengklaim tentang sikap kuat Donald Trump terhadap Korea Utara dapat memicu rezim tersebut memasuki perang nuklir.
Pembaca juga dengan cepat mengkritik artikel positif tentang tim propaganda Korea Utara, dan gerai lain mencatat sistem kasar di balik wajah tersenyum.
Business Insider melaporkan bahwa “Tim Olimpiade Korea Utara memiliki tim pengawas 24 jam yang akan menangani mereka jika mereka mencoba melarikan diri.”
After a 2005 performance, 21 members of North Korea’s cheer squad were sent to a prison camp for speaking about what they saw in South Korea pic.twitter.com/SdgYfCtktW
Vice News melaporkan bahwa setelah pasukan pemandu sorak Korea Utara tampil di Korea Selatan pada tahun 2005, rezim komunis tersebut mengirim 21 mereka ke kamp penjara karena berbicara tentang apa yang mereka lihat di Korut.
Just a reminder that Kim Jong-un’s sister literally heads the Department of Propaganda and Agitation. The Soviets called it Agitprop. The NY Times & other outlets are providing North Korea, with this fawning coverage, more than it could have ever dreamed of. We’ve lost our minds. https://t.co/05JIcySkC2
Joe Concha, seorang reporter untuk The Hill, menulis di Twitter, “Sekadar mengingatkan bahwa saudara perempuan Kim Jong-un secara harfiah memimpin Departemen Propaganda dan Agitasi. Soviet menyebutnya Agitprop. NY Times & outlet berita lainnya memberi ruang bagi Korea Utara, lebih dari yang bisa diimpikannya. Kita telah kehilangan akal sehat kita. ” (asr)