Drama Komedi Riasan Hitam Malam Tahun Baru Imlek Menuai Kritikan dari Penonton

SHANGHAI – Sebuah drama komedi pendek pada gala Tahun Baru Imlek tahunan yang ditayangkan oleh CCTV, siaran televisi pemerintah Tiongkok, menampilkan seorang aktris Tiongkok yang dirias untuk tampil sebagai orang Afrika, telah memprovokasi tuduhan rasisme oleh para netizen Tiongkok secara online.

Aktris tersebut, Lou Naiming, tampil di atas panggung dengan pakaian berwarna-warni dengan wajah dan lengannya berwarna coklat, membawa keranjang buah di kepalanya, dan ditemani oleh seseorang yang berkostum sebagai monyet.

Dalam drama komedi tersebut, seorang wanita kulit hitam memainkan anak perempuan Lou menyatakan bahwa dia ingin belajar di Tiongkok namun khawatir ibunya tidak akan setuju.

Lou memberi tanggapan nasionalistik: “Mengapa saya tidak setuju? Tim medis relawan Tiongkok menyelamatkan hidup saya saat saya muda. Sekarang anak-anak Tiongkok sedang membangun kereta api untuk kita … Saya mencintai orang-orang Tiongkok. Saya suka Tiongkok!”

Internet menyala dengan kritik setelah acara tayang pada Kamis malam, menjelang Tahun Baru Imlek.

“Diskriminasi rasial begitu jelas,” tulis seorang microblogger, yang mempunyai nama Chen Fei Tutu.

“Apakah ini bangsa kita yang sedang menyebarluaskan nilai-nilai Tiongkok? Ketika orang kulit putih mendiskriminasi kita, kita sangat tidak puas, tapi sekarang kita bersikap diskriminatif terhadap orang-orang Afrika dalam publisitas tersebut. Betapa memalukan.”

Kementerian luar negeri Tiongkok tidak segera memberi tanggapan pada hari Jumat dari Reuters untuk mengomentari tuduhan rasisme tersebut.

Pada microblog Weibo, platform informasi online, Tutopia mengatakan, “Bayangkan jika itu adalah orang kulit putih dengan riasan hitam yang mengatakan dengan aksen yang berlebihan, ‘Saya cinta Amerika’, dan tidak dikritik oleh seluruh dunia.”

Yang lainnya menyatakan sketsa itu sebagai hal yang memalukan.

Program sandiwara, musik, dan tarian lebih dari empat jam telah menjadi bahan pokok televisi sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1983, yang biasanya menghasilkan ratusan juta pemirsa. Namun program ini semakin dikritik oleh pemirsa domestik karena secara terang-terangan mengumumkan propaganda Partai Komunis.

Diskusi umum tentang diskriminasi rasial tidak biasa di Tiongkok, yang didominasi oleh mayoritas etnis Han tapi juga merupakan rumah bagi puluhan kelompok minoritas serta arus masuk penduduk asing, termasuk orang Afrika.

Pada tahun 2016, sebuah perusahaan deterjen binatu di Tiongkok meminta maaf setelah menjalankan iklan di mana seorang pria kulit hitam dimasukkan terlebih dulu ke mesin cuci hanya untuk mewujudkan diri sesaat berikutnya sebagai pria Asia berkulit pucat. (ran)

ErabaruNews