Epochtimes.id- Bagi penggemar film fiksi Mandarin, mungkin tak asing lagi dengan film “Journey to the West” atau “Perjalanan ke Barat”. Salah satu episodenya menceritakan ketika “Kera Sakti”dalam Perjalanan ke Barat singgah ke “Negeri kaum wanita.”
Apakah di dunia nyata memang ada negeri seperti yang tercantum dalam film tersebut?
Negeri ini benar-benar ada ditemukan di dunia ini. Kota ini terletak di pulau biarawati satu-satunya di Tiongkok.
Pulau ini dihuni puluhan ribu biarawati. Kaum pria dilarang menginjakkan kakinya disini. Pulau itu adalah Juemu Island di kuil Ya-Qing.
Kuil Yaqing terletak di desa Acha, Distrik Changtai, Kabupaten Baiyu, provinsi Sichuan, Tiongkok. Kabupaten Baiyu berada di tepi Sungai Jinsha dan menghadap ke seberang sungai di Tibet.
Daerah ini terletak di pegunungan terpencil yang saling terhubung dengan Provinsi Sichuan dan Tibet. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan sungai yang jernih. Suhu di wilayah ini hanya beberapa derajat celcius meski di musim panas pada Juli dan Agustus.
Arus sungai Changqu yang mengalir dari sungai Jinsha yang bersilangan mengelilingi seluruh kompleks bangunan kuil. Sungai Changqu berhaluan di tengah padang rumput Zhangtai, dan membagi kuil menjadi dua bagian, mengalir deras ke sungai di Tibet.
Ada dua jembatan di sungai terpisah pulau tersebut. Satu jembatan dari semen yang menghubungkan aula utama dan satu jembatan gantung yang menghubungkan sisi kanan gunung (tempat kultivasi). Geografi pulau ini satu sisi pulau terhubung dengan bukit yang relatif datar. Sekitarnya terdapat aula utama yang disediakan untuk latihan konsentrasi.
Pulau biarawati ini melarang kaum pria menginjakkan kakinya disini. Hanya kaum wanita yang dibolehkan berkultivasi dan belajar agama Buddha di sini. Setiap tahun, banyak kaum wanita yang berkultivasi dan mendiskusikan ajaran Buddha. (weibo.com)
Di pulau yang penuh dengan misteri ini, para Juemu atau istilah untuk biarawati senior pulau tersebut membangun lebih dari 20.000 kamar berupa “kotak atau ruangan kecil” untuk berkultivasi. Setiap kotak/ruangan kecil hanya dapat menampung satu orang.
Rumah-rumah sederhana tidak terlindung dari hawa dingin. Sebagai perlindungan mereka menggantung tirai merah di luar untuk mengusir hawa dingin.
Setelah memasuki musim dingin setiap tahun, para biarawati akan memasuki ruangan “kotak kecil” yang dibangun sendiri. Mereka melakukan “kultivasi tertutup model klaster/kelompok” selama seratus hari.
Bagaimana biarawati yang hidup di wilayah ini? Mereka sehari-hari mengalami kehidupan yang sangat keras. Tidak ada perangkat komunikasi apa pun dan terisolasi dari dunia luar.
Oleh karena itu, bahan-bahan pokok sangat langka. Di sini, para Juemu/biarawati mengatasi sendiri semua masalah kehidupan sehari-hari, misalnya menimba air, memotong kayu, membangun dan memperbaiki rumah, menjahit serta memperbaiki pakaian.
Pulau ini selalu kekurangan pasokan dan tidak ada listrik hingga hari ini. Tetapi penduduknya sangat bahagia bermukim di sana.
Pulau ini melarang kaum Laki-laki menginjakkan kakinya. hanya kaum wanita yang dibolehkan masuk untuk berkultivasi dan belajar agama Buddha. Setiap tahun, banyak kaum wanita yang berkultivasi dan mendiskusikan ajaran Buddha disini.
Namun, kabar buruknya, sejak tahun 2017 hingga sekarang, Partai Komunis Tiongkok tidak hanya menghancurkan biara-biara Buddha seperti Perguruan Tinggi Buddha Larong di Ganzi dan Kuil Yaqing, Sichuan, tetapi juga mengutus pejabat dari Partai Komunis Tiongkok untuk menjadi dekan di Sekolah Tinggi Buddha ini.
Pada Agustus tahun lalu, ada rumor tentang pembongkaran paksa oleh PKT terhadap Kuil Yaqing.
Radio Free Asia melaporkan bahwa sekitar 2.000 biarawati diusir dan 2.000 pondok biarawati akan dihancurkan secara paksa. (jon/asr)
EpochTimesId — Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan pelayaran Tiongkok, pada 21 Maret 2019. Perusahaan itu dikatakan membantu Korea Utara menghindari sanksi atas program senjata nuklirnya. Ini adalah sanksi pertama terkait Korea Utara sejak KTT AS-Korea Utara gagal mencapai kesepakatan bulan lalu.
Departemen Keuangan AS juga mengeluarkan daftar yang diperbarui, yang berisikan daftar 67 kapal yang disebut terlibat dalam transfer ilegal minyak sulingan dengan kapal tanker Korea Utara, atau diyakini telah mengekspor batubara Korea Utara.
Amerika mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang baru terkena sanksi sebagai Dalian Haibo International Freight Co Ltd dan Liaoning Danxing International Forwarding Co Ltd. Dua perusahaan itu dituduh membantu Korea Utara dalam menghindari sanksi AS dan sanksi internasional.
Reuters tidak dapat menemukan detail kontak bagi perusahaan mana pun, untuk meminta komentar dan konfirmasi.
New satellite imagery shows no significant changes to the vertical engine test stand or launch pad at North Korea's Sohae launch facility since the last @BeyondCSISKorea report was published 11 days ago.
Dengan sanksi terbaru, Amerika melarang transaksi antara perusahaan AS dengan perusahaan yang dijatuhi sanksi. Amerika juga membekukan aset apa pun yang mereka miliki di Amerika Serikat.
Washington mengumumkan langkah-langkah ini, tiga minggu setelah pertemuan kedua antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un gagal mencapai hasil positif. Korea Utara meminta bantuan AS agar terhindar dari sanksi, dan sebagai imbalannya, pihak AS meminta agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya.
Amerika Serikat telah memimpin upaya internasional untuk menekan Korea Utara melalui sanksi untuk menghentikan program rudal nuklir dan balistiknya.
“Amerika Serikat dan mitra kami yang berpikiran sama tetap berkomitmen untuk mencapai denuklirisasi akhir Korea Utara yang sepenuhnya diverifikasi dan dapat diyakini, bahwa implementasi penuh dari resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Korea Utara sangat penting untuk hasil yang sukses,” ujar Menteri Keuangan Steven Mnuchin kata dalam sebuah pernyataan.
“Kami akan terus menegakkan sanksi kami, dan kami membuatnya secara eksplisit menjelaskan bahwa perusahaan pelayaran yang menggunakan taktik menipu untuk menutupi perdagangan gelap dengan Korea Utara membuat mereka menghadapi risiko besar,” tambah Mnuchin.
Sanksi terbaru menunjukkan ada beberapa ‘kebocoran’ dalam penerapan sanksi terhadap Korea Utara oleh Tiongkok. Namun, Beijing sebagian besar mematuhi resolusi AS, menurut seorang pejabat senior AS kepada wartawan, yang berbicara dengan syarat anonim.
Pejabat itu mengatakan bahwa perusahaan keuangan dan juga pelayaran mengambil risiko tindakan AS jika mereka ditemukan melanggar sanksi. Pejabat itu bersikeras, bagaimanapun, bahwa pengumuman hari Kamis dimaksudkan untuk mempertahankan penegakan sanksi terhadap Korea Utara daripada meningkatkan tekanan.
Sang Pejabat menolak untuk mengatakan apakah Washington berusaha mengirim pesan pasca-KTT ke Pyongyang. Dia hanya mengatakan Trump telah menjelaskan bahwa pintu masih terbuka lebar untuk melanjutkan dialog dengan Korea Utara. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Amerika Serikat tengah memblokir ekspansi 5G dari perusahaan Huawei Tiongkok di seluruh dunia. Bersamaan itu, Amerika Serikat selangkah lebih maju dalam perang teknologi ini. Amerika meluncurkan penelitian dan pengembangan teknologi nirkabel generasi keenam – 6G.
Menurut laporan media AS, Federal Communications Commission (FCC) atau Komisi Komunikasi Federal, sebuah Lembaga independen dari pemerintah Amerika Serikat, lembaga ini mulai meluncurkan penelitian dan pengembangan teknologi nirkabel generasi keenam – 6G.
Saat ini, operator di berbagai negara secara aktif menerapkan layanan jaringan 5G. Sementara itu, persaingan dalam memimpin teknologi nirkabel generasi kelima – 5G antara Amerika Serikat dan Tiongkok menarik perhatian luas dari dunia luar.
Beberapa analis percaya bahwa perang dagang AS – Tiongkok telah beralih dari perang dagang menjadi perang sains teknologi. Terkait pencurian kekayaan intelektual, subsidi perusahaan milik negara dan praktik perdagangan tidak adil Tiongkok lainnya, Amerika Serikat secara langsung menargetkan Huawei.
Amerika Serikat menuduh Huawei sebagai agen mata-mata di perusahaan swasta. Huawei juga dituding mencuri data intelijen di luar negeri untuk kepentingan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang membahayakan keamanan nasional.
Departemen Kehakiman AS terus menyelidiki kasus pencurian oleh Huawei. Menteri Luar Negeri AS Pompeo baru-baru ini memperingatkan sekutunya bahwa Amerika Serikat tidak akan bekerja sama dengan negara-negara yang menggunakan perangkat Huawei. Presiden Trump juga memiliki perintah eksekutif yang melarang Huawei menjual perangkat jaringan 5G di Amerika Serikat.
Wu Jialong, kepala ekonom AIA Capital, mengatakan, “Yang ditujukan Trump sebenarnya adalah praktik Huawei yang tidak adil dalam persaingan, tidak ada masalah bagi Amerika jika Huawei bersaing secara adil.”
Jelas, posisi dominan Amerika Serikat dalam teknologi terkemuka tidak perlu dipertanyakan lagi. Dalam perang teknologi ini, Amerika Serikat telah selangkah lebih maju dengan meluncurkan pengembangan jaringan nirkabel generasi keenam – 6G.
Komisi Komunikasi Federal AS, seperti dilansir US CNET (15/3/2019), dengan suara bulat memutuskan untuk membuka segmen frekuensi “THz Wave”, yang akan digunakan untuk layanan 6G di masa depan. Rentang frekuensi terahertz waves tersebut berada di kisaran 95 GHz (Ghz) hingga 3 terahertz (Thz) yang akan digunakan dalam percobaan 6G.
Menurut aturan yang relevan, Komisi Komunikasi Federal akan memberikan lisensi penggunaan frekuensi selama 10 tahun kepada beberapa produsen untuk menguji produk dan layanan baru terkait.
Theodore Scott Rappaport, profesor di Universitas New York mengatakan: “Beberapa pekan lalu, Presiden Trump sempat membicarakan tentang teknologi jaringan nirkabel 6G. Sebagai seorang insinyur listrik dan dosen, saya sangat senang mengetahui pemimpin negara kami sedang bekerja keras dalam mendukung daya saing AS dalam sains, teknologi, teknik dan matematika.”
Pada akhir Februari lalu, Trump menulis di Twitternya : “Saya berharap teknologi 5G dan bahkan 6G akan memasuki AS sesegera mungkin.” “Itu jauh lebih kuat, lebih cepat dan lebih pintar daripada standar jaringan saat ini.”
Terbetik berita, bahwa pada akhir bulan ini, para ilmuwan dan insinyur dari seluruh dunia akan berkumpul di Kota Oulu, Finlandia untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak teknologi komunikasi 6G. Negara-negara di seluruh dunia mulai bersiap untuk pengembangan layanan teknologi jaringan nirkabel 6G.
Menurut perkiraan para ahli dari lembaga konsultasi, ponsel 6G generasi berikutnya akan tersedia antara tahun 2030 dan 2035, kapasitas transmisi 6G akan 100 kali lebih tinggi daripada 5G. Akses Internet seluler 5G saat ini menggunakan koneksi kecepatan fiber dengan standar kecepatan beberapa Gbps, sebuah film dapat diunduh hanya dalam beberapa detik. (Jon/asr)
EpochTimesId – Ketika babi di peternakan pembibitan Xinda Husbandry Co Ltd di utara Tiongkok mulai mati dalam jumlah yang meningkat pada awal Januari 2019, semakin besar kemungkinan bahwa peternakan tersebut telah diserang oleh virus demam babi Afrika yang sangat ditakuti, penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh negeri Tiongkok sejak tahun lalu.
Tetapi setelah mengambil sampel dari beberapa babi, pejabat lokal di distrik Xushui di Kota Baoding, sekitar satu jam perjalanan dari Beijing, mengatakan hasil uji tersebut kembali negatif, kata Sun Dawu, ketua Kelompok Pertanian Hebei Dawu, pemilik peternakan.
Ketika ratusan babi mulai mati setiap hari di peternakan yang memiliki 20.000 ekor babi, perusahaan tersebut menggunakan peralatan uji yang menunjukkan beberapa hasil uji adalah positif mengandung virus demam babi Afrika. Tetapi setelah lobi lebih lanjut oleh Xinda Husbandry Co Ltd, para pejabat baru saja menawarkan subsidi perusahaan untuk bangunan pertanian dan investasi lainnya, kata Sun Dawu.
Akun Sun Dawu mengenai peristiwa dan gambar yang diambil oleh staf peternakan mengenai barisan babi mati yang tergeletak dan menumpuk di luar peternakan tidak dapat terbukti secara bebas.
Dalam tanggapannya melalui faks kepada Reuters pada 19 Maret, distrik Xushui mengatakan bahwa pihaknya membuka penyelidikan atas kasus tersebut, dan menambahkan bahwa pihaknya telah menemukan beberapa “ketidaksesuaian” dengan versi peristiwa yang dilaporkan.
Para petani dan orang dalam industri lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa epidemi demam babi Cina di Tiongkok jauh lebih luas daripada yang dilaporkan secara resmi, membuat penyakit ini lebih sulit untuk dicegah penyebarannya, sehingga berpotensi menyebabkan kekurangan daging babi dan meningkatkan kemungkinan penyebarannya di luar perbatasan Tiongkok.
“Kami sangat berharap mendapatkan jumlah kasus tidak dilaporkan,” kata Paul Sundberg, direktur eksekutif di Pusat Informasi Kesehatan Babi di Ames, Iowa, yang didanai oleh produsen daging babi Amerika Serikat.
“Dan jika ada begitu banyak virus di lingkunganTiongkok, maka kita berisiko lebih tinggi untuk mengimpornya.”
Tiongkok tidak mengizinkan penjualan komersial alat uji demam babi Afrika, meskipun kini sudah banyak tersedia. Konfirmasi resmi harus berasal dari laboratorium yang disetujui negara.
“Konfirmasi publik penyakit tersebut adalah tugas pemerintah,” Sun Dawu mengatakan kepada Reuters di kantor pusat perusahaannya di Xushui pada akhir Februari 2019.
Frustrasi karena kurangnya tindakan dan meningkatnya kerugian akibat penyakit ini, Sun Dawu akhirnya menerbitkan rincian dugaan wabah pada platform Weibo yang mirip Twitter Tiongkok pada tanggal 22 Februari 2019.
Dua hari kemudian, berita tersebut menjadi kasus demam babi Afrika yang pertama di Provinsi Hebei, salah satu daerah penghasil babi di bagian paling utara Tiongkok, yang dilaporkan oleh Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok, sekitar tujuh minggu setelah perusahaan tersebut mengatakan telah memperingatkan pemerintah setempat.
Pada saat itu, lebih dari 15.000 babi di peternakan Xinda sudah mati, kata Sun Dawu, dan perusahaan itu bahkan menjual ribuan babi — berpotensi menyebarkan penyakit lebih lanjut.
Sun Dawu mengatakan para pejabat tidak menjelaskan mengapa hasil uji pertama adalah negatif, meskipun ia menduga mungkin karena mereka mengambil sampel dari babi yang masih hidup di pertanian dan tidak menguji sampel babi yang sudah mati.
Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok tidak menjawab permintaan faks untuk mengomentari kasus ini.
Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok telah memperingatkan agar tidak menutup-nutupi wabah penyakit ini, dan pada bulan Januari 2019 menyoroti dua pertanian besar yang berusaha menyembunyikan wabah ini.
Foto: Petugas polisi dan pekerja dengan pakaian pelindung terlihat di sebuah pos pemeriksaan di jalan menuju sebuah peternakan milik Grup Hebei Dawu di mana demam babi Afrika terdeteksi, di distrik Xushui, Baoding, Provinsi Hebei, Tiongkok pada tanggal 26 Februari 2019. (Hallie Gu / Reuters)
Wabah yang belum dikonfirmasi
Akun terperinci dari wabah yang belum dikonfirmasi yang dibagikan kepada Reuters oleh dua manajer perusahaan pertanian lainnya menunjukkan bahwa pengalaman Sun Dawu tidaklah istimewa.
Dalam satu kasus di utara Tiongkok tahun lalu, pejabat setempat menolak untuk melakukan pengujian terhadap babi. Dalam kasus lain di Provinsi Shandong, hasil uji yang resmi kembali negatif, meskipun gejala klinisnya sangat mengarah kepada demam babi Afrika dan hasil uji positif diperoleh oleh perusahaan itu sendiri.
Tidak ada satu pun manajer yang mau disebutkan namanya karena kepekaan masalah ini.
Setelah wabah demam babi Afrika dikonfirmasi, semua babi di peternakan, serta yang babi berada dalam radius 1,8 mil, harus dimusnahkan dan dibuang, menurut hukum Tiongkok, dan petani harus dibayar 1.200 yuan (80 dolar Amerika Serikat) untuk satu ekor babi yang disembelih.
Untuk beberapa pemerintah daerah yang kekurangan uang, menghindari pembayaran kompensasi dapat menjadi insentif untuk tidak melaporkan penyakit, kata seorang pejabat senior bersama dengan seorang produsen babi yang besar.
Ketika penyakit itu menyerang salah satu dari 6.000 ekor babi betina dewasa di perusahaan peternakan di timur laut Tiongkok pada bulan November 2018, pemerintah setempat tidak melakukan apa-apa, kata pejabat tersebut.
“Kasus tersebut tidak pernah diuji oleh pemerintah. Kami tidak dapat melakukan uji karena kami tidak memiliki kemampuan. Tetapi tidak ada yang mempertanyakan apakah itu adalah kasus demam babi Afrika, berdasarkan gejala dan lesi,” kata pejabat senior tersebut kepada Reuters, yang menolak untuk diidentifikasi karena kebijakan perusahaan.
Seorang pejabat kabupaten di timur laut Provinsi Liaoning mengatakan kepada Reuters pada Januari 2019 bahwa pemerintah setempat telah mencurahkan begitu banyak uang dan sumber daya untuk mencegah dan mengendalikan demam babi Afrika sehingga kabupaten tersebut berisiko bangkrut.
Tetapi di Provinsi Shandong yang kaya, produsen babi terbesar di utara Tiongkok baru mengkonfirmasi satu kasus demam babi Afrika pada tanggal 20 Februari 2019.
Orang dalam di satu perusahaan mengatakan empat peternakan di provinsi Shandong menderita infeksi demam babi, namun, menunjukkan mungkin telah terjadi lebih banyak wabah yang belum dikonfirmasi.
Setelah wabah pertama perusahaan tersebut pada awal Januari 2019, pemerintah daerah melakukan pemeriksaan pada babi tersebut dan hasilnya kembali negatif, kata seorang eksekutif, yang menolak untuk diidentifikasi karena kepekaan masalah tersebut.
Biro peternakan provinsi Shandong tidak menanggapi faks yang mencari komentar mengenai kasus yang tidak dilaporkan.
‘Keacakan Ruang‘
Tidak ada obat atau vaksin untuk menyembuhkan demam babi Afrika dan telah membunuh sekitar 90 persen babi yang terinfeksi.
Analis meramalkan produksi babi di Tiongkok, yang memakan sekitar setengah dari daging babi dunia, akan turun lebih banyak daripada epidemi ‘telinga biru’ pada tahun 2006, salah satu wabah penyakit terburuk dalam beberapa tahun terakhir, dengan beberapa analis memperkirakan penurunan produksi babi sekitar 30 persen pada tahun 2019.
Itu akan membuat harga daging babi melonjak dan memicu permintaan besar untuk impor.
Pekan lalu, Kementerian Pertanian Tiongkok mengatakan bahwa jumlah kawanan babi pada Februari 2019 turun 16,6 persen tahun-ke-tahun, dan menaburkan stok turun lebih dari 19 persen.
Foto: Tampak penjualan daging babi di sebuah pasar di Beijing pada tanggal 26 Desember 2018. (Jason Lee / Reuters)
Tiongkok juga memiliki catatan pelaporan penyakit yang tidak merata. Rincian wabah telinga biru, yang menginfeksi lebih dari 2 juta babi, tidak muncul sampai berbulan-bulan setelah kerusakan telah dilakukan, dan jumlah babi yang mati masih diperdebatkan.
Sama seperti telinga biru, demam babi Afrika tidak membahayakan manusia, namun digolongkan sebagai penyakit yang dapat dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia yang berbasis di Paris, sebuah badan global yang mempromosikan transparansi, dan negara anggota Tiongkok wajib melaporkan setiap wabah.
“Anda harus bergerak lebih cepat daripada virus demam babi Afrika, demikian persamaan yang sangat sederhana mengenai cara mengendalikan penyakit,” kata Trevor Drew, direktur Laboratorium Kesehatan Hewan Australia di lembaga penelitian nasional, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization. “Jika anda tidak tahu di mana virus tersebut, anda tidak dapat membasminya.”
Sejak bulan Agustus 2018, Beijing telah melaporkan 112 wabah di 28 provinsi dan wilayah. Peningkatan ini melambat pada tahun 2019 dan Kementerian Pertanian Tiongkok mengatakan pada awal bulan ini situasinya “berangsur membaik.”
Tetapi beberapa orang mencurigai penyakit ini lebih buruk daripada laporan data resmi.
“Saya sangat berharap bahwa saya salah, tetapi jika saya mempertimbangkan karakteristik epidemiologis dari penyakit virus ini, saya harus sangat skeptis,” kata Dirk Pfeiffer, seorang profesor epidemiologi hewan di Universitas Kota Hong Kong.
Dia menunjuk ke “keacakan ruang” dari wabah yang dilaporkan, yang tidak biasa untuk penyakit menular, yang biasanya berkembang dalam kelompok.
Tingginya angka deteksi virus dalam produk makanan yang dibawa dari Tiongkok ke Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Australia, serta di dalam negeri, juga menunjukkan kehadiran virus yang jauh lebih tinggi pada babi Tiongkok daripada yang dilaporkan, kata Dirk Pfeiffer dan lainnya.
Pertanian Besar, Kerugian Besar
Dengan kepadatan babi yang sangat tinggi, sebagian besar dipelihara di peternakan dengan keamanan biologi yang rendah, penanganan penyakit diakui secara luas sebagai tantangan utama bagi Tiongkok.
Tetapi penyakit ini telah menyerang baik pertanian kecil dan produsen besar, kata orang dalam industri, meskipun ada kebersihan dan pelatihan yang lebih baik di peternakan pabrik.
“Produsen besar belum terselamatkan. Semua orang berusaha sangat keras dalam keamanan biologi, tetapi masih saja mengalami wabah, dan mereka frustrasi dan kehilangan harapan,” kata seorang manajer dengan perusahaan yang memasok beberapa produsen babi Tiongkok.
Ia mengatakan ia tahu delapan peternakan besar yang pernah mengalami wabah, termasuk dua di peternakan besar yang memiliki 10.000 ekor babi betina dewasa. Tidak ada yang dilaporkan secara resmi.
Ia menolak disebutkan namanya atau mengungkapkan nama-nama produsen karena kerahasiaan klien.
Beijing belum secara resmi melaporkan kasus demam babi di peternakan produsen besar yang terdaftar, yang sahamnya diperdagangkan pada tingkat rekor karena investor bertaruh produsen besar akan mendapat manfaat dari pasokan yang lebih ketat.
Qin Yinglin, ketua produsen babi No.2 di Tiongkok, yaitu Muyuan Foods Co Ltd, yang memelihara 11 juta babi untuk disembelih tahun lalu, mengatakan sebagian besar babi di perusahaan besar kemungkinan akan terinfeksi.
“Jika anda memeriksa secara teliti, menguji babi satu per satu, maka pasti dapat teratasi. Ini adalah acara dengan probabilitas yang tinggi,” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Ia mengatakan “belum tahu” apakah perusahaannya terkena.
Untuk denah lokasi Demam babi Afrika di Tiongkok silahkan klik https://tmsnrt.rs/2QMhmzL
Epochtimes.id- Ledakan dahsyat terjadi di sebuah pabrik bahan kimia yang memproduksi pestisida di Yancheng, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, pada Kamis 21 Maret lalu sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Dampak ledakan keras ini menyebabkan jendela-jendela gedung di sekitar lokasi kejadian hancur berantakan. Sejumlah korban tewas maupun luka-luka tersungkur di jalanan.
Di antara korban itu, tampak bekas darah di wajah beberapa anak-anak dan menangis histeris di tempat kejadian.
Pihak berwenang Komunis Tiongkok mengatakan enam orang dinyatakan tewas dan 30 lainnya luka serius.
Melansir media Tiongkok, Pusat Jaringan Gempa Tiongkok (CENC) mencatat gempa bermagnitudo 3,0 pada saat terjadinya ledakan dengan kedalaman 0 km. Gempa ini diduga disebabkan oleh gelombang kejut dari ledakan besar itu.
Dari gambar dan video yang beredar ke dunia maya, kobaran api tampak menjulang tinggi. Asap tebal membentuk awan di angkasa. Terdengar suara ledakan.
Kaget ledakan itu, banyak warga berusaha menyelamatkan diri dari tempat kejadian.
Sementara menurut laporan “Yangtze Evening Post”, akibat ledakan banyak kaca jendela rumah di wilayah pemukiman Guannan di utara Guanhe dan kaca jendela sekolah sekitarnya hancur. Sementara itu, belasan mobil yang diparkir di sekitar rusak parah, menyebabkan banyak korban luka-luka.
Laporan itu mengutip dari penggalan video yang diduga berasal dari dalam pabrik yang meledak.
Sedangkan pemerintah daerah setempat yang dikutip media ini menyebutkan, hingga pukul 7 malam waktu Beijing, dipastikan ledakan menyebabkan 6 korban tewas, 30 korban luka berat dan beberapa korban lainnya mengalami luka ringan.
Namun, sejumlah warganet meragukan laporan yang dibeberkan aparat setempat.
Warganet bertanya-tanya sangat tidak mungkin hanya 6 orang tewas. Sedangkan ledakan yang terjadi sangat besar. Apalagi ledakan menimbulkan gempa di beberapa kabupaten.
“Mungkinkah hanya 6 korban tewas,” demikian pertanyaan warganet.
Akan tetapi Kepolisian di provinsi Jiangsu memperingatkan kepada warganet terkait kegemparan ledakan di dunia maya Tiongkok. Pihak kepolisian meminta tidak berlebihan menyebutkan jumlah korban tewas maupun terluka, atau polisi akan menindak tegas.
Kesaksian warga yang tinggal di Kota Lian yun-gang menuturkan kepada Beijing Youth Daily bahwa pada 21 Maret sore waktu setempat, saat itu ia sedang membaca novel di tempat tidur.
Saksi mengungkapkan awalnya dia mendengar ledakan kecil, lalu disusul ledakan yang sangat keras. Akibatnya, kaca jendela rumah di sekitar tempat tinggalnya hancur, bahkan pintu rumah beberapa warga rusak akibat guncangan hebat dari ledakan itu.
Saksi mata itu mengaku melihat empat orang dilarikan ke rumah sakit karena terluka akibat goresan pecahan kaca.
Sementara saksi mata lainnya mengatakan bahwa ada sekolah dan taman kanak-kanak di dekat lokasi kejadian. Dia menyebutkan terjadinya kepanikan hingga terdengar anak-anak menangis histeris.
Liu jie, seorang blogger keuangan terkenal Tiongkok mengatakan unggaha tulisannya di internet, dia mengutip sumber internal, ledakan itu mungkin disebabkan oleh kesalahan operasional pekerja.
Dia menulis, Rumah Sakit di Kabupaten Xiangshui, Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Pusat Kesehatan Chen jia gang disesaki dengan pasien.
Warganet lainnya mengungkapkan, terdapat sejumlah korban luka di daerahnya, rumah-rumah di sekitar tampak hancur berantakan. Warganet ini menyebutkan telinga anak-anak mengalami gangguan akibat suara ledakan keras ini.
Sebuah Video yang dibagikan sesama warganet tampak mengerikan, banyak korban mengalami cedera serius!” Yang paling parah banyak anak-anak di sebuah sekolah dasar luka-luka akibat dampak ledakan. (jon/asr)
Nota Kesepakatan tentang proyek One Belt One Road (OBOR) yang ditandatangani antara Tiongkok dengan Italia telah menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat.
AS pernah memberitahu pemerintah Italia untuk tidak mendukung “proyek terapung” komunis Tiongkok itu. Beberapa hari lalu, seorang sumber yang mengetahui masalah ini mengungkapkan bahwa pemerintah Italia telah menghapus seluruh konten masalah teknis dan komunikasi dalam perjanjian OBOR.
The New York Times melaporkan pada 19 Maret lalu bahwa ambisi global komunis Tiongkok semakin memicu kewaspadaan negara Barat. Amerika Serikat menganggap inisiatif OBOR Tiongkok sebagai potensi ancaman terhadap ekonomi dan militer. Sedangkan negara-negara anggota Uni Eropa seperti Prancis dan Jerman juga keberatan dengan proyek OBOR.
Gedung Putih telah mendesak pemerintah Italia untuk menghindari penggunaan teknologi jaringan 5G Huawei. AS memperingatkan pemerintah Tiongkok dapat menggunakan perangkat (Huawei) untuk mengganggu dan diam-diam memantau jaringan komunikasi. Jika tetap membeli peralatan Huawei, maka AS tidak akan membagikan linformasi intelijen yang sensitif kepada Italia.
Laporan mengutip ucapan sumber yang memahami masalah ini mengatakan bahwa Italia telah menghapus semua konten mengenai hal teknis dan komunikasi dari perjanjian OBOR.
Pada Kamis (21/3/2019) Xi Jinping tiba di Roma, Italia. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte dalam seminar kebijakan luar negeri yang diadakan pada 8 Maret lalu telah mengkonfirmasikan bahwa Italia bermaksud menandatangani nota kesepahaman dengan komunis Tiongkok untuk bergabung dalam proyek OBOR Beijing.
Giuseppe Conte mengungkapkan bahwa ia juga bermaksud untuk mengunjungi Beijing pada bulan April mendatang. Kunjungan ini dalam rangka berpartisipasi pada forum tingkat tinggi kerjasama internasional OBOR kedua.
Menanggapi ucapan Giuseppe Conte, Garrett Marquis, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih melalui pesan Twitter pada 9 Maret menyebutkan bahwa Italia adalah salah satu tujuan ekonomi dan investasi utama dunia, tetapi pemerintah Italia tidak perlu mendukung “proyek terapung” milik komunis Tiongkok.
Sebelumnya, Garrett Marquis mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Financial Times bahwa partisipasi dalam pembangunan infrastruktur OBOR akan merusak citra internasional Italia.
Bahkan, internal pemerintahan juga terjadi perdebatan sengit bergabungnya Italia dengan inisiatif OBOR Tiongkok. Wakil Menlu Italia Guglielmo Picchi pada 6 Maret lalu mengatakan bahwa, sekarang bukan saatnya bagi Italia untuk menandatangani MOU mengenai rencana pembangunan infrastruktur OBOR dengan komunis Tiongkok.
Lucio Caracciolo, kepala majalah geopolitik terkenal Italia ‘Limes’ berpendapat bahwa penandatanganan MOU untuk kerjasama OBOR antara Roma dengan komunis Tiongkok sama sekali tidak mempertimbangkan risiko geopolitik. Apalagi, tidak bernegosiasi terlebih dahulu dengan mitra Barat. Sikap ini, bagi Lucio adalah meremehkan kekhawatiran dunia luar tentang ambisi global komunis Tiongkok.
Menurut Lucio, dikhawatirkan langkah Roma pada akhirnya akan menyebabkan dua sisi ketidaknyamanan Italia, yaitu, tidak memperoleh manfaat nyata dari proyek OBOR. Sedangkan Amerika Serikat akan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan karena Italia dan Tiongkok “berjalan terlalu dekat.”
Uni Eropa makin waspada terhadap komunis Tiongkok, Huawei menemui banyak hambatan
Eropa saat ini merupakan pasar terbesar di luar Tiongkok bagi Huawei. Namun, karena Amerika Serikat mendesak sekutunya untuk tidak menggunakan produk Huawei. Ini setelah diperingatkan bahwa perangkat ini dapat menyebabkan agen intelijen negara komunis itu terlibat dalam kegiatan spionase. Maka beberapa negara Barat sudah mempertimbangkan untuk membatasi masuknya Huawei ke pasar konstruksi jaringan 5G di negara mereka.
Akhir-akhir ini, Uni Eropa menjadi lebih peduli terhadap risiko mata-mata Huawei. Komisi Eropa sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan larangan praktis terhadap peralatan jaringan 5G Huawei.
Pada 12 Maret lalu Uni Eropa mengeluarkan sebuah laporan tentang ‘Prospek Strategis Eropa – Tiongkok’ yang bernada cukup tegas. Dilaporkan bahwa Uni Eropa telah menyesuaikan kembali strategi UE – Tiongkok dengan sikap yang keras.
Beberapa analis percaya bahwa ini menunjukkan sikap Uni Eropa terhadap komunis Tiongkok yang telah diubah dari statusnya ‘mitra dagang terbesar’ yang sudah berjalan bertahun-tahun, menjadi negara perlu diwaspadai dan lebih defensif terhadapnya.
Media Jerman ‘Handelsblatt’ bulan lalu melaporkan bahwa perusahaan telekomunikasi utama Jerman, Deutsche Telekom dan Telefonica Jerman, sedang mempersiapkan kemungkinan untuk tidak menyertakan Huawei dalam pembangunan infrastruktur jaringan 5G Jerman.
Menurut laporan itu, pemerintah federal Jerman percaya bahwa perusahaan operator Jerman akan secara sukarela menghindari penggunaan teknologi 5G Huawei karena tekanan politik dan risiko keamanan saat ini.
Badan intelijen Norwegia dan Layanan Keamanan Polisi (Politiets sikkerhetstjeneste-PST), pada awal Februari lalu mengeluarkan laporan tahunan mengenai penilaian ancaman di negara itu. Intelijen Norwegia mengutuk komunis Tiongkok mencuri rahasia negara itu dan menyerukan pemerintah untuk mewaspadai Huawei.
Pada 18 Januari lalu, Dinas Perkeretaapian Denmark ‘Banedanmark’ yang berada di bawah Kementerian Transportasi Denmark telah membatalkan kontrak kerja sama pemasangan jaringan dengan mitra terbesar Huawei di Denmark ‘NetNordic’. Alasannya karena keamanan siber. Padahal kontrak yang pekerjaannya akan berlangsung selama 6 tahun ini baru saja ditandatangani pada bulan Nopember tahun lalu.
Pada 14 Januari lalu, Badan Keamanan Nasional Polandia menangkap Wang Weijing, seorang direktur senior perusahaan Huawei di Polandia karena dicurigai melakukan kegiatan spionase. Kejadian ini telah memperburuk kekhawatiran global bahwa Huawei dapat digunakan sebagai alat spionase global oleh komunis Tiongkok. (Sin/asr)
EpochTimesId – Pihak berwenang di Belanda sedang menyelidiki kemungkinan ada motif teroris di balik penembakan sebuah trem di Belanda. Sebanyak tiga orang meregang nyawa dalam insiden pada 18 Maret 2019 lalu.
Jaksa mengatakan bahwa mereka menemukan surat di mobil yang digunakan untuk melarikan diri oleh tersangka Gokmen Tanis. Pria kelahiran Turki berusia 37 tahun itu ditangkap setelah perburuan selama 7 jam di kota Utrecht.
Dua tersangka lainnya yang berusia 23 dan 27 tahun juga telah ditangkap, menurut polisi. Akan tetapi, belum jelas apa peran mereka dalam insiden penembakan itu.
“Hingga saat ini, motif teroris sedang dipertimbangkan secara serius. Berdasarkan sifat penembakan, dan surat yang ditemukan di mobil yang melarikan diri,” kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan.
Namun, Tanis kemungkinan juga dimotivasi oleh alasan pribadi, bukan politik atau paham radikal.
“Motif lain tidak dikesampingkan,” kata polisi Belanda dalam pernyataan itu.
Tanis memiliki sejarah kriminal yang tercatat, menurut media lokal RTV Utrecht. Dia juga terlibat insiden penembakan pada 2013.
Dia sempat ditahan awal bulan ini atas dugaan pemerkosaan. Namun, tersangka langsung dibebaskan dengan jaminan pada 1 Maret 2019, Pengadilan Distrik Utrecht mengatakan dalam sebuah pernyataan. Tanis dijadwalkan menghadapi sidang dakwaan pemerkosaan pada Juli 2019.
Foto yang diambil dari rekaman CCTV menunjukkan Gokmen Tanis, tersangka dalam penembakan di Utrecht, Belanda, pada 18 Maret 2019. (Foto : Polisi Utrecht/Handout via Reuters/The Epoch Times)
Hukum Belanda menetapkan bahwa Dia harus dibawa ke hadapan hakim pada hari Kamis, 21 Maret 2019. Namun, Jaksa tidak wajib mengajukan dakwaan pada persidangan pertama tersebut.
Seorang pengusaha setempat mengatakan kepada BBC Turki bahwa Tanis di masa lalu bertempur di Republik Rusia Chechnya, tempat perlindungan jihadis yang terkenal.
“Dia ditangkap karena memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS, tetapi kemudian dibebaskan,” kata pengusaha itu, menurut BBC.
Jaksa belum menemukan hubungan antara para korban, seorang wanita berusia 19 tahun dan dua pria berusia 28 dan 49 tahun, dengan Tanis. Tiga orang lainnya terluka parah dalam penembakan itu, yang terjadi di lingkungan perumahan yang tenang yang dikenal dengan komunitas imigran yang lumayan besar.
Mahmut Tanis, seorang paman dari tersangka yang tinggal di Belanda, mengatakan kepada media Turki bahwa Dia tidak yakin Tanis memiliki motif terorisme.
“Melihat kondisi keponakan saya, kemungkinan bahwa apa yang dia lakukan adalah serangan teror skala rendah,” katanya, dilansir Reuters.
Sang paman menambahkan bahwa dia belum melihat keponakannya itu selama bertahun-tahun.
Utrecht adalah kota yang selama ini dikenal damai, dengan sekitar 340.000 penduduk. Masjid, sekolah, dan universitas setempat dievakuasi sesaat setelah penembakan terjadi. Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte langsung mengadakan rapat penanggulangan krisis.
Bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh Belanda pada 19 Maret 2019, sebagai penghargaan kepada para korban. Banyak warga juga berdatangan untuk meletakkan bunga di lokasi serangan, di kawasan ’24 Oktoberplein’ di Utrecht. (JOHN SMITHIES/The EPoch Times/waa)
EpochTimesId – Parlemen Italia menghalangi para jaksa penuntut untuk melakukan penyelidikan terhadap Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini, pada 20 Maret 2019. Jaksa ingin menyelediki kasus Salvini dalam dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan penculikan para imigran gelap.
Salvini, yang juga menjabat menteri dalam negeri dan pemimpin partai Liga sayap kanan, telah menyatakan pelabuhan Italia tertutup bagi migran ilegal dan pencari suaka. Kebijakan yang diterapkan sejak Dia bergabung untuk membentuk koalisi yang berkuasa pada tahun lalu, dengan Gerakan anti-kemapanan, 5-Star Movement.
Pada bulan Agustus 2018, Mendagri memblokir kapal penjaga pantai Italia yang membawa 150 migran, selama hampir satu minggu di lepas pantai Sisilia. Sebelum akhirnya kapal itu diijinkan berlabuh, setelah Albania, Irlandia, dan Gereja Katolik Italia sepakat untuk menampung mereka.
Hakim kemudian menempatkan nama Salvini dalam penyelidikan, dan meminta parlemen untuk mencabut kekebalan politiknya agar dapat diadili. Akan tetapi, pada 20 Maret 2019, majelis tinggi parlemen, Senat, menolak permintaan itu dan mengatakan dia bertindak demi kepentingan nasional.
“Saya harap tidak ada seorang pun di majelis ini, mengalami kesulitan dalam memahami konsep negara dan kedaulatan nasional,” kata Salvini kepada para anggota parlemen menjelang pemungutan suara.
“Inilah alasan rakyat Italia menggajiku: Untuk mempertahankan perbatasan kita, dan untuk menjaga keamanan negara kita.”
Dengan pemungutan suara masih berlangsung, Senator Maurizio Gasparri, yang mengepalai panel yang ditugasi mempertimbangkan kasus Salvini, mengatakan sudah jelas bahwa sebagian besar telah memilih untuk mendukungnya.
Masalah ini telah menebarkan perpecahan dalam pemerintahan dan khususnya dalam koalisi 5-Star, yang di masa lalu mengkritik manuver parlemen untuk menghentikan proses peradilan terhadap anggota parlemen.
Luigi Di Maio, pemimpin 5-Star, mengadakan pemungutan suara online bulan lalu di antara anggota, yang memilih 59-41 persen untuk melindungi Salvini.
Namun, dua senator 5-Star mengatakan mereka akan mengabaikan pemungutan suara itu dan memilih melawan sekutu koalisi mereka. Mereka diperkirakan akan keluar dari koalisi, yang akan mengurangi kursi mayoritas Senat pemerintah yang sudah ramping.
Sebuah usaha dipimpin Italia untuk menghentikan jaringan penyelundupan orang (imigran) dan meningkatkan pencegatan oleh penjaga pantai Libya. Kebijakan itu membantu mengurangi jumlah migran yang berhasil melintasi Laut Mediterania dari Afrika ke Italia sekitar 80 persen tahun lalu, menjadi sekitar 23.000, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi. Sekitar 1.300 tewas dalam upaya itu.
Dalam serangkaian terbaru dari kebuntuan yang melibatkan kapal penyelamat kemanusiaan, sebuah kapal Italia yang membawa 49 migran Afrika dikawal ke pelabuhan Lampedusa oleh polisi pada 19 Maret 2019. Salvini meminta semua awak kapal untuk ditangkap.
Jaksa penuntut pada 20 Maret 2019 memerintahkan kapal itu untuk disita dan membuka penyelidikan terhadap kapten kapal tersebut. Kapten kapal diduga membantu dan bersekongkol dengan sindikat perdagangan manusia. Sebuah sumber pengadilan mengatakan seorang hakim telah memerintahkan agar kapal itu, Mare Jonio, ditahan.
Kapal itu menjemput para migran, termasuk 12 anak di bawah umur, pada 18 Maret setelah perahu karet mereka mulai tenggelam di Mediterania tengah, sekitar 42 mil di lepas pantai Libya.
Kapal kemanusiaan segera berlayar ke pulau Lampedusa di Italia, menentang Salvini. Setelah awalnya dicegah dari dermaga, Mare Jonio tiba-tiba ditemani oleh polisi di malam hari saat badai mendekat.
Sumber peradilan mengatakan para migran akan diizinkan turun, sementara kapal akan disita dan para kru menghadapi kemungkinan investigasi. (REUTERS/The Epoch Times/waa)
EpochTimesId – Eksekutif Uni Eropa mendesak para pemimpin Uni Eropa minggu ini untuk bersikap keras dalam berbisnis dengan Beijing dan menggunakan pasar mereka sebesar 2,4 triliun euro (2,7 triliun dolar Amerika Serikat) dalam tender publik sebagai pengungkit untuk menekan negara-negara seperti Tiongkok untuk membuka diri.
Blok itu berusaha menghindari terlibat dalam perang dagangan multi-miliar dolar antara Washington dan Beijing, tetapi semakin frustrasi oleh subsidi dan keterlibatan negara dalam ekonomi Tiongkok, dan apa yang dilihatnya sebagai lambatnya laju perubahan.
Wakil Presiden Komisi Eropa Jyrki Katainen mengatakan kepada Reuters bahwa telah hilang kesempatan saat Tiongkok, mitra dagang barang terbesar kedua untuk Uni Eropa, dapat berargumen bahwa Tiongkok perlu melindungi ekonominya yang sedang berkembang.
“Gaya lama benar-benar telah usang,” kata Jyrki Katainen dalam sebuah wawancara.
Para pemimpin Uni Eropa akan memperdebatkan hubungan dengan Tiongkok saat makan malam pada pertemuan puncak pada tanggal 21 Maret 2019.
Kini Komisi Eropa ingin menghidupkan kembali proposal yang dapat mengarah pada blok yang membatasi akses perusahaan asing ke tender publik jika ada diskriminasi terhadap perusahaan Uni Eropa untuk produk barang dan jasa mereka dengan harga dan servis terbaik.
Dalam kasus seperti itu, biaya tambahan denda hingga 20 persen akan diterapkan pada tawaran asing.
Komisi Eropa mengusulkan Instrumen Pengadaan Internasional pada tahun 2012 dan 2016, sebagian besar atas desakan Perancis, tetapi menghadapi perlawanan dari beberapa negara Uni Eropa.
Namun, pihaknya meyakini ada lebih banyak kemauan untuk bersikap tegas dengan Tiongkok, terutama setelah anggota Uni Eropa akhir tahun lalu mendukung sistem penyaringan investasi asing untuk ancaman terhadap teknologi dan infrastruktur strategis.
“Begitu mereka melihat akuisisi konkret, semua orang mulai mendukung proposal (penyaringan),” kata Jyrki Katainen. “Hal yang sama akan terjadi dengan Instrumen Pengadaan Internasional karena itu adalah cara untuk meningkatkan timbal balik.”
Baik undang-undang penyaringan maupun proposal pengadaan publik menyebutkan nama Tiongkok, tetapi Komisi Eropa menyebutkan keduanya dalam rencana tindakan 10 poin mengenai hubungan Uni Eropa-Tiongkok, yang diterbitkan minggu lalu.
Seorang diplomat Uni Eropa Jerman menyambut baik proposal tersebut secara keseluruhan, yang menyebutnya sebagai tindakan yang “komprehensif dan berani.” Namun, anggota Uni Eropa utara yang paling antusias mengenai perdagangan bebas takut bila tindakan tersebut menampar proteksionisme dan dapat membahayakan pembayar pajak dengan mencegah masuknya penyedia Tiongkok yang lebih murah, contohnya.
Komisi Eropa mengatakan Eropa perlu mengambil pendekatan terkoordinasi dan bahwa perusahaan Uni Eropa menghadapi diskriminasi terbesar dalam pengadaan publik di seluruh dunia, mengutip data Peringatan Dagang Global.
Dari 10 negara yang paling didiskriminasi, lima negara adalah negara Eropa, dengan Jerman di urutan atas. Namun, Tiongkok berada di urutan kedua, dan lebih dari 40 persen dari tindakan pembatasan diterapkan di atau oleh Amerika Serikat.
Pejabat Komisi Eropa mengatakan proposal tersebut memiliki batasan dalam pikiran di India, Indonesia, Rusia, dan Turki, tetapi mereka tidak akan tertarik pada Buy American Act. (Philip Blenkinsop/ Vv)
EpochTimesId – Beberapa perusahaan di Tiongkok terpapar setelah mereka ditemukan membuat produk makanan dalam kondisi tidak bersih, menggunakan produk limbah medis untuk memproduksi plastik, dan mendaur ulang popok kotor untuk membuat popok baru, demikian menurut laporan dari CCTV, siaran milik pemerintah Tiongkok pada tanggal 15 Maret 2019.
Kantung-kantong produk limbah disimpan di perusahaan Tiongkok, ungkap laporan tersebut. Bahan itu diurai dan diubah menjadi pelet plastik, dan kemudian dijual kembali ke perusahaan lain dengan harga murah. Pabrik seperti itu berlokasi di seluruh negeri, termasuk di provinsi Shandong, Henan, Hebei, dan Shaanxi.
Namun, banyak pemirsa percaya bahwa apa yang diungkapkan CCTV hanyalah puncak gunung es.
Plastik Kotor
Perusahaan Hubei Best Hygenic Products Ltd., mengolah kantong produk limbah medis. Kantong produk limbah medis tersebut memenuhi gudang.
Foto: Kantung-kantong produk limbah medis. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Seorang pekerja di perusahaan Best Hygenic Products Ltd. mengatakan kepada reporter CCTV bahwa harga satu ton produk limbah sekitar 600 dolar Amerika Serikat., sedangkan harga satu ton plastik yang memenuhi standar nasional Tiongkok sekitar 1.200 dolar Amerika Serikat. Pekerja itu mengatakan bahwa masalahnya adalah memenuhi harga yang diinginkan pelanggan.
Foto: Pengiriman pabrik. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Beberapa produk medis yang ditemukan dalam tempat pembuangan adalah botol untuk obat intravena, kantong intravena, jarum suntik sekali pakai, dan kantong darah.
Foto: Kantung darah digunakan sebagai plastik daur ulang. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Plastik daur ulang disiapkan dan dihancurkan.
Foto: Limbah medis dihancurkan. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Selanjutnya, limbah plastik dilebur.
Foto: Limbah plastik sedang dilebur. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Akhirnya, limbah itu berubah menjadi pelet plastik. Pelet plastik kemudian akan digunakan atau dijual ke perusahaan lain.
Foto: Pelet plastik yang terbuat dari limbah medis daur ulang. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Pelet plastik ini biasanya digunakan untuk membuat barang termasuk mainan anak-anak, wastafel, kantong plastik barang belanjaan, botol air, dan tas anyaman.
Foto: Mainan yang terbuat dari plastik limbah medis. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Satu perusahaan yang membuat tas anyaman berkomentar bahwa mereka membuat 100.000 tas sehari dan menjualnya di seluruh Tiongkok.
Foto: Jaring plastik tenun yang terbuat dari plastik limbah medis. (pengguna: CCTV Finance and Economics/weibo.com)
Permintaan Popok
Tiongkok memiliki populasi yang berusia tua. Pada tahun 2018, Tiongkok memiliki 249 juta penduduk yang di atas usia 60 tahun. Karena banyaknya populasi yang menua, datanglah permintaan produk popok untuk orang tua yang ngompol.
Pada tahun 2018 saja, terjual empat miliar produk popok untuk orang tua yang ngompol.
Tetapi beberapa perusahaan yang memproduksi popok orang dewasa melakukan modifikasi untuk memotong biaya produksi, dengan cara mengambil pelet plastik dari bahan yang tercemar.
Perusahaan produk kesehatan Shandong Jindeli adalah salah satu perusahaan yang diungkapkan dalam laporan CCTV yang telah melakukan tindakan tersebut. Seorang pekerja di sana menyatakan bahwa mereka sengaja tidak pernah membuat catatan pembelian pelet plastik bekas untuk menutupi jejak mereka.
Di pabrik, kantong-kantong berisi popok dan pembalut bekas ditemukan menumpuk di lantai, dipenuhi oleh kerumunan lalat.
Popok dan pembalut yang sudah kotor diurai menjadi beberapa bagian untuk membuat popok baru, menurut laporan tersebut. Apa saja yang masih dapat diselamatkan dari limbah popok bernoda tersebut diambil untuk membuat bagian dalam popok yang baru. Jamur, noda, dan debu dapat disembunyikan di dalam sana.
Bahan-bahan itu juga digunakan untuk membuat bahan bantalan di kasur tempat tidur.
Sementara itu, Bestar Corporation di Kota Xiantao, yang terletak di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, berfungsi sebagai Original Equipment Manufacturer (Pabrik Perlengkapan Asli)) untuk banyak merek terkenal di Tiongkok, menurut segmen CCTV. Perusahaan ini bahkan dianugerahi sebagai “Perusahaan Swasta Dapat Dipercaya” di Provinsi Hubei pada 2017.
CCTV memaparkan bahwa perusahaan ini mengumpulkan popok dan pembalut bekas untuk didaur ulang, dengan melemparnya ke dalam mesin bubur kertas, kemudian menggunakan bubur kertas tersebut untuk membuat popok orang dewasa.
Telur yang diberi Zat Aditif
Segmen CCTV juga mengungkapkan masalah keamanan pangan. Kini telur yang dihasilkan oleh ayam kampung yang mencari makan di padang rumput menjadi pilihan populer di kalangan konsumen yang sadar kesehatan, tetapi seringkali harganya lebih mahal daripada telur biasa.
Satu perusahaan Tiongkok meniru telur yang dihasilkan oleh ayam kampung yang mencari makan di padang rumput dengan menambahkan pigmen canthaxanthin ke dalam pakan ayam. Setelah ayam mengkonsumsi campuran pakan tersebut, kuning telur dalam telurnya akan berwarna merah gelap, mirip dengan telur asli yang dihasilkan oleh ayam kampung yang mencari makan di padang rumput.
Makanan Ringan Udang Pedas Sama Sekali Tidak Mengandung Udang
Di sebuah pabrik yang membuat makanan ringan udang pedas di Desa Gaochang, Kota Kaifeng, Provinsi Henan, para karyawan mengakui bahwa meskipun pada pembungkus makaan ringan tersebut tertera mengandung udang dan telur, sesungguhnya sama sekali tidak mengandung udang atau telur dalam makanan ringan tersebut. Sebagai gantinya, pabrik menggunakan berbagai bumbu dan zat aditif yang dicampur dengan tepung untuk membuat camilan bercitarasa seperti udang.
Di pabrik lain yang membuat makanan ringan, lingkungan produksi sangatlah tidak sehat. Adonan yang terlalu matang, menghitam dan tidak enak dilihat, berceceran di lantai. Di beberapa area pabrik, lantainya tertutup debu dan bubuk seperti arang. Ban berjalan (conveyor belts) tempat makanan ringan sedang diproses adalah berminyak dan kotor.
Reaksi Netizen (Warga Internet)
Menyangkut program hak perlindungan konsumen, kasus semacam ini membuat banyak netizen Tiongkok marah karena semua kasus yang disebutkan telah terungkap bertahun-tahun yang lalu. Selain itu, mereka percaya program tersebut hanya menyentuh sebagian kecil dari produk yang buruk buatan Tiongkok.
“Semua kasus produk ini adalah masalah kuno, dan tidak ada perusahaan besar yang disebutkan dalam program ini. Sepertinya kasus baru dan kasus yang melibatkan perusahaan besar tidak diperbolehkan untuk dipaparkan.”
Netizen lain merasa frustrasi karena pihak berwenang tampaknya tidak berdaya untuk menghukum orang yang berbuat salah atau mengatur standar produksi dengan lebih baik. “Mau diarahkan ke mana otoritas pemerintahan?”
“Apakah anda memiliki keberanian untuk berbicara mengenai vaksin palsu dan produk medis yang buruk?,” tanya netizen lainnya, menunjuk pada pengungkapan kasus yang lebih serius pada tahun lalu dari perusahaan obat Tiongkok yang menjual dan mendistribusikan vaksin yang sudah kadaluwarsa dan di bawah standar — seringkali untuk yang disuntikkan pada anak-anak — untuk otoritas kesehatan lokal.
Netizen lain berkata, “Dalam kehidupanku berikutnya, aku tidak ingin reinkarnasi di negara seperti neraka ini lagi!” (Daniel Holl & Olivia Li/ Vv)
Direktur majalah online ‘Bitter Winter’ Marco Respinti baru-baru ini mengungkapkan, tangan ‘hitam’ Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang selama belasan tahun digerakkan untuk mengambil paksa organ tubuh dari praktisi Falun Gong Tiongkok, sekarang tampaknya sudah diarahkan untuk warga etnis Uighur.
Informasi terakhir menyebutkan bahwa sedikitnya 1 juta orang warga etnis Uighur telah ditangkap dan dijebloskan ke dalam “kamp pendidikan ulang.” Kamp ini tak lain adalah kamp konsentrasi. Mereka diambil sampel darahnya untuk mengumpulkan data sitogenetika dan DNA.
Marco mempertanyakan, apakah tangan hitam PKT juga sudah mulai menjangkau para tahanan etnis Uighur? Menjadikan mereka sebagai sumber organ baru untuk diambil.
‘Bitter Winter’ terutama melaporkan tentang kebebasan beragama dan situasi hak asasi manusia di daratan Tiongkok. Media ini telah berulang kali menguak kondisi internal dalam kamp konsentrasi di Xinjiang.
Marco Respinti saat menghadiri forum dialog ‘A Civil Society Dialogue on Securing Religious Freedom in the Indo-Pacific Region’ yang diadakan di Taiwan pada 12 Maret lalu mengatakan, bahwa sedikitnya 1 juta orang warga etnis Uighur telah ditahan dalam lokasi tertutup yang dinamakan “kamp pendidikan ulang” oleh rezim komunis Tiongkok.
Sam Brownback, Duta AS untuk urusan Kebebasan Beragama Internasional dalam pidato di Hong kong pada 8 Maret lalu mengatakan bahwa tuduhan internasional terus-menerus ditujukan kepada Partai Komunis Tiongkok. Ini dikarenakan PKT mengambil paksa organ tubuh para pemeluk agama yang ditahan, termasuk para praktisi Falun Gong dan warga etnis Uighur di negara mereka.
Sam Brownback, duta besar AS untuk kebebasan beragama, menyampaikan pidato di Hong Kong Foreign Correspondents ‘Club pada 8 Maret 2019. (Li Yi / The Epoch Times)
Data yang ditemukan oleh para peneliti cukup mengejutkan. Menanggapi pernyataan ini, Marco Respinti mengatakan : “PKT menyangkal pengambilan organ secara hidup-hidup, tetapi kami memiliki bukti yang menunjukkan mereka telah melakukannya dan masih terus berlangsung. Dimulai dari praktisi Falun Gong dan sekarang meluas ke etnis lain atau kelompok agama lain, terutama warga Uighur.”
Xing Tianxing, seorang komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan : “Sudah ada bukti di tangan untuk menjelaskan, bahkan meskipun bukti itu tidak langsung karena yang bersangkutan tewas setelah organ tubuhnya diambil. Sekarang hanya dapat berspekulasi dengan sejumlah besar bukti pendukung. Hal yang sangat tidak normal, pihak berwenang komunis Tiongkok di Xinjiang menahan sedikitnya 1 juta orang warga etnis Uighur dalam kamp konsentrasi dan mengumpulkan DNA, mengambil darah mereka secara paksa, untuk apa ?”
Presiden Asosiasi Bantuan Uyghur Halmurat Harri mengatakan : “Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah perusahaan raksasa AS yang bergerak di bidang biologis, mereka menghentikan penjualan produk terhadap Xinjiang. Ini dapat dipastikan memiliki hubungan dengan masalah tersebut. PKT sekarang menjebloskan jutaan warga etnis Uighur di kamp konsentrasi, sangat mungkin terjadi pengambilan organ paksa di dalam sana.”
Dr. Enver Tohti Bughda yang berada dalam pengasingan pernah mengungkapkan bahwa sejak tahun 2016, PKT telah mengambil paksa darah, tes DNA para warga etnis Uighur dengan alasan untuk pemeriksaan kesehatan, tetapi mengecualikan etnis Han dan etnis Kazakh. Dr. Enver Tohti memperkirakan bahwa PKT sedang membangun basis untuk data pencocokan organ.
Dr. Enver Tohti
Menurut survei tahun 2017 oleh jurnalis dan penulis Amerika Serikat Ethan Gutmann, 99,7% orang Uighur telah menyelesaikan pengambilan darah.
Marco Respinti mengatakan : “Masalahnya adalah, untuk apa menganalisis DNA orang ? Untuk apa menahan setidaknya 1 juta orang warga etnis Uighur yang tidak bersalah ? Untuk apa menahan anak-anak antara usia 3 sampai 18 tahun ? Ini adalah hal yang sangat mengerikan jika dipikirkan !”
Marco Respinti percaya bahwa pengambilan paksa organ dari tubuh hidup di Tiongkok belum berakhir.
Halmurat Harri mengatakan : “Saya tidak akan percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok sangat peduli terhadap kesehatan para warga Uighur. Mereka mengumpulkan sejumlah besar sampel DNA Uighur, tentunya ada tujuan lain. Sangat mungkin bahwa warga etnis Uighur ini akan digunakan sebagai sumber organ baru.”
Xing Tianxing mengatakan bahwa kejahatan pengambilan organ dimulai dengan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong Tiongkok.
Ketika PKT telah mengumpulkan banyak pengalaman jahat dan telah memperoleh keuntungan materi besar dari sana, maka tangan iblisnya secara alami akan menjangkau lebih banyak kelompok.
“Warga Xinjiang Uighur juga merupakan kelompok yang telah dirampas hak asasi manusia mereka oleh PKT. PKT melakukan apa pun yang diinginkannya terhadap kelompok ini yang mereka kontrol secara ketat. PKT ingin menerapkan cara jahat seperti yang dilakukan terhadap praktisi Falun Gong. Semuanya ini mungkin saja terjadi,” kata Xing Tianxing.
Sebuah gerbang dari apa yang secara resmi dikenal sebagai pusat pendidikan keterampilan kejuruan yang sedang dibangun di Dabancheng, di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, Tiongkok pada 4 September 2018. (Thomas Peter / Reuters via The Epochtimes)
Lalu, bagaimana cara menghentikan PKT yang bertindak kejam terhadap umat manusia ini ? Marco mengkritik dunia bebas yang terdiam atau tidak bersuara. “Ini adalah sebuah dosa besar,” katanya. Dia juga menambahkan : “Tindakan kita masih kurang, jadi tidak bisa dihentikan.”
Marco Respinti mengatakan, ini juga merupakan alasan mengapa ada majalah online Bitter Winter’.
Ia telah menyediakan platform untuk menghubungkan antar teman, cendekiawan, jurnalis, aktivis. Dialog kebebasan beragama Indo-Pasifik di Taipei juga mengimbau negara Barat, negara bebas berpartisipasi dalam gerakan menentang hal yang mengerikan, tidak manusiawi dan harus segera dihentikan!
Xing Tianxing mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak hanya menargetkan praktisi Falun Gong Tiongkok, warga etnis Uighur atau kelompok lain sebagai sumber organ tubuh untuk diambil demi keuntungan materi yang besar.
Tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk menghancurkan manusia melalui cara ini, karena ketika orang membiarkan PKT bertindak di luar prikemanusiaan. Ketika orang-orang sudah kehilangan hati nurani dan pikiran baik mereka, mereka akan dibinasakan oleh Pencipta Alam bersama dengan PKT. Pengambilan paksa organ hidup ini sebenarnya adalah ujian bagi hati manusia di mana pun ia berada. (Sin/asr)
Epochtimes.id- Jumlah korban meninggal dunia akibat penembakan di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) meningkat menjadi 50 orang. Polisi setempat mengatakan bahwa pelaku penembakan brutal itu diduga sebagai “Lone Wolf” atau aksi individu.
“Tersangka adalah satu-satunya orang yang dituduh melakukan penembakan,” demikian disampikan Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush, Minggu (17/3/2019).
Tersangka mengaku sebagai sosialis. Nilai-nilai sosialismenya sangat mirip dengan Partai Komunis Tiongkok.
Sementara tiga orang lainnya yang ditangkap pasca insiden pada 15 Maret 2019 itu diyakini tidak terlibat. Namun masih belum dapat disimpulkan status mereka.
Serangan di Dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, adalah kasus serangan terburuk dalam sejarah negara itu.
Si Pelaku Brenton Tarrant (28) adalah warga negara Australia yang diduga sebagai tersangka penembakan yang masuk ke masjid Al Noor pada tanggal 15 Maret 2019. Dia langsung melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke para jamaah yang sedang shalat Jumat hingga 42 orang terbunuh. Kemudian tersangka menuju ke Masjid Linwood dan melanjutkan aksinya, hingga tujuh orang terbunuh. Sementara satu lainnya tewas di rumah sakit.
Dua petugas polisi setempat berhasil meringkus pelaku dalam waktu 36 menit setelah pihak berwenang menerima laporan tersebut. Aksi penangkapan berlangsung menegangkan. Polisi harus menabrakkan mobil patrol dengan mobil pria tersangka, sebelum meringkusnya.
Tarant, pelaku penembakan di masjid melakukan aksinya dengan menyiarkan secara langsung (live streaming) di akun Facebooknya.
Siaran yang ditayangkan di laman Facebooknya dimulai saat dia mengendarai mobilnya ke Masjid Al Noor di Christchurch kemudian memarkir mobilnya di pintu masuk terdekat. Dia kemudian membawa senjatanya dan berjalan ke masjid. Korban pertama ditembak di ambang pintu. Begitu memasuki masjid, dia mulai menembak secara brutal. Dia didakwa melakukan pembunuhan dan diperkirakan akan menghadapi lebih banyak dakwaan.
Saat diseret ke Pengadilan oleh pemerintah Selandia Baru, Sabtu (16/3/2019). Tarrant sempat memberi gerakan tangan ‘O’, sebuah gerakan tangan yang biasa dikenal sebagai ‘Ok sign’, atau biasa digunakan untuk mengucapkan kata Oke. Isyarat tangannya dipandang sebagai tanda dukungan untuk supremasi kulit putih sayap kanan ekstrem.
Sebelum beraksi, Tarant terlebih dahulu memposting “manifesto” setebal 87 halaman di media sosial, yang secara sistematis menjelaskan apa yang disebut “pandangan dunia” dan “Nilai-nilai.”-nya.
Dalam manifesto itu, dia mengakui bahwa dia adalah seorang “teroris” dan menganggap imigran sebagai pengganggu. Tarant juga mengklaim sebagai seorang “sosialis”. Negara yang paling dekat dengan nilai-nilai politik dan sosialnya adalah “Republik Rakyat Tiongkok.”
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (17/3/2019), mengatakan, bahwa Kabinet Selandia Baru akan mengadakan pertemuan pada 18 Maret 2019 untuk membahas reformasi undang-undang terkait kepemilikan senjata api.
PM Australia dan Kantor Majelis Umum menerima Manifesto yang dikirim oleh pria bersenjata 9 menit sebelum insiden berdarah tersebut.
“Lebih dari 30 orang menerima manifesto terkait 9 menit sebelum serangan, dan saya adalah salah satunya,” kata Adern.
Adern mengatakan bahwa Tarant memiliki lisensi senjata api dan lima pucuk senjata api. Dia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya dan bukan target keamanan Selandia Baru atau Australia.
Parlemen Selandia Baru menyatakan belasungkawa kepada para korban serangan. Adern berharap semua jenazah bisa segera diserahkan kepada keluarga korban. Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush mengatakan pihak berwenang sedang menyelesaikan identifikasi para korban dari dua serangan masjid di Selandia Baru. (Jon/asr)
EpochTimesId – Laozi, pendiri Taoisme, memiliki guru masa kecil bernama Chang Cong, yang secara hati-hati mengajarinya etika Dinasti Zhou yang rumit. Namun, bagi Laozi muda, aturan-aturan asing itu membuat hidup terasa melelahkan dan sulit bagi orang-orang.
Pada saat Laozi tumbuh dewasa, Chang Cong sudah sangat tua. Laozi mengunjungi gurunya ketika sang guru sakit keras dan hampir mati.
Chang Cong menunjuk ke mulutnya yang terbuka dan bertanya kepada muridnya, “Apakah lidahku masih ada di sana?”
Laozi menganggap pertanyaan itu aneh dan menjawab, “Jika lidahmu tidak ada di sana, bagaimana kamu dapat bicara?”
“Di mana gigiku?” Chang Cong lanjut bertanya.
Ketika Laozi mengatakan kepada Chang Cong nya bahwa ia tidak memiliki gigi yang tersisa, Chang Cong menjawab dengan bertanya, “Apakah kamu tahu mengapa aku menanyakan hal ini kepadamu?”
Laozi tiba-tiba mengerti. Gurunya ingin ia mengenali bahwa gigi itu kuat dan keras, namun mudah patah, sedangkan lidahnya lunak dan kenyal tetapi jauh lebih tahan lama.
Laozi menyadari bahwa ini adalah prinsip yang diterapkan dalam setiap hubungan manusia atau urusan duniawi, di mana orang yang bijaksana akan menjaga kelembutan. Menjadi lembut berarti bersikap tenang, diam dan damai. Laozi mengacu pada kelembutan dengan penampilan lemah tetapi memiliki esensi batin yang kuat dan yang memungkinkan seseorang menjadi baik hati, murah hati, dan pemaaf.
Dalam bukunya berjudul “Tao Te Ching” (juga dikenal sebagai “Dao De Jing”, Kitab Kebajikan Tao)), Laozi menulis: “Di bawah langit, tidak ada yang lebih lembut dan lebih menghasilkan daripada air. Namun untuk menyerang yang kuat, tidak ada yang lebih baik; itu tidak ada bandingannya.”
Laozi melanjutkan: “Yang lemah dapat mengatasi yang kuat; kelenturan dapat mengatasi kekakuan. Di bawah surga, semua orang tahu hal ini, namun tidak ada yang mampu mempraktikkannya…. Kebenaran sering kali tampak bertentangan.”
Foto: Lukisan Dinasti Ming yang dapat digulung menggambarkan kisah filsuf Tao kuno, Laozi, mengendarai seekor sapi dan membawa “Tao Te Ching,” teks utama pemikiran Tao yang ia tulis. (National Palace Museum, Public Domain)
Sementara Chang Cong mengajarkan kepada Laozi mengenai aturan etiket Zhou dan menekankan kerendahan hati dan keterbukaan, Laozi tercerahkan pada prinsip yang lebih tinggi: Tao (Jalan alam dan alam semesta) dapat mengalir ke dalam kesadaran manusia seperti aliran yang lembut, membersihkan dan memberikan bimbingan moral secara lembut. (Dora Li/ Vv)
Jika dilihat dari doa pemujaan yang ditulis Mao Zedong, masih saja menggunakan nada yang berapi-api seperti biasanya. Sedangkan seruan dan tekad mempertahankan negara dengan sikap pengecutya tidak hanya untuk membesarkan diri saja, tapi menghindar dari perang dengan Jepang. Mao bahkan berkonspirasi dengan Jepang menghabisi pasukan Nasionalis. Mao telah membentuk perbedaan yang sangat ironis.
Tapi Mao dan PKT di masa itu, masih mengakui dirinya sebagai keturunan kaisar Huang Di, dan masih memuja keagungan sang kaisar: “Leluhur yang agung, pencipta bangsaku. Turun temurun, meliputi gunung lembah dan sungai. Bijak dan cendekianya, menyinari hingga seluruh penjuru. Membangun prestasi agung ini, berdiri megah di Timur.”
Menariknya adalah, Zhang Guotao yang pada tahun 1938 menjabat sebagai wakil kepala pemerintah wilayah/provinsi Shaanxi-Gansu-Ningxia memanfaatkan momentum pemujaan di makam Huang Di tersebut untuk membelot ke Partai Nasionalis (Kuo Min Tang). Zhang Guotao adalah seorang anggota pendiri dan pemimpin berpengaruh Partai Komunis Tiongkok di masa awal dan saingan besar dari Mao Zedong. Zhang akhirnya semakin tersingkir dari kepemimpinan elit PKTdan membelot ke partai Nasionalis pada 1938.
Zhang Guotao kemudian mengenang: “Tahun pertama setelah perang melawan Jepang, pemujaan ini jelas berefek membangkitkan kesadaran nasionalisme, saya memilih pada momen itu meninggalkan PKT, walaupun kebetulan, tapi juga sarat akan makna politik.”
Tahun 1937 setelah nasionalis dan komunis melakukan doa bersama di makam Kaisar Huang Di, kedua belah pihak masing-masing juga melakukan doa yang sama dua kali yakni di tahun 1938 dan 1939.
Pada musim dingin 1942, Chiang Kai Shek menulis kaligrafi “Huang Di Ling (Makam Huang Di)” yang kemudian diukir menjadi prasasti dan didirikan di makam Huang Di.
Dari tahun 1935 hingga 1947, pemerintahan nasionalis setiap tahun pada Hari Qing Ming mengirim utusan ke makam Huang Di di Shaanxi untuk bersembahyang bagi Huang Di, tidak pernah terputus sekali pun.
PKT yang memuja Marx dan Lenin bersembahyang bagi Huang Di, hanya ada dua penjelasan: pertama adalah PKT bukan pengikut sejati Marx-Lenin yang meyakini atheism. Kedua adalah, jika PKT memercayai Marxis-Leninis, tapi masih bersedia bersembahyang bagi leluhur, maka berarti PKT menipu rakyat sendiri. Pasca 1949 melihat perilaku PKT, penjelasan kedua di atas adalah tujuan PKT yang sesungguhnya.
Pada hari Qing Ming di tahun 1948 dan 1949, setelah PKT menduduki kabupaten Huangling, pemerintah nasionalis membuat sebuah altar di sisi utara gedung pemerintahan provinsi Shaanxi, melangsungkan ritual pemujaan terhadap Huang Di.
Seorang anggota Partai Nasionalis bernama Zhang Zhaorong yang sangat memahami ancaman PKT berkata, “Komunis telah menghancurkan kebudayaan negeri kita, dengan cara yang sangat ekstrim. Lokasi makam itu, diramalkan akan berbahaya, sangat disayangkan. Makam Huang Di adalah tanah suci, tidak boleh sampai dirusak oleh penjahat. Pasukan kita telah berkumpul di Xi’an, harus segera merebut makam itu kembali, agar tidak mengecewakan arwah para leluhur kita.”
Ramalannya tentang PKT akan menghancurkan makam Huang Di itu benar terjadi tak lama kemudian.
Di tahun 1948 dan 1949 selama dua tahun itu PKT juga melakukan pemujaan berskala kecil di makam Huang Di, tapi tujuannya adalah menghujat Chiang Kai Shek dan “kelas tuan tanah.” PKT mulai menampakkan wujud aslinya.
Seperti perwakilan PKT kepala biro pendidikan yakni He Liancheng yang melakukan pemujaan tahun 1949, saat berpidato berkata dengan seruan “gulingkan tiga gunung besar”, harus mengikuti Mao dan PKT, “agar keturunan Huang Di mendapat kebebasan akhir dari kekuatan feodal, imperialisme dan kapitalisme birokrat”.
Ini menandakan PKT beranggapan bahwa Partai Nasionali (Kuo Min Tang) dan pemerintahan Nanking yang sebelumnya berdoa di makam Huang Di bukanlah keturunan Huang Di yang sesungguhnya.
Setelah tahun 1949, kegiatan doa di makam Huang Di oleh Kuo Min Tang tidak pernah terputus. Pada ritual penghormatan “Pemujaan bagi Huang Di jarak jauh” yang dilakukan dari kota Taipei setiap musim semi dan musim gugur, setiap tahapan mulai dari persembahan awal, persembahan lanjutan, persembahan akhir, tidak ada satu urutan pun yang terlewatkan.
Makam Huang Di dan Yan Di Alami Bencana Saat Revolusi Kebudayaan
Persis seperti yang pernah dikatakan Zhang Zhaorong. Setelah PKT berkuasa, dikobarkanlah gerakan demi gerakan, mencelakakan tak terhitung banyaknya rakyat Tiongkok, dan membinasakan kebudayaan Tionghoa. Dengan sendirinya, tulisan kaligrafi Chiang Kai Shek “Makam Huang Di” juga tidak bisa diterima oleh PKT. Pada 1956, PKT menghancurkan prasasti tulisan kaligrafi tersebut, sedangkan tulisan yang ada sekarang adalah tulisan sastrawan PKT yang bernama Guo Moruo yang ditulis pada 1963.
Setelah Revolusi Kebudayaan meletus di tahun 1966, surat kabar “People’s Daily” merilis opini publik, mengemukakan ‘hancurkan semua slogan pemikiran lama, kebudayaan lama, tradisi lama, kebiasaan lama, yang selama ribuan tahun mengeksploitasi kelas dan telah meracuni rakyat.’
Maka ‘penghancuran 4 konsep lama’ pun mulai menyebar dari Beijing ke seluruh penjuru negeri. Pengawal Merah dari berbagai daerah mulai menyerang kuil-kuil dan peninggalan bersejarah, menghancurkan patung Buddha dan Dewa, membakar habis koleksi kaligrafi maupun karya tulis dan lukisan. Yang lebih mengerikan adalah, mereka membongkar kuburan kuno, menggali jasadnya lalu dibakar, dan ini kerap terjadi.
Dalam malapetaka ini, makam kaisar Huang Di yang dihormati keturunan Tionghoa selama ribuan tahun, selain pohon tua di sekitarnya, seluruh bangunannya pada dasarnya telah dihancurkan oleh Pengawal Merah. Makam Huang Di mengalami pengrusakan abadi. Makam Huang Di yang ada sekarang dipugar kembali setelah tahun 1992. Walaupun tampak luarnya lebih megah, tapi makna sejarah dan budaya serta auranya sudah tidak seperti dulu lagi.
Makam Yan Di di provinsi Hunan juga tidak luput dari naas. Aula utamanya dan bangunan luarnya hancur, makam itu diledakkan, benda yang tersimpan di dalam makam habis dijarah, dan makam itu diratakan dengan tanah.
Selain itu, makam kaisar Shun di Yuncheng, Shanxi, juga dihancurkan, sebuah terompet besar digantungkan di atas batu nisan. Banyak prasasti di Kuil Cang Jie dihancurkan, makamnya juga dibongkar dan dirusak, berbagai pemandangan tragis ini sangat menyayat hati.
Dilihat dari pengrusakan terhadap makam Huang Di dan makam Yan Di yang merupakan nenek moyang kebudayaan Tionghoa, pengrusakan oleh PKT terhadap kebudayaan Tiongkok telah mencapai tingkat yang tidak pernah ada sepanjang sejarah.
Dari hal ini bisa dibuktikan, PKT yang menyembah roh sesat dari Barat itu menyimpan dendam kesumat terhadap bangsa Tionghoa, dan sama sekali bukan keturunan “leluhur bangsa Yan dan Huang”.
Berdasarkan teori Marx-Lenin, partai komunis tidak memiliki leluhur. Anggota komunis sejati selalu meyakini Teori Evolusi. Komunis percaya bahwa nenek moyangnya berasal dari kera yang berevolusi, dan leluhur yang diakui oleh PKT juga bukan Huang Di atau Yan Di, melainkan Marx yang memuja ajaran setan yang berasal dari Jerman. Ini juga kemudian menentukan PKT untuk mencuci otak rakyat Tiongkok dan mendoktrinkan paham sesat atheisme ala Marx-Lenin. PKT harus lebih dulu memutus tali hubungan rakyat Tiongkok dengan para leluhur dan Sang Pencipta, maka tidak sulit bagi kita memahami tujuan yang sesungguhnya dihancurkannya makam Huang Di oleh PKT.
Tidak diragukan, PKT yang bermisi menghancurkan leluhur bangsa Tiongkok, memusnahkan Buddha dan Dewa, memusnahkan perikemanusiaan. PKT juga memusnahkan kebudayaan tradisional Tionghoa, sangat tidak sejalan dengan bangsa Tionghoa, rezim komunis ini selamanya tidak memiliki legalitas.
Surat kabar Epoch Times telah meluncurkan buku istimewa berjudul “Tujuan Terakhir Komunisme” yang secara mendalam menggali sosok PKT yang sesungguhnya. Sasaran akhirnya dalam misi menghancurkan umat manusia, serta memaparkan bahwa hanya dengan meninggalkan PKT dan meruntuhkannya, maka bangsa dan negara Tiongkok baru akan memiliki harapan. (SUD/WHS/asr)
Epochtimes.id- Survei Litbang Kompas merilis survei yang menyebutkan adanya penurunan elektabilitas paslon nomor 01 Jokowi-Maruf. Survei menunjukkan terjadinya kenaikan elektabilitas paslon 02 Prabowo Subianto.
Melansir harian Kompas, survei yang digelar pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019 menunjukkan paslon 01 menurun 3,4 persen dalam enam bulan dan paslon 02 melonjak 4,7 persen juga dalam hitungan enam bulan. Hasilnya, selisih paslon 02 hanya berkisar 11,8 persen.
Pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas merilis elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan 52,6 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 32,7 persen.
Apa faktor menurunnya elektabilitas Jokowi-Maruf? peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan, menyebutkan bahwa faktor kinerja pemerintahan. Hasil survei litbang Kompas menilai ketidakpuasan dalam bidang politik-keamanan, hukum, dan sosial menjadi sorotan.
Aspek demografis selama enam bulan terakhir juga mengalami perubahan. Hasilnya, generasi tua atau generasi baby boomers yang sebelumnya 58,1 persen mendukung Jokowi-Amin, survei terbaru menjadi 48,9 persen.
Menurut Harian Kompas, pendukung Jokowi-Amin dari kelompok berpendidikan menengah dan tinggi juga mengalihkan dukungannya kepada Prabowo-Sandi. Termasuk penurunan elektabiltias Jokowi-Maruf di basis pemilih berpendidikan rendah.
Soal militansi pendukung daripada pendukung Prabowo-Sandi menjadi faktor terlemah dibandingkan dengan pendukung Jokowi-Amin.
Lalu apa yang menyebabkan melonjaknya elektabilitas Prabowo-Sandi, peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan mengungkapkan paslon 02 ini memiliki penguasaan di kalangan menenangah yang semakin terkonsolidasi pada basis massa.
Hasil survei di sisi kategori pendidikan responden, misalnya, mereka yang berpendidikan menengah ke atas tampak semakin bertumpu pada Prabowo-Sandi. Saat ini, proporsi terbesar dari kalangan berpendidikan tinggi 46,1 persen memilih Prabowo-Sandi dibandingkan survei oktober 2018 lalu hanya 38,4 persen.
Faktor kedua, sekalipun tidak terlalu masif, perluasan dukungan terhadap Prabowo-Sandi juga tampak di kategori responden lapis bawah sosial ekonomi. Di kalangan ini, mereka mampu meningkatkan dukungan dari 28,9 persen menjadi 32,5 persen.
Faktor ketiga melonjaknya elektabilitas Prabowo_Sandi adalah perluasan dukungan terhadap Prabowo-Sandi oleh loyalitas dan agresivitas pendukung dari emilih Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN.
Litbang Kompas menggelar survei melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak. Metodologi survei melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen. (asr)