EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membatalkan sebuah perjalanan ke London yang dijadwalkan bulan depan untuk membuka kantor kedutaan besar yang baru. Dia menganggap relokasi kedutaan tersebut sebagai ‘kesepakatan buruk’.
“Alasan saya membatalkan perjalanan saya ke London adalah bahwa saya bukan penggemar berat dari Pemerintahan Obama yang telah menjual kedutaan terhebat pada lokasi terbaik di London untuk sebuah ‘kacang’, hanya untuk membangun yang baru di lokasi yang jauh dari 1,2 miliar dolar,” Kata Trump di twitter Kamis (11/1/2018) malam, waktu Amerika.
“Kebijakan buruk. Ingin saya memotong pita-NO!” kicau Trump lagi.
Reason I canceled my trip to London is that I am not a big fan of the Obama Administration having sold perhaps the best located and finest embassy in London for “peanuts,” only to build a new one in an off location for 1.2 billion dollars. Bad deal. Wanted me to cut ribbon-NO!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 12, 2018
Keputusan untuk mengakuisisi sebuah situs kedutaan besar London di tepi selatan Sungai Thames diumumkan pada tahun 2008 di bawah kepemimpinan Presiden George W. Bush. Kebijakan itu diambil bersamaan dengan rencana untuk menjual situs Grosvenor Square di Mayfair.
Sebuah pilar kebijakan luar negeri Inggris sejak Perang Dunia Kedua, yang disebut ‘hubungan khusus’ dengan Washington semakin penting. Sebab, Inggris bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa pada 2019 dan mencari kesepakatan perdagangan baru yang besar.
May adalah pemimpin negara sahabat pertama yang mengunjungi Trump setelah pelantikannya pada bulan Januari tahun lalu, dan mereka diabadikan muncul dari Gedung Putih sambil berpegangan tangan. Dia kemudian mengatakan bahwa Trump memegang tangannya dengan sopan saat mereka menyusuri jalan setapak.
Selama perjalanan itu setahun yang lalu, Mei menyampaikan undangan untuk melakukan kunjungan kenegaraan – yang meliputi kemegahan, pesta pawai dan perjamuan formal dengan Ratu Elizabeth – pada akhir tahun 2017.
Kunjungan kenegaraan tersebut, yang berbeda dengan perjalanan kerjanya yang sekarang juga dibatalkan, dan belum terjadi. Walaupun, pejabat Inggris bersikeras bahwa hal tersebut tidak dibatalkan dan hanya tertunda. (The Epoch Times/waa)