Epochtimes.id- India pada Rabu (20/12/2017) meluncurkan senjata baru melawan polusi udara. Senjata dalam tahapan uji coba ini diharapkan pihak berwenang akan membersihkan angkasa di atas kota New Delhi, India.
Seperti dilansir India Times, produsen meriam India mengklaim tetesan air yang ditembakkan dengan kecepatan tinggi diharapkan dapat membersihkan polutan udara mematikan di salah satu ibu kota di dunia yang paling pekat akibat asap.
Meriam penembak air raksasa ini berbentuk seperti pengering rambut dan dipasang di atas truk saat diuji di Anand Vihar, wilayah timur Delhi. Kawasan ini berbatasan dengan zona industri yang sering kali memiliki udara paling kotor.
Situs kedutaan AS pada Rabu menunjukkan konsentrasi partikel terkecil dan paling berbahaya yang dikenal sebagai PM2.5 di Anand Vihar mencapai angka 380 lebih dari 15 kali jumlah maksimum ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO.
Meriam dirancang untuk memerangi asap di lokasi pertambangan dan konstruksi – dirancang dengan harga sekitar $ 31.000. Namun pejabat pemerintah tampaknya siap untuk membuka buku cek tersebut.
“Jika terbukti berhasil, maka kita akan segera keluar dari jalan-jalan di Delhi ini,” kata Imran Hussain, Menteri Lingkungan Delhi, mengatakan di Anand Vihar saat meriam itu menyembur ke arah angkasa yang tertutupi asap.
Produsen Cloud Tech mengklaim meriam tersebut dapat menembakkan hingga 100 liter air per menit ke angkasa dan membersihkan 95 persen polutan udara.
Namun demikian, pegiat lingkungan hidup berkomentar lain atas uji coba meriam ini. Uji coba meriam tersebut merupakan pengalihan dari akar penyebab pencemaran di Delhi. Sebelumnya, Menteri Utama Delhi menggambarkannya sebagai “ruang gas”.
Delhi kerap tercekik setiap musim dingin saat udara dingin tercampur polutan akibat pembakaran di lahan pertanian, knalpot mobil, debu konstruksi dan emisi industri.
“Ini jelas bukan solusinya. Anda kadang-kadang bisa menggunakannya di lokasi yang sensitif, namun solusi untuk polusi terletak pengendaliannya pada sumbernya daripada menyemprotkan air di atasnya, ” kata Sunil Dahiya dari Greenpeace.
“Pemerintah Delhi harus mencari solusi yang lebih berkelanjutan daripada menciptakan bisnis untuk beberapa perusahaan,” tambahnya.
Delhi terus berjibaku untuk melawan bencana tahunan tersebut, dengan langkah-langkah jangka pendek seperti menutup pabrik dan menghentikan pembakaran batu bata serta membatasi penggunaan mobil. Namun, gagal menurunkan tingkat polusi yang berbahaya.
Krisis di Delhi bertambah serius di bulan November sehingga para dokter mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat saat sekolah-sekolah ditutup di ibu kota.
Cloud Tech mengakui satu atau dua meriam tidak akan berbuat banyak untuk melawan udara yang terkenal di kota itu. Perusahaan ini menyarankan 30 sampai 40 akan dibutuhkan.
“Ini adalah solusi untuk saat Anda tidak berdaya,” kata Vimal Saini dari perusahaan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Beijing bereksperimen dengan meriam kabut pada tahun 2014. Namun para kritikus menilai pejabat hanya membuang-buang uang untuk mesin yang menurut para ilmuwan tidak banyak menurunkan polutan. (asr)
Sumber : IndiaTimes/AFP