Sample Page Title

Morbi libero lectus, laoreet elementum viverra vitae, sodales sit amet nisi. Vivamus dolor ipsum, ultrices in accumsan nec, viverra in nulla.

Donec ligula sem, dignissim quis purus a, ultricies lacinia lectus. Aenean scelerisque, justo ac varius viverra, nisl arcu accumsan elit, quis laoreet metus ipsum vitae sem. Phasellus luctus imperdiet.

Donec tortor ipsum

Pharetra ac malesuada in, sagittis ac nibh. Praesent mattis ullamcorper metus, imperdiet convallis eros bibendum nec. Praesent justo quam, sodales eu dui vel, iaculis feugiat nunc.

Pellentesque faucibus orci at lorem viverra, id venenatis justo pretium. Nullam congue, arcu a molestie bibendum, sem orci lacinia dolor, ut congue dolor justo a odio.

Duis odio neque, congue ut iaculis nec, pretium vitae libero. Cras eros ipsum, eleifend rhoncus quam at, euismod sollicitudin erat.

Fusce imperdiet, neque ut sodales dignissim, nulla dui. Nam vel tortor orci.

FOKUS DUNIA

NEWS

Home Blog Page 1944

Venezuela Usir Diplomat Amerika Serikat

0

EpochTimesId – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro memerintahkan pengusiran terhadap dua diplomat Amerika Serikat di Caracas, Selasa (22/5/2018). Pengusiran ini jadi pembalasan terhadap sanksi terbaru AS pasca pemilihan presiden Venezuela yang diboikot oposisi.

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sebagian besar negara Amerika Latin mengatakan Pilpres pada Minggu (20/5/2018) lalu tidak memenuhi standar demokratis.

Maduro, penerus Hugo Chavez berusia 55 tahun, kembali memenangkan pemilihan dengan mudah. Namun pengamat mengatakan pemungutan suara itu penuh dengan ketidakberesan. Kecurangan itu seperti pembatasan dua oposisi populer menjadi peserta pemilu. Ada pula penawaran ‘hadiah’ berupa bantuan dari pemerintah kepada para pemilih.

Presiden Donald Trump menanggapi pemilu itu dengan perintah eksekutif yang membatasi kemampuan Venezuela untuk menjual aset negara, Senin (21/5/2018).

Presiden Maduro, kini menuduh pejabat AS, Todd Robinson terlibat dalam ‘konspirasi militer’. Dia lalu memerintahkan Todd dan seorang diplomat senior lainnya, Brian Naranjo, untuk pergi dari Venezuela dalam waktu 48 jam.

“Departemen Luar Negeri AS membantah ‘tuduhan palsu’ Maduro terhadap kedua diplomat itu,” kata juru bicara Heather Nauert, pada sebuah jumpa pers di Washington.

Todd Robinson memberikan pidato singkat pada publik, Selasa sore di kota Merida, bagian barat Venezuela.

“Kami dengan penuh semangat membantah tuduhan terhadap saya dan Brian Naranjo,” kata Robinson, dalam komentar yang disiarkan langsung di Facebook oleh media lokal.

“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Merida, tetapi ini bukan yang terakhir,” tambah Robinson, yang mengambil alih peran sebagai duta besar pada bulan Desember 2017.

Dalam sebuah wawancara pada hari Selasa, Menteri Perdagangan Venezuela Jose Vielma mengatakan putaran sanksi terbaru akan memiliki dampak lebih serius pada sistem keuangan negara. Sanksi sebelumnya terbatas pada aset yang dikaitkan dengan anggota pemerintahan Maduro secara individu.

Perintah eksekutif melarang warga AS terlibat dalam penjualan surat utang dan sejenisnya yang dikeluarkan oleh Venezuela, termasuk yang terkait dengan minyak dan aset Venezuela lainnya. Namun, Vielma mengatakan pengiriman bahan bakar dan minyak mentah ke Amerika Serikat akan terus berlanjut.

Tampaknya Sanksi menargetkan sebagian Citgo, pengilangan minyak yang dimiliki oleh perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA. Lebih banyak rintangan bagi kemampuan PDVSA untuk menjual minyak ke luar negeri dapat membatasi pemasukan devisa yang sudah berkurang, sehingga diperkirakan akan memperburuk krisis ekonomi dan menekan Maduro.

“Serangan terhadap Venezuela ini, yang berusaha untuk benar-benar mencekik negara itu, tidak pernah terdengar,” kata Vielma.

Dia menambahkan bahwa Venezuela akan terus mengumpulkan devisa dengan piutang.

Di antara kecaman internasional yang luas terhadap pemilu Venezuela, Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa pemilihan tidak sesuai dengan ‘standar minimum internasional’ untuk sebuah proses yang kredibel. Uni Eropa mendesak Venezuela menggelar pemilu ulang yang benar-benar demokratis.

Koalisi oposisi utama sendiri memang memboikot pemungutan suara hari Minggu lalu. Sebab, mereka menuding pemilu itu adalah penipuan yang bertujuan melegitimasi pemerintahan Maduro yang otoriter.

Seorang wanita membawa anak berjalan melewati seorang polisi Kolombia setelah menyeberang dari Venezuela. Mereka datang melalui jembatan internasional Simon Bolivar di Cucuta, Kolombia, 13 Februari 2018. (Carlos Eduardo Ramirez/Reuters/The Epoch Times)

Maduro, yang masa jabatan keduanya akan dimulai Januari tahun depan, memenangkan 68 persen suara. Mantan gubernur negara bagian, Henri Falcon, yang melanggar boikot untuk menantang Maduro, mengatakan dia menerima laporan adanya ratusan penyimpangan dan kecurangan dalam pemungutan suara. Jumlah pemilih kurang dari 50 persen dari partisipasi 80 persen dari pemilik suara sah pada tahun 2013.

Ketua dewan pemilihan, Tibisay Lucena, yang berada dalam daftar sanksi AS dan Uni Eropa, mendukung kemenangan Maduro dalam presentasi yang digelar pada hari Selasa kemarin waktu setempat.

Pemerintahan Trump, kini juga berusaha meyakinkan China dan Rusia untuk menghentikan pemberian kredit baru ke Venezuela. Kedua negara itu telah menyediakan miliaran dolar utang dan pembiayaan untuk Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, kementerian luar negeri Venezuela mengatakan, sanksi tersebut melanggar hukum internasional. Mereka juga menyalahkan blokade dan sanksi AS karena menghalangi akses penduduk terhadap barang-barang kebutuhan pokok.

Sebagian besar ekonom arus utama mengatakan kontrol mata uang negara yang ketat, intervensi negara yang berat dan pencetakan uang berlebih menjadi kebijakan yang bertanggung jawab atas krisis. Kini, krisis menyebabkan kekurangan pangan dan obat-obatan yang meluas dan menyebabkan emigrasi, atau kaburnya warga negara Venezuela ke negara tetangga, secara massal. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Suara Gemuruh dari Gunung Merapi, Lontarkan Hujan Abu dan Pasir di Magelang

Epochtimes.id- Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan terjadi letusan Merapi pada Kamis, (24/05/2018) pukul 02.56 WIB dari rekaman seismik tercacat amplitudo maksimum (amak) 60 mm, durasi 4 menit, tinggi kolom (asap letusan) 6000 m.

Laporan yang dirilis PVMBG, suara gemuruh terdengar dari semua pos pengamatan Gunung Merapi.

Berdasarkan pemantauan hingga pukul 08.00 BPPTKG menyatakan tingkat aktifitas Gunung Merapi masih pada Level II atau WASPADA.

Pada saat kejadian, visual CCTV pemantuan suhu kawah terhalang kabut tebal. Mengacu pada petugas Pemantau Gunung Merapi (PGM) dan BPBD Kabupaten Magelang, Jawa Tengah letusan menghasilkan hujan abu dan pasir yang menuju ke arah barat ke wilayah desa Tegalrandu, Sumber, Dukun, Ngadipiro, Banyubiru, Muntilan, Mungkid, Menayu, Kalibening, Salaman.

Data kegempaan per 24 Mei 2018 pukul 00.00 hingga pukul 06.00 sebagai berikut :

  1. Letusan : 1 kali, amplitudo : 60 mm, durasi : 3,5 menit.
  2. Guguran : 1, amplitudo : 2 mm, durasi : 9 detik.
  3. Hembusan : 1, amplitudo : 3 m, durasi: 16 detik.
  4. Multiphase : 1, amplitudo : 2mm, Durasi: 11 detik.

Kesimpulan;

  • Melihat kondisi Gunung Merapi terkini maka tingkat aktifitas masih dalam kondisi WASPADA (Level II).
  • Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktifitas penduduk.
  • Bertujuan untuk mengurangi dampak abu, masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan diharapkan menggunakan masker.
  • Masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Merapi diharapkan untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan mengantisipasi dampak bahaya abu vulkanik. (asr)

Staf AS di Tiongkok Menderita Cedera Otak Setelah Insiden ‘Suara’ Misterius

0

Seorang staff pemerintah AS di Tiongkok melaporkan pengalaman mendengar suara misterius dan “tidak normal” yang menyebabkan dia menderita cedera otak traumatis ringan (MTBI).

Hari Rabu, 23 Mei, peringatan bahaya kesehatan diemail ke warga Amerika dari konsulat AS di Guangzhou, mencatat bahwa sensasi-sensasi yang dirasakan karyawan tersebut “halus dan tidak kentara.”

Dalam peringatan bahaya tersebut, Pejabat AS mengatakan bahwa mereka saat ini tidak tahu apa yang menyebabkan gejala yang dilaporkan tersebut, menambahkan bahwa pemerintah sedang menangani kejadian itu dengan “sungguh-sungguh” dan telah memberi tahu pejabat Tiongkok tentang peristiwa tersebut.

Menurut peringatan bahaya tersebut, tidak ada insiden serupa lainnya di Tiongkok, di dalam atau di luar pemerintah.

“Ketika di Tiongkok, jika Anda mengalami fenomena pendengaran atau sensorik akut yang tidak biasa disertai dengan suara yang tidak biasa atau suara menusuk, jangan mencoba untuk mencari sumber mereka,” kata peringatan tersebut. “Sebaliknya, pindah ke lokasi di mana suara tidak ada.”

Karyawan yang tidak disebutkan namanya, yang ditugaskan untuk konsulat Guangzhou, melaporkan gejala tersebut dari akhir 2017 hingga April tahun ini. Seorang pejabat kedutaan AS mengatakan kepada Reuters bahwa karyawan tersebut menderita berbagai “gejala fisik” selama periode waktu itu.

“Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang gejala atau masalah medis yang berkembang selama atau setelah tinggal di Tiongkok, konsultasikan dengan profesional medis,” kata peringatan tersebut.

Anggota staf tersebut dikirim ke Amerika Serikat untuk evaluasi lebih lanjut, di mana temuan klinis menemukan bahwa gejala cocok dengan MTBI.

Koneksi Kuba

Para pejabat AS tidak secara eksplisit menghubungkan insiden tersebut dengan kasus lain, tetapi tampaknya mirip dengan serangan “sonik atau suara” yang tidak dapat dijelaskan di Kuba tahun lalu, yang menyebabkan sekitar 21 staf kedutaan sakit.

Para karyawan tersebut, yang bekerja untuk kedutaan AS di Havana, tampaknya menjadi sasaran. Gejala mereka termasuk gangguan pendengaran, pusing, kelelahan, dan masalah kognitif, menurut Reuters.

Pejabat Kuba pada saat itu membantah mengetahui bahwa insiden itu berasal dari serangan sonik.

Menanggapi insiden tersebut, pemerintah AS telah mengeluarkan peringatan perjalanan tingkat 3 ke Kuba.

“Karena keselamatan personel kita berisiko, dan kita tidak dapat mengidentifikasi sumbernya, kita yakin warga AS juga berisiko,” 2 Maret 2018, peringatan menyatakan. “Kedutaan Besar AS di Havana beroperasi dengan pengurangan staf dan, sebagai hasilnya, memiliki kemampuan terbatas untuk membantu warga AS, terutama di luar Havana.”

Insiden di Tiongkok datang ketika Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, di Washington untuk membahas perdagangan pada Rabu sore. (ran)

ErabaruNews

70% Mobil Buangan di Tiongkok Kembali ke Jalan, Dikhawatirkan Jadi ‘Pembunuh Jalanan’

0

Epochtimes.id- Mobil bekas yang dibuang di Tiongkok setiap tahunnya mencapai hampir 8 juta unit, di mana sekitar 70% kembali beroperasi di jalanan setelah dipermak oleh tangan-tangan montir kemudian dijual di pasar gelap. Kenderaan tersebut dikhawatirkan menjadi ‘pembunuh jalanan’.

Harian Referensi Ekonomi Tiongkok mengutip laporan sebuah survei pada 22 Mei melaporkan bahwa survei menemukan hanya kurang dari 30 % mobil buangan di Tiongkok yang dimasukkan ke mesin scrape mobil, dan lebih dari 70 % kembali ke jalan setelah dipermak oleh tangan-tangan montir kemudian dijual melalui pasar gelap. Mobil perakitan yang kembali ke jalan ini membawa bahaya besar bagi keselamatan transportasi umum.

Sebuah mobil Jetta tua milik seorang pria bernama Chen Yong yang tinggal di Anhai, Fujian, sudah berjalan hampir 600.000 km dalam waktu lebih dari 10 tahun. Mobil tersebut sudah hampir mencapai usia wajib ‘pensiun’, yang kalau dijual hanya dapat diperlakukan sebagai besi tua dengan harga 500 Renminbi.

Namun gara-gara konsultasi online yang dilakukan Chen Yong, maka sejumlah makelar datang menengok mobil dan memberikan penawaran yang berlipat ganda daripada angka 500.

Di pasar gelap harga power steering mobil kecil saja lebih dari 500 Renminbi, jika mesin mobil cukup terawat harganya masih bisa mencapai 50-60 ribu Renminbi. Harga jualnya masih jauh di atas nilai ganti rugi mobil bekas usia ‘pensiun’ yang ditetapkan pemerintah.

Apa yang dialami Chen Yong di Fujian, juga dialami di sejumlah besar daerah lain di Tiongkok, menurut Mr. Li, seorang manajer perusahaan yang menangani mobil buangan bahwa melalui jalur resmi, pemilik mobil wajib ‘pensiun’ hanya memperoleh penggantian sebesar 200 – 300 Renminbi untuk kendaraannya yang kelas sedan atau pick up kecil. Di Guangdong malahan dihargai 290 Renminbi per ton. Di Jiangsu, sebuah truk diesel seberat 16 ton hanya dihargai 9.000 Renminbi oleh perusahaan scrape mobil.

Data Departemen Perdagangan Tiongkok menunjukkan : populasi kendaraan tahun 2017 telah melampaui 300 juta unit dengan kendaraan yang dilarang berjalan di jalan raya per tahun berkisar di 7 – 8 juta unit, tetapi angka ini masih terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut data yang terhimpun oleh Asosiasi Sumber Daya Daur Ulang diketahui bahwa kendaraan yang sesuai aturan pemerintah harus dibuang ke pabrik scrape mobil adalah kurang dari 30 %.

Sumber industri mengungkapkan bahwa sejumlah besar mobil bekas itu oleh para makelar itu dialihkan ‘daerah abu-abu’, dengan cara dijual ke daerah pedesaan atau daerah pegunungan setelah nomor plat mobilnya dicabut. Atau beberapa bagian dan komponen dibongkar kemudian dijual ke pasar perdagangan suku cadang mobil.

Menurut sumber industri, para makelar di seluruh negeri sudah memiliki jaringan yang memudahkan jual beli di antara mereka. Omzet transaksi di pasar gelap bisa mencapai lebih dari 10 miliar Renminbi setahun, berbeda dengan sebagian besar perusahaan scrape mobil resmi yang hasil operasinya ‘kempas-kempis’.

Seorang wartawan yang melakukan pengintaian di pasar gelap penjual onderdil di Desa Chen Tian, Guangzhou Baiyun kemudian melaporkan bahwa, di lokasi tersebut terdapat sekitar 1.500 kios penjual onderdil mobil dari segala merk.

Meskipun di dinding kios terpapar tulisan besar Dilarang Melakukan Jual-Beli ‘5 Onderdil Spesifik’ Kendaraan. Tetapi beberapa kios masih terang-terangan menggantungkan label bertuliskan Power Steering, menandakan kios tersebut punya stok onderdil termaksud. Kelima Onderdil Spesifik itu adalah power steering, mesin mobil, mesin transmisi, as roda depan dan belakang dan rangka sasis mobil.

Tidak jauh dari ‘kota onderdil’ tersebut terdapat lokasi bengkel pembongkaran mobil. “Satu mobil dibongkar oleh 3 montir hanya memakan waktu sekitar setengah jam, sama seperti potong daging saja” kata wartawan tersebut.

Ada toko 4S yang sering datang ke bengkel itu  untuk mencari onderdil. “Jika Anda membutuhkan onderdil bekas melalui jalur resmi di perusahaan scrape, maka waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama, bisa berbulan-bulan”.

Mengapa perusahaan resmi pembokaran mobil usahanya tidak bisa berkembang ? Menurut sumber bahwa perusahaan yang memiliki kualifikasi formal sebagai perusahaan scrape mobil memang jumlahnya tidak banyak, butuh investasi, dan ‘bengkel pembongkaran’ malahan berada di mana-mana.

Selain itu, pajak dan biaya perusahaan melebihi 19% karena rata-rata pemilik mobil individu tidak memiliki faktur untuk dikurangi.

Menurut laporan media ‘Sohu’ bahwa di Amerika Serikat, mobil buangan diperlakukan sebagai sumber daya material yang memiliki nilai sisa yang tinggi dan didaur ulang sesuai dengan operasi pasar sepenuhnya. Dan perusahaan penerima mobil daur ulang cukup banyak beroperasi di AS. Jumlahnya sekarang sekitar 12.000 buah. 20.000 perusahaan remanufaktur suku cadang dan 200 buah perusahaan scrape sisa-sisa pembongkaran mobil yang tak terpakai. Sebagian besar mereka bekerja sama dengan produsen mobil. (Sinatra/asr)

Mega Skandal 1MDB Disebut Merugikan Malaysia Hingga 1 Triliun Ringgit

Epochtimes.id- Menteri Keuangan Malaysia yang baru ditunjuk, Lim Guan Eng mengkonfirmasi utang negara lebih dari RM1 triliun dengan faktor-faktor yang berkontribusi termasuk 1Malaysia Development Bhd (1MDB) setelah disetujui oleh pemerintah sebelumnya.

Dia mengatakan, angka utang RM1 triliun akan dinilai kembali setelah berbagai departemen mengkonsolidasikan laporan masing-masing karena ada laporan tidak dapat diakses.

“Ya, saya mengkonfirmasi pernyataan (Perdana Menteri) Tun Dr Mahathir Mohamad tentang utang negara lebih dari RM1 triliun,” katanya.

“Jumlahnya jauh lebih tinggi dari apa yang dikatakan oleh pemerintah sebelumnya … 1MDB adalah faktor utama, tetapi sekali lagi, saya pikir beberapa informasi ini tidak sepenuhnya diinformasikan.”

“Sekarang, kami ingin semuanya terbuka,” katanya saat konferensi pers di Departemen Keuangan di Putrajaya, Selasa (22/05/2018) dilansir dari Malaysia Kini.

Dia mengatakan instruksi diberikan untuk memastikan bahwa semua akun dapat diakses oleh pejabat Departemen Keuangan dan Departemen Audit Nasional.

Lim juga setuju dengan pernyataan oleh Menteri Urusan Ekonomi Datuk Seri Mohamed Azmin Ali bahwa mega proyek pemerintah sebelumnya telah berkontribusi pada utang negara dan oleh karena itu pemerintah akan meninjau kelayakan proyek tersebut.

Terkait Pajak Penjualan dan Jasa (SST), dia mengatakan pemerintah Malaysia yang baru akan mengganti Pajak Barang dan Jasa (GST) dengan SST sesegera mungkin.

“Tentu saja akan dilakukan tahun ini juga, tetapi mari kita lakukan dengan hati-hati sebelum memberikan tanggal yang tepat untuk Anda,” katanya.

Untuk tarif SST, ia mengatakan itu akan didasarkan pada manifesto Pakatan Harapan, yang menggunakan tingkat sebelumnya 10 persen. (asr)

Sumber : MalaysiaKini

Meskipun Pengecualian, Taiwan Ajukan Protes di Majelis Kesehatan Dunia PBB

0

Meskipun proses dikucilkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) karena tekanan politik Beijing, Taiwan belum tergoyahkan untuk menyatakan keinginannya untuk dimasukkan dalam World Health Assembly (WHA), Majelis Kesehatan Dunia. Taiwan telah memobilisasi sekutu diplomatiknya untuk mengajukan protes pada majelis tersebut, sementara para delegasi dan kelompok Taiwan berkampanye di Jenewa untuk memastikan bahwa pengucilan negara kepulauan tersebut menjadi sorotan pada pembukaan pertemuan kesehatan global tahunan.

Selama pembukaan pertemuan WHA pada 21 Mei di Jenewa, Swiss, 15 negara anggota WHO dengan cepat mengajukan usulan untuk mengundang Taiwan sebagai pengamat pada sidang tersebut. Usulan tersebut ditolak setelah perdebatan diadakan pada pertemuan Komite Umum dan juga selama rapat sidang pleno.

Ke-15 negara anggota adalah sekutu diplomatik Taiwan yang masih mempertahankan hubungan resmi dengan negara kepulauan yang demokratis tersebut. Kepulauan Marshall dan Saint Vincent dan Grenadines berbicara atas nama Taiwan dan berdebat dengan delegasi Republik Rakyat Tiongkok dan Pakistan yang menentang pencantuman Taiwan, sebelum mosi tersebut diakhiri oleh ketua WHA.

Karena selama beberapa dekade tekanan politik dari rezim Tiongkok, Taiwan bukan anggota PBB maupun WHO. Taiwan dapat berpartisipasi dalam WHA dengan status “pengamat” dari 2009 hingga 2016, ketika Ma Ying-jeou yang bersahabat dengan Beijing dari Partai Kuomintang adalah presiden dari negara kepulauan tersebut.

Sejak Partai Progresif Demokrat mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016, rezim komunis Tiongkok telah meningkatkan tekanan dan mendorong WHO untuk mencabut perwakilan resmi Taiwan dalam pertemuan global tahunan, yang seharusnya mempromosikan kesehatan untuk semua orang tanpa memandang asal negara.

Taiwan juga mengirim delegasi resmi yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Chen Shih-chung ke Jenewa untuk mengadakan serangkaian acara di sela-sela pertemuan WHA tersebut, untuk menyatakan maksud bahwa Taiwan tidak menerima dikeluarkan dari komunitas internasional untuk kebijakan kesehatan. Chen mengirim surat protes resmi kepada WHO pada 21 Mei, dengan mengutip kemajuan medis Taiwan dan kontribusinya terhadap upaya kesehatan internasional.

Selain itu, sejumlah LSM dan aktivis Taiwan berada di Jenewa minggu ini untuk memprotes pengucilan negara mereka dari majelis kesehatan terbesar dunia, yang mencakup 194 negara anggota. Kelompok terbesar yang memprotes tersebut adalah Taiwan United Nations Alliance (TAIUNA), sebuah LSM Taiwan yang selama 15 tahun telah mengorganisir perjalanan tahunan ke Amerika Serikat dan Jenewa untuk mengadvokasi keterlibatan Taiwan di PBB dan WHO.

pertemuan majelis kesehatan dunia WHA pada 21 Mei di Jenewa, Swiss
Para aktivis Taiwan dari “Aliansi Perserikatan Bangsa-Bangsa Taiwan” berkumpul di depan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss pada 21 Mei 2018 untuk memprotes pengucilan Taiwan dari pertemuan World Health Assembly (WHA) tahunan World Health Organization (WHO). (Foto oleh Aliansi Perserikatan Bangsa-Bangsa Taiwan)

Lima anggota parlemen dari Legislatif Yuan Taiwan juga terbang ke Jenewa dan bergabung dengan kelompok TAIUNA di sana, tetapi seperti halnya untuk delegasi resmi Taiwan, kelompok tersebut hanya dapat mengakses pertemuan sebagai anggota masyarakat daripada mewakili Taiwan.

“Status internasional Taiwan telah ditindas oleh Tiongkok untuk waktu yang lama,” kata Wang I Kai, anggota dari kelompok TAIUNA, “Saya datang ke Jenewa untuk menyuarakan keinginan saya agar Taiwan dimasukkan dalam WHA, di mana kami memiliki banyak hal untuk berkontribusi.”

Pada 21 Mei kelompok TAIUNA mengalami pelecehan dari seorang pria Tionghoa yang tidak dikenal, yang mempermasalahkan badge (lencana) “Taiwan dapat membantu” dan “Kesehatan untuk Semua” yang dikenakan oleh Lin Ching-yi, seorang legislator Taiwan. Pria tersebut meminta penjaga keamanan di tempat tersebut untuk tidak menerimanya serta orang Taiwan lainnya dalam kelompok tersebut memasuki area akses publik dari pertemuan WHA.

Sebelum pertemuan WHA dimulai, anggota kelompok TAIUNA juga dilarang mengenakan kaos atau lencana yang menunjukkan kata “Taiwan” selama “Walk the Talk,” acara jalan bebas publik yang diselenggarakan oleh WHA pada hari Minggu. Hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa para delegasi dan aktivis WHA dari negara lain seperti Malaysia dan Thailand yang juga berpartisipasi dalam lomba lari Minggu dapat dengan bebas menampilkan bendera-bendera nasional mereka masing-masing.

Menghalangi para delegasi Taiwan dan aktivis bukanlah hal baru, Sekretariat PBB mengambil langkah lebih lanjut tahun ini dan menolak akreditasi kepada wartawan dari Taiwan, sebuah langkah yang segera dikutuk oleh Federasi Jurnalis Internasional (IFT), yang mengecam PBB sebagai telah meletakkan agenda politik satu negara di depan kesejahteraan semua orang lain.

Sementara itu, Beijing mengatakan bahwa pengecualian Taiwan dari status pengamat WHA bahkan sejak tahun 2016 adalah untuk membuktikan bahwa “prinsip satu-Tiongkok adalah konsensus masyarakat internasional dan sesuai dengan tren waktu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lu Kang, di jumpa pers.

“Mengecualikan Taiwan, WHO pada dasarnya sedang membenarkan politisasi Beijing tentang layanan kesehatan global,” kata Russell Hsiao, direktur eksekutif Global Taiwan Institute, yang menunjukkan bahwa Direktur Jenderal WHO telah menyuarakan tentang “kesehatan untuk semua” namun menyangkal Taiwan bahkan status pengamatnya di majelis tersebut.

Selain sekutu diplomatik Taiwan yang mengajukan mosi resmi selama pertemuan tersebut, para delegasi WHA dari Jepang dan Australia juga mendukung dalam menyertakan Taiwan dalam pertemuan tersebut dan mengambil posisi bahwa tidak ada tempat yang harus ditinggalkan di dunia ini di mana penyakit tidak mengenal batas.

Amerika Serikat juga menawarkan dukungan, saat Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Alex Azar, berbicara pada 22 Mei di depan sidang umum untuk mengungkapkan kekecewaan AS atas tidak ikutsertanya Taiwan. (ran)

ErabaruNews

Bagaimana Vaping Mempengaruhi Kesehatan Anda, Lihat Hasil Studi-studi Ini

0

Epochtimes.id- Banyak orang beranggapan bahwa vaping lebih aman daripada merokok, kebanyakan orang akan setuju.

Alasan ini muncul karena tidak ada tembakau yang dibakar dan karena tidak ada asap yang dihirup.

Orang-orang beranggan bahwa vaping tidak banyak merusak paru-paru daripada merokok tradisional.

Tetapi itu tidak berarti bahwa vaping aman, dengan imajinasi apa pun.

Beberapa studi yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa vaping tampaknya dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang meningkat secara drastis.

Lebih lanjut, zat seperti arsenik, kromium, dan mangan — semuanya berpotensi berbahaya — ditemukan dalam uap.

Termasuk, uap e-cig dapat menyebabkan bakteri berbahaya menempel di sisi saluran udara, demikian hasil studi lain menunjukkan

Nikotin yang terhirup dalam uap e-cig juga dapat menyebabkan kerusakan DNA, berdasarkan sebuah studi dari New York University.

Sedangkan studi baru-baru ini dari Proceedings of National Academy of Sciences Amerika Serikat menunjukkan perangkat yang menggunakan baterai masih dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.

“Kami mengusulkan agar ECS (asap rokok) bersifat karsinogenik dan perokok e-cig memiliki risiko lebih tinggi daripada non-perokok untuk mengembangkan kanker paru-paru dan kandung kemih dan penyakit jantung,” tulis para peneliti.

Menurut pengujian yang dijalankan pada tikus, mereka yang terpapar asap rokok dari e-cigarette memiliki tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di kandung kemih, jantung dan paru-paru dibandingkan dengan pernapasan yang biasa dihirup.

Namun sistem perbaikan yang melindungi dari kanker pada tikus yang terpapar asap e-cigarette juga rusak.

“Penting untuk dicatat bahwa banyak perokok e-cig telah mengonsumsi kebiasaan merokok e-cig tidak harus melakukannya untuk tujuan berhenti merokok (merokok tembakau), melainkan karena mereka mengasumsikan bahwa rokok elektronik sangat aman,” tulis para ilmuwan. (asr)

Petugas Konsulat Jenderal AS Guangzhou Kena Serangan Suara Misterius

0

EpochTimesId – Seorang petugas dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Guangzhou, Tiongkok mengaku mengalami cedera otak ringan. Cedera itu diduga akibat terkena serangan suara misterius.

Kasus ini mengingatkan khalayak pada kasus diplomat AS yang diserang dengan gelombang suara misterius yang menyebabkan penyakit sonik di Kuba. Departemen Luar Negeri AS pun kemudian mengeluarkan peringatan kesehatan kepada warga AS di Tiongkok, Rabu (23/5/2018) waktu setempat.

Petugas AS tersebut menuturkan, serangan terhadap dirinya berupa gelombang suara halus dan samar-samar tetapi abnormal. Dia menemukan cedera otak setelah berbulan-bulan terkena serangan suara misterius.

Menteri Luar Negeri AS Pompeo dalam acara dengar pendapat di kongres pada hari Rabu mengatakan bahwa dari sudut pandang kedokteran, kejadian tersebut sangat mirip dengan insiden serangan terhadap personil diplomat AS di Kuba.

“Kami sedang mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi di Havana, dan yang kini terjadi di Tiongkok,” kata Pompeo.

Departemen Luar Negeri Amerika menaruh perhatian tinggi terhadap kejadian ini. Kedutaan Besar AS di Beijing memastikan bahwa petugas yang bekerja pada Konsulat AS di Guangzhou tersebut adalah seorang warga AS.

Juru bicara Kedutaan Besar AS mengatakan bahwa karyawan tersebut melaporkan bahwa ia mengalami berbagai gejala gangguan pada fisiknya sejak akhir tahun 2017 hingga bulan April tahun ini. Dia kemudian dikirim ke Amerika Serikat untuk evaluasi dan pemeriksaan menyeluruh.

“Hasil klinis dari penilaian ini cocok dengan cedera otak traumatis ringan,” katanya.

Departemen Luar Negeri memberitahukan bahwa pemerintah AS tidak tahu apa yang menyebabkan gangguan yang terjadi pada fisik pegawai AS di Guangzhou. Dewan Negara hanya dapat merekomendasikan agar yang bersangkutan menjauhi bunyi yang menyerangnya.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Tiongkok mengatakan bahwa Dewan Negara menaruh perhatian tinggi terhadap kejadian ini. Mereka bekerja keras untuk memastikan penyebab dan dampaknya.

Juru bicara itu juga mengatakan bahwa Beijing juga sedang menyelidiki masalah ini.
Kedutaan Besar AS di Beijing juga mengeluarkan pernyataan bahwa siapa pun yang memiliki gejala ini harus berkonsultasi dengan ahli medis.

“Di Tiongkok, jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa dari pendengaran atau perasaan, disertai dengan suara yang tidak biasa atau suara yang menusuk, jangan mencoba untuk menemukan (sendiri) sumbernya. Segera pergi menjauhi tempat di mana suara itu berada,” tulis pengumuman situs Kedutaan.

Pompeo mengatakan bahwa pihaknya telah meminta Tiongkok untuk mematuhi komitmen yang ditetapkan dalam Konvensi Wina. Tiongkok diminta untuk melindungi keamanan pejabat AS yang ditempatkan di negaranya.

Menlu Tiongkok tidak langsung menanggapi permintaan Wall Street Journal untuk memberikan komentar.

Sebelumnya dilaporkan, bahwa diplomat AS juga menderita serangan melalui gelombang suara misterius di Kuba. Dalam dua tahun terakhir, sejumlah diplomat AS di Kuba juga melaporkan bahwa mereka juga menderita gangguan penyakit yang sama.

Washington menyatakan bahwa itu adalah serangan melalui gelombang suara. Akan tetapi mereka tidak menuduh pihak berwenang Kuba sebagai pelaku atau penanggungjawab serangan.

Pada akhir tahun 2016, lebih dari 20 diplomat AS dan keluarga mereka menderita gejala pusing, gegar otak, dan gangguan pendengaran. Para pejabat AS mengatakan itu adalah ‘serangan yang ditargetkan’.

Pada bulan Januari tahun ini, seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan kepada Senat bahwa para penyelidik AS tidak dapat menentukan para pelaku atau sarana penyerangan yang digunakan.

Diplomat yang menjadi korban menggambarkan suara itu sebagai, “suara berdengung, gemerincing logam, dan jeritan keras dan melengking.”

Departemen Luar Negeri AS membentuk sebuah kelompok ahli pada tahun 2017 untuk menyelidiki kasus ini. Panel ahli tersebut mengatakan bahwa temuan awal kemungkinan terkait dengan neurotrauma dari sumber yang tidak alami. Saran dari panel adalah dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Pompeo menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada yang dapat mengkaitkan kejadian di Tiongkok dengan di Kuba.

Seorang pejabat Kedutaan AS di Beijing mengatakan, “Saat ini kami belum dapat mengkaitkan insiden di Havana, tetapi kami sedang menyelidiki semua kemungkinannya.”

Pada bulan Maret tahun ini, Dewan Negara memutuskan untuk menarik 60 persen anggota diplomat AS dari Kuba karena masalah kesehatan. Sebelumnya, 15 orang pegawai Kedutaan Kuba untuk AS diperintahkan untuk meninggalkan Amerika Serikat, tetapi Washington belum secara resmi menuduh Kuba melakukan serangan yang disengaja.

Pada bulan April tahun ini, beberapa diplomat Kanada di Havana mengeluh karena menderita gejala gangguan serupa yang dialami para diplomat AS. Pemerintah Kanada kemudian mengurangi jumlah personel diplomatik di Kuba.

Departemen Urusan Global Kanada menyatakan bahwa tes medis yang sedang berlangsung telah meningkatkan kecenderungan pada pendapat bahwa kerusakan otak tipe baru tersebut tidak, atau belum dapat didefinisikan oleh ahli medis.(Xia Yu/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Pesawat Pribadi Gagal Mendarat di Pemukiman Sebelah Bandara

0

Kredit Video : Facebook Jarrod Brown

EpochTimesId – Sebuah pesawat jet pribadi jenis Gulfstream gagal mendarat di Bandara Internasional Toncontín, Honduras, Selasa (22/5/2018) waktu setempat. Pesawat tersebut tercatat berangkat dari Austin, Texas, Amerika Serikat.

Dikutip The Epoch Times dari Express, pesawat pribadi itu tergelincir saat mendarat di ujung landasan yang pendek. Pesawat kemudian terlempar melompati selokan kecil menuju pemukiman di luar kawasan bandara.

Pesawat terhenti ketika menghantam gundukan tanah di seberang jalan raya di luar area bandara. Pesawat itu pun terbelah menjadi dua dan tersangkut di atas jalan raya.

Pesawat itu berisikan enam orang, baik pilot dan penumpang. Untungnya enam orang penumpang yang ada di atas pesawat selamat dan tidak mengalami luka serius. Warga setempat juga tidak ada yang menjadi korban.

https://www.facebook.com/jarrod.brown.1069/posts/10155833919958285

“Tidak ada korban jiwa,” kata Kepolisian Nasional Honduras dalam sebuah pernyataan.

“Lima penumpang dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil dan menerima perawatan,” Rumah Sakit Tegucigalpa Hospital Escuela Universitario menegaskan.

Petugas darurat kemudian segera bergegas mendatangi lokasi kejadian. Petugas pemadam kebakaran juga langsung menyemprotkan rongsokan pesawat dengan busa guna mencegah kebakaran.

Sejumlah petugas evakuasi juga langsung berusaha keras mengeluarkan penumpang yang terperangkap dalam reruntuhan pesawat.

Pesawat ini terdaftar sebagai milik TVPX Aircraft Solutions Inc. di North Salt Lake, menurut catatan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat, seperti dikutip dari The Washington Post.

Jarrod W. Brown, yang tiba di bandara sekitar satu jam sebelum kecelakaan itu memotret dan merekam suasana rongsokan pesawat dengan kamera ponsel. (Henry Jom/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

Uni Eropa dan G7 Kompak Menolak Mengakui Hasil Pemilu Venezuela

0

EpochTimesId – Kanada dan negara-negara G7 bersama dengan Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bersama, Rabu (23/5/2018) waktu setempat. Mereka mengatakan kompak dan bersatu dalam menolak pemilihan presiden di Venezuela baru-baru ini.

Pemilihan 20 Mei 2018 yang diklaim dimenangi oleh petahana Nicolas Maduro telah memicu kecaman berskala luas. Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland sebelumnya menyebut pilpres tersebut ‘tidak sah dan anti-demokrasi’.

Pernyataan bersama mengatakan, “Pemilu gagal memenuhi standar internasional yang diterima dan tidak mengamankan jaminan dasar untuk proses yang inklusif, adil dan demokratis. Sehingga pemilihan dan hasilnya kurang legitimasi dan kredibilitas.”

G7 dan UE menambahkan bahwa rezim Maduro berusaha dan sedang memantapkan cengkeraman otoriternya. Sementara pada sisi lain, rakyat Venezuela terus mengalami pelanggaran hak asasi manusia dan perampasan kebebasan yang serius.”

Pernyataan itu menyerukan kepada Maduro untuk memulihkan demokrasi konstitusional di Venezuela. Maduro dituntut menjadwalkan pemilihan yang bebas dan adil, segera membebaskan semua tahanan politik, memulihkan otoritas Majelis Nasional, dan menyediakan akses penuh, aman dan tanpa hambatan terhadap para pelaku kemanusiaan.

Pada hari Senin (21/5/2018), pemerintah Kanada menerapkan beberapa tekanan tersendiri terhadap Venezuela. Kanada mengatakan tidak akan berusaha untuk menggantikan duta besarnya di Caracas dan akan ‘menurunkan’ tingkat hubungan diplomatiknya dengan negara Amerika Selatan itu.

Ottawa juga memberlakukan larangan kerja sama militer resmi dengan Venezuela dan memastikan kedutaan Kanada di Caracas hanya dipimpin oleh seorang ‘pengurus kepentingan’ alih-alih seorang duta besar. (The Cannadian Pers/The Epoch Times)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Rusia Ujicoba Tembakkan Rudal Jarak Jauh

0

EpochTimesId – Rusia menguji-coba rudal balistik antarbenua jarak jauh, yang dikenal sebagai ICBM. Sebanyak empat rudal ditembakkan dari kapal selam, menurut media yang dikelola pemerintah Rusia.

Kantor Berita TASS yang didukung negara melaporkan bahwa sebuah kapal selam, Yuri Dolgoruky, menguji empat ICBM dari posisi di bawah permukaan air laut.

“Rudal menghantam target yang ditentukan di kawasan latihan dan ujicoba Kura di Kamchatka, kawasan Timur Jauh Rusia. Tembakan salvo oleh sejumlah rudal ini dilakukan oleh kapal penjelajah bawah laut adalah Proyek untuk pertama kalinya,” lapor agensi berita tersebut.

Ujicoba itu bertajuk, ‘kapal selam menguji-menembakkan rudal Bulava’.

“Rudal balistik telah diluncurkan, semua berjalan normal,” kata komandan kapal selam itu kepada media pemerintah.

Komandan kapal selam menambahkan, bahwa itu adalah pertama kalinya rudal ICBM diluncurkan dari kapal selam jenis itu.

Sementara itu, dilaporkan minggu ini bahwa Rusia dijadwalkan untuk mengoperasikan RS-28 Sarmat, yang dikenal sebagai “Rudal SS-X-30 Satan 2” pada tahun 2020.

“Uji coba sistem menjanjikan lainnya terus berlanjut. Tidak lama lagi, mereka akan mulai melayani pasukan strategis kami,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut The Diplomat.

“Maksud saya pertama-tama sistem Sarmat yang akan memasuki layanan operasional pada 2020, sistem Avangard akan beroperasi pada 2019 dan disusul sistem lainnya.”

Resimen militer dengan Sarmat ICBM dijadwalkan untuk diterapkan pada 2021, publikasi tersebut melaporkan.

“Resimen pertama akan menerima dua ICBM RS-28, dan diharapkan untuk menyebarkan total enam RS-28. (Resimen rudal terdiri dari hingga 10 rudal dan sekitar 400 personel militer),” lapor Diplomat.

“RS-36, arus utama kekuatan ICBM berbasis darat di Rusia, akan perlahan-lahan dihapus mulai tahun 2020-an. RS-36 diharapkan tetap beroperasi hingga setidaknya 2024, tetapi umur operasional mereka dapat diperpanjang hingga 2027 tergantung pada jadwal induksi RS-28.”

Sayangnya, program tersebut mengalami sejumlah penundaan. Sehingga, bisa dipastikan Sarmat tidak akan mungkin beroperasi pada 2021. (The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Virus Nipah yang Mematikan dan Belum Ada Obatnya Menyerang India

oleh Zhang Zhi

Virus Nipah yang langka dan sangat mematikan ditemukan di negara bagian Kerala, India bagian selatan dan telah menyebabkan korban tewas melonjak menjadi 10 orang, 25 orang lainnya terinfeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa saat ini belum ada  vaksin untuk mencegah terserang virus Nipah dan tidak ada obat untuk mengatasinya. Setelah terinfeksi, rumah sakit hanya dapat mengambil tindakan berupa perawatan suportif kepada pasien.

Virus Nipah dianggap sebagai virus mematikan yang baru muncul. Para ilmuwan yang  menemukan virus tersebut dalam 20 tahun terakhir memperkirakan bahwa virus yang berasal dari kelelawar itu kemudian menyebar ke manusia dan spesies lainnya.

Virus dapat ditularkan dari orang ke orang dan saat ini tidak ada obat untuk mengatasinya. Dalam sebagian besar epidemi, tercatat 40 hingga 75% dari pasien yang terinfeksi mengalami kematian.

Pada Minggu (20 Mei), setidaknya 9 orang di negara bagian Kerala, India meninggal karena virus yang langka dan sangat mematikan ini. 3 orang korban di antaranya dikonfirmasikan  terinfeksi virus Nipah, dan enam orang lainnya memiliki gejala penyakit tersebut, termasuk dua orang yang meninggal di Distrik Kozhikode dan 4 orang di Distrik Malappuram.

CNN mengutip laporan dinas kesehatan masyarakat di Kerala memberitakan bahwa  3 orang korban meninggal dunia akibat wabah Nipah ini adalah dua kakak beradik yang berusia 20-an tahun dan bibi mereka yang berusia 50 tahun. Sedangkan ayah mereka yang berusia 56 tahun juga terinfeksi dan saat ini berada di rumah sakit dengan kondisi kesadarannya menurun dan mempertahankan hidup dengan menggantungkan peralatan medis.

Menurut Times of India, seorang perawat wanita dari Rumah Sakit Perambra Taluk di Kerala meninggal pada Senin (21 Mei) dan dia mungkin tertular saat merawat pasien yang terinfeksi virus Nipah. Kematian perawat ini menaikkan korban tewas menjadi 10 orang. Setidaknya 25 orang dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 40 orang sedang menjalani uji laboratorium.

Ketika perawat meninggal, dia bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya (termasuk dua anaknya dan suaminya). Dan suaminya Sajeesh mendengar bahwa istrinya yang sakit itu baru saja pulang dari daerah Teluk pada dua hari lalu.

“Pada saat-sat terakhir, ia menyadari bahwa dia mungkin terkena infeksi virus yang berisiko kematian bagi dirinya. Dia hidup untuk membantu orang lain. Kematiannya telah menjadi sebuah pengorbanan baginya,” demikian kata V. Balan, paman dari perawat tersebut.

Kasus kematian menunjukkan bahwa virus Nipah dapat menyebabkan pandemi dari virus mematikan ini. Inilah sebabnya mengapa Organisasi Kesehatan Dunia telah menempatkan virus Nipah, virus Ebola dan pneumonia atipikal sebagai target penelitian yang mendesak.

Infeksi virus nipah dapat memunculkan gejala berupa demam, sakit kepala, kehilangan sensasi arah, dan kebingungan mental. Dalam kondisi akut, pasien dapat mengalami gangguan pada pernafasan, yaitu paru-paru tidak dapat menghirup cukup oksigen atau menimbulkan encephalitis (radang otak) yang mematikan; Ini bisa membuat pasien tidak sadarkan diri dalam 48 jam setelah sakit.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, virus dapat menyebar melalui kontak dengan hewan atau manusia, dan dalam beberapa hari itu sudah (yang terinfeksi) mengalami gangguan dari sakit kepala dan rasa kantuk yang berat sampai kehilangan kesadaran. Perawatan di rumah sakit pun hanya dapat dilakukan secara terbatas berupa perawatan suportif karena tidak ada obatnya.

Setelah kasus infeksi pertama dilaporkan pada Sabtu (19 Mei), Dinas Kesehatan Kerala memberi tahu Kementerian Kesehatan India dan Organisasi Kesehatan Dunia. Pinarayi Vijayan, menteri utama Kerala pada Senin menulis pesan melalui Twitter mengingatkan seluruh aparat dan warga negara bagian untuk meningkatkan kewaspadaan dan membuka posko pemantauan yang beroperasi 24 jam.

Dilaporkan bahwa terdapat 14 orang yang mengunjungi rumah sakit untuk melihat jenasah orang yang terinfeksi virus Nipah dan 27 orang staf medis yang memiliki kontak dengan pasien yang kemudian meninggal dunia selama perawatan. Beberapa orang yang memiliki gejala mirip serangan virus Nipah di daerah lain, semua diwajibkan untuk mengikuti uji laboratorium di rumah sakit.

Virus tersebut awalnya diketahui muncul di Malaysia pada 1998 silam, ketika itu 265 orang terinfeksi kemudian mengalami peradangan otak dan gejala penyakit aneh lainnya. Orang-orang tersebut terinfeksi setelah berkontak dengan ternak babi atau orang yang sakit. Dalam wabah kali ini, 105 orang meninggal dan angka kematiannya adalah 40%.

Sejak itu, ada beberapa wabah penyakit berskala kecil terjadi di India dan Bangladesh, sekitar 280 orang telah terinfeksi dan menyebabkan 211 orang meninggal, tingkat kematian rata-rata adalah 75%.

Menurut data WHO, beberapa wilayah di Asia dan Australia, Madagaskar, Ghana berisiko terinfeksi virus Nipah. (Sinatra/asr)

Analisa Pakar Situasi ASEAN Pasca Pergantian Politik di Malaysia

Luo Ya & Liang Xin

Suasana di Malaysia telah berubah pasca pemilu, pemimpin koalisi partai oposisi “Pakatan Harapan (PH)” Mahathir Mohamad yang berusia 92 tahun telah mengumumkan dirinya kembali ke pentas politik setelah memenangkan pemilu; terpilih pada usia sepuh seperti ini memang menarik perhatian seluruh dunia; menurut pengamatan opini publik, setelah menjabat, pandangan dan orientasi politik Mahathir terhadap pihak asing akan berbeda dengan partai berkuasa sebelumnya.

Lalu, dampak seperti apakah yang akan terjadi pada Asia Tenggara akibat perubahan besar di Malaysia yang pernah menjadi salah satu dari empat macan Asia itu?

Mahathir mengakhiri pemerintahan koalisi 60 tahun yang pernah dipimpinnya; reaksi opini publik, ini menandai perwujudan peralihan menuju demokrasi untuk kali pertama bagi Malaysia sejak merdeka di tahun 1957, dan kekuasaan diserahkan kepada partai oposisi; Mahathir pun menjadi pemimpin negara tertua di dunia.

Opini publik umumnya beranggapan, satu penyebab utama kekalahan “Barisan Nasional (BN)” kali ini adalah, terbongkarnya skandal korupsi yang mencuat selama pemerintahan Najib Razak.

Saat diambil sumpah jabatannya, Mahathir berjanji akan membangkitkan kembali ekonomi, menstabilkan mata uang, mengurangi hutang negara, dan mendapatkan kembali dana kekayaan negara di perusahaan 1 Malaysia Development Berhad (1MDB) yang telah disalahgunakan sebanyak milyaran dolar AS.

Mahathir yang pernah menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun sejak tahun 1981 hingga 2003 terkenal dengan gaya politiknya yang keras; lahir sebagai rakyat jelata, ia meninggalkan bidang kedokteran dan terjun ke dunia politik.

Peneliti bernama Profesor Wu Huilin dari Lembaga Riset Ekonomi Tionghoa mengatakan kepada reporter Dajiyuan (Epoch Times), di tahun 1997 saat Asia dilanda krisis moneter terjadi pada saat Mahathir berkuasa, Malaysia waktu itu juga merupakan salah satu negara yang menderita, dan mengalami pelajaran pahit tersebut. Kini ia telah berusia 92 tahun, mungkin ia berpikiran untuk mewariskan sejumlah kebijakan yang lebih baik.

“Karena pada masa Asia Tenggara dilanda krisis moneter, yang disebabkan oleh melemahnya nilai tukar mata uang, saya pikir setelah mendapat pelajaran itu, sekarang ia mungkin akan lebih fokus pada masalah (kebijakan ekonomi) ini, ia berniat mengurangi beban hutang negara, jadi ini adalah fenomena positif.”

Selain itu, penerbit sekaligus editor majalah “Overview China” bernama Chen Kuide berpendapat, wilayah Asia Tenggara akan mengalami perubahan, namun tidak besar. Terutama pasca masalah ketegangan di Laut Tiongkok Selatan, negara di sekitar telah bersiaga terhadap PKT, tapi segan membuat Beijing tersinggung karena kepentingan berbisnis.

“Namun pada dasarnya hati Mahathir lebih berpihak pada Barat dan agak menentang PKT, jadi situasi ini tidak akan banyak berubah, bahkan mungkin akan cenderung berkembang menjadi lebih berpihak ke Barat.”

Faktanya di masa pemerintahan Mahathir sebelumnya ia agak condong ke RRT. Namun di bulan April lalu Mahathir pernah mengatakan pada media, bahwa “masyarakat Malaysia tidak mendapat manfaat apa pun dari investasi (RRT)”, ia meragukan membuka peluang investasi bagi RRT di bidang infrastruktur dan properti akan berakibat buruk bagi kedaulatan negara, bahkan setelah menang pemilu ia akan lebih seksama “memeriksa” investasi dari RRT. Sepertinya Mahathir telah mewaspadai, dengan Srilanka sebagai contoh, Srilanka yang meminjam uang dari Beijing dengan sistem sewa menyewa tanah, karena tidak mampu membayar hutang sehingga Srilanka kehilangan banyak wilayahnya.

Wu menyatakan, sekarang banyak negara telah melihat dengan jelas, sehingga banyak yang menyangkal program “One Belt One Road” dari Beijing. Mahathir juga melihat pengalaman pahit Srilanka, jadi mengambil hikmah dari pelajaran ini, ia tidak akan menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan RRT.

“Ia akan bertindak demi kepentingan negaranya. Dan sekarang (ekonomi dan lain-lain) banyak hal di tangan pemimpin (perdana menteri) sebelumnya ditangani dengan sangat tidak baik, jadi sekarang ia ingin secepatnya memulai dari awal lagi.”

Menurut Wu, sekarang Trump tengah memberikan sanksi pada RRT, Mahathir seharusnya juga telah melihat prospek perekonomian RRT ternyata tidak begitu menggembirakan, ia akan lebih mencermati kekuatan Beijing; apalagi sekarang Taiwan juga tengah menerapkan kebijakan baru ke selatan dengan mempererat hubungan kerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara. “Saya pikir Malaysia seharusnya juga tidak terkecuali.”

Warga Taiwan sangat optimis dengan kebijakan baru ke selatan, Wu Huilin menandaskan, “Jadi saat ini semua sedang gencar-gencarnya mengarah kesana; dan tidak hanya masalah uang saja, masalah lain selain uang, hubungan dengan berbagai pihak; dan sekarang banyak pengusaha Taiwan telah hengkang dari RRT, semua beralih ke Asia Tenggara, jadi sekarang adalah kesempatan. Malaysia mengalami perubahan, bagi mereka juga merupakan suatu peluang.”

Chen menekankan, setelah masalah di Laut Tiongkok Selatan, diam-diam Malaysia dan RRT saling berseteru, saling cecar, meskipun dengan suara kecil; Mahathir adalah politisi berhaluan keras, ia tidak akan melunak.

“Keluar dari partai politik sebelumnya dan masuk ke partai oposisi, justru partai politik awalnya telah tercerai berai. Ini berarti ia masih berpengaruh di tengah peta politik Malaysia, juga kemungkinan tekad politiknya masih sangat kuat untuk bisa mewujudkan banyak hal, walaupun ia telah berusia 92 tahun,” pungkas Chen Kuide. (SUD/WHS/asr)

Komitmen Makanan Cepat Saji Amerika Menyajikan Bahan-bahan Bebas Antibiotik

0

Oleh Gina-Marie Cheeseman

Makan di luaran menjadi bagian gaya hidup orang Amerika Serikat dan semakin meningkat dari tahun ke tahun, menurut Departemen Agrikultur Amerika Serikat.

Namun, bila waktu mendatang anda ngidam makan sandwich atau burger ayam, tanyakan apakah daging merah dan daging unggas yang mereka sajikan sebagai makanan cepat saji adalah bebas antibiotik. Adalah penting untuk mengetahui apakah daging yang anda makan berasal dari hewan yang diberi makan pakan yang mengandung antibiotik.

Alasannya adalah sederhana, yaitu kebal terhadap antibiotik.

Sekitar 80% antibiotik yang digunakan di Amerika Serikat diberikan untuk peternakan, menurut Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat. Kekebalan terhadap antibiotik menjadi semakin sering terjadi. WHO menggolongkannya sebagai “salah satu ancaman terbesar untuk kesehatan, keamanan terhadap makanan, dan perkembangan secara global saat ini.” WHO menyatakan bahwa “penyalahgunaan antibiotik“ pada hewan merupakan salah satu penyebab utama kekebalan terhadap antibiotik.

Kekebalan terhadap antibiotik dapat menyebabkan infeksi tidak dapat disembuhkan karena bakteri yang bertempur dengan antibiotik telah beradaptasi dan menjadi kebal terhadap antibiotik, sehingga keadaan ini memaksa dokter untuk meresepkan antibiotik yang lebih ampuh atau antibiotik berbeda, yang akan membebani pasien.

Berita baik adalah banyak makanan cepat saji berjanji menggunakan produk yang bebas antibiotik. Empat belas dari 25 perusahaan top yang disurvei pada tahun 2017 setidaknya telah melakukan beberapa langkah untuk membatasi penggunaan antibiotik pada beberapa atau semua rantai suplai mereka.

“Kekebalan terhadap antibiotik dapat menyebabkan infeksi tidak dapat disembuhkan karena bakteri yang bertempur dengan antibiotik telah beradaptasi dan menjadi kebal terhadap antibiotik.”

Keempat belas perusahaan ini merupakan 2/3 pendapatan industri makanan cepat saji. Survei yang dilakukan oleh Customers Union, juga menemukan lima perusahaan yang berjanji untuk pertama kalinya dalam membatasi penggunaan antibiotik, termasuk KFC, Burger King, Starbucks, Dunkin’ Donuts, and Jack in the Box.

Survei menemukan bahwa sebagian besar kemajuan yang dibuat oleh perusahaan makanan cepat saji adalah mengurangi atau menyingkirkan penggunaan antibiotik pada rantai suplai daging ayam untuk mereka. Ini merupakan kemajuan besar yang mempertimbangkan bahwa ¼ dari semua daging ayam yang dihasilkan di Amerika Serikat dijual kepada restoran cepat saji.

Beberapa perusahaan telah mengikuti praktik yang lebih baik. Chipotle and Panera Bread menyajikan daging babi, sapi, dan ayam dari hewan yang diberi makan pakan tanpa antibiotik. Kedua perusahaan tersebut menerima status “A” dari laporan Costumers Union yang dikumpulkan dari survei tersebut.  Subway mengikuti aturan antibiotik mengenai penggunaan antibiotik dalam daging merah dan daging unggas, namun, pelaksanaan aturan penggunaan antibiotik pada daging babi dan sapi masih dalam alur waktu, sehingga Subway menerima status “B”.

Rantai makanan cepat saji di seluruh Amerika Serikat bukanlah satu-satunya menjadi penentu peraturan antibiotik. Pollo Tropical, sebuah rantai makanan cepat saji di Florida dan Georgia yang dimiliki oleh  Fiesta Group, baru-baru ini mengumumkan semua menu yang mengandung daging ayam akan berasal dari daging ayam yang bebas-antibiotik. Rich Stockinger, Presiden dan CEO Fiesta Restaurant Group berkata, “Pelanggan akan diberitahu adanya perubahan ini melalui iklan, media sosial, dan komunikasi dengan pelayan restoran.”

Jack in the Box, rantai makanan cepat saji di pantai Barat Amerika Serikat, berjanji tidak akan menggunakan daging ayam yang mengandung antibiotik sejak tahun 2020. Shake Shack, rantai makanan cepat saji di Northeast and Florida, akan menggunakan daging sapi, babi dan unggas yang bebas dari antibiotik. (vi/ran)

Gina-Marie Cheeseman adalah penulis freelance. Artikel ini awalnya diterbitkan di NaturallySavvy.com

ErabaruNews

Trump Desak Tiongkok Pertahankan Perbatasan Korea Utara dengan Ketat, Tidak Pasti Pertemuan dengan Kim akan Terjadi

0

Presiden AS Donald Trump mendesak Tiongkok pada 21 Mei untuk menjaga perbatasan aman dengan Korea Utara, menekan Beijing menjelang pertemuan yang diantisipasi dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bulan depan yang ditujukan untuk denuklirisasi.

“Tiongkok harus terus-menerus semakin kuat dan ketat di Perbatasan Korea Utara sampai kesepakatan dibuat. Kabarnya adalah akhir-akhir ini perbatasan tersebut menjadi lebih keropos dan telah lebih banyak merembes ke dalam. Saya ingin ini terjadi, dan Korea Utara menjadi SANGAT sukses, tetapi hanya setelah penandatanganan!” Trump menulis dalam twitternya Senin pagi.

Dia tidak menjelaskan signifikansi masalah perbatasan Korea Utara-Tiongkok di dalam kesepakatan apapun yang mungkin dicapai dalam denuklirisasi. Trump mengatakan pertemuannya dengan Kim akan berlangsung pada 12 Juni di Singapura.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Korea Utara dan sekutu komunis yang penting, memasoknya dengan sumber daya makanan dan energi. Dalam beberapa pekan terakhir, rejim Tiongkok telah mencoba untuk menegaskan diri dalam negosiasi denuklirisasi dengan Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Beijing dua kali dalam beberapa minggu, di mana dia bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping.

Pekan lalu, dalam nada perubahan yang tiba-tiba, Korea Utara mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Trump jika Washington terus menekan denuklirisasi sepihak.

Sementara Trump awalnya mengatakan pertemuan Juni masih di atas jalur, pada 22 Mei saat Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengunjungi Washington, Trump mengatakan ada “kesempatan besar” pertemuan tersebut mungkin tidak berhasil.

“Itu tidak berarti bahwa itu tidak akan berhasil dalam jangka waktu tertentu, tetapi itu mungkin tidak berhasil untuk 12 Juni,” kata Trump kepada wartawan. “Kita akan melihat apa yang terjadi.”

Tiongkok Ikut Campur

Pekan lalu, setelah Korea Utara mengancam untuk membatalkan pertemuan tersebut, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa Kim mungkin telah dipengaruhi oleh Tiongkok setelah mengunjungi Beijing.

Beberapa media sejak itu menemukan rincian diskusi antara Kim dan Xi. Surat kabar Jepang, Yomiuri Shimbun, melaporkan pada 13 Mei bahwa selama kunjungan Kim pada awal Mei, Kim meminta Xi untuk beberapa bentuk bantuan ekonomi selama fase intermediasi perlucutan senjata, seharusnya rezimnya dan Amerika Serikat mencapai kesepakatan.

denuklirisasi korea utara
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping, di Kota Dalian di Tiongkok timur laut dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 9 Mei 2018 oleh Korea Central News Agency (KCNA) Korea Utara. (KCNA / via Reuters)

Kemudian pada 18 Mei, surat kabar Korea Selatan, JoongAng Daily, mengutip sumber pemerintah di Seoul, mengungkapkan bahwa Xi telah berjanji kepada Kim bahwa Tiongkok akan mendukung Korea Utara bahkan jika pertemuan Trump-Kim gagal.

Kedua pemimpin tersebut, “berkonsentrasi pada metode denuklirisasi Korea Utara dan perubahan yang diharapkan dalam situasi di Semenanjung Korea yang dihasilkan dari pertemuan tingkat tinggi Korea Utara-AS,” JoongAng Daily melaporkan.

Tiongkok terus memberikan dukungannya kepada Korea Utara meski ada sanksi-sanksi internasional. Pada bulan November tahun lalu, Amerika Serikat mendeteksi sejumlah kapal, termasuk yang terkait dengan Tiongkok, yang terlibat dalam perdagangan minyak gelap dengan Korea Utara.

Pada bulan April, tepat setelah Kim melakukan perjalanan luar negerinya ke Beijing pada akhir Maret, surat kabar Korea Selatan, Dong-a Ilbo, melaporkan bahwa sejumlah besar pekerja Korea Utara bepergian melintasi perbatasan Tiongkok, menentang sanksi-sanksi PBB yang menetapkan bahwa anggota PBB dilarang mengeluarkan izin kerja baru untuk para pekerja Korea Utara. (ran)

ErabaruNews