Home Blog Page 1945

Apa Arti Patriotisme Bagi Anda? : Refleksi 4 Juli

0

Pada tanggal 4 Juli 1776, sebanyak 13 koloni yang membentang di pantai timur dari Massachusetts ke Georgia, mengadopsi Deklarasi Kemerdekaan AS, mengumumkan bahwa mereka tidak bergantung pada pemerintahan Inggris. Perang, bagaimanapun, berkecamuk dalam enam tahun.

Akhirnya, pada tahun 1782, Parlemen Inggris setuju untuk mengakhiri semua operasi-operasi serangan di Amerika Utara, memberi orang Amerika rasa kebangsaan sejati pertama mereka. Ketika semua yang telah dikatakan dan dilakukan, diperkirakan 6.800 orang Amerika tewas dalam pertempuran, dan sekitar 17.000 lebih meninggal karena penyakit selama Perang Kemerdekaan.

4 juli hari kemerdekaan amerika
Benjamin Franklin oleh Joseph Duplessis, 1778. (Public Domain)

“Di mana kebebasan berdiam, ada negara saya.” – Benjamin Franklin

Sekarang, setiap tanggal 4 Juli adalah hari untuk perayaan dan kembang api, dan juga mencerminkan apa artinya menjadi orang Amerika. Berikut adalah apa yang dikatakan beberapa warga, dari Los Angeles sampai New York, ketika ditanya, “Apa arti patriotisme bagi Anda?”

Pangeran Arab Saudi Bertemu Utusan AS untuk Singkirkan ISIS

Joshua Philipp- The Epochtimes

Epochtimes.id- Arab Saudi bekerjasama dengan pemerintahan Trump untuk memerangi terorisme, (04/07/2018). Putra Mahkota Saudi Mohamed bin Salman bertemu dengan Utusan Khusus AS untuk Koalisi Global Melawan ISIS.

Menurut kantor berita Saudi Asharq Al-Awsat, keduanya bertemu untuk membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah, dan “mengerahkan upaya untuk mencapai keamanan dan stabilitas di kawasan ini.”

Turut menghadiri Pangeran Khalid bin Salman bin Abdulaziz, Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat; Khalid Al Humaidan, Kepala Intelijen Umum Saudi; dan Christopher Henzel, Pejabat dari Kedutaan Besar AS di Riyadh; dan pejabat lainnya.

Koalisi untuk mengalahkan ISIS dibentuk pada September 2014, dan mencakup 77 mitra.

Menurut situs koalisi, operasinya melampaui gebarakan militer di Irak dan Suriah untuk melawan organisasi teroris, dan termasuk operasi untuk membongkar sistem keuangan dan ekonomi kelompok, untuk mencegah aliran pejuang luar negeri.

Langkah ini termasuk memulihkan ketertiban ke daerah-daerah tidak stabil dikendalikan ISIS dan untuk melawan propaganda ISIS.

Setelah menjabat, Presiden Donald Trump telah membuat langkah signifikan dalam perang melawan ISIS. Kelompok teroris kehilangan kendali atas wilayah kendalinya dan kekuatan utama ISIS sebagian besar dihancurkan.

Trump turut bekerja untuk membangun hubungan yang lebih positif dengan Arab Saudi.

Trump telah menjadi sekutu dekat dengan Pangeran Mahkota Saudi Mohamed bin Salman, yang mengadakan pertemuan pertama dari Aliansi Kontraterorisme Militer Islam pada November 2017.

Fokus utama dalam perang melawan terorisme saat ini adalah rezim Iran, sponsor terorisme terbesar di dunia. Iran kini bertentangan dengan Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo dalam sebuah pernyataan 27 Juli mendukung aksi protes di Iran dengan mengatakan bahwa “Pemerintah Iran menghambur-hamburkan sumber daya warganya di Suriah, dukungannya untuk Hizbullah, Hamas, dan Houthi, atau ambisinya untuk ekspansi yang sia-sia. Program nuklirnya dan hanya akan menambah penderitaan rakyat Iran.” (asr)

Nelayan dari Kampung Diberi Penghargaan Bergengsi Setelah Selamatkan 12 Orang di Laut

Epochtimes.id. Seorang nelayan rendah hati dari Satpati, sebuah desa di Palghar, India, Milan Tare, telah dinominasikan untuk menerima penghargaan Maritim dan Penyelamatan Nasional (NMSAR).

Penghargaan ini diberikan setelah dia berhasill menyelamatkan 12 orang.

Kronologi kejadian pada 9 Mei lalu, saat itu Milan yang berusia 42 tahun melaut dengan kapalnya bersama dengan krunya, dan enam perahu lainnya setelah matahari terbenam.

Saat itu dia sudah mendapatkan tangkapannya. Dia hanya mengatur waktu untuk kembali ke daratan. Setiap perahu berjarak sekitar satu kilometer dari yang lain.

Sekitar pukul tiga pagi, Tare bangun di atas kapalnya dengan panggilan radio : “Vachva!” Tare mengenali suara itu yang berasal dari Shivneri, kapal yang terjauh dari pantai.

Ketika itu, lampu navigasi yang terlihat dari Shivneri membuatnya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Tare segera mulai mengambil perahu ke arah itu dan mengarahkan kapal nelayan lainnya untuk bergabung dalam penyelamatan.

Seorang pejabat yang berbicara dengan Time of India mengatakan, “Setelah berlayar sekitar satu mil laut dalam kegelapan dan menggunakan lampu sorot, dia melihat perahu yang terbalik. Dia melihat para kru sedang berjuang untuk tetap mengapung di sekitarnya dengan bantuan pelampung dan ban. Bersama timnya, mereka menyelamatkan korban. ”

Tindakan berani Tare dilaporkan oleh Penjaga Pantai. Nelayan ini akan mengunjungi ibu kota nasional pada 5 Juli untuk menerima penghargaan.

Ini adalah pertama kalinya seseorang dari desa ini mendapatkan penghargaan yang sangat membanggakan. (asr)

Sumber : ntdin.tv

KPK Tetapkan Gubernur Aceh dan Bupati Bener Meriah Tersangka Suap

0

Epochtimes.id- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Gubernur Aceh dan Bupati Bener Meriah, Ahmadi sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi suap, Rabu (4/7/2018).

KPK menegaskan kedua ditahan untuk kepentingan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi suap kepada Gubernur Aceh terkait dengan pengalokasian dan penyaluran dana otonomi khusus Aceh (DOKA) tahun anggaran 2018 untuk Kabupaten Bener Meriah pada Pemerintah Provinsi Aceh.

Tak hanya Gubernur Aceh, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan tersangka Bupati Bener Meriah dan TSB (Swasta) untuk 20 hari ke depan di dua rumah tahanan terpisah.

Tersangka Bupati Bener Meriah ditahan di Rutan Kelas I Jakarta Timur Cabang KPK yang berlokasi di Pomdam Jaya Guntur. Sedangkan, TSB di Rutan Polres Jakarta Selatan.

Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam keterangannya kepada wartawan menuturkan Gubernur Aceh Irwandi menjadi tersangka karena menerima suap. Suap, kata Basaria, diberikan oleh Bupati Bener Meriah kepada Gubernur Aceh sebesar Rp 500 juta bagian dari Rp 1,5 miliar yang diminta Gubernur Aceh.

Penahanan AMD dan TSB menyusul dua tersangka sebelumnya yaitu Gubernur Aceh periode 2017 – 2022 dan HY seorang swasta. Sehari sebelumnya, Rabu (4/7), KPK telah menahan IY di Rutan Kelas I Jakarta Timur Cabang KPK dan HY di Rutan Polres Jakarta Pusat.

Sebelumnya KPK telah menetapkan 4 orang, yaitu AMD, TSB, IY dan HY sebagai tersangka.

Keempatnya adalah para pihak yang diamankan KPK di Banda Aceh dan Kabupaten Bener Meriah pada Selasa (3/7).

Setelah peristiwa tangkap tangan tersebut, KPK melakukan pemeriksaan 1×24 jam dan dilanjutkan dengan gelar perkara.

KPK menyimpulkan adanya dugaan tindak pidana korupsi menerima hadiah atau janji oleh IY selaku Gubernur Aceh periode 2017 – 2022 bersama-sama HY dan TSB yang diduga berasal dari AMD selaku Bupati Bener Meriah periode 2017 – 2022 terkait dengan pengalokasian dan penyaluran DOKA TA 2018 untuk Kabupaten Bener Meriah pada Pemerintah Provinsi Aceh.

Atas perbuatan tersebut, IY, HY dan TSB disangkakan melanggar pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Sedangkan, AMD yang diduga sebagai pemberi disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. (asr)

Budaya Informan Meruntuhkan Lagi Profesor yang Berdedikasi untuk Universitas

0

Kasus-kasus akhir-akhir ini profesor-profesor Tiongkok dihukum karena komentar yang mereka buat telah mengungkapkan kepanjangan lengan kontrol rezim Tiongkok atas kampus-kampus universitas.

You Shengdong, seorang profesor ekonomi di Xiamen University di Xiamen, sebuah kota di Provinsi Fujian, Tiongkok selatan, diberhentikan setelah seorang mahasiswa memberi tahu otoritas kampus tentang komentar politik You selama mengajar di bulan Juni. Universitas yang lebih tinggi menganggap pidatonya terlalu “ekstrim.” Sejak itu, ratusan mahasiswa Universitas Xiamen yang marah telah membawanya ke Weibo, sebuah platform media sosial yang mirip dengan Twitter, yang meminta You untuk diterima kembali.

Partai Komunis Tiongkok sering menggunakan label “ekstremis” atau “radikal” untuk membenarkan penganiayaan terhadap para pembangkang dan yang lainnya yang mengkritik rejim tersebut.

Berbicara dengan Voice of America, You mengatakan dia tidak akan terhalang oleh hukumannya dan akan terus mengatakan yang sebenarnya.

“Saya sangat berdedikasi pada pengajaran saya karena para mahasiswa ini berasal dari seluruh negeri dan mereka menggunakan uang hasil jerih payah dari orang tua mereka untuk mengabdikan masa muda mereka untuk pendidikan,” kata You.

“Bagi saya, melakukan sesuatu atau berbicara tentang sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani saya adalah dosa.”

Sejak paruh kedua tahun 2014, Universitas Xiamen memberlakukan tindakan untuk melarang para profesor dan staf universitas membuat komentar kritis terhadap konstitusi Tiongkok, kebijakan Partai Komunis Tiongkok (PKT), atau nilai sosialisme, menurut VOA. You mengatakan dia mempelajari tentang peraturan-peraturan kampus tersebut setelah seorang mahasiswa secara diam-diam memberi tahu dia tentang rencana kampus untuk mulai memantau apa yang dikatakan para dosen di ruang kuliah.

Di bawah rezim Tiongkok, apa yang diizinkan untuk mahasiswa pelajari dan apa yang dapat dikatakan oleh para dosen semuanya dikontrol dengan ketat. Bagian dari kontrol tersebut diberlakukan melalui budaya informan (pelapor) yang berawal dari Revolusi Kebudayaan, ketika anak-anak dan siswa mengkhianati orang tua dan guru mereka menyebabkan tindakan mereka dianggap “kontra-revolusioner.”

Sun Wenguang, mantan profesor di Universitas Shandong di Provinsi Shandong, mengatakan dia khawatir tentang apa yang dia rasakan adalah telah berkurangnya kebebasan akademik di kampus. Dosen hanya diperbolehkan mengajarkan apa yang dianggap “benar” oleh rezim, dan dengan demikian mereka menjadi corong bagi PKT, katanya kepada Radio Free Asia dalam sebuah wawancara.

“Semua perguruan tinggi dan universitas telah menggunakan cara yang berbeda untuk memperkuat kepemimpinan Partai [di kampus],” kata Sun, menambahkan bahwa “mahasiswa yang juga anggota Partai akan merekam ucapan-ucapan dosen mereka, terutama komentar-komentar yang lebih sensitif secara politik.”

Sun menambahkan bahwa di bawah lingkungan yang represif seperti itu, mahasiswa akan kurang bersedia untuk mengeksplorasi hal-hal baru dan mengutarakan pikiran mereka.

Seorang profesor Tiongkok baru-baru ini memutuskan untuk secara terbuka mengkritik budaya informan beracun yang telah terbentuk di kampus-kampus universitas.

Wu Xiaoqiu, asisten kepala di Universitas Renmin di Beijing, mengatakan selama upacara wisuda pada 27 Juni bahwa ada garis dasar moral yang harus dijunjung tinggi oleh para mahasiswa, termasuk tidak berbohong dan memberi informasi terhadap rekan-rekan atau mentor-mentor mereka, menurut media Tiongkok.

Wu mengatakan bahwa tanpa hati nurani moral, “impian-impian akan menjadi mimpi buruk, dan itu akan menyebabkan kerusakan pada masyarakat dan orang lain.”

Berbicara dengan RFA, Gao Xin, penulis lepas dan analis politik yang berbasis di AS, mengatakan Partai Komunis Tiongkok telah memupuk masyarakat agar mendorong orang-orang untuk menjadi informan.

“Orang-orang tidak melaporkan kejahatan yang terjadi di masyarakat. Sebaliknya, Partai berbicara tentang para informan dan mengkritik orang lain sebagai cara untuk mengamankan kekuatannya sendiri,” kata Gao. (ran)

ErabaruNews

Konglomerat HNA Tiongkok Meninggal di Perancis Setelah Jatuh dari Dinding

0

Konglomerat Tiongkok Co-Chairman HNA Group, Wang Jian, meninggal selama perjalanan bisnis di Perancis pada 3 Juli dalam apa yang dikatakan polisi lokal tampaknya jatuh secara tidak sengaja dari dinding saat berpose untuk sebuah foto.

Wang, 57 tahun, dianggap sebagai arsitek dari akuisisi $50 miliar yang menakjubkan telah membuat HNA mengakumulasikan aset mulai dari mulai saham di Deutsche Bank AG sampai properti-properti luar negeri profil tinggi. Di bawah tekanan dari Beijing, HNA telah menjual banyak aset untuk memangkas utang.

Dia bertanggung jawab atas strategi HNA dan menjalankan operasi sehari-hari, sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan, sementara rekan ketua dan rekan pendirinya, Chen Feng, sering menjadi wajah publik dari group tersebut.

Kematiannya mempersulit upaya-upaya konglomerat yang bermasalah tersebut untuk merestrukturisasi dan melunasi pinjaman, dan dapat meningkatkan tekanan pada HNA untuk mengungkapkan lebih banyak tentang kepemilikan buramnya yang sering dikritik.

Wang jatuh lebih dari 16 meter dari tembok di desa Bonnieux, dekat Avignon, daerah yang indah yang populer dengan turis, kata letnan kolonel Hubert Meriaux dari petugas polisi Vaucluse kepada Reuters.

“Dia berdiri di pinggiran tajam agar keluarganya dapat memotret dirinya dan jatuh,” katanya.

Wang memegang 15 persen saham di HNA. Group tersebut dikendalikan oleh yayasan yang berbasis di New York dan badan amal yang berbasis di Tiongkok yang bersama-sama memegang 52 persen saham HNA. Chen juga memegang 15 persen saham.

Para pemegang saham telah berjanji bahwa jika peristiwa meninggalkan perusahaan atau kematian mereka akan mengalihkan saham-sahamnya ke dana amal New York, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters. Belum jelas bagaimana mengikat perjanjian-perjanjian tersebut.

Konglomerat layanan penerbangan sampai keuangan yang menganggap Hainan Airlines Co sebagai aset intinya, penjualan HNA baru-baru ini mencakup kepemilikan di perusahaan-perusahaan seperti Hilton Worldwide Holdings Inc, Park Hotels & Resorts, dan NH Hotels di Spanyol.

Kematian Wang tidak mungkin datang pada saat yang lebih buruk, kata Brock Silvers, pendiri dan direktur pelaksana Kaiyuan Capital, perusahaan penasihat investasi yang berbasis di Shanghai.

“Tekanan untuk mengurangi utang pada HNA terus menjadi sangat besar, dan semua rencana seperti itu mungkin akan ditinjau kembali saat tim manajemen menyusunnya kembali,” katanya.

Wang lulus dari Universitas Penerbangan Sipil Tiongkok dengan gelar di bidang manajemen penerbangan dan memegang gelar MBA dari Maastricht School of Management di Belanda.

“HNA Group menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga Wang dan teman-teman,” kata dewan dan tim manajemen HNA dalam sebuah pernyataan.

Postingan media sosial tentang kematian Wang tampaknya telah disensor di internet Tiongkok yang dikontrol ketat segera setelah berita itu diumumkan oleh grup tersebut. “Wang Jian HNA meninggal” dengan cepat menempati peringkat ke-11 di halaman topik panas Weibo yang hangat, tetapi dengan cepat hilang dari 50 besar.

“Ini benar-benar berita mengejutkan bagi kami,” kata seorang karyawan yang bekerja di keuangan di HNA, menolak memberikan namanya. “Semua orang di kantor sedang membicarakannya, tetapi kami tidak tahu apa dampaknya terhadap arah perusahaan tersebut.” (ran)

ErabaruNews

Ditantang oleh Tiongkok, Amerika Tingkatkan Kinerja Menuju Teknologi Quantum

0

Para pembuat kebijakan AS sedang berupaya untuk mempercepat perkembangan ilmu kuantum Amerika, bidang eksperimental yang sangat tinggi yang dapat membuat perubahan revolusioner terhadap kekuatan komputasi, memberikan keuntungan-keuntungan strategis. Perlombaan Tiongkok untuk supremasi dalam ilmu kuantum telah dipilih secara khusus, karena kekhawatiran tumbuh bahwa Amerika Serikat segera dapat melampaui di bidang kompetisi teknologi kritis ini.

Kongres telah didesak oleh para ahli untuk meningkatkan dorongan dalam penelitian dan pengembangan terkait kuantum, karena banyak yang mengatakan bahwa Amerika Serikat saat ini tidak memiliki strategi nasional yang koheren.

Sebagai tanggapan, H.R.6227, Undang-Undang Inisiatif Quantum Nasional, diperkenalkan pada 26 Juni di Komite DPR tentang Sains, Luar Angkasa, dan Teknologi dan segera disetujui oleh komite pada hari berikutnya.

“Ketika negara-negara lain dengan cepat mengembangkan program kuantum mereka sendiri, AS menghadapi risiko tertinggal di belakang. Undang-undang ini memberikan jalan ke depan untuk memastikan bahwa AS mengamankan pengaruhnya di generasi berikutnya untuk sains dan teknologi,” kata ketua komite Lamar Smith (R-Texas) saat memperkenalkan RUU tersebut.

Ilmu kuantum memiliki “implikasi keamanan ekonomi dan nasional yang sangat besar,” kata John Thune (R-S.D.), Ketua Komite Senat untuk Perdagangan, Sains, dan Transportasi. Thune mengatakan bahwa RUU DPR berusaha untuk menjaga Amerika Serikat di depan para pesaing, termasuk Tiongkok, dalam mengembangkan terobosan teknologi berdasarkan kuantum.

RUU tersebut akan membentuk Kantor Koordinasi Quantum Nasional di dalam Kantor Gedung Putih untuk Kebijakan Sains dan Teknologi. Ia juga akan mengamanatkan anggaran tertentu untuk mendukung kegiatan-kegiatan penelitian kuantum, seperti mengharuskan sekretaris perdagangan untuk mencurahkan total $400 juta dari tahun 2019 hingga 2023 untuk mendukung kegiatan-kegiatan penelitian kuantum di National Institute of Standards and Technology.

Ia juga akan mengarahkan sekretaris energi untuk mencurahkan total $625 juta dalam lima tahun untuk membangun dan mengoperasikan hingga lima pusat Riset Ilmu Informasi Quantum Nasional. Jumlah pendanaan yang ditentukan dalam RUU itu harus disetujui oleh para pendukung kongres, bagaimanapun, dan tidak diketahui apakah Demokrat akan mendukung pengesahan RUU itu melalui DPR dan Senat.

Quantum telah berada di antara topik hangat diskusi di Washington seperti para ilmuwan dan pakar keamanan nasional telah berulang kali peringatkan bahwa komputasi kuantum dapat memberikan keuntungan revolusioner setelah terobosan kunci dibuat. Enkripsi tradisional, misalnya, dapat dengan mudah diliputi oleh komputasi kuantum, yang secara dramatis memberikan peningkatan atau bahkan jumlah daya komputasi yang hampir tak terbatas.

“Kita mengharapkan komputasi kuantum untuk mengaktifkan berbagai metode baru untuk memecahkan masalah-masalah komputasi keras, termasuk yang berdampak pada keamanan nasional,” kata Travis S. Humble, direktur Quantum Computing Institute di Oak Ridge National Laboratory.

Humble juga mengatakan bahwa Amerika Serikat masih menjadi rumah bagi upaya-upaya para akademis dan industri terkemuka dalam teknologi kuantum, meskipun kelompok-kelompok terkemuka di Eropa, Tiongkok, Jepang, Australia, dan negara-negara lain juga berlomba untuk maju.

Rejim Tiongkok telah memulai perjalanan besar-besaran untuk melampaui Amerika Serikat dalam teknologi kuantum. Misalnya, ia telah menginvestasikan $10 miliar di laboratorium kuantum baru di Provinsi Anhui pada tahun 2017 dan telah mempublikasikan dugaan uji terobosan pada tahun yang sama yang melibatkan penggunaan satelit kuantum untuk mentransmisikan data yang secara teoritis tidak mungkin diretas.

Strategi pencapaian tujuan oleh rezim Tiongkok tersebut untuk memperebutkan supremasi kuantum, ditambah dengan tingkat pendanaan dan dukungan pemerintah AS yang tidak konsisten dan tidak stabil untuk perkembangan kuantumnya sendiri, telah menyebabkan Tiongkok menutup kesenjangan tersebut dengan cepat, menurut Laporan tahunan Komisi Tinjauan Keamanan dan Ekonomi AS-Tiongkok (USCC) tahun 2017 tentang Tiongkok.

Teknologi berbasis Quantum dapat memungkinkan Tiongkok untuk meniadakan beberapa superioritas AS yang ada dalam pengumpulan intelijen dan enkripsi komunikasi, menurut laporan USCC. Aplikasi paten Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa para peneliti Tiongkok memang memusatkan perhatian mereka pada enkripsi, karena mereka berlomba untuk memanfaatkan kekuatan komputasi besar dari kuantum untuk mengalahkan sistem enkripsi Amerika, menurut South China Morning Post. (ran)

ErabaruNews

Warga Naturalisasi Rayakan HUT Kemerdekaan Amerika di Rumah Washington

0

EpochTimesId – Bekas rumah Presiden Pertama Amerika Serikat, George Washington menjadi lokasi upacara naturalisasi sebanyak 101 warga baru Amerika Serikat. Upacara Naturalisasi digelar bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Amerika Serikat, 4 Juli 2018.

Dalam cuaca panas yang terik, warga dari 50 negara asal bersumpah setia kepada Amerika Serikat. Dalam upacara itu, tampak digelar reka ulang inspeksi militer oleh pemeran George Washington.

“Selamat datang di rumah saya, di lahan pertanian saya, pada hari istimewa ini,” kata seorang pria yang memerankan Washington, dalam upacara naturalisasi tersebut.

Warga Naturalisasi asal Selandia Baru, Bert Todd, datang ke Amerika Serikat sebagai pemain rugby profesional pada tahun 1990. Dia meniti karir profesional pada olahraga itu di California, Maryland, dan Washington selama bertahun-tahun.

“Saya datang dengan visa dan mereka menahan saya di sini. Tapi sudah waktunya untuk melepaskan ‘green card’ (kartu hijau/visa ijin tinggal permanen) dan menjadi warga negara (AS),” kata Todd.

“Saya punya keluarga dan, jadi saya ingin menjadi warga penuh, bukan pemegang ‘green card’. Ini bagus untuk bisnis saya, saya membuat kue,” sambung Todd.

Todd dan istrinya membuka toko kue bergaya Selandia Baru di Arlington, Virginia, Dua minggu lalu.

Dari Selatan ke Amerika Utara
Seorang warga naturalisasi lainnya, Marcela Posa, mengatakan dia merasa terhormat untuk menjadi bagian dari upacara naturalisasi di Mount Vernon.

“Ini hari yang paling penting tahun ini untuk bangsa yang luar biasa ini, dan saya dapat menjadi warga negara hari ini, jadi ini benar-benar menggembirakan,” kata perempuan 42 tahun itu.

Dia pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2006 untuk memulai hidup baru dengan suaminya. Suaminya adalah seorang warga negara Amerika yang dia temui dan nikahi di negara asalnya, di Chili.

“Saya ingin mengatakan bahwa ini adalah hal yang paling penting bagi saya (menjadi warga negara AS). Kini saya bisa terlibat (sebagai warga negara) dan dapat suara saya akan didengar (berhak ikut pemilu),” sambung Posa.

Posa dan suaminya tinggal di Ashburn, Virginia. Posa bekerja sebagai manajer penjualan di perusahaan retail, Ann, Inc.

Marcela Posa dari Chili memperoleh sertifikat naturalisasi di rumah bersejarah Presiden Pertama George Washington di Virginia, Pada 4 Juli 2018. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Perjalanan Panjang
Jose Collado, 36, bertemu Evelyn di Republik Dominika, negara asalnya pada tahun 2012. Ketika itu, mereka bekerja bersama di sebuah kebun binatang.

Mereka jatuh cinta dan menikah, tetapi butuh bertahun-tahun untuk benar-benar bersama. Evelyn, seorang Amerika, harus pindah kembali ke Amerika Serikat untuk mendapatkan perawatan medis karena menderita sakit migrain. Butuh waktu 18 bulan untuk mendapatkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk Jose agar bisa menemaninya kembali.

“Melakukannya dengan cara yang benar, kami butuh waktu lama untuk sampai ke sini,” kata Jose. “Ketika Anda mencoba melakukan hal-hal dengan cara yang benar, itu tidak mudah atau cepat. Tetapi akhirnya, kami bersama, kami ada di sini.”

Mereka berdua mengatakan sangat lega, setelah akhirnya Jose resmi menjadi warga Amerika yang dinaturalisasi.

Jose mengatakan selalu ada ketakutan bahwa sesuatu yang tidak diinginkan bisa terjadi. “Mereka mencoba mengirim saya kembali (di deportasi ke Dominika),” ujarnya.

“Dan sekarang ketika Anda menjadi warga negara, (ada rasa ketakutan) yang hilang, Anda dapat sepenuhnya menjalani hidup Anda,” kata Jose. “Bukan hanya itu, tapi negara ini memberiku kesempatan, untuk bersama wanita yang kucintai, bersama keluarga, dan untuk berkumpul kembali dengan keluargaku.”

Upacara naturalisasi 101 warga Amerika baru berlangsung di rumah bersejarah Presiden Pertama AS, George Washington di Mount Vernon, Virginia, Pada 4 Juli 2018. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

‘Saya Harus Memilih (pemilu)’
Bagi Thao Tran, hak untuk memilih (dalam pemilu) kini adalah bagian paling berharga dari menjadi warga negara Amerika.

“Sebelumnya, saya tidak dapat memilih, meskipun saya menginginkannya. Itulah hal utama yang sangat saya sukai. Ini adalah hari yang tidak akan pernah saya lupakan,” kata Tran.

Tran, 27 tahun, datang ke Amerika Serikat sebagai siswa internasional dari Vietnam. Dia menikah dengan rekan senegaranya yang dinaturalisasi dua tahun lalu di stadion sekolah menengah. Pasangan ini berencana untuk memiliki anak dalam beberapa tahun ke depan. (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Tiongkok Keluarkan Pemberitahuan Berbahaya Berkunjung ke Amerika di Tengah Ketegangan Perdagangan

0

Dalam sebuah langkah yang dianggap bermotif politik, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington mengeluarkan peringatan perjalanan memperingatkan warganya tentang bahayanya mengunjungi Amerika Serikat.

Situs kedutaan besar Tiongkok memposting pemberitahuan tersebut pada 28 Juni, mengatakan kepada wisatawan Tiongkok bahwa biaya-biaya medis yang mahal, ancaman penembakan dan perampokan publik, pencarian dan penyitaan oleh agen pabean, penipuan telekomunikasi, dan bencana alam adalah di antara gangguan-gangguan yang dapat mempengaruhi warga yang ingin bepergian ke Amerika Serikat.

“Keamanan publik di Amerika Serikat tidak bagus. Kasus penembakan, perampokan, dan pencurian sering terjadi,” kata pemberitahuan tersebut.

“Para pelancong di Amerika Serikat harus waspada terhadap lingkungan mereka dan orang-orang yang mencurigakan, dan menghindari keluar sendirian di malam hari.”

kedutaan besar cina tiongkok di amerika
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington pada 18 Mei 2012. (Robert MacPherson / AFP / GettyImages)

Kekerasan senjata di Amerika Serikat adalah elemen umum dari upaya-upaya propaganda rezim Tiongkok untuk mendiskreditkan klaim-klaim tentang pelanggaran hak asasi manusia di dalam pembatasannya sendiri, dengan mengatakan Amerika Serikat memiliki masalah “hak asasi manusia” yang lebih serius, seperti kejahatan-kejahatan yang terkait dengan senjata.

Mengingat waktu pertikaian dagang Tiongkok dengan Amerika Serikat saat ini, para pengamat mencurigai bahwa pemberitahuan perjalanan tersebut adalah contoh dari rezim Tiongkok yang menggunakan pariwisata sebagai alat untuk memperbaiki skor politik.

Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, akan memberlakukan tarif senilai $50 miliar barang dari Tiongkok dan telah mengancam gelombang pajak berturut-turut hingga $450 miliar dalam impor Tiongkok jika Tiongkok membalas dengan tarif hukuman sendiri.

Wisatawan Tiongkok memiliki daya belanja yang sangat besar. Menurut data terbaru dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB, wisatawan Tiongkok menghabiskan $261 miliar saat melakukan perjalanan ke luar negeri pada tahun 2016, menjadikan mereka sebagai wisatawan yang paling banyak mengkonsumsi di dunia selama lima tahun berturut-turut. Sebanyak 135 juta warga Tiongkok melakukan perjalanan ke luar negeri pada tahun itu, dimana 3 juta orang mengunjungi Amerika Serikat.

Ini bukan pertama kalinya rezim Tiongkok telah memicu kebanggaan nasionalis wisatawan Tiongkok untuk tujuan politik, dengan satu kasus terakhir mengenai Korea Selatan pada 2017. Pemerintah Seoul telah mengizinkan Amerika Serikat untuk menyebarkan sistem pertahanan anti-rudalnya, yang disebut Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), di semenanjung untuk melawan ancaman nuklir Korea Utara yang terus berlanjut.

Tiongkok, bagaimanapun, mengklaim bahwa radar-radar THAAD dapat memata-matai wilayah Tiongkok dan sangat menentang keputusan Korea Selatan untuk menjadi tuan rumah sistem AS tersebut.

Rezim Tiongkok dengan cepat membatasi wisata kelompok ke Korea Selatan sebagai pembalasan. Dipicu oleh propaganda anti-Selatan rezim, para konsumen Tiongkok juga mulai memboikot produk-produk Korea Selatan.

Selain itu, beberapa perusahaan Korea Selatan melihat proyek-proyek mereka di Tiongkok dihentikan atau ditunda oleh otoritas Tiongkok. Misalnya, konstruksi terhenti di taman hiburan yang dibuka oleh konglomerat Korea Selatan, Lotte di Kota Shenyang, Tiongkok timur laut. Pada Februari 2017, perusahaan tersebut telah setuju untuk menyediakan lahan dari lapangan golf untuk menjadi tuan rumah sistem THAAD.

Sebaliknya, Tiongkok telah mendorong pariwisata ke Korea Utara, sekutu komunisnya. Pengeluaran wisatawan Tiongkok adalah salah satu sumber pendapatan Korea Utara yang tersisa karena telah menghadapi sanksi-sanksi internasional yang berat. (ran)

ErabaruNews

Insiden Terbaru di Salisbury Inggris Dipastikan Serangan Racun Saraf

0

EpochTimesId – Seorang pria dan seorang wanita ditemukan dalam kondisi sakit parah dan kritis di Inggris pada 4 Juli 2018. Mereka dipastikan terpapar racun pelumpuh saraf Novichok.

Polisi Metropolitan mengatakan Itu adalah zat yang sama dengan yang digunakan dalam serangan terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Yulia.

Insiden terbaru itu terjadi di pinggiran kota Salisbury, tepatnya di Amesbury, Wiltshire, Inggris. Polisi mengatakan para korban adalah seorang pria dan seorang wanita berusia 40-an tahun. Mereka ditemukan dalam keadaan tidak sadar di sebuah rumah.

“Mereka berdua saat ini menerima perawatan karena terpapar zat yang tidak diketahui di Salisbury District Hospital. Mereka berdua dalam kondisi kritis,” tambah pernyataan polisi.

Awalnya, para pejabat berpikir bahwa pasien menjadi sakit karena mengkonsumsi campuran kokain atau heroin crack yang terkontaminasi.

“Tapi, malam ini kami telah menerima hasil tes dari Porton Down yang menunjukkan dua orang tersebut telah terkena racun saraf Novichok.”

Identitas pasangan tersebut belum dikonfirmasi. Namun, keduanya diduga kuat warga negara Inggris yang juga warga lokal daerah tersebut.

Sampel dari racun saraf tersebut telah dikirim ke pusat penelitian militer terdekat dari Porton Down untuk dilakukan pengujian lebih lanjut.

“Kasus itu ditangani dengan serius,” kata juru bicara Perdana Menteri Theresa May, Rabu (4/7/2018).

Komite tanggap darurat pemerintah Inggris telah menggelar pertemuan membahas insiden di Wiltshire. Menteri yang bertanggungjawab akan dikirimi laporan secara teratur.

Polisi Metropolitan mengatakan bahwa petugas kontraterorisme terlibat dalam penyelidikan, “Mengingat kejadian baru-baru ini di Salisbury, petugas dari jaringan kontra-terorisme bekerja sama dengan rekan-rekan dari Wiltshire Police dalam menangani insiden di Amesbury.” (Jack Phillips/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Diduga Bunuh Delapan Bayi Perawat Inggris Ditangkap Polisi

0

EpochTimesId – Seorang perawat wanita Inggris ditangkap karena dicurigai membunuh delapan bayi. Tersangka juga diduga berusaha membunuh enam orang lainnya setelah penyelidikan atas kematian pada unit neonatal (kesehatan bayi) di Inggris utara.

Tersangka kemudian ditangkap setelah penyelidikan atas kematian 17 orang bayi, dan kolapsnya 15 bayi namun tidak fatal. Kasus puluhan bayi itu terjadi antara Maret 2015 dan Juli 2016 di unit neonatal Rumah Sakit ‘The Countess of Chester’.

“Ini adalah investigasi yang sangat kompleks dan sangat sensitif dan, seperti yang dapat Anda hargai, kita perlu memastikan bahwa kita melakukan segala yang dapat kita lakukan untuk menetapkan secara terperinci apa yang menyebabkan kematian bayi dan kolaps-nya bayi,” kata Inspektur Detektif, Paul Hughes dalam sebuah pernyataan, baru-baru ini.

Polisi, yang meluncurkan penyelidikan mereka pada Mei tahun lalu, tidak akan memberikan rincian lebih lanjut tentang wanita yang ditangkap. Tersangka hanya digambarkan sebagai pekerja profesional perawatan kesehatan. Hughes mengatakan penyelidikan masih terus dilakukan dan masih ‘sangat aktif’.

“Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi semua keluarga dan penting untuk diingat bahwa, pada pusat dari masalah ini, ada sejumlah keluarga yang berduka. Mereka sedang mencari jawaban mengenai apa yang terjadi pada anak-anak mereka,” tambah Inspektur Hughes.

Pihak rumah sakit mengatakan siap mendukung para detektif dalam pekerjaan penyelidikan mereka. RS Chester menambahkan bahwa pihaknya yakin unit bayi mereka kini sudah aman untuk melanjutkan pelayanan dan perawatan kesehatan.

“Meminta polisi untuk melihat ini bukan sesuatu yang kami lakukan dengan sengaja, tetapi kami perlu melakukan semua yang kami bisa untuk memahami apa yang telah terjadi di sini,” kata Direktur Medis RS Chester, Ian Harvey.

Sebuah laporan dari ‘Royal College of Paediatrics dan Child Health’ yang diterbitkan pada Februari 2017 menemukan bahwa jumlah staf di unit neonatal rumah sakit tidak mencukupi.

Ada dua bayi yang meninggal di unit tersebut pada tahun 2013, dan tiga bayi pada tahun 2014. Delapan bayi meninggal pada tahun 2015 dan lima bayi lainnya pada tahun 2016. Laporan tidak dapat menjelaskan secara pasti penyebab kematian belasan bayi tersebut. (Michael Holden dan John Smithies/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Penyelundup Fentanyl dari Tiongkok Ditangkap di Pelabuhan Philadelphia

0

Petugas bea cukai AS baru-baru ini menyita 110 pon (sekitar 50kg) fentanyl yang berasal dari Tiongkok di pelabuhan Philadelphia.

Lima puluh kantong opioid sintetik mematikan tersebut ditemukan di dalam pengiriman barel-barel (tong) yang berisi oksida besi dan memiliki perkiraan nilai komoditas sebesar $1,7 juta, menurut siaran pers oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) pada 28 Juni. Kantong-kantong tersebut adalah yang pertama dideteksi oleh petugas bea cukai menggunakan anjing pelacak narkotika.

Fentanyl, opioid sintetis sekitar 50 kali lebih kuat dari heroin, berada di pusat epidemi opioid di Amerika Serikat. Sering dicampur dengan obat lain tanpa sepengetahuan para penggunanya.

“Opioid, termasuk fentanil dan sejenisnya, adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius, dan impor sejumlah besar senyawa kimia sintetik mematikan ini adalah ancaman keamanan nasional,” kata Casey Durst, direktur operasi lapangan CBP di Baltimore, dalam rilis pers.

fentanyl (fentanil) lebih ganas dari heroin
Fentanil ditemukan di dalam barel-barel (tong) yang berisi oksida besi oleh petugas bea cukai A.S. (Atas kebaikan Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS)

Sebagian besar obat yang mengalir ke Amerika Serikat berasal dari Tiongkok atau dibuat dari bahan-bahan kimia prekursor (diperlukan dalam proses produksi obat sintetis atau ekstraksi dan dimasukkan dalam molekul obat) yang diproduksi di Tiongkok.

Overdosis dari opioid sintetis menyebabkan lebih dari 20.000 kematian pada tahun 2016, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Sebuah laporan Februari oleh Reuters menemukan bahwa pengiriman fentanil dari Tiongkok memasuki Amerika Serikat melalui layanan pos. Seringkali, obat-obatan tersebut dikirimkan dari “laboratorium” di Tiongkok untuk orang-orang yang memesan secara online, untuk konsumsi mereka sendiri atau untuk perantara yang kemudian mengencerkannya untuk dijual kembali.

Investigasi subkomite Senat AS menemukan bahwa Layanan Pos AS telah gagal menyebarkan sistem secara luas untuk mendapatkan data elektronik tingkat lanjut, advanced electronic data (AED), tentang paket-paket yang ditujukan untuk pelabuhan-pelabuhan Amerika, yang akan membantu mengidentifikasi kiriman mencurigakan yang akan diserahkan kepada agen-agen bea cukai A.S.

Petugas-petugas bea cukai melaporkan kenaikan dalam pemberantasan fentanyl. Pada tahun 2016, tahun pertama CBP mulai melacak pemberantasan-pemberantasan fentanil, para petugas telah menyita 440 pon (sekitar 200kg) secara nasional. Pada 2017, jumlah tersebut meningkat menjadi 951 pon (sekitar 432kg). Dari awal tahun ini hingga akhir April, 984 pon (447kg) telah disita.

Presiden Donald Trump telah berusaha mengatasi masalah fentanyl dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping. Ketika Trump mengunjungi Tiongkok pada bulan November 2017, kedua pemimpin tersebut mengeluarkan pernyataan bersama yang menjanjikan pendalaman untuk “kerja sama mengatasai narkotika.”

Kemudian Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan bahwa selama diskusi, Xi telah setuju untuk mengontrol ekspor bahan-bahan kimia prekursor fentanil baru, berbagi informasi tentang perdagangan narkoba, dan bertukar informasi tentang jaringan kejahatan yang bertanggung jawab atas perdagangan. (ran)

ErabaruNews

Perluas Pengaruh Tiongkok Investasi di 16 Negara Kecil Balkan

0

EpochTimesId – Tiongkok dan negara-negara Eropa Tengah dan Timur akan mengadakan pertemuan puncak “16 + 1” pekan ini di Sofia, ibukota Bulgaria pada 6-7 Juli 2018. Investasi skala besar Tiongkok di negara-negara Balkan Eropa telah menyebabkan Uni Eropa khawatir. Langkah itu dikhawatirkan akan memecah belah Uni Eropa dan memperluas pengaruh negara komunis itu di Eropa Tengah dan Timur.

Istilah “16 + 1” mengacu pada 16 negara Eropa Tengah dan Timur ditambah Tiongkok. Proyek kerjasama ini telah dimulai pada tahun 2012 dan telah berulang kali dipertanyakan oleh UE sejak pelaksanaannya.

Tiongkok melakukan investasi besar-besaran di sejumlah negara kecil Eropa untuk meraih keuntungan berupa pengaruh politik. The Financial Times pada 2 Juli 2018 memberitakan bahwa investasi Tiongkok total berjumlah 9,4 miliar dolar AS pada tahun 2016 dan 2017.

Sekitar 4,9 miliar dolar AS dari transaksi antara Tiongkok dengan kelompok “16+1” terkonsentrasi di 5 negara yang bukan anggota Uni Eropa. Negara itu adalah Albania, Bosnia dan Herzegovina, Makedonia, Montenegro dan Serbia.

Serbia dan Montenegro saat ini sedang bernegosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa. Sementara Albania dan Macedonia baru-baru ini memperoleh persetujuan bersyarat dari Uni Eropa dan mulai tahun depan akan mengadakan negosiasi untuk memasuki Uni Eropa.

Sebuah laporan analisis dari CSIS Washington menunjukkan bahwa investasi Tiongkok telah mencerminkan kepedulian tinggi negara komunis tersebut terhadap 16 negara Balkan yang ingin bergabung dengan Uni Eropa.

Menghadapi investasi besar-besaran Tiongkok di negara-negara Eropa kecil ini, Uni Eropa menunjukkan kekhawatir yang tinggi. Bernd Lange, Ketua Komite Perdagangan Internasional Parlemen Eropa mengatakan bahwa di balik peningkatan investasi Tiongkok di negara-negara Eropa Tengah dan Timur itu, mungkin secara tidak langsung memiliki tujuan untuk meraih keuntungan berupa pengaruh politik.

Bernd Lange berharap kepada Komisi Eropa dan pemerintah dari anggota Uni Eropa untuk mendalami tujuan investasi Tiongkok di Eropa.

Jonathan Hillman, Direktur the Reconnecting Asia Project dari CSIS mengatakan bahwa bagi Tiongkok, 16 negara Eropa Tengah dan Timur tersebut merupakan jembatan untuk memasuki Uni Eropa.

New York Times menyebutkan, ketika Tiongkok mengumumkan bahwa investasi senilai 900 miliar dolar di Serbia, negara Eropa di Balkan telah menempati posisi sentral dari pembangunan infrastruktur inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt One Road/OBOR). Ini sama artinya dengan mengatakan kepada dunia bahwa Tiongkok telah membentuk benteng di sisi tenggara benua Eropa.

Tiongkok berjanji membantu Serbia untuk meningkatkan lapangan kerja lokal, meningkatkan standar hidup masyarakat setempat, dan mempromosikan perkembangan ekonomi Serbia. Hesteel Group (Hegang) sebuah BUMN milik Tiongkok menghabiskan 46 juta euro (setara 55 juta dolar AS) untuk membeli satu-satunya pabrik baja di Serbia. Pabrik itu dulunya adalah milik US Steel yang dijual kepada pemerintah Serbia, dengan harga nominal 1 dolar AS pada tahun 2012.

Mileta Gujanicic, seorang pekerja yang sudah mengabdi selama 40 tahun di US Steel mengatakan, “Sepanjang hidup saya diberitahu bahwa kapitalisme, terutama kapitalisme Amerika akan membawa kondisi (kehidupan) berubah semakin buruk. Namun, ketika pabrik ini dioperasikan oleh orang-orang Amerika, kami para pekerja memperoleh cukup perhatian, upah tinggi, lagi pula mereka respek terhadap kita.”

Mileta mengatakan bahwa cara mengoperasikan pabrik baja sangat berbeda antara orang Tiongkok dengan orang Amerika. Di bawah pimpinan majikan orang Tiongkok, kontrak kerja berubah menjadi bersifat rahasia.

Selain itu, ada pula penurunan standar keamanan. Perawatan mesin-mesin pabrik hanya dilakukan bila diperlukan, dan tidak ada komunikasi antara pemilik pabrik dengan karyawannya. Mileta menegaskan bahwa hak-hak pekerja telah dilanggar dan majikan mengabaikan hukum perburuhan yang membuat karyawan merasa tidak nyaman.

Investasi Tiongkok di negara-negara Balkan telah meningkatkan risiko utang mereka. Menurut sebuah laporan dari Dana Moneter Internasional, di bawah inisiatif OBOR Tiongkok, terjadi investasi besar-besaran untuk membangun infrastruktur di negara Balkan barat. Seperti meningkatkan kualitas jalan raya dan infrastruktur lainnya, telah meningkatkan risiko utang negara-negara di kawasan tersebut. Situasi yang paling serius kini sedang dihadapi Republik Montenegro.

Sebuah laporan yang dirilis pada bulan Maret oleh Lembaga Pengembangan Nirlaba Think Tank Global di Washington menyebutkan bahwa pinjaman proyek-proyek berkaitan dengan OBOR Tiongkok secara signifikan telah meningkatkan risiko krisis utang 8 negara kecil Balkan.

Menghadapi langkah Tiongkok ini, Uni Eropa pada 6 Februari 2018 memutuskan untuk menerima negara-negara Balkan termiskin di benua Eropa sebagai negara anggota sebelum tahun 2025. Namun, Eropa menekankan bahwa negara-negara ini harus menyelesaikan sengketa perbatasan terlebih dahulu.

Sesuai ketentuan itu, Montenegro dan Serbia adalah negara yang mungkin bisa bergabung lebih awal. Sementara Albania, Bosnia, Kosovo dan Makedonia masih membutuhkan proses yang lama.

Laporan Wall Street Journal menyebutkan bahwa langkah Uni Eropa tersebut adalah untuk mengekang pengaruh Tiongkok, Rusia dan Turki di negara-negara Balkan.

Jerman, pemimpin Uni Eropa, tidak puas dengan perluasan pengaruh Tiongkok di Eropa. Pada bulan September tahun lalu, Wakil Perdana Menteri Jerman dan Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel meminta Beijing untuk menghormati Kebijakan Satu Eropa. Ia mengatakan bahwa tindakan pemerintah Tiongkok itu adalah memecah belah Eropa dan mengancam persatuan Eropa.

“Jika kita tidak berhasil mengembangkan strategi terpadu untuk menghadapi Tiongkok, maka negara komunis itu akan berhasil memecah belah Eropa,” kata Sigmar Gabriel.

Beberapa pejabat Eropa juga menuduh Beijing menggunakan statusnya sebagai investor utama di beberapa negara Eropa kecil untuk memperoleh dukungan, atas keinginan mereka dalam urusan dengan Uni Eropa. Contoh paling nyata adalah Yunani.

Pada bulan Juni tahun lalu, pada pertemuan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Uni Eropa mencoba untuk mengangkat kembali perhatian terhadap isu-isu hak asasi manusia di Tiongkok. Namun, upaya itu justru ditentang oleh negara anggota Uni Eropa, Yunani.

New York Times mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya Uni Eropa mengeluarkan pernyataan tentang pelanggaran hak asasi manusia di Dewan Hak Asasi Manusia. Uni Eropa selalu bangga dengan sikap hak asasi manusia progresifnya di Dewan, tetapi beberapa negara dengan catatan hak asasi manusia yang buruk di Dewan telah terbiasa menolak resolusi Uni Eropa dan melarang penyelidikan kasus pelanggaran HAM di negara mereka.

Yunani menghadapi tekanan dari negara-negara kreditor, menjadi semakin aktif mengandalkan transaksi perdagangan dan investasi Tiongkok. Perusahaan milik negara Tiongkok COSCO Group telah mengakuisisi saham mayoritas pelabuhan Piraeus, Yunani. Pelabuhan Yunani sangat penting bagi perkembangan proyek OBOR.

CNN sebelumnya memberitakan bahwa kekhawatiran terbesar adalah jika salah satu dari negara-negara ini mengalami masalah dalam pengelolaan utang. Maka, Tiongkok akan berada dalam posisi yang kuat untuk mempengaruhi keputusan strategis negara-negara ini demi menguasai hak kontrol dari infrastruktur penting yang mereka danai.

Tiongkok juga memperluas pengaruhnya di Eropa Tengah dan Timur melalui kerja sama militer. Suara Amerika melaporkan bahwa pemerintah Tiongkok penuh semangat mempromosikan proyek OBOR. Disamping itu, mereka juga menggunakan cara lain, yaitu memperluas pengaruhnya di Eropa melalui kerjasama teknologi militer.

Tiongkok berpartisipasi dalam pameran senjata di Republik Ceko serta membantu Belarus dan Ukraina mengembangkan teknologi rudal. Ukraina akhir-akhir ini telah melakukan uji coba beberapa rudal baru yang berhasil. Ada dugaan bahwa keberhasilan Ukraina itu tidak dapat dipisahkan dengan komponen elektronik yang disediakan oleh Tiongkok.

Situs web Praha ‘Echo24’ melaporkan bahwa meskipun proyek OBOR menghubungkan Tiongkok dan Eropa, tetapi tujuan Tiongkok mempromosikan proyek ini juga tidak menyembunyikan motif militernya selain perdagangan.

Tiongkok dengan hati-hati memilih lokasi untuk pangkalan militer baru di luar negeri. Alasannya adalah untuk melindungi keamanan kegiatan ekonomi luar negeri. Tetapi mereka secara diam-diam sedang mengkonsolidasikan posisi kekuatan militernya di Eropa Tengah dan Timur.

Dengan demikian, tidak mengherankan jika perusahaan industri militer Tiongkok ikut ambil bagian dalam pameran teknologi pertahanan dan keselamatan yang diadakan di Republik Ceko pada tahun 2015. (Zhang Ting/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Sebuah Laporan Menyebut Iran Mencoba Mengembangkan Senjata Pemusnah Massal

Jack Philips- The Epochtimes

Epochtimes.id- Badan intelijen Jerman mengatakan bahwa Iran telah berulang kali mencoba mendapatkan teknologi untuk mengembangkan senjata pemusnah massal saat mengerjakan program rudal yang mereka miliki.

Kantor Perlindungan Konstitusi di negara bagian North-Rhine Westphalia (BfV), sebuah badan intelijen regional, mengatakan dalam laporan tahunannya untuk 2017:

“Di North Rhine-Westphalia, serta di seluruh negeri, telah terjadi peningkatan kegiatan dari apa yang disebut Quds “badan intelijen, yang merupakan unit khusus dari Garda Revolusi Iran dan memiliki” departemen intelijen, layanan keamanan, dan kontra intelijen sendiri.”

Iran, Korea Utara, Suriah, dan Pakistan, tambahnya, “melakukan upaya untuk memperluas persenjataan senjata konvensional mereka melalui produksi senjata pemusnah massal,” menurut terjemahan laporan yang dilaporkan oleh Jerusalem Post.

“Iran terus fokus pada program rudal di bidang proliferasi” dan memiliki permintaan untuk barang-barang yang relevan itu,” kata laporan itu, menurut terjemahan.

Laporan itu menambahkan bahwa negara-negara tersebut belum berhasil dalam pembuatan komponen yang diperlukan untuk mengembangkan senjata di negara mereka.

“Rhine-Westphalia Utara sebagai lokasi bisnis yang kuat dengan sejumlah besar perusahaan dan lembaga penelitian yang relevan” yang pada tahun 2017, terus menjadi fokus bagi intelijen Iran,” demikian menurut laporan tersebut.

Iran, menurut kantor berita ini, menggunakan metode “spionase klasik” untuk menargetkan target politik, militer, dan ekonomi di negara bagian tersebut.

Sementara itu, pasukan Quds mencoba memata-matai “institusi Israel dan pro-Israel, warga negara Israel yang tinggal di Jerman, dan orang-orang dari keyakinan Yahudi,” tambah laporan ini.

Laporan ini diterbitkan dua bulan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penarikan Amerika Serikat dari kerangka kerja perjanjian nuklir Iran. Kesepakatan itu, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, dibuat di bawah mantan Presiden Obama pada tahun 2015, dan diduga untuk menghentikan Iran dari pengadaan senjata nuklir sebagai imbalan bagi Amerika Serikat dengan mencabut sanksi.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Brian Hook mengatakan bahwa sanksi baru akan diberlakukan pada 4 Agustus, dan mereka akan “termasuk menargetkan sektor otomotif Iran, perdagangan emas, dan logam-logam lainnya.” Lebih banyak sanksi akan digulirkan November mendatang dengan menargetkan “sektor energi Iran dan transaksi terkait minyak dan transaksi dengan Bank Sentral Iran.”

Duta Besar PBB Nikki Haley pada 2017 menjelaskan bahwa ada kebutuhan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir karena “tekadnya untuk mengancam tetangga Iran dan memajukan revolusi.”

“Bersamaan dengan dukungannya untuk terorisme dan perang proksi, militer Iran telah lama mengejar senjata nuklir, semua ketika mencoba untuk menyembunyikan niatnya,” tambahnya.

“Program rahasai senjata nuklir,” mencatat penemuan 2002 dari pabrik pengayaan uranium dan reaktor air berat yang melanggar perjanjian internasional. Pada tahun 2009, intelijen asing mengungkapkan keberadaan pabrik pengayaan uranium jauh di dalam gunung. (asr)

Saat 200 Lebih Produsen Sepeda Sewaan di Tiongkok Gulung Tikar

0

Epochtimes.id- Ekonomi bersama gaya Tiongkok telah mengalami luluh lantak. Baru-baru ini, media daratan mengungkapkan bahwa pabrikan sepeda yang berakar di kota Tianjin kini banyak yang bangkrut.

Beberapa media Tiongkok memberitakan bahwa sebuah kabupaten yang termasuk wilayah kekuasaan pemerintah daerah Tianjin bernama Wang Qìng Tuo dikenal juga sebagai Kota  Produsen Sepeda Sewaan Pertama Tiongkok. Namun setelah mencicipi kejayaan yang singkat, perusahaan yang terlibat dalam produksi sepeda satu per satu gulung tikar.

Kabupaten Wang Qing Tuo pernah memiliki 500 buah toko dan kios, sekarang tinggal kurang dari 300 yang masih buka. Kebanyakan dari mereka yang tutup usaha itu adalah yang terlibat dalam usaha penyewaan sepeda.

Pengusaha di Wang Qing Tuo sekarang tidak berani secara gampang menerima order pemesanan sepeda sewaan, karena khawatir dengan perputaran modal usaha, apalagi ketika pemesan mengalami paceklik untuk melunasi pembayaran, “Sulit untuk menarik kembali sepeda melalui jalur hukum” sebut seorang pengusaha.

Tianjin Gieyda Bicycle Co.,Ltd. Yang Qingliang mengatakan bahwa banyak perusahaan produsen gulung tikar akibat pemesan tidak melunasi seluruh pembayarannya.

Sejak bulan Juni 2017, pasar untuk sepeda sewaan sudah mulai berangsur-angsur sepi.

Bulan Pebruari tahun ini, Liu Xiaoming, Wakil Menteri Perhubungan dalam acara tanya jawab dengan wartawan mengatakan, saat ini terdapat 77 perusahaan sepeda sewaan, termasuk lebih dari 20 yang telah menutup usahanya, masalahnya adalah sulit untuk menarik kembali dana jaminannya.

‘Laporan Perkembangan Usaha Sepeda Sewaan Tiongkok Tahun 2018’ yang dirilis Mobike menunjukkan bahwa, pada tahun 2016, sekitar 2 juta sepeda telah masuk dalam industri yang meliputi 33 perkotaan. Dan pada tahun 2017 terjadi peningkatan yang substansial mencapai 23 juta untuk 200 kota, membuat pasar menjadi jenuh.

Akibat pasar sepeda sewaan mengalami kejenuhan dan bangkrutnya pengusaha, saat ini ada sejumlah besar sepeda sewaan yang terbengkalai di jalanan. Menurut Li Shuheng, sepeda sewaan memiliki onderdil yang berbeda dengan sepeda konvensional, sehingga sulit untuk mendapatkan onderdil penggantinya.

Saking banyaknya sepeda sewaan, diletakkan di sembarang tempat dan tanpa perawatan.  Banyak jalan-jalan kota dan halaman hijau dipenuhi dengan sepeda yang terbengkalai dan berwarna-warni.

Menurut perkiraan, sedikitnya 300 ribu sepeda sewaan terbengkalai di jalanan kota Guangzhou. Di dalam lokasi yang sudah dibatasi Pemda dengan police line untuk menempatkan sepeda sewaan, terdapat sekitar 85 ribu buah sepeda. Dinas Perhubungan Guangzhou tahun lalu telah mengeluarkan aturan melarang penambahan tumpukan pada lokasi tersebut.

Sepeda sewaan di Shanghai kira-kira 1.7 juta buah, paling-paling hanya 60 % nya yang masih layak dipakai.

Netizen Tiongkok mengatakan : “Sepeda sewaan di Tiongkok merupakan usaha penghaburan modal, alat untuk menghalalkan penghasilan. Sebuah industri yang cacat.”

Sebuah komentar di The New York Times mengatakan bahwa belum ada perusahaan sepeda sewaan mencapai profitabilitas. PKT hanya meminjam istilah ‘ekonomi bersama’ hanya untuk menggerakkan usaha tanpa memikirkan hasil yang berupa pendapatan. (Sin/asr)