EpochTimesId – Jika anda merasa bosan dengan aktivitas sehari-hari di perkotaan anda mungkin perlu mencoba usaha sambilan beternak domba. Sebab, dengan beternak domba anda bisa sekaligus merasakan suasana perkampungan.
Peluang usaha itu sepertinya menjadi inspirasi bagi seorang pengusaha Yovan Putera, dengan membeli lahan peternakan dan perkebunan di Jonggol, Jawa Barat. Di kawasan ini, dia tidak hanya memelihara ternaknya sendiri, tapi juga memelihara hewan ternak mitra bisnisnya.
Baru-baru ini, sejumlah mahasiswa dan alumni Universitas Terbuka bekerjasama menjalankan usaha ternak domba. Usaha ternak bersama ini untuk sementara difokuskan pada usaha penggemukan domba di kawasan Jonggol, Jawa Barat. Nah, usaha ini juga dimotori oleh Yovan Putra, salah seorang mahasiswa Statistik di UT.
“Beberapa orang kawan-kawan mahasiswa dan alumni UT sudah ikut serta. Pembagian hasil usaha juga sudah disepakati bersama,” ujar Yovan Putra, melalui Sosial Mesenger, baru-baru ini.
Dalam usaha bersama ini, mereka yang berminat untuk bergabung dalam usaha bersama ini akan dibantu membeli anakan domba sesuai harga pasar. Peserta usaha disepakati untuk menyiapkan anggaran Rp. 1.360.000,- dimana nilai investasi tersebut untuk pembelian anakan domba dan pengadaan pakan ternak.
Tim peternakan kemudian akan bertanggungjawab dalam memelihara dan merawat anakan domba selama sekitar empat hingga delapan bulan, hingga domba besar siap untuk dijual. Keuntungan dari penjualan domba kemudian dibagi dua antara pemilik modal investasi dan tim peternakan.
Perawatan hewan ternak melibatkan tenaga ahli seperti dokter hewan dan juga melibatkan petani ternak setempat. Disamping itu, kawasan peternakan sekaligus memberikan sumbangsih positif untuk proses pengobatan anak-anak berkebutuhan khusus.
“Lokasi peternakan ini sebenarnya area untuk pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu juga untuk lokasi therapi kepada anak-anak kota yang kecanduan gadget. Jadi di sini ada saling isi dan saling melengkapi, lahan yang ada bisa dimaksimalkan, selain itu peternakan yang ada juga sedikit banyak berpengaruh positif untuk anak-anak yang sedang menjalani therapi,” sambung Yovan.
Salah seorang peserta usaha bersama, Yahya, menuturkan sudah melihat-lihat lokasi peternakan. Menurutnya, beternak domba masih dilaksanakan dengan teknik pemberian pakan dengan mengarit. Sehingga nutrisi alami bagi hewan ternak bisa terpenuhi. Mahasiswa Ilmu Manajemen UT ini juga mengaku salut dengan pengelolaan peternakan yang sekaligus untuk sarana pendidikan dan therapi psikologis anak-anak.
“Sebetulnya peternakan ini bukan semata dibuat untuk keperluan bisnis ternak, tapi untuk menunjang fasilitas penanganan anak berkebutuhan khusus, seperti penyandang autisme dengan menggunakan metode terapi yang dibantu hewan, atau dikenal dengan Animal Assisted Therapy. Anak-anak itu diperkenalkan interaksi yang intense dengan hewan dan alam,” tuturnya.
Di tempat ini pun dibangun pemondokan-pemondokan yang diperuntukkan untuk para anak yang ikut terapi dan juga program pengenalan alam. Fasilitas pemondokan ini juga bisa dinikmati oleh mitra usaha bersama penggemukan domba. (waa)