Home Blog Page 689

Kapal Kargo yang Tenggelam di Perairan Kepulauan Seribu Sempat Diterjang Cuaca Ekstrem

0

ETIndonesia- Kantor Pencarian dan Pertolongan (BASRNAS) Banten menerima info dari Basarnas Command Center mengenai sinyal distress alert di Perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.  Setelah di konfirmasi sinyal distress tersebut dipancarkan dari Kapal Sumber Cahaya yang mengalami kandas dan tenggelam di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada Rabu (24/11).

Melansir dari siaran pers Basarnas, Kapal Sumber Cahaya dengan berjenis Cargo berukuran 40 M dengan POB (person on board) 15 orang ini Kandas dan tenggelam akibat kebocoran kapal serta Cuaca Ekstrim yang melanda Wilayah Laut Jawa pada Selasa 23 November 2021 dan di Evakuasi oleh Kapal NMS Accelerate dan dibawa ke Etrolium Axcesior (tempat pengeboran minyak).

Petugas di KM Sumber Cahaya yang kandas (Dok Basarnas)

Kantor SAR Banten memberangkatkan 1 Unit KN SAR Tetuka untuk melaksanakan evakuasi pada Crew Kapal Sumber Cahaya dengan 15 orang Penumpang pada pukul 09.53.

“KN SAR Tetuka dengan POB 8 orang (1 Nahkoda, 1 Kasubsie Operasi dan Siaga KPP Banten, 6 ABK) tiba di LKP pada pukul. 12.24 dan langsung mengevakuasi Crew dari Etrolium Axcesior ke Dermaga Pantai Mutiara Jakarta dan tiba pukul 16.39 dalam keadaan selamat,” demkian rilis Basarnas. (Basarnas/asr)

Angin Kencang Menerjang Jakarta, Kecepatannya di Beberapa Wilayah Ada 28-46 KM/Jam

0

ETIndonesia- Sesuai dengan Prakiraan Cuaca dan Peringatan Dini yang dikeluarkan BMKG untuk wilayah Jakarta pada Selasa (23/11/2021) pukul 07.00 WIB dan diupdate pada pukul 17.00 WIB, telah terjadi fenomena angin kencang di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada  Selasa 23 November 2021 petang hingga malam, sekitar pukul 18:30 -19:00 WIB.

“Data pengamatan cuaca di beberapa titik pengamatan menunjukkan kondisi angin bertiup dengan kecepatan berkisar antara 28-46 km/jam di beberapa wilayah seperti Cengkareng, Kemayoran, Halim dan Tanjung Priok,” ujar Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulisnya.

Dari hasil analisis dinamika atmosfer, dapat diidentifikasi bahwa fenomena angin kencang tersebut terjadi karena adanya aliran massa udara yang cukup kuat dari wilayah Samudera Hindia sebelah Barat Banten yang bertiup ke arah timur hingga di sekitar wilayah utara Tangerang dan Jakarta.

Aliran massa udara yang cukup kuat tersebut dipicu secara tidak langsung oleh perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan sebagai dampak dari keberadaan pola tekanan rendah di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa, termasuk adanya Siklon Tropis Paddy.

Siklon Tropis “PADDY” terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 40 knot (74 km/jam), sedangkan tekanan di pusat sistem pusarannya mencapai 995 mb. Sistem Siklon tersebut bergerak relatif ke arah barat-barat laut hingga barat-barat daya.

Sistem Siklon Paddy juga membentuk pola low level jet dengan kecepatan angin lebih dari 25 knot ( 46 km/jam) yang memanjang dari Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga selatan Jawa Barat. Low Level Jet merupakan fenomena anomali angin kencang di sekitar lapiisan troposfer, yang dampaknya secara tidak langsung terjadi Selasa petang kemarin.

“Kejadian fenomena angin kencang ini diprediksikan akan berkurang dalam 24 jam kedepan seiring dengan melemahnya Siklon Tropis Paddy,” ujar BMKG.  (asr)

36 Praktisi Falun Gong yang Berani: Berjuang untuk Kebebasan di Jantung Tiongkok yang Merah

0

Eva Fu – The Epoch Times

Membawa sebuah ransel besar, dan memegang sebuah panduan perjalanan di satu tangan, warga Kanada bernama Joel Chipkar tampak seperti seorang turis biasa.

Broker real estate berambut coklat yang berusia 33 tahun itu, mengenakan jaket hitam dan celana warna coklat muda, berjalan cepat ke Lapangan Tiananmen, jantung ibukota Tiongkok, di mana lebih dari satu dekade yang lalu telah memerah oleh darah ribuan mahasiswa yang dibunuh atau dilukai oleh tank-tank dan senjata-senjata rezim komunis tersebut.

Cuaca pada hari itu—–20 November 2001—–sama bagusnya dengan di sebuah kota yang terkenal buruk karena kabut asapnya yang tebal dan keabu-abuan. Matahari bersinar cerah, dan udara segar.

Para pejalan kaki berjalan santai berdua dan bertiga di atas hamparan trotoar berwarna abu-abu yang luas, meskipun Joel Chipkar tidak terlalu memperhatikan para pejalan kaki itu. Joel Chipkar berjalan dengan cepat langsung menuju ujung utara Lapangan Tiananmen. Ia sedang menjalankan sebuah misi.

Tidak butuh waktu bagi Joel Chipkar untuk menemukan apa yang dicarinya: enam meter di sebelah barat tiang bendera Tiongkok, kerumunan dua atau tiga belasan orang dengan rambut tipis seperti Joel Chipkar secara diam-diam berkumpul, beberapa orang duduk, orang-orang lainnya berdiri dan merapikan kerahnya. 

Adegan itu menarik beberapa pandangan mata yang penasaran. Masih tidak biasa melihat begitu banyak wajah Barat di Tiongkok.

Joel Chipkar berhenti melangkah agak jauh dari kelompok itu. Ia mengenali beberapa wajah, tetapi ia berpikir adalah bijaksana untuk tidak menyapa siapa pun. Memperhatikan hal-hal lain dapat merusak misi yang diembannya.

Ada tebersit kegembiraan. Dalam beberapa saat kelompok orang Barat akan berkumpul, berdiri atau duduk dalam empat baris seolah-olah berpose untuk pemotretan sebuah kelompok di depan Menara Tiananmen yang ikonik itu. 

Tetapi ini adalah sebuah tipuan; mereka kemudian akan duduk dalam posisi meditasi, sementara beberapa orang akan membentangkan sebuah spanduk berwarna keemasan sepanjang 2,4 meter bertuliskan “Sejati, Baik, dan Sabar” dalam bahasa Mandarin dan Inggris—–tiga prinsip inti Falun Gong, kelompok keyakinan yang dianiaya.

Polisi akan menyergap, dan akan disertai penangkapan. Dan peran Joel Chipkar adalah untuk menyaksikan–—dan mendokumentasikan semuanya itu.

Perencanaan

Dua tahun setelah Partai Komunis Tiongkok mendeklarasikan Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, bersama dengan sekitar 70 juta hingga 100 juta praktisi Falun Gong, sebagai musuh Partai Komunis Tiongkok tanpa alasan yang jelas selain alasan popularitas Falun Gong yang besar. 

Selama tahun 1990-an, berderet-deret praktisi Falun Gong terlihat melakukan latihan gerakan lembut setiap pagi di taman dan alun-alun di seluruh Tiongkok. Tetapi hal ini tiba-tiba dihentikan pada bulan Juli 1999, ketika Partai Komunis Tiongkok melancarkan sebuah kampanye nasional untuk memberantas Falun Gong.

Polisi menahan seorang pengunjuk rasa Falun Gong di Lapangan Tiananmen saat kerumunan orang menonton di Beijing pada 1 Oktober 2000 foto. (Foto AP/Chien-min Chung)

Sejak itu para praktisi Falun Gong menjadi korban pelecehan, penyiksaan fisik, penahanan, dan pekerja budak. Banyak praktisi Falun Gong yang diusir dari pekerjaan atau sekolah, dan buku-buku praktisi Falun Gong yang berkaitan dengan Falun Gong disita dan dibakar.

Penganiayaan juga baru mencapai puncaknya pada tahun 2001. Siaran radio dan surat kabar memanfaatkan sebuah insiden bakar diri di Lapangan Tiananmen pada awal tahun tersebut–—yang kemudian ditampilkan untuk dipentaskan di bawah perintah Beijing–—yang dirancang untuk memerankan para praktisi Falun Gong melakukan tindakan bunuh diri.

Informasi yang salah dan kampanye kebencian yang semakin intensif membuat para praktisi Falun Gong perlahan tapi pasti mendatangi Lapangan Tiananmen, sebuah pusat politik dan tempat wisata yang populer, untuk memohon diakhirinya penindasan tersebut.

Bagi para praktisi Falun Gong yang dengan cemas menonton di luar perbatasan Tiongkok, penderitaan lanjutan dari sesama praktisi Falun Gong di Tiongkok memberitahu praktisi Falun Gong di luar Tiongkok harus melakukan sesuatu yang lebih.

Praktisi Falun Gong dari 12 negara berpose untuk foto bersama sebelum mengajukan permohonan di Lapangan Tiananmen di Beijing, pada 20 November 2001. (Courtesy of Adam Leining)

Setidaknya dibutuhkan satu tahun untuk gagasan sebuah seruan internasional untuk datang bersama-sama. 

Peter Recknagel dari Jerman, seorang mahasiswa berusia 30 tahun yang mempelajari Tiongkok dan ekonomi, termasuk yang pertama membuat pengaturan perjalanan. Ketika ia merasakan minat dari orang-orang di bagian  dunia lainnya, rencana itu diperluas.

Akhirnya, 36 praktisi Falun Gong dari 12 negara di seluruh Eropa, Amerika Utara, dan Australia akan terbang ke Tiongkok. Banyak dari mereka belum pernah bertemu satu sama lain sebelumnya. Mereka menjaga instruksi tersebut bocor seminimal mungkin: bepergian secara terpisah; bertemu di dekat tiang bendera pada pukul 2 siang; tidak menarik perhatian orang-orang, menyampaikan pesan mereka; dan tinggal selama semampu mereka.

Para penyelenggara mengambil tindakan pencegahan untuk merahasiakan rencana mereka. Untuk menghindari kemungkinan penyadapan oleh rezim Tiongkok, hanya sedikit yang terlibat dengan pengorganisasian, dan mereka berbicara dalam bahasa Swedia untuk sebagian besar perencanaan itu.

Adam Leining, seorang eksekutif periklanan berusia 30 tahun dari Amerika Serikat, membawakan spanduk di sebuah tas jas. Malam sebelum semuanya terjadi, Peter Recknagel dan beberapa orang lainnya menurunkan tirai kamar hotel dan menyalakan musik disko kencang-kencang, lalu menyelinap ke ruangan satu per satu untuk sebuah latihan kecil. Mereka membentangkan spanduk untuk melihat seberapa besar spanduk itu dan menugaskan tiga orang yang paling tinggi dari  anggota kelompok itu untuk memegang spanduk.

Joel Chipkar di Tembok Besar dengan tanda yang dia buat dengan bahan yang dia temukan di kamar hotelnya, di Beijing, pada November 2001. (Courtesy of Joel Chipkar)

Ketika semua orang telah bertemu di Lapangan Tiananmen, dua orang dari Eropa diatur untuk memegang sebuah buket bunga untuk memberikan sebuah nuansa perayaan. Hal itu adalah untuk memberi mereka waktu untuk bersiap-siap.

“Ada sebuah sinyal … maka semua orang harus berubah menjadi ke posisi meditasi,” Peter Recknagel, yang saat ini berusia 50 tahun dan tinggal di Negara Bagian New York, mengingat peristiwa itu kepada The Epoch Times.

“Kami harus sangat, sangat berhati-hati supaya tidak geger sebelum hal itu terjadi.”

Saksi

Joel Chipkar merencanakan bagiannya sedapat mungkin dengan hati-hati.

Joel Chipkar membeli kamera perekam yang kecil, sebuah perangkat yang terlihat seperti pager, yang ia masukkan ke dalam tali ranselnya. Sebuah lubang dibuat pada tali ranselnya supaya lensa dapat melaluinya. Kemudian ia menghabiskan empat hari yang baik melihat ke cermin sambil membawa ransel untuk menguasai cara memiringkan kamera. Rekaman itu akan berjalan sekitar dua jam, dan dengan semuanya sudah diatur, ia akan dapat berjalan-jalan dengan kedua tangannya bebas.

Anne Hakosalo difoto di sebuah surat kabar Swedia pada 24 November 2001. (Courtesy of Anne Hakosalo)

“Saya memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi atau terjadi masalah dan saya harus merencanakan itu semua, karena anda tidak mendapatkan kesempatan kedua,” Joel Chipkar, yang kini berusia 53 tahun dan tinggal di Toronto, kata dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times.

Malam sebelum pertemuan itu, Joel Chipkar kurang tidur karena memikirkan setiap kemungkinan kecelakaan kecil yang dapat membahayakan misinya. Kamera perekam itu  bisa rusak, atau polisi dapat menangkapnya sebelum ia mencapai lokasi, maka semua pekerjaannya akan berakhir sia-sia.

Pemegang Spanduk

Teman Joel Chipkar, Zenon Dolnyckyj sudah berada di antara kelompok itu ketika Joel Chipkar tiba di sana. Sepuluh tahun lebih muda dari Joel Chipkar, Zenon Dolnyckyj telah belajar beberapa bahasa mandarin dasar dari beberapa praktisi Falun Gong Tiongkok di Toronto.

Keduanya bertemu di Tembok Besar sehari sebelumnya untuk menggantung sebuah spanduk vertikal berwarna kuning yang bertuliskan “Falun Dafa adalah Baik.” Zenon Dolnyckyj begadang di hotel itu untuk melukis karakter-karakter Mandarin itu ke spanduk tersebut–— sebuah “pesan yang indah dan simbolis,” dalam kata-kata Zenon Dolnyckyj.

Zenon Dolnyckj dan Joel Chipkar di Tembok Besar sehari sebelum mereka di Tiananmen. (Courtesy dari Joel Chipkar)

“Joel dan saya sangat berkomitmen di dalam hati kami,” kata Zenon Dolnyckyj kepada The Epoch Times.

 “Kami tahu kami mempertaruhkan hidup kami untuk pergi ke sana, tetapi kami merasa hal itu adalah sangat penting bagi dunia. Jadi adalah sangat emosional untuk akhirnya sampai ke Tembok Besar dan menggantungkan spanduk itu di sana.”

Joel Chipkar dan Zenon Dolnyckyj telah membeli tiket pulang pergi ke Kanada yang dijadwalkan selama empat jam setelah pertemuan di Lapangan Tiananmen.

“Sampai jumpa di bandara,” Joel Chipkar memberitahu Zenon Dolnyckyj di hotel di pagi hari sebelum bertemu di Lapangan Tiananmen.

Tetapi mereka tidak pernah bertemu di bandara.

Setelah menghabiskan sebagian besar waktunya dengan membaca, melakukan meditasi mental, berjalan di sekitar jalan-jalan terdekat, dan melirik arlojinya, Zenon Dolnyckyi berjalan menuju Lapangan Tiananmen dengan energi yang cukup sehingga ia “merasa seperti raksasa.”

Zenon Dolnyckyj, mengenakan T-shirt dengan bendera Kanada, bergulat dengan petugas polisi Tiongkok di Lapangan Tiananmen setelah berpartisipasi dalam demonstrasi duduk untuk mendukung Falun Gong, pada 20 November 2001. (AP Photo/Ng Han Guan )

Peter Recknagel dan Adam Leining sedang duduk dalam posisi meditasi ketika spanduk besar itu dibentangkan. Zenon Dolnyckyj berdiri di belakang spanduk di antara

karakter “Sejati” dan “Baik,” menggunakan kedua tangannya untuk membantu menahan spanduk besar itu.

“Saya merasa sangat bangga karena mereka memegang spanduk itu begitu kuat, dan mereka berupaya keras untuk memegang spanduk,” katanya kepada program “Legends Unfolding” NTD, afiliasi The Epoch Times Program “Legends Unfolding” pada tahun 2017.

Dalam waktu 20 detik, terdengar sebuah klakson mobil. Segera, setidaknya enam mobil polisi mengepung mereka, polisi berseragam dan berpakaian preman muncul seolah-olah dari berbagai tempat, melemparkan para praktisi Falun Gong itu ke dalam mobil sambil mendorong para penonton pergi.

Orang-orang Barat dikelilingi oleh petugas polisi dan kendaraan polisi di Lapangan Tiananmen setelah membentangkan spanduk Falun Gong dan duduk dalam posisi meditasi pada 20 November 2001. Kelompok itu kemudian dibawa pergi dan ditahan oleh polisi. (Foto AP/Ng Han Guan)

Saat polisi turun, Zenon Dolnyckyj menarik keluar spanduk darurat kuning yang lain dari kaki celananya   yang diubahnya dari sebuah sarung bantal. Ia telah berlatih gerakan ini saat berada di hotel. Sambil memegang spanduk ini, Zenon Dolnyckyj berteriak sekuat tenaga “Falun Dafa adalah Baik.”

Ketika polisi akhirnya menangkap Zenon Dolnyckyj, salah satu dari polisi itu meninju Zenon Dolnyckyj dengan tepat antara kedua matanya, menyebabkan sebuah patah tulang. Darah menetes dari hidungnya. Zenon Dolnyckyj merasakan nyeri yang tajam dan matanya berkaca-kaca.

Lebih banyak pukulan kemudian menghujani Zenon Dolnyckyj dan ia dipaksa masuk ke sebuah mobil polisi berwarna putih, di mana ia menemukan seorang pria Swedia dipukuli hingga pingsan, dan seorang wanita Prancis berambut pirang dan bermata biru yang berupaya dicekik oleh polisi untuk mencegah wanita Prancis itu berteriak,“Falun Dafa adalah Baik.”

Praktisi Falun Gong Eropa berbicara dengan seorang polisi dari dalam penjara bawah tanah di kantor polisi dekat Lapangan Tiananmen di Beijing, pada 20 November 2001. (Courtesy of Adam Leining)

Joel Chipkar, berdiri agak jauh dari hiruk pikuk tersebut, menyaksikan teman-temannya yang diseret pergi dalam beberapa menit.

Joel Chipkar memanggil sebuah becak kembali ke hotel dan segera bergegas menuju kamar mandi di lobi hotel, mengunci pintu di belakangnya, dan mulai memutar ulang rekaman. Begitu memastikan bahwa semuanya ada di sana, Joel Chipkar pergi ke kantor FedEx terdekat dan mengirimkan rekaman tersebut ke rumahnya.

“Saya merasa sangat lega, Caranya di Lapangan Tiananmen ketika pertemuan itu terjadi, adalah ajaib –— hal-hal terjadi persis seperti apa adanya seharusnya,”  kata Joel Chipkar. 

Interogasi

Sisa kelompok tersebut ditahan di Kantor Polisi Lapangan Tiananmen yang bersebelahan dengan Lapangan Tiananmen, di dalam sebuah sel tanpa jendela yang memiliki noda darah di dinding. Lebih banyak kekerasan terjadi selama interogasi. Seorang warga Israel diserang di wajah dan selangkangannya ditendang.

Di sebuah hotel dekat bandara tempat mereka kemudian diangkut, seorang mahasiswa kedokteran Amerika Serikat dipukul di kepala setelah ia menolak untuk menandatangani dan merobek laporan polisi. Seorang wanita diraba-raba oleh polisi ketika ia menolak untuk menyerahkan teleponnya.

Peter Recknagel, yang juga paham bahasa Mandarin, memperingatkan polisi untuk berhenti menyerang mahasiswa kedokteran itu.

“Lakukan itu lagi, dan seluruh dunia akan tahu akan hal itu,” kenang Peter Recknagel saat ia memberitahu  petugas itu dalam bahasa Mandarin.

Polisi, dengan marah, menyeret Peter Recknagel ke dinding, mengatakan “apakah anda tahu bagaimana rasanya terbunuh?” kata Peter Recknagel kepada The Epoch Times.

Namun, polisi tetap tertahan dibandingkan dengan penanganan mereka terhadap para praktisi Falun Gong setempat. Kelompok ini difilmkan oleh polisi selama proses berlangsung, termasuk disuplai makanan dan air, yang diduga oleh para praktisi Falun Gong untuk tujuan propaganda. Laporan media yang dikelola pemerintah Tiongkok kemudian mengatakan kelompok tersebut diperlakukan secara manusiawi.

Setelah sekitar 24 hingga 48 jam, mereka dikirim untuk sebuah penerbangan dan diberitahu bahwa mereka tidak dapat kembali ke Tiongkok selama lima tahun.

Pahlawan Sejati Adalah ‘Bukan Kita’

Berkaca pada dua dekade kemudian, Joel Chipkar tidak melihat ada yang heroik dalam tindakannya.

“Itu adalah saat di mana kami melakukan apa yang kami pikir harus kami lakukan,” kata joel Chipkar. “Kami semua berupaya yang terbaik, masing-masing dari kami.”

Sejak awal penganiayaan, jutaan praktisi Falun Gong dicampakkan ke pusat penahanan, penjara, kamp kerja paksa, dan fasilitas lainnya, sementara ratusan dan ribuan praktisi Falun Gong menderita penyiksaan, menurut Pusat Informasi Falun Dafa. Tidak terhitung jumlah praktisi Falun Gong yang ditahan juga telah dibunuh untuk diambil organ-organnya.

Minghui, sebuah situs web berbasis di Amerika Serikat yang mencatat penganiayaan di Tiongkok, telah membuktikan terjadi ribuan kematian. Meskipun ini mungkin hanya puncak gunung es, para ahli mengatakan, karena upaya-upaya raksasa rezim Tiongkok untuk menyembunyikan kebrutalan kampanyenya.

“Pahlawan-pahlawan sejati yang patut mendapat perhatian adalah para praktisi Falun Gong di Tiongkok yang setiap hari menjalani hidup dan mati—–setiap kali mereka melangkah keluar pintu untuk meningkatkan kesadaran akan kekejaman yang terjadi,” kata Joel Chipkar.

Joel Chipkar di bandara di Toronto setelah kembali dengan selamat dari Beijing, pada November 2001. (Courtesy of Joel Chipkar)

“Orang-orang yang berada di Tiongkok, mereka adalah pahlawan-pahlawan, bukannya kita.”

Peter Recknagel, yang menghabiskan 18 tahun pertama hidupnya di Jerman Timur sebelum runtuhnya Tembok Berlin, menggambarkan perjalanannya ke Tiananmen sebagai sebuah “petualangan yang hebat.”

“Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi,” kata Peter Recknagel. Tidak ada seorang pun yang mengatakan seberapa membantunya situasi di Tiongkok, tetapi setidaknya, sekilas mengenai betapa nyata dan kejamnya penganiayaan di Tiongkok.”

“Ini memberi anda semacam tendangan … untuk melakukan apa pun yang anda dapat lakukan untuk membantu menghentikan penganiayaan itu di sini.”

Momen pengibaran spanduk itu digambarkan oleh para seniman, sesama praktisi Falun Gong, dalam sebuah lukisan cat minyak. Dalam penggambaran tersebut, seberkas cahaya keemasan tembus pandang memancar dari kelompok meditator itu.

“Anda melihat Zhen, Shan, Ren,“Dan pada saat itu, kami membela hal tersebut.” kata Peter Recknagel, mengacu pada tiga karakter Mandarin yang tertera   pada spanduk itu. 

Lukisan itu sekarang dipajang di sebuah pameran pusat perbelanjaan di bagian utara New York, yang kadang dikunjungi Peter Recknagel.

“Senang sekali memiliki gambar itu sebagai sebuah kenangan,” kata Peter Recknagel.

Tetapi baginya dan juga banyak orang lainnya, kenangan dari dua dekade yang lalu adalah terkait erat dengan kesedihan.

“Begitu banyak orang di Tiongkok, mereka membela Zhen, Shan, Ren, dan tidak seorang pun yang memiliki fotonya, Banyak dari mereka terbunuh di sana,” kata Peter Recknagel. (Vv/asr)

90% Kapal di Perairan Tiongkok Kehilangan Sinyal Pelacakan Akibat Otoritas Tiongkok Menerapkan Aturan Baru

 oleh Li Yan

Otoritas Tiongkok menggunakan keamanan nasional sebagai alasan, mencegah publik mendapatkan data lokasi kapal kargo di perairan Tiongkok, sehingga sistem pelacakan industri perkapalan pun kehilangan fungsinya. Menurut para ahli bahwa penggunaan undang-undang perlindungan data pribadi yang baru dikeluarkan oleh pihak berwenang Tiongkok dengan tujuan untuk mengontrol arus keluar data-data normal ini, justru memperburuk kondisi rantai pasokan global

Financial Times melaporkan bahwa jumlah sinyal pada Sistem Identifikasi Otomatis atau Automatic Identification System (AIS) yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal, di wilayah perairan Tiongkok telah turun tajam dari 15 Juta lebih sinyal per hari selama periode puncaknya pada bulan Oktober tahun ini, menjadi 1 juta lebih sedikit sinyal per hari pada awal bulan November ini. Penurunannya telah melampaui lebih dari 90%.

AIS memberi kemungkinan kepada kapal menggunakan radio frekuensi tinggi untuk mengirim informasi seperti lokasi, kecepatan, rute dan nama ke stasiun di pantai. Tujuan awal dari sistem ini adalah untuk membantu menghindari tabrakan antar kapal dan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan ketika kapal menghadapi gangguan di laut. Meskipun sekarang juga dimanfaatkan sebagai alat penting untuk meningkatkan visibilitas rantai pasokan, dan bagi otoritas terkait dalam  melacak aktivitas pelabuhan di luar negeri.

Analis mengatakan bahwa mereka mulai memperhatikan adanya penurunan sinyal terkait lalu lintas pengiriman barang di perairan Tiongkok pada akhir bulan Oktober, bertepatan dengan dikeluarkannya undang-undang perlindungan data pribadi oleh pemerintah Tiongkok.

Pada 1 November, Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi mulai diberlakukan. Undang-undang ini telah memunculkan sejumlah besar aturan baru tambahan, yang mana bertujuan untuk memperkuat pengendalian pihak berwenang Tiongkok. Diberlakukan terhadap keluar masuknya data ekspor Tiongkok baik yang dilakukan oleh pihak domestik atau organisasi asing.

AIS adalah pihak pertama yang menjadi korban dari UU tersebut lantaran jumlah datanya yang masuk anjlok. Sedangkan perusahaan Tiongkok yang ingin mengirim data penting ke luar negeri, harus terlebih melewati penilaian keamanan dari instansi pemerintah Tiongkok yang bertugas memantau data ekspor.

Seorang pejabat Administrasi Keselamatan Maritim di Provinsi Guangdong mengatakan kepada Reuters, bahwa aturan AIS diatur oleh otoritas Beijing.

Pakar : Rezim Beijing Memperlakukan Informasi Ekspedisi Laut Sebagai Masalah Sensitif

Financial Times mengutip informasi yang diberikan pihak berwenang Tiongkok memberitakan bahwa badan intelijen asing, perusahaan, dan think tank menggunakan sistem tersebut untuk memantau kapal perang Tiongkok dan menganalisis kegiatan ekonomi dengan mempelajari transportasi kargo.

Anastasis Touros, seorang eksekutif yang bertanggung jawab atas tim AIS di Marine Traffic, sebuah biro penyedia informasi maritim mengatakan, bahwa dirinya tidak sependapat tentang data AIS menimbulkan risiko bagi keamanan nasional Tiongkok. Apalagi kapal militer sering menyembunyikan lokasi mereka dari alat pelacak/radar.

Charlotte Cook, kepala analis perdagangan di VesselsValue, penyedia data maritim juga mengatakan, bahwa sejak minggu pertama bulan November, penurunan data AIS telah mempengaruhi kemampuan perusahaan pelayaran dalam melacak secara akurat aktivitas di pelabuhan Tiongkok.

Pakar industri lainnya memberikan lebih banyak petunjuk tentang dampak undang-undang perlindungan data pribadi yang baru diperkenalkan. Charlotte Cook mengutip informasi yang diberikan seorang rekannya di Tiongkok mengatakan, bahwa awal bulan ini, di bawah arahan Biro Keamanan Tiongkok, beberapa transponder AIS telah dipindahkan dari stasiunnya di garis pantai Tiongkok. Sedangkan alat AIS yang masih diizinkan untuk digunakan perlu dipasang oleh “unit yang memenuhi syarat”.

Data AIS memberi para analis wawasan tentang aktivitas pelabuhan di seluruh dunia, tetapi rezim Beijing menganggap data-data itu sebagai masalah keamanan nasional. Anastassis Touros mengatakan bahwa bahkan Regulasi Perlindungan Data (General Data Protection Regulation. GDPR), aturan ketat yang berlaku di Eropa ini tidak pernah membatasi pemasok untuk menggunakan AIS.

Carolyn Bigg, seorang pengacara teknis yang berbasis di DLA Piper Law Firm, Hongkong mengatakan : “Mengumpulkan dan berbagi data lokasi geografis, terutama ketika menyangkut rute pengiriman di sepanjang pantai Tiongkok, adalah masalah yang sangat sensitif bagi otoritas Tiongkok”.

Undang-undang yang Menambah Kekacauan Rantai Pasokan

Charlotte Cook mengatakan bahwa perusahaan pelayaran mengandalkan data AIS untuk memprediksi pergerakan kapal, melacak tren musiman, dan meningkatkan efisiensi pelabuhan. Dia mengatakan bahwa dengan menurunnya jumlah data AIS dari Tiongkok, dapat berpengaruh secara signifikan terhadap visibilitas seluruh rantai pasokan lewat laut. Tiongkok adalah salah satu importir utama dunia untuk batu bara dan bijih besi, dan juga merupakan pengekspor besar komoditas lewat peti kemas.

Georgios Hatzimanolis, ahli strategi dari media ‘Marine Traffic’ mengatakan : “Seiring dengan kian mendekati Hari Natal, itu (penurunan data AIS) jelas akan berdampak yang sangat signifikan (pada rantai pasokan)”. Karena perusahaan dapat kehilangan informasi penting terkait dengan docking kapal, waktu bongkar dan waktu keberangkatan, kata Georgios.

“Ini adalah faktor terpenting saat ini”. Dia menambahkan bahwa rantai pasokan global sudah menghadapi tekanan besar (akibat pandemi, kekurangan konteiner dan biaya kapal yang tinggi), dan jangan ada faktor lain yang memperburuknya.

CNN mencari komentar tentang masalah hilangnya data AIS yang mempengaruhi rantai pasokan. Tetapi Kementerian Luar Negeri Tiongkok menolak untuk memberikan komentar, dan Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok juga tidak segera menanggapi permintaan ini. (Sin)

Armada Perang AS Melintasi Selat Taiwan untuk Pertama Kalinya Setelah KTT AS-Tiongkok

Armada Ketujuh Angkatan Laut AS menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (23/11/2021) bahwa “Perusak rudal kelas Arleigh Burke, USS Milius, secara rutin melintasi Selat Taiwan di perairan internasional pada 23 November waktu setempat. Hal demikian sesuai dengan hukum internasional.

Armada Pasifik AS yang berpusat di Jepang itu menyatakan,  Kapal perangnya melintasi Selat Taiwan. Mendemonstrasikan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer AS dapat terbang, menavigasi, dan bergerak ke mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional.”

Angkatan Laut AS menerbitkan Foto kapal perusak berpeluru kendali USS Milius yang berlayar di Laut Tiongkok Selatan pada Sabtu lalu.

Setelah USS Milius Selat Taiwan menyebabkan pihak berwenang Tiongkok merespon. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengklaim  bahwa kapal perang AS telah “menunjukkan kekuatan mereka dan memicu masalah” di Selat Taiwan dalam banyak kesempatan.

Sebenarnya, kapal perang AS secara rutin melewati Selat Taiwan setiap bulan.Saat Komunis Tiongkok meningkatkan ancaman militernya ke Taiwan, Inggris, Kanada, dan sekutu Eropa dan Amerika lainnya, baru-baru ini mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan untuk menunjukkan tekad mereka untuk mempertahankan navigasi bebas.  (Hui)

Eropa dan AS Dukung Lithuania Meskipun Mendapat Penurunan Tingkat Diplomasi Dari Tiongkok

NTD

Akibat tidak puas dengan Lithuania yang mengizinkan Taiwan mendirikan kantor perwakilan di Ibukota Vilnius, Tiongkok kemudian mengumumkan penurunan tingkat hubungan diplomatik dengannya. Namun, Lithuania tidak takut dengan ancaman pemerintah Tiongkok dan ingin mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Taiwan. Uni Eropa dan Amerika Serikat menyatakan mendukung Lithuania.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Minggu (21/11/2021) mengumumkan bahwa, Lithuania mengabaikan protes Tiongkok dan tetap mengizinkan otoritas Taiwan mendirikan Kantor Perwakilan Taiwan di Lithuania.

Tapi Lithuania tidak tergoyahkan oleh ancaman ini.

Kementerian Luar Negeri Lithuania hari itu juga langsung memberikan tanggapan dengan mengatakan : “Lithuania menegaskan kembali kepatuhannya terhadap kebijakan Satu Tiongkok, tetapi kami pun memiliki hak untuk memperluas kerja sama dengan Taiwan”.

Perdana Menteri Lithuania, Ingrida Simonyte mengatakan : “Lithuania ingin mengembangkan hubungan ekonomi, budaya dan ilmiah yang lebih erat dengan Taiwan”.

Menteri Luar Negeri Republik Tiongkok Jaushieh Joseph Wu mengkritik, bahwa pemerintah Tiongkok tidak semestinya menurunkan tingkat hubungannya dengan Lithuania, Taiwan kagum dan memuji Lithuania atas keberanian moralnya.

Doong Sy-Chi, wakil kepala eksekutif lembaga think tank Taiwan mengatakan : “Manfaat dari berhubungan dengan Taiwan jauh lebih besar daripada tekanan yang ingin diberikan Tiongkok kepada mereka, jadi mereka tentu saja akan lebih dekat dengan Taiwan berdasarkan prinsip menjaga kepentingan dan pendapat nasional mereka sendiri”.

Žygimantas Pavilionis, ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Lithuania, mengatakan bahwa dirinya tidak percaya bahwa penurunan peringkat diplomatik Lithuania dan Tiongkok akan memiliki konsekuensi serius. Sebaliknya, semakin keras Beijing menentang Lithuania, dunia yang bebas dan demokratis akan semakin jijik dengan tindakan Beijing.

Ausrine Armonaite, Menteri Ekonomi dan Inovasi Lithuania mengatakan bahwa terlepas dari ancaman pemerintah komunis Tiongkok, Lithuania tetap akan mengizinkan Taiwan untuk mendirikan kantor perwakilan karena dapat membawa lebih banyak manfaat bagi perekonomian Lithuania.

Kuo Yu-jen, seorang profesor di Institut of China and Asia-Pacific Studies dari National Sun Yat-sen University, Taiwan mengatakan : “Dengan kata lain, mereka (negara-negara bekas komunisme) adalah korban dari komunisme yang merasakan sakit, Oleh karena itu, setelah demokratisasi, negara-negara ini memiliki tingkat keengganan yang lebih besar terhadap Komunis Internasional, jika dibandingkan dengan negara demokrasi biasa. Meskipun Lithuania adalah negara kecil yang menghadapi ancaman sekaligus godaan dari Tiongkok. Saya pikir itu tidak akan berguna bagi Lithuania”.

Ancaman Tiongkok terhadap Lithuania menyebabkan reaksi dari komunitas internasional. Pada 21 November, Perdana Menteri Polandia Mateusz Jakub Morawiecki menyatakan dukungannya terhadap sikap yang diambil Lithuania.

Juru bicara Komite Eksekutif Uni Eropa juga menyatakan bahwa UE mendukung Lithuania dan UE tidak percaya bahwa pendirian kantor perwakilan di Taiwan melanggar Kebijakan Satu Tiongkok.

Doong Sy-Chi mengatakan : “Terutama negara-negara Eropa. Di satu sisi, mereka tidak begitu bergantung pada perdagangan dengan Tiongkok. Di sisi lain, berdasarkan keamanan informasi dan kerjasama dalam rantai industri teknologi, Taiwan telah menduduki peran dan posisi yang relatif penting dalam arena internasional. Berhubungan dengan Taiwan akan memberikan lebih banyak kepentingan nasional daripada dengan komunis Tiongkok”.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Uzra Zeya pada 19 November menegaskan, kembali dukungan kuat Amerika Serikat untuk Lituania dan Taiwan.

“Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk sekutu penting NATO dan mitra UE kami, Lithuania. Kami menolak negara lain bercampur tangan dalam keputusan Lithuania yang berdaulat untuk memperdalam kerja samanya dengan Taiwan,” katanya.

Kuo Yu-jen mengatakan : “Dari sudut pandang Taiwan sendiri, karena diplomasi serigala perang yang diterapkan Tiongkok dalam mencegah penyebaran epidemi selama 2 tahun terakhir, pada kenyataannya, telah membuat suasana nasional secara keseluruhan menjadi tidak menguntungkan bagi Tiongkok, terutama karena isu-isu HAM Xinjiang dan Hongkong telah membuat muak negara-negara demokrasi. Sehingga Taiwan memperoleh lebih banyak dukungan dari negara demokratis selama 2 tahun terakhir ini”.

Kuo Yu-jen juga mengatakan bahwa dukungan Lituania terhadap Taiwan dapat menjadi norma baru lintas selat dalam diplomasi internasional.

“Saya pikir kegagalan di bidang diplomatik Tiongkok menunjang Lithuania mengizinkan Taiwan menggunakan nama Kantor Perwakilan Taiwan. Dan ini tidak mungkin untuk yang terakhir kalinya. Mulai sekarang, jika Beijing tidak mengubah sikapnya, maka kejadian seperti ini akan lebih banyak lagi terjadi di kemudian hari”, kata Kuo Yu-jen.

Pada Agustus tahun ini, ketika Menteri Luar Negeri AS Anthony J. Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis, Menlu Blinken telah menyatakan bahwa Amerika Serikat akan membantu Lithuania dalam memerangi tekanan dari Beijing.

Pada 19 November, Menlu Lithuania Gabrielius Landsbergis mengkonfirmasi bahwa Lithuania akan menandatangani perjanjian kredit ekspor bernilai USD. 600 juta dengan Bank Ekspor-Impor Nasional Amerika Serikat.

Doong Sy-Chi mengatakan : “Kita juga dapat membayangkan bahwa ketika Tiongkok  menggunakan lebih banyak diplomasi serigala perang terhadap luar negeri, lebih banyak negara akan menyadari dan memahami bahwa informasi, keamanan, dan ekonomi serta perdagangan Taiwan dapat membawa manfaat lebih besar bagi negara lain. Manfaat ini yang akan membuka jalan pertukaran yang lebih substansial dengan Taiwan”.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis direncanakan tiba di Washington DC pada 23 November waktu AS, untuk membahas pembukaan produk Lithuania di pasar AS dan pengembangan proyek investasi bersama. (sin)

Lima Warga Tiongkok Diculik Ketika Tambang Emas di Kongo Diserbu Kelompok Bersenjata

Sebuah Tambang yang  terletak di dekat desa Mukera di provinsi Kivu Selatan di Kongo tenggara diserang kelompok bersenjata. Identitas militan belum diketahui. Penyerangan itu diungkapkan oleh pejabat lokal dan juru bicara militer setempat pada Minggu (21/11/2021).

Menurut berita Reuters, juru bicara militer setempat Dieudonne Kasereka mengatakan bahwa kelompok bersenjata terlibat baku tembak dengan polisi dan lima warga Tiongkok diculik.

Sebelumnya, hubungan antara perusahaan tambang Tiongkok dengan pemerintah daerah cukup tegang, Pemerintah setempat menyatakan beberapa perusahaan Tiongkok beroperasi secara ilegal tanpa izin.

Pada bulan Agustus 2021, Theo Kasi, gubernur Kivu Selatan, memerintahkan enam perusahaan pertambangan kecil Tiongkok untuk menangguhkan operasi dan memerintahkan semua karyawan untuk meninggalkan tambang. Namun demikian, perusahaan tersebut tidak serta merta menghentikan operasinya sehingga memicu protes warga di beberapa daerah.

Kongo adalah produsen kobalt terbesar di dunia dan produsen tembaga utama Afrika. Dilaporkan bahwa Presiden Kongo Felix Tshisekedi sedang meninjau kontrak “mineral pertukaran infrastruktur” senilai US$6 miliar yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joseph Kabila dan investor Tiongkok. Pasalnya, dia khawatir Kongo tidak mendapat manfaat sepenuhnya. (hui)

Belasan Orang Tewas Akibat Hujan Lebat Hingga Menyebabkan Banjir Besar di India Selatan

India Selatan mengalami hujan lebat yang jarang terjadi. Beberapa hari hujan lebat menyebabkan banjir. Sejauh ini, setidaknya 17 orang  tewas.

Di Andhra Pradesh di India selatan, hujan mulai turun dengan deras pada Kamis (18/11/2021)  Hujan deras yang terus menerus selama beberapa hari, menyebabkan banjir besar di setidaknya lima wilayah.

Dari gambar-gambar yang diambil oleh Angkatan Udara India, terlihat  banjir yang deras membanjiri jalan-jalan, dan orang-orang terjebak di dalam kendaraan. Mereka tidak dapat bergerak sampai mereka diselamatkan oleh helikopter penyelamat dengan tali.

Hingga Jumat (19/11/2021) malam jumlah korban tewas akibat banjir atau rumah ambruk mencapai 17 orang, dan masih ada warga yang terjebak di bawah reruntuhan rumah.

Departemen Bantuan Bencana Nasional India, telah pergi ke daerah-daerah yang paling parah dilanda bencana. Petugas terus mencari dan menyelamatkan orang-orang yang terkena bencana . Pihak berwenang telah mengevakuasi ratusan keluarga ke tempat pengungsian. (Hui)

Resepnya Meningkat Hingga 17 Persen, Para Ahli Menyarankan Menghindari Diabetes Selama Wabah

0

Xin Yan -Epochtimes.com

Ketika COVID-19  melanda dunia secara menyeluruh, tidak hanya membawa virus dan pandemi misterius baru, tetapi juga meningkatkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya. Berikut adalah beberapa saran dari ahli diet terdaftar di Ottawa tentang cara menghindari diabetes.

Menurut CityNews, Shoppers melaporkan bahwa apoteker mengatakan bahwa jumlah pasien diabetes selama epidemi meningkat secara signifikan, dan resep baru untuk diabetes telah meningkat sebesar 17%. 

Apoteker Ottawa, Jordan Clark percaya bahwa peningkatan ini mungkin disebabkan oleh perubahan gaya hidup selama epidemi. Misalnya, karena jam kerja di rumah meningkat dan kebiasaan makan berubah, orang menjadi lebih banyak duduk.

Jacklyn Villeneuve, ahli diet terdaftar di Loblaws di Ottawa, juga melihat perubahan dalam kebiasaan makan pelanggan selama epidemi. Tetapi dia mengatakan  sangat normal ketika kebiasaan makan orang dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan sehari-hari dan keadaan emosional mereka.

“Bagi sebagian orang, ini mungkin berarti bahwa makanan membawa kenyamanan bagi mereka; bagi yang lain, itu dapat menginspirasi semangat baru untuk memasak; bagi yang lain, mungkin hanya lelah memutuskan apa yang harus dimakan,” ujarnya. 

Villeneuve menjelaskan bahwa tidak ada makanan khusus yang menyebabkan diabetes. Penelitian  menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena diabetes, beberapa faktor ini dapat diubah, sementara yang lain tidak.

Namun demikian, menjelang tahun baru, menjadi sulit untuk membatasi asupan makanan yang tidak baik untuk kesehatan. 

“Ada bukti bahwa membatasi diri pada makanan tertentu dapat (sebaliknya) menyebabkan kita kehilangan kendali terhadap makanan ini. Saran saya adalah membiarkan orang menikmati makanan favorit mereka selama liburan dan mencoba makan secukupnya sebelum acara dan pesta,” katanya. 

Dia juga mengatakan bahwa yang sama pentingnya, ada faktor lain yang memengaruhi risiko diabetes, termasuk genetika dan riwayat keluarga. Selain itu, dari segi nutrisi, kita harus makan secara teratur untuk menghindari jeda waktu yang terlalu lama di antara waktu makan. 

“Prinsip lainnya adalah mempertimbangkan piring (gizi) seimbang saat menyiapkan makanan, 1/4 dengan karbohidrat, 1/4 dengan makanan kaya protein, dan 1/2 dengan buah-buahan dan sayuran. Keseimbangan diet ini kondusif untuk stabilitas gula darah,” katanya.  (hui)

Temui Midas, Kucing di Turki dengan 4 Daun Telinga Telah Menjadi Sensasi Internet

0

ETIndonesia. Midas lahir dengan dua pasang telinga dan rahang yang cacat karena mutasi genetik, tetapi ini tidak menghentikan kucing di Turki berusia empat bulan itu menjadi sensasi internet dengan lebih dari 73.000 pengikut di media sosial.

Kucing muda itu lahir di halaman belakang rumah di Ankara bersama lima saudara kandung dan kemudian diadopsi oleh Canis Dosemeci dan keluarganya.

Mereka mengatakan mereka jatuh cinta pada Midas pada pandangan pertama dan ingin membawanya masuk, khawatir peluangnya untuk menemukan rumah akan terhambat karena kondisinya yang unik.

“Kami tidak pernah berpikir untuk membeli kucing, kami hanya ingin menyelamatkan kucing dari jalanan, dan kami ingin mengadopsinya,” kata Dosemeci, yang juga memiliki dua Golden Retriever, Zeyno dan Suzi, untuk menemani Midas di rumah.

Midas, yang namanya berasal dari raja mitologi Frigia yang dibebani dengan telinga keledai tetapi bisa mengubah semua yang disentuhnya menjadi emas, mencapai ketenaran internet dengan postingan media sosial tentang kehidupan sehari-harinya bersama Suzi dan Zeyno.

Meskipun penampilan Midas mungkin tidak biasa, kondisinya tidak mempengaruhi kesehatan atau pendengarannya, menurut dokter hewan Resat Nuri Aslan. Apa yang membedakan Midas adalah bahwa keempat penutup telinganya terhubung ke saluran telinga.

Dosemeci mengatakan dia berharap popularitas Midas dapat menarik orang untuk mengadopsi hewan jalanan daripada membelinya dari toko.

“Orang-orang sangat terkejut, mereka tidak bisa mempercayainya,” kata Dosemeci. “Semua orang ingin datang menemuinya, atau mereka ingin foto.

“Beberapa orang juga menganggapnya menakutkan, tetapi umumnya orang menganggapnya menarik.”(yn)

Sumber: Asiaone

Pria Mengubah Ban Tua Menjadi Tempat Tidur yang Nyaman dan Indah untuk Anjing dan Kucing Liar di Brasil

0

ETIndonesia. Seniman Brasil, pencinta lingkungan, dan penyayang binatang, Amarildo Silva Filho setelah menemukan tumpukan ban bekas di lingkungannya beberapa tahun yang lalu telah mengubahnya menjadi tempat tidur anjing jalanan yang cantik.

Di mana beberapa orang melihatnya sebagai sampah, Silva Filho melihat peluang untuk mendaur ulang harta karun yang akhirnya membuat dunia berbeda bagi kucing dan anjing liar.

Setelah mengumpulkan ban dan membersihkannya secara menyeluruh, Silva Filho menerapkan visi artistiknya untuk membuat tempat tidur hewan peliharaan yang dipersonalisasi.

Setelah pekerjaan pengecatan khusus selesai, dengan tambahan kasur yang dijahit tangan, tempat tidur bayi yang nyaman dan berwarna-warni siap untuk dibagikan ke tempat penampungan lokal.

Karya daur ulang Silva Filho terbukti sangat populer, ceruk pasar pemilik hewan peliharaan yang sadar lingkungan juga bermunculan.

Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, dia meluncurkan Caminhas Pets—dan sejak itu telah membuat lebih dari 6.000 tempat tidur hewan peliharaan.

Untuk menyiapkan setiap ban, dia membersihkannya, memotong bagian atasnya dengan gergaji ukir, menutupi lubang di bagian bawah dengan kayu lapis, dan kemudian menjahit bantalnya sendiri agar nyaman. Dia melukis dan membuat stensil masing-masing dengan warna-warna cerah.

Sementara penjualan eceran telah membantu mempertahankan usahanya, sebagian besar kreasi Silva Filho telah diberikan kepada hewan yang membutuhkan.

“Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan yang hebat adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan,” katanya seperti dikutip oleh My Modern Met.

Dari apa yang telah dicapai Amarildo sejauh ini, jelas bahwa dia sangat menyukai apa yang dia lakukan—dan itu adalah berita bagus untuk setiap hewan yang dia bantu.(yn)

Sumber: goodnewsnetwork

Ikan dengan 555 Gigi Setajam Silet Kehilangan 20 Gigi Setiap Hari dan Menumbuhkannya Kembali

0

ETIndonesia. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa salah satu hewan ‘paling bergigi’ di dunia, lingcod Pasifik, mempertahankan 555 giginya setajam silet dengan kehilangan hingga 20 gigi setiap hari dan menumbuhkannya kembali.

Lingcod Pasifik (Ophiodon elongatus) adalah ikan karnivora yang ditemukan di Pasifik Utara. Anda tidak dapat mengetahuinya hanya dengan melihatnya, tetapi ikan berukuran 50 cm (rata-rata) ini memiliki salah satu mulut paling menakutkan di dunia. Alih-alih gigi seri, geraham, dan gigi taring yang biasa kita lihat, dia memiliki ratusan gigi hampir mikroskopis yang melapisi rahangnya.

Langit-langit keras mereka juga ditutupi oleh ratusan paku kecil, seperti rahang faring, satu set rahang aksesori yang digunakan lingcod untuk mengunyah makanannya seperti kita menggunakan geraham kita.

Sekarang para ilmuwan telah menemukan bahwa lingcod Pasifik menjaga ratusan gigi mereka tetap tajam dengan kehilangan dan kemudian menumbuhkan lusinan gigi dalam sehari.

Para ilmuwan telah mengetahui tentang ratusan gigi lingcod Pasifik selama bertahun-tahun, tetapi yang tidak mereka ketahui adalah bagaimana ikan itu menggantikan gigi kecil yang menutupi setiap permukaan tulang di mulut mereka.

Karena gigi mereka sangat kecil, mereka tidak bisa hanya menempatkan beberapa di dalam tangki dan kemudian melihat berapa banyak gigi yang bisa mereka kumpulkan dari bawah.

Penelitian di University of South Florida dan University of Washington berangkat untuk mempelajari lebih lanjut tentang kerontokan gigi lingcod dengan menempatkan sekitar 20 di antaranya ke dalam tangki berisi pewarna fluorescent encer yang disebut alizarin red selama 12 jam, yang menodai gigi ikan menjadi merah.

Kemudian mereka dimasukkan ke dalam tangki yang dibubuhi pewarna fluoresen lain, calcein fluorescein, yang mengubah gigi baru menjadi hijau. Jadi gigi yang ada pada suatu hari berwarna merah, sedangkan yang muncul kemudian berwarna hijau.

Para peneliti kemudian dengan susah payah menghitung dan mengklasifikasikan semua gigi berwarna dari 20 spesimen, menghasilkan total 10.580 gigi.

Penulis utama studi Emily Carr juga menunjukkan bahwa ikan itu tampaknya kehilangan rata-rata sekitar 20 gigi per hari, tetapi menumbuhkannya kembali dengan cepat.

“Ini mengejutkan kami bahwa ikan mengganti gigi mereka secepat ini,” kata mahasiswa doktoral dan rekan penulis Karly Cohen. “Bagi Anda dan saya, itu seperti bangun setiap pagi dan kehilangan satu gigi.”

Temuan penelitian ini menantang anggapan umum bahwa gigi sulit dibuat dan diganti. Rupanya, untuk beberapa spesies, mereka mudah hilang dan diganti seperti halnya rambut bagi kita.(yn)

Sumber: odditycentral

Seorang Pria Mengorbankan Mobilnya untuk Menyelamatkan Pengemudi yang Pingsan, Itu Terekam di Dashcam Mobil Lain

0

ETIndonesia. Jika seseorang memberitahu Anda bahwa tabrakan dua mobil yang dilakukan dengan sengaja membantu menyelamatkan nyawa alih-alih mengklaimnya, Anda mungkin akan mengira mereka bercanda. Tapi sekarang, ada bukti video untuk membuktikan hal seperti itu.

Sebuah video dashcam yang beredar di media sosial menunjukkan seorang pria mengorbankan mobilnya untuk menyelamatkan nyawa seorang pengemudi yang jatuh pingsan di belakang kemudi.

Menurut laporan, pria itu sedang mengemudi di jalan raya di Belanda ketika dia melihat sebuah hatchback melayang ke rumput di sisi jalan. Dia tidak mengambil waktu untuk menyadari bahwa hatchback itu di luar kendali karena bergerak dengan kecepatan tetap di sepetak rumput.

https://twitter.com/buitengebieden_/status/1462475051777806343?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1462475051777806343%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.timesnownews.com%2Fthe-buzz%2Farticle%2Fviral-man-sacrifices-his-car-to-save-unconscious-driver-incident-gets-filmed-on-dashcam-of-another-car%2F834153

Beberapa detik ke dalam klip, mobil terlihat menabrak pagar pembatas sebelum kembali ke jalan.

Saat kendaraan yang tidak terkendali bergerak maju, pria itu menurunkan kecepatan mobilnya dan berhenti darurat tepat di depan, membiarkan mobil itu menabrak bagian belakangnya.

Seluruh insiden terekam di dasbor mobil ketiga yang membuntuti hatchback di luar kendali. Itu kemudian dibagikan di Twitter oleh pengguna dengan nama @ireallyshouldbe.

Setelah tweet tersebut mendapatkan jumlah penayangan yang bagus, pengguna mengikutinya dengan keseluruhan cerita. Pengemudi yang mengorbankan mobilnya diidentifikasi sebagai Henry Temmermans, yang sedang dalam perjalanan pulang.

Henry mengatakan dia “harus melakukan sesuatu” ketika seorang wanita jatuh pingsan di belakang kemudi.

@ireallyshouldbe memberitahu pengguna bahwa pengemudi pahlawan dibantu oleh orang lain yang tidak hanya merekam kejadian itu tetapi juga memberikan bantuan.(yn)

Sumber: timesnownews