Musik, Movie, Wanita Menyetir Antara Lain Cara Putra Mahkota Transformasi Arab Saudi

Epochtimes.id- Mohammed bin Salman adalah pria yang mungkin akan segera menjadi raja Arab Saudi pada masa mendatang.

Dia mencatat jalan baru yang lebih modern bagi sebuah negara yang sangat konservatif sehingga selama beberapa dekade tidak ada konser atau pemutaran film dan wanita yang berusaha menyetir ditangkap.

Pangeran meraih berita utama dalam beberapa hari terakhir. Dia menyatakan akan membawa kembali kepada Islam moderat.

“Kami hanya ingin kembali kepada apa adanya, Islam moderat yang terbuka untuk dunia, terbuka untuk semua agama,” katanya di aula megah Ritz-Carlton.

“Kami tidak akan menyia-nyiakan 30 tahun hidup kita dalam menghadapi ide-ide ekstremis. Kita akan menghancurkan mereka hari ini.”

Seperti ini cara putra mahkota Pangeran bin Salman untuk mengubah wajah Arab Saudi:

1) Sejak menduduki kursi pangerang kerajaan dengan dukungan ayahnya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah mendorong perubahan yang bisa mengantarkan era baru bagi salah satu sekutu terpenting Amerika Serikat.

Dia mengenalkan konser musik dan film yang dipandang sebagai kekuatan di balik keputusan raja untuk memberi hak bagi perempuan mengemudi kenderaan pada tahun depan.

2) Agenda Prince Mohammed sedang meningkatkan aliansi al-Saud yang telah lama berjalan dengan pendirian kaisar kerajaan untuk mendukung sinkronisasi dengan kapitalisme global. Dia juga berusaha menarik perhatian investor internasional bahkan mungkin wisatawan non-Muslim.

4) Dalam “Visi 2030” Pangeran Mohammed meletakkan sebuah visi untuk “sebuah negara yang toleran dengan Islam sebagai konstitusi dan moderasinya sebagai metodenya.”

5) Banyak yang sekarang berubah di bawah putra mahkota saat ia mengkonsolidasikan kekuatan yang lebih besar dan bersiap untuk mewarisi takhta.

Ada rencana untuk membangun tujuan wisata Laut Merah di mana peraturan ketat tentang pakaian wanita kemungkinan tidak akan berlaku. Wanita akan diberi akses yang lebih besar terhadap olahraga.

6) Lebih dari setengah dari 20 juta warga Arab Saudi berusia di bawah 25 tahun, yang berarti jutaan orang muda Saudi akan memasuki angkatan kerja dalam dekade yang akan datang.

Kerajaan berusaha menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengatasi berbagai jenis keluhan yang memicu pemberontakan di negara-negara Arab lainnya dimana pengangguran merajalela dan warga negara tidak banyak bicara dalam pemerintahan.

7) Versi baru Saudi “Islam moderat” ini dapat dipahami sebagai salah satu yang dapat diterima untuk reformasi ekonomi.

8) Istilah-istilah seperti “reformasi,” “transparansi” dan “akuntabilitas” – semua digunakan oleh pangeran dalam mempromosikan Visi 2030 – namun tidak berarti bahwa Arab Saudi bergerak menuju liberalisme, demokrasi, pluralisme, atau kebebasan yang lebih luas.

Sementara itu, Pangeran Mohammed menghadapi publik Saudi yang tetap konservatif secara agama. Itu berarti dia masih membutuhkan dukungan publik dari ulama tertinggi negara tersebut untuk memposisikan reformasinya. (asr)

Sumber : Associated press/India Times