Presiden Trump Berusaha Kunjungi Perbatasan Korea Utara

Epochtimes.id- Presiden Donald Trump mencoba mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) antara Korea Selatan dan Korea Utara pada Selasa (7/11/2017) namun tidak terwujud karena cuaca buruk.

Kunjungan mendadak ke DMZ, yang merupakan zona penyangga antara Korea Utara dan Selatan, dirahasiakan hingga hari terakhir.

Rombongan wartawan Gedung Putih yang mengikuti Presiden Trump hanya diberitahu tentang usaha kunjungan ke DMZ ketika Sekretaris Pers Gedung Putih mengangkat selembar kertas dengan kata-kata DMZ untuk memberi tahu tujuan mereka.

Namun, ada kabut terlalu banyak agar helikopter bisa mendarat dengan aman.

“Jarak pandang tak mencukupi untuk mendarat. Ini benar-benar berbahaya, dan orang-orang kita menarik kembali, “kata Sanders.

“Kami menunggu selama mungkin untuk mencoba pergi lagi, tapi cuaca benar-benar memburuk.”

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang bepergian secara terpisah dari Trump, juga dibatalkan karena kabut.

“Ini tidak berjalan seperti yang direncanakan. Kabut tidak jernih. Sepertinya tidak akan berlangsung beberapa jam lagi, dan presiden menyampaikan bahwa dia tidak bisa terlambat, karena kami harus berangkat tepat waktu juga ke Tiongkok, “kata Sanders kepada rombongan wartawan

Saat berpidato, Trump menggambarkan perbedaan yang sangat besar antara Korea Selatan yang bebas yang telah melihat ekonominya tumbuh 350 kali sejak 1960. Ditambah lagi harapan bertahan di Korsel meninkat tajam dari hanya 53 tahun hingga lebih dari 82 tahun pada hari ini.

Presiden Donald Trump menunggu di samping helikopter militer AS di Seoul, Korea Selatan pada 8 November 2017, menunggu cuaca buruk membaik sehingga upaya kedua kalinya untuk terbang ke Zona Demiliterisasi (DMZ) bisa terwujud. (JIM WATSON / AFP / Getty Images)

Trump menyoroti situasi putus asa yang dihadapi warga Korea Utara. Sebagian besar rumah tangga tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih dan listrik.

“Orangtua menyogok guru dengan harapan menyelamatkan putra dan putri mereka dari kerja paksa. Lebih dari satu juta orang Korea Utara meninggal karena kelaparan pada 1990-an, dan terus meninggal kelaparan hingga hari ini,” kata Trump.

Selanjutnya, Trump akan mengunjungi Tiongkok. Kunjungan Trump diperkirakan akan meningkatkan tekanan pada pemimpin Tiongkok Xi Jinping untuk mengambil tindakan lebih banyak terhadap Korea Utara. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Korea Utara. .

Sama-sama sebagai negara komunis, Korea Utara selalu dekat dengan Tiongkok. Namun, di bawah kepemimpinan Xi, ada indikasi Tiongkok bersedia mengambil sikap yang lebih keras terhadap Korea Utara.

Di bawah tekanan dari Trump, Tiongkok memilih untuk menyetujui sanksi Dewan Keamanan PBB yang baru pada awal September lalu. Tiongkok juga memangkas pembiayaan ke lembaga keuangan Korut dan memerintahkan bisnis Korea Utara di Tiongkok ditutup dalam waktu 120 hari. (asr)

Sumber : The Epochtimes