Huruf Kanji dan Ibu Negara Amerika Serikat/Jepang

Oleh Xia Lin

Ibu negara Amerika Serikat Melanie Trump saat menyertai Presiden Trump dalam kunjungannya ke Jepang pada awal November lalu, telah berkunjung ke sebuah sekolah dasar di Tokyo bersama dengan ibu negara Jepang Akie ABe.

Saat itu Melanie menulis dengan tangannya sendiri kaligrafi Kanji. Akie menulis kata “He (和)” dan Melanie menulis “Ping (平)” yang melambangkan Perdamaian (dunia,) harapan kedua negara AS dan Jepang.

Namun yang bermakna adalah, tulisan “He Ping” (和平) ini bukan ditulis dalam Bahasa Jepang, juga bukan dengan Bahasa Inggris, melainkan dengan aksara Tionghoa alias huruf Kanji yang tidak ada kaitannya dengan AS maupun Jepang. Karena tidak mudah menulis kaligrafi Kanji dengan pena kuas, ibu negara AS berlatih sebentar, sampai berhasil menulis kata “Ping” yang rapi dengan pena kuas.

Mengapa menggunakan huruf Kanji menulis kata damai (He Ping), dalam hal ini menyangkut pengaruh kebudayaan tradisional Tiongkok terhadap negara sekitarnya.

Di zaman dulu, Tiongkok memiliki kebudayaan tradisional yang indah dan mendalam, mengedepankan moralitas, menerapkan ajaran Buddha dan Tao, menghormati Sang Pencipta, dan memiliki konsep universal Langit dan Manusia Menyatu. Hal ini sangat berpengaruh dan menyentuh negara sekitarnya seperti Jepang, Vietnam, Semenanjung Korea dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya.

Mereka membawa masuk huruf Kanji dan dijadikan sebagai aksara mereka, membawa serta ilmu kedokteran Tiongkok, ilmu pengetahuan, sistem ujian negara dan lain sebagainya untuk membantu perkembangan budaya, sejarah dan berbagai sektor lainnya di negaranya sendiri.

Seperti huruf Kanji yang masuk ke Jepang di masa Dinasti Tang, dipuji sebagai “awal dari politik yang benar” dan “pokok kitab seni.”

Kaisar Jepang mengirim utusan ke Kekaisaran Tang untuk belajar, membawa pulang kebudayaan Dinasti Tang, dan hingga saat ini di Jepang masih tersimpan sebuah alat musik (Biba, di Jepang disebut Biwa, sejenis kecapi berleher pendek) yang dihiasi batu giok pemberian kaisar Tang Ming dan Ratu Yang Guifei pada kerajaan Jepang.

Orang Jepang menyerap berbagai kebudayaan dan sistem yang maju dari Tiongkok lewat huruf Kanji.

Sedangkan Vietnam telah membawa masuk huruf Kanji di zaman kaisar Guang Wu (5SM – 57M) dari Dinasti Han, dan menjadikannya bahasa ofisial Vietnam, saat itu di Vietnam bermunculan banyak karya sastra dalam Bahasa Tionghoa, karya tulis di Vietnam sebelum abad ke-19 pada dasarnya ditulis dengan huruf Tionghoa.