Lawan Ancaman Rudal Korut, Jepang Siapkan Sistem Anti Rudal Aegis AS

Epochtimes.id- Jepang secara resmi memutuskan pada Selasa (19/12/2017) akan memperluas sistem pertahanan rudal balistiknya dengan sistem radar Aegis buatan AS. Sistem ini sebagai respons terhadap ancaman yang berkembang dari roket Korea Utara.

Sebuah proposal untuk membangun sistem anti rudal Aegis Ashore disetujui oleh kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe.

Namun demikian, sistem anti rudal yang dibeli tanpa rudal. Sistem ini ditaksir menelan biaya setidaknya $ 2 miliar dan mungkin beroperasi sampai 2023.

Hal demikian dibeberkan oleh sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters.

“Perkembangan rudal nuklir Korea Utara merupakan ancaman baru bagi Jepang dan seperti yang telah kita lakukan di masa lalu, kita akan memastikan bahwa kita dapat mempertahankan diri dengan perbaikan pertahanan rudal balistik,” kata Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera kepada wartawan setelah rapat kabinet.

Keputusan untuk mendapatkan versi dasar sistem pertahanan rudal Aegis, sudah digunakan di kapal perang Jepang yang akan ditingkatkan.

Korea Utara pada 29 November menguji rudal balistik baru yang disebut dapat menyerang kota besar Amerika Serikat termasuk Washington, dan terbang melintasi pertahanan Jepang saat ini.

Roket tersebut mencapai ketinggian lebih dari 4.000 km (2.485 mil), jauh di atas jangkauan anti rudal di kapal Jepang yang beroperasi di Laut Jepang.

Korea Utara mengatakan program persenjataannya diperlukan untuk melawan agresi Amerika Serikat.

Sistem Aegis terbaru mungkin tidak dipesan dengan radar paling canggih, yang dijuluki Spy-6, yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat.

Tanpa itu, Jepang tidak dapat sepenuhnya memanfaatkan jangkauan anti rudal terbaru yang diperluas, SM-3 Block IIA, yang harganya sekitar $ 30 juta.

Upgrade teknologi akan dilakukan, setelah militer Amerika Serikat menempatkan Spy-6 di kapal-kapalnya sekitar tahun 2022 mendatang.

Dana awal akan didukung dengan anggaran Kementerian Pertahanan berikutnya yang dimulai pada bulan April.  “Namun tidak ada keputusan mengenai radar, atau biaya keseluruhan, atau jadwal dari penempatan,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan pada sebuah konferensi pers.

Perencana militer Jepang juga sempat mengevaluasi sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) Amerika Serikat sebelum memutuskan sistem Aegis Ashore.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera mengatakan bulan ini Jepang akan mendapatkan rudal jelajah jarak menengah yang dapat diluncurkan dari pesawat tempur F-15 dan F-35 ke lokasi di Korea Utara. Langkah ini sebagai upaya untuk mencegah serangan apapun.

Pembelian amunisi jarak jauh dalam persenjataan militer Jepang menjadi kontroversial. Jepang selama ini menolak hak untuk melakukan perang melawan negara-negara lain berdasarkan konstitusi pasca Perang Dunia Kedua. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes