Makan Terlalu Banyak Licorice Hitam Berbahaya untuk Kesehatan

ErabaruNews – Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat, FDA, memperingatkan bahwa orang dewasa agar membatasi asupan harian licorice atau akar manis hitam.

“Jika Anda berusia 40 tahun atau lebih, makan 2 ons licorice hitam sehari setidaknya dalam dua minggu bisa saja membawa Anda terbangun di rumah sakit dengan irama jantung atau aritmia yang tidak teratur,” kata FDA, seperti dikutip dari The Epoch Times, Selasa (26/12/2017).

Para ahli di agensi tersebut mencatat bahwa licorice hitam mengandung senyawa glycyrrhizin. Itu adalah senyawa pemanis yang berasal dari akar licorice.

Glycyrrhizin, menurut agensi tersebut Bisa menyebabkan kadar potassium dalam tubuh menurun drastis.

“Bila itu terjadi, beberapa orang mengalami irama jantung yang tidak normal, serta tekanan darah tinggi, edema (pembengkakan), kelesuan, dan gagal jantung kongestif,” sambung rilis FDA.

Peneliti FDA, Linda Katz mengatakan bahwa kadar potassium biasanya dipulihkan tanpa masalah kesehatan permanen saat asupan licorice hitam berakhir.

“Tidak peduli berapa umurmu, jangan makan licorice hitam dalam jumlah besar pada satu waktu. Jika Anda telah makan banyak licorice hitam dan memiliki irama jantung tidak teratur atau kelemahan otot, segera hentikan konsumsi dan hubungi penyedia layanan kesehatan Anda,” jelas Linda Katz.

“Licorice hitam bisa berinteraksi dengan beberapa obat, herbal dan suplemen diet. Konsultasikan dengan profesional perawatan kesehatan jika Anda memiliki pertanyaan tentang kemungkinan interaksi dengan obat atau suplemen yang Anda pakai,” sambung Linda.

Dikutip dari Wikipedia, Akar manis atau ‘Licorice’ juga dikenal dengan istilah ‘Liquorice’. Ini adalah bahan sejenis akar Glycyrrhiza glabra.

Tanaman akar manis masuk dalam rumpun polong-polongan yang berasal dari Eropa Selatan dan sebagian Asia.

Licorice kini digandrungi dan dikenal sebagai salah satu herbal Ayurveda (Ayurvedic). Herbal ini diklaim bermanfaat untuk kecantikan kulit dan rambut, pada kalangan hawa. (The Epoch Times/Jack Phillips/waa)