Sekitar 900 Unggas di Bengaluru, India Dimusnahkan Setelah Fositif Flu Burung

Epochtimes.id- Sebanyak 900 unggas dimusnahkan setelah virus avian influenza atau Flu Burung terdeteksi pada unggas yang mati di Bengaluru, India.

“Ayam ditemukan mati pada 29 Desember di sebuah pasar ayam di daerah dasarahalli (pinggiran kota) dan dikonfirmasi setelah tes laboratorium bahwa terinfeksi virus flu burung H5N1,” kata Pimpinan Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (BBMP) S. Nagaraju kepada IANS dilansir Indianexpress, Rabu (4/1/2018).

Sampel dari unggas yang mati tersebut dikirim ke Institut Nasional Penyakit Hewan dengan Tingkat Keamanan Tinggi di Bhopal dan telah terbukti positif.

“Atas perintah dari Dinas Peternakan, kami telah memusnahkan 900 burung sejauh ini di wilayah tempat burung yang terinfeksi ditemukan,” katanya.

Unggas yang terinfeksi virus H5N1 menyebarkan virus melalui air liur, lendir dan kotorannya. Meski virus tersebut biasanya tidak menginfeksi orang, bisa menyebabkan demam, diare, penyakit pernafasan pada beberapa orang yang terkena dampak.

Departemen Peternakan setempat pada Selasa (2/1/2018) mendeklarasikan area radius 1km dari tempat burung tersebut ditemukan tewas sebagai “zona terinfeksi” dan area radius 10km sebagai zona “pengawasan”. Departemen ini juga meminta toko daging di daerah yang terinfeksi untuk ditutup.

“Gerai yang menjual daging dengan jarak radius 1 km dari tempat ditemukannya burung yang terinfeksi telah disegel dan kami juga memeriksa daerah tersebut dalam radius 10 km untuk kemungkinan unggas yang terinfeksi virus,” kata Sekretaris Utama, Peternakan dan Perikanan Rajkumar Khatri mengatakan kepada IANS.

Pihak berwenang juga telah mengecek penjualan telur di Dasarahalli untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

“Kami mengikuti semua prosedur pemerintah saat pemusnahan (mewajibkan unggas untuk dimusnahkan di wilayah yang sama dimana infeksi terdeteksi) untuk memastikan tidak ada penyebaran virus,” kata Khatri.

Pejabat pemerintah juga telah mengeluarkan sebuah imbauan kepada warga Bengaluru untuk menghindari konsumsi ayam dan telur mentah sebagai tindakan pencegahan.

“Kami akan menindaklanjuti dan memegang inspeksi sampai kami 100 persen yakin bahwa kami telah menghilangkan virus sepenuhnya,” kata Khatri.

Sebelumnya, Satu kasus H5N1 Avian Influenza (flu burung) terdeteksi pada ayam di toko unggas di Dasarahalli di Jalan Utama Kempapura. Toko tersebut telah ditutup sejak 30 Desember. Toko-toko unggas di radius 1 km dari toko itu juga telah ditutup oleh dinas kesehatan setempat.

Menurut otoritas setempat The Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (zona Yelahanka) Nagaraju, seekor burung terlihat tewas di desa Dasarahalli di daerah perbatasan Bytarayanapura pada 29 Desember.

Sampel dikirim untuk pengujian ke Institut Nasional Penyakit Hewan dengan Tingkat Keamanan Tinggi di Bhopal. “Kami mendapat laporan pada hari Senin dan dikonfirmasi bahwa kematian tersebut disebabkan oleh flu burung, ” katanya.

Dr P L Nataraj, direktur, kesehatan dan kesejahteraan keluarga, mengatakan, “Ini adalah virus H5N1 Avian Influenza. Kami siap dengan tablet Tamiflu. Kasus lain yang dicurigai dilaporkan pada unggas Murthy di Vadanayakahalli, Anekal. ”

Dr Manohar N, petugas kesehatan Taluk, Bengaluru North, mengatakan, “Toko khusus ini dilaporkan membawa unggas yang dipasok dari Tamil Nadu pada 28 Desember. Sekitar delapan ekor ayam mati. Dia mengirimnya ke rumah sakit hewan di Hebbal.”

“Burung yang mati dinyatakan positif terkena flu burung. Pada manusia, gejala H5N1 seperti H1N1. Mereka termasuk sakit tenggorokan, demam dan kelelahan. Penanganan burung rentan dan bisa menyebar dari mereka.”

“Orang yang kontak dengan unggas terjangkit harus mencuci tangan mereka. Jika dagingnya dikonsumsi setengah matang, atau telurnya dikonsumsi setengah matang, kemungkinan ada penyakit yang menyebar. ”

Dr Sunanda T K, Petugas Surveilans Distrik, Perkotaan Bengaluru, mengatakan, “Kami telah melakukan pengawasan dari rumah ke rumah di daerah tersebut. Tidak ada kasus demam yang ditemukan sejauh ini. Jika ditemukan, mereka akan diobati untuk profilaksis. Bahkan jika tidak ada gejala, mereka akan diobati untuk itu. ” (asr)

Sumber : Indianexpress