Pemerintah Tiongkok Dinilai Memanipulasi Database untuk Memantau Segala Aspek Kegiatan Masyarakat

Chen Yisheng

Epochtimes.id- Konsep Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) telah diusulkan selama bertahun-tahun, tetapi terbatas dalam penggunaannya karena ketidakmampuan dalam menyediakan database yang sangat besar.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan kecerdasan buatan melalui Internet dan dengan semakin populernya pemanfaatan komputasi awan telah melahirkan perkembangan kecerdasan buatan yang semakin pesat. Namun demikian, berkembangnya kecerdasan buatan di sisi lain juga menimbulkan masalah di Tiongkok.

Penulis Feng Guangyuan mengatakan bahwa Tiongkok sekarang sudah menjadi lahan peternakan (animal farm) akibat pemerintah menggunakan mesin negara untuk mengendalikan, mengeksploitasi dan memantau warga melalui bantuan kecerdasan buatan.

Hikvision Digital Technologi Co., Ltd yang memproduksi kamera sirkuit telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan produk yang tersebar di lebih dari 100 negara dan telah menjadi perusahaan terbesar dunia dalam bidang produksi perangkat kamera pengintai dan pengawas.

berkembangnya teknologi digital, maka apasaja yang Anda lakukan sekilas dapat diketahui orang. (Getty Images)

Produk dari perusahaan tersebut dapat dipakai untuk lingkungan sekolahan, penjara, pusat layanan para veteran, gedung-gedung, stasiun KA bawah tanah dan lain sebagainya.

Seorang warganet yang mengaku sebagai ‘Penguntit’ menulis komentarnya dalam situs VOA : Sebagian besar dari chip yang digunakan Hikvision itu diproduksi oleh Huawei Technologies Co, Ltd. Begitu sistem pemantauan terhubung ke Internet, Hikvision dapat mengakses semua sinyal peringatan, video, audio setiap saat dengan mengenkripsi saluran.

Untuk itu, ketua dewan Casin media group Xie Jinhe mengatakan, “Di Tiongkok, ke mana pun pergi, Anda sama sekali tidak bisa keluar dari jaringan data besar mesin pemantauan otoritas.”

Perangkat produksi Hikvision yang terpasang di seluruh Tiongkok dan dioperasikan dengan menggunakan komputasi awan, memberikan kesempatan kepada otoritas untuk setiap saat memantau kegiatan siapa saja yang berada di dalam wilayah Tiongkok.

Melalui perangkat pencarian pengenalan wajah, otoritas dapat menangkap siapa yang hendak mereka tangkap. Tidak ada tempat untuk menyembunyikan diri. Inilah yang oleh otoritas disebut sistem pengawasan Skynet.

Sistem pengenalan wajah cerdas “Skynet (China)” sejak beberapa waktu lalu telah diterapkan di sejumlah kota besar utama di Tiongkok, lewat kamera pengintai yang tersebar dimana-mana, informasi wajah orang yang lalu lalang bisa disorot kamera untuk mengawasi gerak gerik setiap orang. (Getty Images)

“Ini adalah masalah yang sangat serius. Masyarakat Tiongkok sekarang telah kehilangan hak  privasi,” Feng Guangyuan mengatakan.

“Padahal semua orang memiliki hak atas kerahasiaan, privasi tetapi itu sudah tidak lagi dimiliki masyarakat Tiongkok, kegiatan apasaja yang dilakukan warga akan terpantau oleh pemerintah,” katanya.

Xie Jinhe juga mengatakan bahwa tidak ada orang di Tiongkok yang menggunakan uang kertas untuk membeli barang, mereka beralih ke ponsel pintar. Bertransaksi dengan menggunakan mata uang elektronik ala alipay dan lainnya. Bahkan jika Anda ingin ke kamar kecil di Hangzhou, Anda harus menggunakan ponsel pintar baru bisa mendapatkan kertas toilet, sabun dan lainnya. Kecerdasan buatan kini sudah ‘berkembang’ sedemikian rupa.

Pada 4 Desember 2017 pihak berwenang Tiongkok menyelenggarakan Konferensi Internet Dunia di Provinsi Wuzhen, Zhejiang. Menurut materi konferensi, perkembangan ekonomi digital Tiongkok telah mencapai jumlah RMB 22,6 triliun.

Data statistik bulan Juni 2017 menunjukkan bahwa dari pengguna internet seluruh dunia yang berjumlah 3.89 miliar orang, Tiongkok yang memiliki pengguna internet terbanya di dunia telah menyita kira-kira 19,3 % dari jumlah total global atau sekitar 751 juta orang.

Terkait dengan transaksi perdagangan e-commerce yang tercatat sampai pada bulan Nopember 2017, Tiongkok mencapai 3,92 triliun Renminbi atau mencakup 39,2% transaksi e-commerce dunia.

Dengan berkembangnya teknologi digital, maka apa saja yang Anda lakukan sekilas dapat diketahui orang. Anda sedang berada di mana? Berbicara dengan siapa? Berita apa yang Anda baca dan sebagainya akan terpantau.

Xie Jinhe mengatakan : “Pemerintah Tiongkok mendorong perkembangan teknologi ke era digital, mempromosikan kecerdasan buatan, tetapi melalui data yang berada dalam perangkat pembayaran digital misalnya, otoritas dapat mengetahui apa yang Anda beli.”

Hikvision lahir setengah abad yang lalu dari sebuah laboratorium pemerintah Tiongkok untuk mengembangkan teknologi militer dan industri. (Gambar: pixabay / CC0 1.0)

“Ke mana saja Anda pergi, dengan siapa Anda di sana, apa saja topik yang dibicarakan melalui sambungan telepon, berita apa yang Anda baca, pesan apa yang dikirim, semuanya terpantau dengan jelas,” katanya.

Xie berpendapat bahwa otoritas akan dapat mengetahui apa pemikiran, gagasan, usaha dan tujuan dari orang-orang yang berada di Tiongkok. Jika cenderung mengkritik ditemukan indikasi ucapan atau tulisan yang partai atau pemimpin, otoritas dapat membatalkan fungsi telepon genggam secara sepihak.

Xie menambahkan, pada saat itu, hal-hal yang mudah dilakukan jangan-jangan berubah jadi sulit, tidak bisa membeli makanan dan minuman, tidak bisa bepergian dan lainnya yang tidak berbeda dengan orang lumpuh.

Sedangkan penulis Feng Guangyuan menekankan, cara yang digunakan pemerintah Tiongkok dalam mengendalikan jalannya roda ekonomi dan memantau rakyatnya sendiri termasuk Taiwan atau orang-orang yang datang berkunjung ke Tiongkok akan memungkinkan data-data atau informasi yang bersifat privasi diketahui sampai dimanfaatkan oleh otoritas berwenang Tiongkok.

“Ini Guna mencari kesalahan sampai melakukan penganiayaan terhadap orang bersangkutan,” ungkapya. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com