Investigasi DPR AS Tak Menemukan Bukti Tim Trump Berkolusi dengan Rusia

oleh Wu Ying

Setelah lebih dari satu tahun melakukan penyelidikan, Komite Intelijen DPR AS akhirnya menyatakan bahwa tim kampanye presiden Donald Trump tidak terbukti memiliki kolusi, koordinasi atau persekongkolan dengan pihak Rusia.

Fox News melaporkan bahwa Mike Conaway, Perwakilan AS untuk distrik kongres ke-11 Texas pada hari Senin mengumumkan bahwa United States House Permanent Select Committee on Intelligence telah menyelesaikan penyelidikan, dan menyatakan tidak menemukan bukti adanya kolusi, koordinasi atau konspirasi antara tim kampanye Trump dan Rusia.

Presiden Trump pada Senin malam telah menyampaikan berita lewat Twitter yang isinya : Setelah 14 bulan penyelidikan mendalam, Komite Intelijen DPR tidak menemukan kolusi atau koordinasi antara tim kampanye Donald Trump dengan pihak Rusia, dan bukti-bukti yang mempengaruhi hasil pemilihan presiden tahun 2016.

Komisi intelijen mulai menyelidiki kasus dugaan bahwa pihak Rusia telah mempengaruhi hasil pemilihan presiden AS tahun 2016 lebih dari setahun yang lalu.

Ketua komite ini, Devin Nunes dari Partai Republik, untuk sementara mengundurkan diri dari penyelidikan pada bulan April tahun lalu karena tersangkut ‘kasus mengungkapkan informasi rahasia yang tidak sah’ dan komite kemudian dipimpin oleh Mike Conaway.

Laporan hasil penyelidikan yang tebalnya lebih dari 150 halaman termasuk hasil penyidikan awal dan usulan yang relevan.

Conaway mengatakan bahwa ia yakin sekali jika Robert Mueller, Jaksa Khusus untuk Investigasi campur tangan Rusia dalam pemilu tahun 2016 juga akan memberikan kesimpulan yang sama dengannya.

Penyelidikan Komite Intelijen difokuskan pada empat topik yaitu : Apakah Rusia secara aktif terlibat dalam pemilihan presiden AS 2016; Respon pemerintah AS untuk intervensi Rusia, Kontak yang dilakukan orang Rusia dengan Tim kampanye dari Donald Trump dan tim kampanye dari Hillary Clinton; Apakah ada informasi rahasia yang terungkap.

Mike Conaway mengatakan : “Kami percaya bahwa kami telah memberikan jawaban terkait isu tersebut kepada rakyat Amerika Serikat”

Selain itu, laporan penyelidikan juga menyebutkan bahwa komite tersebut tidak setuju dengan asumsi komunitas intelijen bahwa Presiden Rusia Putin cenderung memilih Trump jadi presiden.

“Kami tidak setuju dengan anggapan komunitas intelijen bahwa Putin mendukung Trump,” kata Komite itu.

Mike Conaway mengatakan kepada reporter Fox News bahwa selama proses penyelidikan ia sama sekali tidak memiliki kontak dengan Gedung Putih.

Pada Selasa (13/03/2018), anggota komite intelijen dari partai Republik menyerahkan draf laporan tersebut kepada staf Adam Schiff dari Partai Demokrat. Jika Partai Demokrat setuju dengan laporan ini, maka laporan hasil penyelidikan akan dikirim ke badan intelijen untuk dideklasifikasi dan akan diumumkan setelah semua prosedur selesai.

Pejabat mengatakan tidak ada jadwal yang dipublikasikan. Namun sumber mengatakan kepada Fox News bahwa sebagian besar anggota dari Partai Demokrat mungkin tidak menyetujui laporan tersebut.

Conaway mengatakan, komite intelijen telah melakukan pengawasan yang ketat terhadap ancaman Moskow sebelum memulai penyelidikannya. Pengawasan ini akan berlanjut setelah penyelidikan usai.

Laporan tersebut mengemukakan lebih dari 25 rekomendasi, termasuk usulan untuk memperbaiki sistem keamanan pemilu, tanggapan administrasi Trump terhadap serangan cyber, transparansi keuangan kampanye, dan kegiatan anti-spionase.

Conaway mengatakan dalam laporan bahwa transparansi keuangan kampanye sangat penting, dan menyebutkan bahwa kamp kampanye Hillary dan Komite Nasional Demokrat mendanai sebuah undangan untuk menulis file hitam guna menyerang Trump, namun mencantumkan biaya tersebut sebagai biaya “biaya konsultasi hukum.” (Sinatra/asr)