Serangan Teroris di Afghanistan Timur, 20 Orang Tewas

Epochtimes.id- Sebuah ledakan menghantam pusat kota Afghanistan timur Jalalabad pada Minggu (01/07/2018). Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk beberapa anggota minoritas kecil, Sikh.

Ledakan terjadi beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani membuka sebuah rumah sakit di Jalalabad. Ledakan menyebabkan kerusakan toko-toko dan bangunan di sekitar alun-alun Mukhaberat di kota itu seperti dituturkan juru bicara gubernur, Attaullah Khogyani.

Seorang politisi yang mewakili komunitas minoritas Sikh terbunuh dalam ledakan itu.

Para pejabat mengatakan Awtar Singh Khalsa, yang telah merencanakan untuk ikut dalam pemilihan parlemen bulan Oktober telah meninggal dunia.

Ghulam Sanayi Stanekzai, kepala polisi Nangarhar mengatakan ledakan itu disebabkan oleh seorang pembom bunuh diri yang menargetkan kendaraan yang membawa anggota minoritas Sikh yang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan presiden.

Afghanistan adalah negara yang sangat Muslim tetapi sejumlah kecil umat Hindu dan Sikh tetap tinggal di negara tersebut.

Satu kursi di parlemen Afghanistan disediakan untuk anggota komunitas Sikh dan Hindu di negara itu.

Tetapi semakin banyak orang Sikh dan Hindu pindah ke India, tanah air spiritual mereka, karena penganiayaan.

Pejabat di Kedutaan Besar India di Kabul mengkonfirmasi kematian sepuluh anggota Sikh dan mengutuk “serangan teroris” di Jalalabad.

“Serangan itu menggarisbawahi perlunya perjuangan global bersatu melawan terorisme internasional tanpa diskriminasi dan akuntabilitas mereka yang mendukung teroris dengan cara apa pun,” kata Kedutaan Besar India di Twitter.

Inaamullah Miakhel, juru bicara departemen kesehatan provinsi Nangarhar, mengatakan 20 orang terluka.

Para pejabat mengatakan jumlah korban jiwa mungkin lebih tinggi karena sebagian besar kota tidak diblokir saat kunjungan Ghani. Dia tidak ada di daerah ketika ledakan terjadi.

Tidak ada klaim tanggung jawab segera atas ledakan itu, yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap Jalalabad, ibukota provinsi Nangarhar.

Serangan itu menggarisbawahi situasi keamanan yang rapuh di Afghanistan setelah gencatan senjata singkat antara pasukan pemerintah dan Taliban pada bulan lalu.

Gencatan senjata tiga hari itu tidak termasuk Daesh atau Islamic State, yang melawan pasukan pemerintah dan Taliban. (asr)