Tiongkok Lepas Sinyal Minta Damai Lewat Apresiasi Renminbi

EpochTimesId – Bank Sentral Tiongkok menyesuaikan kembali ‘Faktor kontra-siklik’ harian terhadap kurs tengah mata uang Renminbi. Setelahnya, nilai tukar RMB terhadap USD ditutup pada level tertinggi selama 4 pekan terakhir, pada Senin (27/8/2018).

Kondisi tersebut mencegah merosotnya RMB lebih lanjut, yang sudah berlangsung selama 10 pekan terakhir. Harga penutupan Renminbi dalam negeri pada hari Senin adalah yang terkuat sejak 1 Agustus 2018, dibuka pada 6.8080 dan ditutup pada 6.8171 per dolar AS.

Reuters melaporkan bahwa langkah Tiongkok komunis yang kembali meluncurkan faktor kontra-siklik pada hari Jumat mengisyaratkan bahwa mereka merasa tidak nyaman tentang depresiasi lebih lanjut dari Renminbi. Depresiasi Renminbi dapat memicu pelarian modal keluar dari Tiongkok.

Langkah Bank Sentral Tiongkok itu terjadi setelah negosiator perdagangan Tiongkok gagal menghasilkan kesepakatan. AS diperkirakan akan memperkenalkan tindakan lebih keras bulan depan, termasuk memberikan tekanan lebih besar kepada Renminbi.

“Mengingat Tiongkok komunis telah membuat sikap yang jelas (tidak akan secara sengaja untuk mendevaluasi mata uangnya), nilai RMB akan digantungkan pada prospek ekonomi fundamental Tiongkok sendiri dan track dari dolar AS,” ujar ekonom OCBC, Tommy Xie.

“Jika ekonomi Tiongkok melambat lebih dari yang diperkirakan, tekanan depresiasi RMB mungkin dapat kembali lagi. Jika tidak, kami memperkirakan bahwa nilai tukar USD/RMB tetap stabil berada di bawah angka 7,” tambahnya.

CNBC memberitakan bahwa langkah Bank Sentral Tiongkok untuk mengapresiasi nilai Renminbi menyiratkan kepada dunia luar, bahwa pihak berwenang Tiongkok tidak bermaksud menggunakan devaluasi Renminbi sebagai senjata untuk melawan Amerika Serikat dalam perang dagang.

Pada saat AS dan Tiongkok terlibat dalam perang tarif, Renminbi telah berada di bawah tekanan kuat dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu dipicu kekhawatiran tentang prospek ekonomi Tiongkok. Pada Jumat (24/8/2018) lalu, Bank Sentral Tiongkok bereaksi terhadap tekanan dan mengumumkan peluncuran kembali metode perhitungan ‘Faktor kontra-siklik’ untuk mempertahankan kurs tengah harian RMB pada level yang lebih stabil.

Bank Sentral Tiongkok tidak pernah menjelaskan arti dari ‘faktor kontra-siklik’. Banyak orang memahami bahwa istilah ini berarti bahwa bank sentral sedang mencoba untuk melawan kekuatan pasar yang ingin menyeret arah pergerakan Renminbi.

Dalam kondisi seperti saat ini, Beijing siap untuk menolak tren penurunan RMB terhadap USD. Bank Sentral Tiongkok setiap harinya akan menetapkan sebuah kurs tengah sebagai patokan penukaran, dan nilai tukar pasar dapat berfluktuasi sebesar 2 persen dari kurs tengah ini.

Mizuho Bank mengatakan bahwa faktor kontra-siklik itu sendiri tidak mengandung bias terarah terhadap Renminbi. Akan tetapi hanya untuk mempertahankan nilai tukar Renminbi terhadap mata uang lainnya agar berada pada level yang relatif stabil.

Nilai tukar RMB terhadap USD berdampak pada perang dagang, karena depresiasi RMB telah mengurangi dampak dari tarif AS pada ekspor Tiongkok. Presiden Trump menyadari hal ini dan menuduh otoritas Beijing mempraktikkan penilaian valuta asing yang tidak adil.

“Saya pikir Tiongkok komunis mengendalikan mata uang mereka, itu sudah pasti,” kata Trump kepada Reuters pekan lalu.

Secara umum, depresiasi mata uang dapat membantu kinerja ekspor suatu negara karena membuat produk negara itu lebih murah di negara lain, dan karenanya lebih kompetitif di pasar global.

Mizuho mengatakan pada hari Senin bahwa langkah Tiongkok komunis menggunakan faktor kontra-siklik menunjukkan bahwa mereka sedang mempersiapkan diri untuk memperkenalkan kebijakan apresiasi bagi Renminbi.

Bank of Japan mengatakan bahwa langkah ini menyoroti bahwa Tiongkok komunis tidak menggunakan devaluasi Renminbi sebagai senjata dalam perang dagang.

Dalam pengumuman hari Jumat, Bank Sentral Tiongkok mengatakan mereka berharap bahwa dengan dilucurkannya kembali ‘Faktor kontra-siklik’ akan memainkan peran aktif dalam menstabilkan nilai tukar Renminbi. Bank sentral mengatakan bahwa metode ini sebelumnya telah secara efektif mengurangi perilaku pasar pro-siklikal dan telah berhasil menstabilkan ekspektasi pasar.

Perwakilan perdagangan Tiongkok dan Amerika Serikat pekan lalu telah mengakhiri negosiasi dua hari di Washington. Namun, mereka tidak membuat kemajuan signifikan untuk menghentikan perang tarif. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA