Tiongkok Rangkul Negara Afrika dengan Tabur Uang dan Tarif Nol

EpochTimesId – Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok, Qian Keming mengatakan bahwa Tiongkok memberikan fasilitas dengan nol tarif untuk masuk pasar Tiongkok. Kemudahan itu diberikan bagi 97 persen komoditas yang diekspor oleh 33 ‘negara Afrika termiskin’, Selasa (28/8/2018) lalu.

Selain itu, Pameran Internasional Komoditas Impor Tiongkok (China International Import Expo) akan diadakan pada akhir tahun ini. Pameran itu juga akan menyediakan banyak gerai gratis kepada negara-negara miskin Afrika.

Rezim Tiongkok sejauh ini telah menjalin hubungan diplomatik dengan 53 negara Afrika. Itu adalah sekitar 30 persen dari total hubungan diplomatik Luar Negeri Tiongkok. Menurut situs web Kementerian Luar Negeri, Tiongkok sekarang memiliki 178 negara sekutu diplomatik. Hanya satu negara Afrika yang belum memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Tiongkok komunis menekankan bahwa membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara Afrika adalah keputusan politik, bukan karena tawar-menawar. Akan tetapi, dalam mempertahankan hubungan diplomatik dengan mereka, hubungan ekonomi dan perdagangan dibangun melalui ‘aksi penaburan uang’ yang memang merupakan bagian penting.

Pada hari Selasa, Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC) diselenggarakan di Beijing. Qian Keming dalam forum tersebut kembali membicarakan tentang etika Tiongkok dalam mengembangkan perdagangan dan ekonomi dengan ‘saudara-saudara Afrika’.

Keming mengatakan bahwa pihak Tiongkok telah mengambil banyak langkah untuk memperluas impor komoditas dari Afrika. Negara yang dikuasai partai komunis secara otoriter itu juga akan mengatur beberapa kelompok promosi perdagangan untuk pergi ke Afrika, untuk membeli produk-produk mereka.

Selain itu, beberapa pameran komprehensif dan promosi khusus akan diadakan di Tiongkok daratan untuk membantu negara-negara Afrika mengekspor komoditasnya ke Tiongkok. Mereka akan memperkuat kerjasama pabean antara Tiongkok dengan negara Afrika. Itu akan membantu negara-negara Afrika meningkatkan efisiensi tugas-tugas kepabeanan, dan mempercepat kelangsungan ekspor.

Qian Keming melanjutkan, pasar Tiongkok akan tetap terbuka bagi negara Afrika, termasuk Shanghai China International Impor Expo yang akan diadakan pada bulan November 2018 mendatang. Tiongkok telah menyediakan cukup banyak gerai gratis kepada negara-negara Afrika yang tergolong paling miskin. Sehingga produk-produk mereka bisa masuk ke pasar Tiongkok.

Diplomatik ‘menabur uang’ Tiongkok komunis terus menjadi topik ramai pembahasan di media. Bulan Mei lalu, Menlu Tiongkok Wang Yu berharap seluruh negara Afrika yang tersisa dapat menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Pernyataan itu mengundang ejekan dari warga-net daratan. Netizen mengatakan, untuk hal yang kurang penting ini, berapa banyak uang yang harus dihabiskan.

Sebagai contoh, Dominika, negara kepulauan Karibia yang telah 77 tahun menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, tiba-tiba mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik. Negara itu meninggalkan Taiwan untuk berpaling kepada Tiongkok komunis.

Reuters mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri Taiwan yang tidak menghendaki namanya diekspos. Pejabat itu menyebutkan bahwa menurut perkiraan awal, Tiongkok komunis telah menjanjikan investasi, bantuan keuangan dan pinjaman berbunga rendah sebesar 3,09 miliar dolar AS kepada Dominika.

Pinjaman itu termasuk 400 juta dolar untuk membangun jalan raya baru, dan 1,6 miliar dolar untuk pembangunan infrastruktur. Ada pula pinjaman senilai 300 juta dolar untuk membangun pembangkit listrik gas alam baru.

Seorang netizen daratan mengungkapkan, “Kebetulan saya mengenal seorang pejabat Tiongkok komunis yang diutus ke Kamerun. Ia sendiri pun melampiaskan kemarahannya setelah tahu banyak tentang bantuan-bantuan yang diberikan oleh Tiongkok komunis kepada negara Afrika. Dia mengatakan bahwa di Afrika saja sekolah gratis dari tingkat sekolah dasar sampai universitas sudah diterapkan di sana, akomodasi universitas adalah satu kamar.”

“Siswa setahun hanya diwajibkan untuk membayar biaya admistrasi yang setara dengan 150 renminbi. Padahal anak-anak rakyat Tiongkok sendiri banyak yang tidak bisa bersekolah, gedung sekolah di daerah pedesaan jauh tertinggal dari Afrika, tapi kita justru menghambur-hamburkan sebagian besar dolar untuk membantu Afrika”. (ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA