India Berhati-hati Mengembalikan Jenazah Misionaris yang Terbunuh Dipanah Suku Sentinel

Epochtimes.id- Otoritas India telah berulang kali dalam beberapa hari terakhir mencapai ke wilayah terdekat pulau terpencil sebagai lokasi tewasnya seorang misionaris Amerika Serikat oleh suku terasing.

Namun demikian, otoritas India belum menginjakkan kaki ke North Sentinel Island sejak pembunuhan terjadi. Namun demikian, mereka masih belum jelas apakah mereka akan melakukannya.

“Mereka adalah harta pusaka,” kata Dependera Pathak, direktur jenderal kepolisian pada kelompok pulau Andaman dan Nicobar,tentang orang-orang Sentinelese.

“Kami tidak bisa pergi dan memaksa masuk. Kami tidak ingin menyakiti mereka,” tambahnya.

Suku Sentinel dipercayai sebagai keturunan Afrika yang bermigrasi ke daerah sekitar 50.000 tahun silam. Mereka bertahan hidup di pulau kecil berhutan dengan berburu, memancing dan memakan tumbuhan.

Hampir tidak ada yang diketahui tentang kehidupan mereka, kecuali mereka menyerang orang luar dengan tombak dan anak panah.

John Allen Chau dari Amerika Serikat dibunuh pada pertengahan November setelah membayar nelayan untuk menyelundupkannya ke pulau itu. Padahal berdasarkan hukum India, pihak luar dilarang mendekat.

Nelayan setempat mengatakan kepada pihak berwenang bahwa mereka melihat orang-orang Sentinel menguburkan Chau di pantai.

Sebuah perahu yang membawa polisi dan pejabat lainnya mendekati Sentinel Utara pada Jumat dan Sabtu, mengawasi Sentinel melalui teropong.

Pada 24 November, suku-suku bersenjata dengan tombak dan busur serta panah turut terlihat.

“Kami mengawasi mereka dari jauh dan mereka mengawasi kami dari kejauhan,” katanya.

Pihak kepolisia belum menyerah untuk mengembalikan jasada Chau. Tapi pihak kepolisan lebih berhait-hati, mempelajari insiden 2006 silam ketika nelayan tewas setelah perahunya hanyu ke kepulauan dihuni suku sentinel.

“Kami melihat dengan hati-hati apa yang terjadi kemudian, dan apa yang [Sentinel] lakukan,” katanya.

“Kami berkonsultasi dengan para antropolog untuk melihat sikap ramah seperti apa yang bisa kami buat,” tambahnya.

Sejumlah penduduk di pulau tersebut pernah mengubur dua nelayan di pantai pada 2006 silam. Akan tetapi menggali mayat itu setelah beberapa hari. Pihak berwenang tampaknya tidak pernah menemukan mayat-mayat itu, dan pembunuhan tidak pernah diselidiki.

Tidak ada kontak yang terjadi dengan Sentinel selama beberapa generasi.

Antropolog biasanya sesekali menjatuhkan hadiah buah kelapa dan pisang, tetapi kunjungan tersebut sudah dihentikan beberapa tahun lalu.

Oleh Ashok Sharma/Reuters via The Epochtimes