Terduga Agen Rusia Maria Butina Siapkan Pembelaan dalam Kasus Amerika

EpochTimesId – Seorang warga Rusia, Maria Butina, diduga menjadi agen intelijen ilegal (tidak terdaftar) dari pemerintah Rusia. Dia kini bersiap untuk mengubah pembelaannya yang sebelumnya mengaku tidak bersalah.

Demikian dokumen pengadilan yang diajukan pada 10 Desember 2018 di Amerika Serikat. Baik pengacara dan jaksa, mengajukan permohonan sidang, yang ditetapkan hakim untuk digelar pada 12 Desember 2018, waktu setempat.

Seorang pejabat Rusia menginstruksikan perempuan 30 tahun itu untuk mendorong dan mempromosikan kepentingan Rusia di Amerika Serikat, menurut sebuah pernyataan tertulis yang dilampirkan pada pengaduan pidana Departemen Kehakiman AS. Agen dari pemerintah asing diwajibkan untuk mendaftar ke Jaksa Agung AS, yang mana Butina tidak melakukannya.

Seperti yang dipetik dari jejak digital-nya, Butina memperkenalkan dirinya sebagai aktivis hak-hak bersenjata Rusia yang ingin berkolaborasi dengan pendukung hak senjata di Amerika Serikat. Dia menghadiri beberapa acara National Rifle Association dan acara-acara golongan konservatif lainnya di Amerika.

Dia juga memiliki hubungan pribadi ‘spesial’ dengan Paul Erickson, seorang aktivis politik konservatif, yang berada dalam posisi untuk memperkenalkannya kepada orang-orang di kalangan politik AS.

Para jaksa awalnya mengklaim dia menawarkan layanan seks kepada seorang pria dengan imbalan pekerjaan pada ‘organisasi minat khusus’. Klaim itu menjadi berita utama di beberapa media besar, tetapi jaksa kemudian meralat dugaan itu, karena ternyata mereka salah menafsirkan pesan teks Butina dengan pria itu, yang hanya diidentifikasi sebagai ‘DK’.

Hakim Distrik, Tanya Chutkan mengkritik pemerintah, dan mengatakan kesalahan itu merusak reputasi Butina. Dia mengatakan pesan text itu hanya lelucon.

Jawaban Trump Menunjukkan Posisinya Terhadap Rusia
Butina diduga mencoba, dan gagal, untuk mengatur pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan kandidat presiden Donald Trump menjelang pemilihan presiden tahun 2016.

Upaya maksimal Butina tampaknya hanya sampai kepada sebuah acara yang dihadiri oleh Trump pada tahun 2015. Ketika itu, dia berbicara di acara FreedomFest dan mengajukan pertanyaan sebagai pengunjung.

Memperkenalkan dirinya sebagai pengunjung dari Rusia, Butina bertanya apa yang akan menjadi kebijakan Trump terhadap negaranya, apakah dia akan melanjutkan ‘politik sanksi’.

Trump memulai jawabannya dengan mengkritik hubungan perdagangan yang merugikan dengan negara lain, bahkan negara-negara yang tidak menguntungkan Amerika Serikat.

“Semua orang membenci kami dan mereka menghasilkan uang dengan kami,” kata Trump kala itu. “Dengan saya, kami akan menghasilkan uang untuk mereka dan mereka akan menyukai kami.”

Dia kemudian memperingatkan bahwa ‘kepemimpinan yang tidak kompeten’ di Amerika Serikat telah mendorong Rusia lebih dekat dengan Tiongkok, “Hal yang mengerikan bagi negara ini,” kata Trump.

“Saya yakin, saya akan bergaul dengan baik dengan Putin, oke? Dan maksud saya di mana kita memiliki kekuatan. Saya pikir Anda tidak membutuhkan sanksi. Saya pikir kita akan bergaul dengan sangat baik.”

Lawan Trump, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dan Partai Demokrat telah berusaha merusak reputasi Trump dengan isu menghubungkannya dengan Rusia, yang mendorong operasi kontra intelijen oleh beberapa pejabat pemerintahan Obama terhadap orang-orang dalam tim kampanye Trump.

Hasil dari operasi itu menunggu dikeluarkannya laporan akhir oleh Penasehat Khusus FBI, Robert Mueller. Sementara itu kepatutan operasi akan diperiksa dalam laporan Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman. Kedua laporan diharapkan akan segera dirilis.

Hubungan Campur Aduk Dengan Rusia
Sejak menjadi Presiden AS, Trump memiliki hubungan yang campur-aduk dengan Rusia.

Pada bulan April, pemerintahan Trump mengeluarkan sanksi yang menargetkan oligarki Rusia dan 12 perusahaan yang mereka kontrol atau miliki. Sanksi ekonomi itu juga menyasar 17 pejabat senior pemerintah Rusia, dan perusahaan milik negara Rusia yang menjual senjata.

Pada Maret, Trump memerintahkan pengusiran puluhan perwira intelijen Rusia dari Amerika Serikat sebagai tanggapan atas dugaan penggunaan ‘senjata kimia kelas militer’ Rusia di Inggris.

Trump juga memerintahkan penutupan konsulat Rusia di Seattle.

Pada bulan Juli, Trump bertemu dengan Putin di Helsinki, di mana keduanya membuat beberapa kemajuan dalam kerja sama potensial di Suriah. Mereka juga membahas pengurangan senjata nuklir di seluruh dunia.

Pada 26 Oktober 2018, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengatakan Gedung Putih telah secara resmi mengundang Putin untuk datang ke Washington pada 2019. Tidak jelas apakah Putin akan menerima dan menghadiri undangan itu.

Pada bulan November, Trump membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Putin di sela-sela KTT G-20 di Argentina setelah Rusia menolak membebaskan kapal dan pelaut Ukraina yang ditangkap.

Pada 3 Desember, Trump mengusulkan agar Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia dapat bersatu untuk mulai membahas tentang penghentian perlombaan senjata utama yang tidak terkendali.

Butina ditangkap pada 15 Juli, satu hari sebelum pertemuan puncak Trump-Putin. Dia sempat ditahan dan menjalani kurungan isolasi hingga pemerintah Rusia mengecam penahanannya dan menepis tuduhan terhadapnya.

Belum jelas seperti apa perubahan pembelaan yang akan diajukan oleh Butina, tetapi satu-satunya tuduhan yang dia hadapi adalah, “Konspirasi untuk bertindak sebagai agen Federasi Rusia.”

Hukuman maksimum yang berpotensi dijatuhkan kepada Butina adalah lima tahun penjara. Namun, Dia cenderung akan mendapatkan keringanan hukuman, jika mengaku bersalah. (PETR SVAB/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M