Turis Vietnam dan Pemandu Wisatawan Lokal Terbunuh Saat Bus Dihajar Bom Dekat Piramida di Mesir

Epochtimes.id- Sebanyak tiga orang turis Vietnam dan seorang pemandu wisata asal Mesir terbunuh dan sedikitnya 10 lainnya terluka ketika ledakan bom ranjau mengenai bus wisata mereka padai Jumat, 28 Desember 2018. Lokasi ini kurang dari 4 kilometer dari piramida Giza Mesir yang terkenal di dunia.

Bom adalah serangan utama mematikan terhadap wisatawan asing di Mesir selama lebih dari setahun. Kasus ini menyasar ketika sektor pariwisata, sumber penting pendapatan negara dari mata uang asing. Sektor pariwisata ini sempat pulih dari penurunan tajam sejak pemberontakan pada 2011 silam.

Tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung atas serangan terbaru ini.

Ekstremis termasuk teroris yang terkait dengan kelompok teroris ISIS, aktif di Mesir dan telah menargetkan pengunjung asing di masa lalu.

Sejumlah turis sedang menuju ke pertunjukan suara dan cahaya di piramida. Lokasi ini telah mereka kunjungi sebelumnya pada hari itu, sebagaimana ditututkan Lan Le (41) yang turut naik bus tetapi tidak terluka.

“Kami pergi ke pertunjukan suara dan cahaya dan kemudian tiba-tiba kami mendengar bom. Itu mengerikan, orang-orang menjerit,” katanya kepada Reuters di rumah sakit Al Haram, tempat korban terluka dilarikan

“Saya tidak ingat apa pun setelahnya,” tambahnya.

Kementerian dalam negeri Mesir mengatakan bus itu diserang oleh ledakan dari perangkat improvisasi yang disembunyikan di dekat dinding sekitar pukul 6:15 malam waktu setempat (1615 GMT).

Sekitar dua jam kemudian kendaraan itu dapat terlihat di belakang penjagaan polisi dengan salah satu sisinya rusak parah dan jendela-jendela pecah sebagaimana dituturkan seorang wartawan Reuters.

Belasan polisi, tentara dan petugas pemadam kebakaran berada di lokasi itu. TKP berada di jalan sempit di dekat jalan lingkar, tempat lalu lintas berjalan dengan lancar. Tak lama kemudian, sejumlah pekerja datang ke lokasi untuk menarik bus nahas tersebut.

Seorang penyelidik di tempat kejadian mengatakan bom itu kemungkinan ditanam di dekat dinding.

Kementerian dalam negeri mengkonfirmasi kematian dua turis. Kantor kejaksaan negara bagian kemudian mengatakan tiga korban telah meninggal dunia.

Secara total, 14 turis asal Vietnam menaiki bus tersebut. Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengatakan kepada TV lokal dari rumah sakit Al Haram bahwa pemandu wisatawan meninggal karena luka-luka yang mendera dirinya

“Bus tesesat dari rute yang diamankan oleh pasukan keamanan,” kata Madbouly kepada saluran Extra News. Pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh pemilik perusahaan yang mengatur tur bus tersebut.

“Kami telah melakukan kontak dengan kedutaan Vietnam untuk meredam dampak dari insiden tersebut, dan yang penting sekarang adalah merawat yang terluka,” kata perdana menteri.

Akan tetapi, sopir bus itu kemudian menyampaikan kepada media setempat bahwa dia tidak menyalahi dari rute semestinya.

Memerangi Teroris Sebagai Prioritas

Tentara dan polisi Mesir terus melancarkan kampanye besar-besaran terhadap kelompok-kelompok teroris pada Februari lalu. Serangan ini menargetkan militan di Semenanjung Sinai serta daerah selatan dan perbatasan dengan Libya.

Pemerintah mengatakan memerangi teroris adalah prioritas karena berupaya mengembalikan stabilitas setelah tahun-tahun kekacauan berasamaan aksi protes “Arab Spring” 2011 silam.

Sebelumnya terjadi sejumlah peristiwa dan pemboman terhadap pesawat Rusia tak lama setelah lepas landas dari Sharm el Sheikh pada 2015. Insiden menyebabkan angka wisatawan terus anjlok.

Serangan mematikan terakhir terhadap wisatawan asing di Mesir pada Juli 2017 silam. Ketika itu, dua orang warga Jerman ditikam hingga tewas di resor Laut Merah Hurghada. (asr)