Ternyata Ada Hubungan Antara Huawei dan Politik Faksi Rezim Komunis Tiongkok

Oleh Joshua Philipp – The Epoch Times

Penangkapan Kepala Staf Keuangan Huawei Meng Wanzhou oleh otoritas Kanada telah mendorong perusahaan telekomunikasi terbesar dunia itu menjadi sorotan internasional.

Meskipun secara resmi dianggap sebagai perusahaan swasta, Huawei tidak terdaftar di bursa saham mana pun, dan pemerintah di seluruh dunia menganggap perusahaan Huawei sebagai alat penting bagi otoritas komunis Tiongkok.

Jaksa Amerika Serikat menuduh Huawei menggunakan sebuah perusahaan di Hong Kong untuk mengatasi sanksi yang dijatuhkan pada Iran, bercermin pada tuduhan sebelumnya terhadap ZTE, perusahaan teknologi terkemuka lainnya milik Tiongkok yang menjual peralatan buatan Amerika Serikat ke Iran dan Korea Utara.

Diambil pada nilai nominal, Huawei adalah perusahaan swasta milik karyawan. Pendiri Huawei bernama Ren Zhengfei secara resmi memiliki 1,4 persen saham Huawei, sementara sisanya didistribusikan kepada 80.000 karyawan melalui komite serikat pekerja perusahaan.

Namun, komite serikat pekerja perusahaan tidak memiliki peran lain, dan pekerja Huawei secara otomatis kehilangan saham mereka ketika mereka meninggalkan perusahaan tersebut. Kekuasaan nyata dipegang oleh manajer perusahaan dan hubungannya dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Personel puncak perusahaan Huawei mengungkapkan bahwa Huawei memiliki hubungan informal yang akrab dengan pasukan keamanan Tiongkok, militer, dan faksi politik PKT yang terkait dengan mantan pemimpin Partai Jiang Zemin.

Ren Zhengfei memiliki latar belakang di Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), bersama dengan istri pertamanya, Meng Jun, yang adalah putri seorang perwira politik Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok terkemuka. Putri pertama mereka adalah Meng Wanzhou, adalah Kepala Staf Keuangan dan wakil ketua Huawei yang baru-baru ini ditangkap.

Ren Zhengfei, yang keluarganya sendiri dianiaya dalam Revolusi Kebudayaan yang terjadi antara tahun 1960-an sampai 1970-an, diangkat menjadi mantu oleh keluarga istrinya. Oleh karena itu, marga Meng Wanzhou adalah marga ibunya.

Ayah Meng Jun, bernama Meng Dongbo, naik jabatannya dari menjabat di Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok menjadi sekretaris PKT di sebuah kota di Provinsi Sichuan, dan akhirnya menjadi wakil gubernur Provinsi Sichuan. Ia juga menjabat sebagai seorang perwakilan di Kongres Rakyat Provinsi Sichuan maupun Kongres Rakyat Nasional selama tahun 1980-an.

Ren Zhengfei, yang menikmati hubungan baik dengan ayah mertuanya, didukung oleh hubungan  politiknya.

Chairwoman, Sun Yafang, yang telah menjabat sejak tahun 1999, adalah tokoh terkemuka lainnya di perusahaan itu dan dianggap sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di dunia. Menurut laporan CIA, Sun Yafang memiliki latar belakang di Kementerian Keamanan Negara, agen intelijen Tiongkok.

Huawei, Mata-Mata, dan Perjuangan Faksi

Pengaruh Sun Yafang dalam Huawei membayangi Ren Zhengfei. Pada tahun 2010, Sun Yafang menekan Ren Zhengfei agar membatalkan rencananya untuk mempromosikan putranya, bernama Ren Ping, sebagai pewaris Huawei. Hal ini menunjukkan bahwa Huawei sebagian besar dikendalikan oleh intelijen rezim Tiongkok.

Selain itu, sebelum pembersihan korupsi yang diluncurkan oleh Xi Jinping, pemimpin Tiongkok saat ini, Kementerian Keamanan Negara dengan tegas berada di tangan faksi Jiang Zemin.

Kepala Kementerian Keamanan Negara antara tahun 1985 sampai 2016 adalah Jia Chunwang, yang bertugas sampai tahun 1998, kemudian Jia Chunwang digantikan oleh Xu Yongyue, yang bertugas sampai tahun 2007, kemudian Jia Chunwang digantikan oleh Geng Huichang.

Jia Chunwang memiliki hubungan yang erat dengan mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok yaitu Jiang Zemin dan sekutunya. Menantu laki-laki Jia Chunwang adalah Liu Lefei, ketua CITIC Private Equity Funds Management Co. Ltd., yang adalah putra Liu Yunshan, seorang pensiunan pejabat tinggi PKT memiliki hubungan dengan Jiang Zemin. Sebelum pensiun pada awal tahun ini, Liu Yunshan adalah salah satu dari tujuh anggota Komite Tetap Politbiro yang memimpin Partai Komunis Tiongkok.

Xu Yongyue adalah putra pejabat PKT dan juga terkait dengan faksi Jiang Zemin, menjabat sebagai menteri Keamanan Negara pada saat pengaruh politik Jiang Zemin berada pada puncaknya.

Geng Huichang memiliki hubungan kerja yang akrab dengan Zhou Yongkang, mantan anggota Komite Tetap Politbiro. Zhou Yongkang, yang kini dipenjara dengan tuduhan korupsi dan berencana merusak kepemimpinan Xi Jinping, adalah tokoh sentral dalam jaringan Jiang Zemin. Ia ditangkap pada tahun 2014; tahun berikutnya, ia menerima hukuman mati yang diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup.

Geng Huichang ditempatkan di bawah penyelidikan pada tahun 2016. Pada bulan November 2016, ia digantikan oleh Chen Wenqing, mantan wakil sekretaris komite PKT di Provinsi Fujian. Chen Wenqing dianggap sebagai sekutu Xi Jinping.

Peran Huawei dalam Infrastruktur Sensor PKT

Jiang Zemin adalah sekretaris jenderal PKT dari tahun 1989 hingga 2003. Setelah Jiang Zemin pensiun, banyak rekan-rekan Jiang Zemin yang telah dipromosikan ke posisi tinggi di PKT dan pemerintah Tiongkok, menggunakan pengaruhnya selama dua periode pemimpin Tiongkok Hu Jintao.

Orang-orang di jaringan perlindungan yang luas ini masih terus disingkirkan dalam kampanye anti-korupsi yang berkelanjutan, selama bertahun-tahun setelah Xi Jinping berkuasa pada tahun 2013.

Wang Youqun, yang menjabat sebagai pejabat kedisiplinan PKT dari tahun 1993 sampai 2002, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa menurut seorang mantan karyawan Huawei yang akrab dengannya, Huawei adalah perusahaan yang dimanfaatkan untuk intelijen, dan Huawei melayani “dinasti sebelumnya,” yaitu kepemimpinan Jiang Zemin.

Selain nepotisme dan korupsi, Jiang Zemin terkenal sebagai penjahat karena memulai pelanggaran hak asasi manusia gaya baru di bawah kendali PKT, terutama kampanye nasional menentang latihan spiritual Falun Gong pada tahun 1999.

Untuk memantau dan menyensor ekspresi online dengan lebih baik, kepemimpinan Jiang Zemin meluncurkan sistem kendali internet yang luas yang dikenal sebagai Great Firewall of China.

Berkat hubungan yang akrab  dengan rezim Tiongkok di bawah pimpinan Jiang Zemin, Huawei telah memainkan peran yang luas dalam membangun dan meningkatkan Great Firewall.

Komponen penting dalam tahap awal Great Firewall adalah Golden Shield Project, yang membangun pengawasan terhadap pengguna internet di seluruh negeri Tiongkok.

Great Firewall dan Golden Shield Project dibuat di bawah pengawasan putra sulung Jiang Zemin, bernama Jiang Mianheng, yang memiliki hubungan dekat dengan Huawei, menurut laporan sebelumnya.

Pada tahun 2003, China Central Television yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa fase pertama  Golden Shield Project, dimulai pada tahun 2001, telah menelan biaya 6,4 miliar yuan (sekitar usd 770 juta pada saat itu) pada akhir tahun 2002. Pengeluaran lebih lanjut untuk proyek tersebut belum diumumkan.

Berdasarkan skala, biaya, dan pentingnya hal-hal yang terkait dengan Great Firewall, kecil kemungkinan Jiang Zemin akan memercayai Huawei untuk melakukan pekerjaan kritis pada proyek itu jika ia tidak puas dengan latar belakang politik Huawei.

Tang Jingyuan, seorang komentator mengenai urusan Tiongkok saat ini yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kepada The Epoch Times pada 10 Desember bahwa Chairowoman Huawei, Sun Yafang kemungkinan diangkat ke posisinya atas perintah faksi Jiang Zemin, yang membuat perusahaan Huawei dapat diandalkan secara politis.

“Sejak saat itu, mereka [tokoh di faksi Jiang Zemin] telah memperlakukan Huawei sebagai bisnis mereka sendiri,” kata Tang Jingyuan. “Sangat mudah untuk memahami mengapa Jiang Mianheng memberikan perintahnya kepada Huawei.” (Vivi/asr)

Artikel Ini Terbit di Spesial Edition The Epoch Times Desember 2018