Memperkuat Kemitraan Dagang dengan AS, Digelar Forum Bisnis dan Business Matching

Epochtimes.id- Kementerian    Perdagangan    melalui    Direktorat    Jenderal Pengembangan  Ekspor  Nasional  terus  membuka  kesempatan  dan  memfasilitasi  pelaku  usaha Indonesia melakukan penjajakan kesepakatan dagang dengan pelaku usaha di negara lain, dan kali ini  di  Amerika  Serikat  (AS).

Upaya  ini  dilakukan  dengan  menggelar  business  matching  di  Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, AS, Kamis (17/1) waktu setempat.

“Penyelenggaraan   business   matching   ini   merupakan   salah   satu   upaya   Indonesia   dalam memperkuat    kemitraan    dan    berkolaborasi    dengan    AS,    serta    menyeimbangkan    neraca perdagangan  kedua  negara,”  kata  Dirjen  PEN,  Arlinda  saat  memberikan  sambutan  di  hadapan sekitar 100 peserta business matching.

Menurut Arlinda, AS menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia selama bertahun-tahun. Semakin   banyak   perusahaan   AS   berinvestasi   di   Indonesia   dalam   sepuluh   tahun   terakhir.

Perdagangan  antara  Indonesia  dan  AS  tercatat  meningkat  selama  lima  tahun  terakhir.  Untuk periode  Januari-Oktober  2018,  total  perdagangan  kedua  negara  tumbuh  12,6%,  dengan  nilai mencapai  USD  23,9  miliar.  AS  antara  lain  memasok  kedelai,  kapas,  gandum,  dan  helikopter  ke Indonesia,  sedangkan  Indonesia  memasok  bahan  untuk  industri  seperti  udang,  karet,  minyak sawit, ban, dan alas kaki ke AS.

Sebanyak 12 pelaku usaha Indonesia berpartisipasi dalam business matching tersebut, yang antara lain bergerak di sektor minyak kelapa sawit, baja, makanan laut, kedelai, gandum, kapas, tekstil, ban, dan kopi.

Dalam  business  matching  juga  dilakukan  dialog yang  dihadiri  Menteri  Perdagangan  Enggartiasto Lukita  sebagai  narasumber  dengan  para  pelaku  usaha  AS.  Terlihat  antusiasme  para  pengusaha yang  cukup  besar.

Pada  sesi  itu,  pengusaha  AS  diberi  kesempatan  untuk  berbicara  mengenai berbagai   hal   terkait   isu-isu   di   sektor   perdagangan   dan   investasi.   Para   pengusaha   juga mendapatkan informasi mengenai kemudahan berinvestasi dan pasar di Indonesia.

Pada business matching tersebut, Mendag turut menyaksikan penandatangan nota kesepahaman (MoU) pembelian baja batangan oleh AS dari Indonesia sebanyak 50.000 metrik tom dengan nilai mencapai  USD  40  juta.

Penandatanganan  dilakukan  antara  Hanwa  American  Corp  yang  diwakili Ryuichi Takaba dengan Gunung Steel Group yang diwakili Abdullah Taniwan.

Mendag  menyambut  baik  MoU  pembelian  tersebut.  “Jumlah  dari  MoU  yang  ditandatangani  ini merupakan awal dan masih akan diikuti lagi perkembangannya,” jelas Mendag.

Menurut  Mendag,  sebelumnya  Indonesia  berhasil  mendapatkan  pengecualian  atas  pengenaan tarif  impor  AS  sebesar  25%  untuk  sejumlah  produk  baja.  Namun,  saat  ini  masih  ada  beberapa permohonan pengecualian produk baja Indonesia yang belum mendapatkan putusan dari AS. “Kita akan upayakan terus untuk pengecualian tersebut,” tandasnya.

Forum Bisnis dan Business Matching di Washington DC

Sebelum pelaksanaan business matching di New York, Kemendag juga menggelar Forum Bisnis dan Business Matching di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, AS pada Senin (14/1) waktu  setempat.  Acara  yang  dibuka  Mendag  tersebut  dihadiri  lebih  dari  100  pengusaha  AS  dan Indonesia.

Dalam paparannya Mendag menyampaikan, Indonesia ingin memiliki perdagangan dua arah dan investasi  yang  kuat  serta  hubungan  ekonomi  yang  berkelanjutan  dengan  AS  sebagai  salah  satu mitra  yang  paling  strategis.

Di  tengah-tengah  semua  ketegangan  perdagangan  dan  perdebatan yang  mengarah  pada  pemikiran  yang  terpolarisasi,  Indonesia  menegaskan  akan  terus  terlibat secara positif dan konstruktif dengan AS.

”Ada   banyak   manfaat   yang   dapat   diperoleh   dengan   memperkuat   hubungan   kedua   negara daripada melakukan tindakan balasan yang hanya akan merugikan hubungan baik kedua negara yang  telah  terbina  selama  ini.  Selain  itu,  tahun  ini  juga  menandai  hubungan  diplomatik  antara Indonesia dan AS yang ke-70 tahun,”  imbuh Mendag.

Mendag  juga  menyampaikan  harapannya  agar  Pemerintah  AS  dan  para  pelaku  usaha  AS  dapat terus melihat Indonesia sebagai mitra yang terpercaya.

Business  matching  dihadiri  14  pelaku  usaha  Indonesia  yang  bergerak  di  sektor  kelapa  sawit, alumunium dan baja, hasil laut, kedelai dan gandum, kapas dan tekstil, kopi, ban mobil, serta emas dan perhiasan.

Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara perusahaan Indonesia dan AS untuk pembelian kedelai berkualitas tinggi dan penyuling biji-bijian kering dan larut (DDGS) sebanyak 1,6 juta metrik ton. (asr)