Pencalonan Putri Thailand sebagai Perdana Menteri Ditentang oleh Saudaranya, Raja Thailand

Epochtimes.id- Politik Thailand menjadi gaduh setelah secara mengejutkan pada 8 Februari ketika saudara perempuan raja melakukan upaya bersejarah untuk menjadi calon perdana menteri. Namun upayanya terhambat karena dinilai “tidak pantas” serta melanggar tradisi dan konstitusi, yang menjaga monarki terlibat dalam politik.

Perintah kerajaan dari Raja Maha Vajiralongkorn dibacakan di televisi nasional Jumat malam. Pengumuman ini secara efektif membatalkan langkah oleh kakak perempuannya, Putri Ubolratana Mahidol, untuk menjadi kandidat pada pemilihan parlemen dijadwalkan 24 Maret mendatang.

Agenda ini adalah yang terbaru pasca krisis mengguncang Thailand dengan kudeta, serangan balik politik, dan kekerasan jalanan selama lebih dari satu dekade.

Pencalonan Ubolratana sebagai kandidat adalah langkah yang menakjubkan, tidak hanya karena itu akan melanggar hal tabu tetapi dikarenakan dia bersekutu dengan Partai Raksa Chart Thailand, yang dianggap oleh banyak royalis tidak bersimpatik kepada monarki.

Partai ini adalah salah satu dari beberapa pihak yang terkait dengan mesin politik mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, seorang miliarder telekomunikasi yang berkuasa pada tahun 2001. Thaksin dengan kebijakan populis, membuatnya tidak terkalahkan. Tentara akhirnya mengusirnya dari kantor perdana menteri dalam kudeta tahun 2006 silam.

Perubahan haluan Ubolratana terlihat mengejutkan karena saudara kandungnya dianggap dekat dan tidak terpikirkan bahwa Ubolratana akan melangkah tanpa izin kakaknya. Apa yang sebenarnya terjadi di balik layar tidak mungkin diketahui publik, karena urusan pribadi keluarga kerajaan Thailand hampir tidak pernah terbongkar di publik.

Vajiralongkorn mencoba melunakkan caranya dengan mengakui bahwa saudara perempuannya yang berusia 67 tahun telah melepaskan gelar kerajaan resminya. Dia juga memuji wanita itu karena melakukan pekerjaan amal dan sebaliknya mendapatkan cinta keluarga dan rakyat Thailand.

Tetapi perintahnya menekankan bahwa konstitusi Thailand menegaskan bahwa raja dan orang-orang di sekitarnya tetap di atas politik, dan prinsip-prinsip pemerintahan demokratis serta tak terlibat politik.

“Meskipun dia melepaskan gelarnya sesuai dengan hukum kerajaan … dia masih mempertahankan status dan posisinya sebagai anggota dinasti Chakri,” bunyi perintah raja.

“Membawa anggota keluarga kerajaan berpangkat tinggi untuk terlibat dalam sistem politik, dengan cara apa pun, adalah tindakan yang bertentangan dengan protokol kerajaan kuno dan kebiasaan dan budaya nasional, dan dipandang sebagai tindakan yang sangat tidak pantas,” tambah pernyataan itu.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha adalah kandidat militer yang disukai, dianggap setia pada monarki. Dia memimpin kudeta militer 2014 yang menggulingkan pemerintah terpilih terakhir Thailand, yang telah didukung oleh Thaksin.

Prayuth telah dianggap sebagai calon terdepan untuk pemilihan Maret karena perubahan dalam konstitusi dan aturan pemilihan yang diterapkan oleh pemerintahannya menyulitkan partai politik tanpa dukungan militer untuk merebut jabatan perdana menteri.

Thailand memiliki Undang-Undang lese majeste yang kejam untuk menghukum pencemaran nama baik keluarga kerajaan langsung hingga 15 tahun penjara. Meskipun tidak secara teknis berlaku untuk Ubolratana, yang kehilangan gelar kerajaan tertinggi ketika dia menikah dengan seorang warga Amerika lebih dari empat dekade lalu.

Sebelum pernyataan raja, Ubolratana telah mengeluarkan pernyataan di Instagram yang mengatakan bahwa ia “tidak memiliki hak istimewa di atas rakyat Thailand di bawah konstitusi.”

“Tindakan saya ini, saya lakukan karena ketulusan dan niat untuk berkorban dalam permintaan ini untuk memimpin negara menuju kemakmuran,” katanya.

Parlemen Thailand memiliki anggota yang merupakan kerabat jauh dari raja. Ubolratana terjebak ke wilayah abu-abu, karena dia biasa disebut seorang putri dan diperlakukan seperti seroang putri, meskipun kehilangan sebutan kerajaan setelah pernikahannya.

Beberapa jam setelah dia terdaftar sebagai kandidat, sebuah partai politik yang mendukung Prayuth mengajukan keberatan kepada Komisi Pemilihan Umum setempat. Keberatan dikarenakan tindakan Ubolratana melanggar aturan yang melarang penggunaan lembaga kerajaan sebagai bagian dari kampanye politik. Beberapa protes lainnya menyusul, kebanyakan dari kaum royalis konservatif, mengungkap kemungkinan terhambatnya rencana Ubolratana.

Ubolratana adalah anak pertama dari empat bersaudara dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit, dengan raja saat ini yang terlahir sebagai anak kedua.

Dia hampir tidak diakui oleh ayahnya pada tahun 1972 ketika dia menikah dengan orang Amerika Peter Jensen, seorang mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology. Mereka menetap di Amerika Serikat di mana mereka memiliki tiga anak. Mereka kemudian bercerai dan dia pindah kembali secara permanen ke Thailand pada 2001 silam.

Sejak saat itu ia terlibat dalam kegiatan amal, khususnya yayasan “To Be No. 1” untuk memerangi penyalahgunaan narkoba oleh kaum muda. Dia juga sering mempromosikan pariwisata dan film Thailand di forum internasional. Secara umum, seperti kebanyakan keluarga kerajaan, dia secara terbuka menjauhkan diri dari kegaduhan politik Thailand baru-baru ini. (asr)

Oleh Grant Peck/Associated Press via The Epochtimes