Gagal Cegah Imigran Ilegal Menyeberang ke AS, Bantuan Negara-Negara Amerika Tengah Dipangkas

oleh Li Yuan

Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu 30 Maret lalu mengungkapkan kepada media bahwa Amerika Serikat sedang memotong bantuan dana kepada ‘Segitiga Utara’, yaitu, negara Amerika Tengah El Salvador, Guatemala dan Honduras. Alasannya adalah bahwa negara-negara tersebut menutup mata terhadap sejumlah besar imigran ilegal yang mencoba menyeberangi perbatasan ke Amerika Serikat.

Menurut berita yang disampaikan CNN bahwa, Presiden Trump pada Jumat lalu mengatakan : “Kita telah memberikan bantuan sejumlah besar dana kepada mereka, namun mereka tidak memberikan balas jasa kepada kita, malahan membantu mengatur rombongan karavan itu. Oleh karena itu, kami menghentikan bantuan kepada mereka”.

Seorang juru bicara Dewan Negara AS mengatakan, Di bawah instruksi Kemenlu, pihaknya menerapkan kebijakan presiden – untuk menghentikan program bantuan kepada negara-negara ‘Segitiga Utara’ untuk tahun fiskal 2017 dan 2018.” Dewan Negara AS mengatakan akan bekerja dengan Kongres AS untuk menangani masalah ini.

Pejabat Honduras mengatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan El Salvador dan Guatemala pada inisiatif ‘Segitiga Utara’ dan “menyelesaikan perbedaan internal dalam kerja sama regional”.

Pemerintah Honduras juga menekankan ingin membangun hubungan bilateral yang stabil dan aktif dengan Amerika Serikat, pejabat Honduras tersebut menambahkan bahwa setelah Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez dan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton bertemu di Gedung Putih pekan lalu, hubungan kedua negara lebih membaik.

Pada Rabu lalu, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kirstjen Nielsen menandatangani perjanjian regional pertama dengan negara-negara ‘Segitiga Utara’ untuk mencegah imigrasi ilegal ke Amerika Serikat dan memerangi organisasi kriminal, dengan demikian membantu memperkuat keamanan perbatasan AS.

Cuitan di Twitter yang disampaikan Presiden Trump pada Oktober tahun lalu disebutkan Amerika Serikat akan memotong atau secara substansial mengurangi bantuan dana ke ‘Segitiga Utara’ karena negara-negara ini tidak mampu mencegah orang-orang mereka meninggalkan negaranya dan secara ilegal masuk ke Amerika Serikat”.

Pejabat terkait tidak mengungkapkan berapa jumlah program bantuan yang akan dihentikan AS, karena mungkin sebagian dari itu telah digunakan.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Layanan Penelitian Kongres (Congressional Research Service), antara tahun lalu dan tahun ini, Amerika Serikat telah mengucurkan dana bantuan sekitar USD. 1,3 miliar kepada wilayah tersebut, yang sebagian besar dialokasikan untuk tiga negara.

AS menghadapi krisis imigran gelap dari Amerika Tengah

Wall Street Journal melaporkan bahwa puluhan ribu imigran gelap masuk ke AS untuk mencari suaka melalui  perbatasan AS-Meksiko setiap bulannya. Dari Oktober tahun lalu hingga Februari tahun ini, lebih dari 136.000 orang melintasi perbatasan secara ilegal yang tertangkap. Angka ini lebih besar dari jumlah yang tercatat pada tahun-tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Wall Street Journal mengutip berita yang disampaikan Washington Examiner melaporkan bahwa menurut peraturan yang relevan, patroli perbatasan AS perlu mengatur para imigran gelap yang tertangkap itu untuk melakukan pemeriksaan medis.

Menurut data Kepabeanan dan Perlindungan Perbatasan AS atau U.S. Customs and Border Protection, CBP, departemen tersebut telah menghabiskan setidaknya 49.000 jam kepolisian untuk membawa para imigran gelap dari Amerika Tengah itu ke rumah-rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan, dan yang berkaitan dengan tugas pemantauan. Ini sama dengan waktu tugas satu tahun untuk 25 orang petugas patroli perbatasan.

Ronald D. Vitiello, pejabat direktur dari U.S. Immigration and Customs Enforcement pada Selasa (26/3/2019) mengatakan bahwa, dalam beberapa bulan terakhir, petugas penegak hukum federal yang bertugas di perbatasan bagian selatan AS telah dipenuhi dengan urusan keluarga imigrasi ilegal, dan ketegangan pada penegakan hukum yang disebabkan oleh sejumlah besar imigran ilegal dari Amerika Tengah dapat menyebabkan lebih banyak orang menyelinap melintasi perbatasan masuk ke Amerika Serikat.

Kirstjen Nielsen pada Jumat (29/3/2019) mengatakan, bulan ini akan ada sebanyak 100.000 keluarga, anak-anak tanpa pendamping dan imigran ilegal lainnya akan melintasi perbatasan atau mencari suaka melalui perlintasan perbatasan yang resmi. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=6n-vG6ofscA