Amerika Embargo Ekspor Logam Iran

EpochTimesId – Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap ekspor besi, baja, aluminium, dan tembaga dari Iran pada 8 Mei 2019. Embargo ini diprediksi akan mencekik sumber pendapatan terbesar kedua Teheran.

Pengumuman Gedung Putih datang bersamaan dengan peringatan satu tahun penarikan Presiden Donald Trump dari perjanjian nuklir Iran. Logam menyumbang 10 persen dari ekspor rezim Islam Iran. Setelah penarikan dari perjanjian nuklir Era Obama, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak dan petrokimia Iran, yang merupakan sumber pendapatan utama rezim.

“Karena tindakan kami, rezim Iran sedang berjuang untuk mendanai kampanye terornya yang kejam. Ketika ekonominya menuju ke depresi yang belum pernah terjadi sebelumnya, pendapatan pemerintah mengering, dan inflasi tidak terkendali,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.

“Kami berhasil memaksakan kampanye tekanan maksimum yang paling kuat yang pernah disaksikan, yang tindakan hari ini akan semakin menguat.”

Sebelumnya pada awal Mei ini, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa mereka tidak akan memperbarui keringanan yang dikeluarkannya kepada beberapa negara yang bergantung pada minyak Iran, untuk sepenuhnya menekan industri minyak rezim. Pada bulan April, Amerika juga menetapkan Korps Garda Pengawal Revolusi Islam Iran sebagai kelompok teroris asing.

Amerika Serikat menganggap Iran sebagai ‘rezim yang melanggar hukum’, menyalahkan mereka atas aktivitas fitnah di seluruh dunia. Washington menuduh para pemimpin Iran sebagai penyandang dana terbesar dari terorisme Islam radikal.

Trump keluar dari kesepakatan dengan Iran dan beberapa negara lain pada 2018, dengan mengatakan bahwa perjanjian itu memungkinkan Iran untuk terus mendanai terorisme dan mengembangkan rudal balistik, di antara masalah-masalah lainnya. Intelijen Israel mengungkapkan pada 2018 bahwa Iran menyembunyikan arsip besar penelitian senjata nuklir yang melanggar perjanjian nuklir.

Beberapa jam sebelum pengumuman Trump, Iran memberi tahu para duta besar dari Inggris, Prancis, Jerman, Tiongkok, dan Rusia mengenai keputusannya untuk berhenti mengimplementasikan ‘beberapa komitmen’ dari perjanjian Iran, yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Sebuah surat dari Presiden Hassan Rouhani dikirim ke utusan negara-negara yang masih menjadi pihak dalam kesepakatan itu.

Inggris mengatakan pada 8 Mei 2019, pihaknya sangat prihatin dengan pengumuman Iran dan bahwa Teheran akan menghadapi konsekuensi jika mundur dari kesepakatan. Rusia menyalahkan Amerika Serikat karena Iran menjauh dari bagian-bagian kesepakatan.

“Kami sangat prihatin dengan pengumuman ini dan mendesak Iran untuk terus memenuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan itu dan tidak mengambil langkah-langkah eskalasi,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Amerika Serikat mengajukan 12 tuntutan kepada Iran setelah keluar dari JCPOA, meminta rezim untuk menutup program nuklirnya, menghentikan pengayaan plutonium, memungkinkan akses penuh bagi pengamat internasional, dan menghentikan pengembangan rudal balistik berkemampuan nuklir, di antara permintaan lainnya.

“Teheran terancam tindakan lebih lanjut kecuali secara fundamental mengubah perilakunya,” kata Trump. “Saya berharap untuk suatu hari nanti bertemu dengan para pemimpin Iran untuk menyusun kesepakatan dan, yang sangat penting, mengambil langkah-langkah untuk memberikan Iran masa depan yang layak.”

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat menuntut hal yang sama dari semua negara lain dan bahwa Iran tidak dikhususkan.

Penguasa Teheran dengan keras menentang tekanan dari Amerika Serikat. Pada Januari, rezim melakukan peluncuran satelit yang gagal, menentang peringatan dari Trump, dan pada Februari, Iran menguji coba rudal balistik baru. (IVAN PENTCHOUKOV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M