Militer Argentina Siaga Pasca Ancaman Bom Terhadap Istana Kepresidenan

EpochTimesId — Polisi militer dan polisi federal Argentina berusaha keras untuk mengamankan istana kepresidenan di Buenos Aires pada 13 Mei 2019 waktu setempat. Pasalnya, ada ancaman bom yang muncul ketika Presiden Mauricio Macri berada di gedung itu.

Ancaman itu muncul hanya beberapa jam setelah seorang pria ditangkap karena berusaha masuk istana dengan membawa senjata api. Ancaman terhadap Casa Rosada dilakukan melalui panggilan telepon, di mana seseorang mengindikasikan rencana untuk meletakkan bom di dalam mobil. Kantor Sekretaris Jenderal Pemerintah Argentina mengatakan kepada Reuters.

Militer mengaktifkan protokolnya untuk ancaman semacam itu, dan sebuah tim dikirim untuk memeriksa dan mengamankan pintu masuk Casa Rosada, istana presiden dan pusat pemerintahan nasional. Tidak ada mobil yang mengandung bahan peledak yang ditemukan. Para pekerja dan pejabat di bangunan itu juga tidak dievakuasi.

“Tidak ada kemungkinan bom masuk tanpa terdeteksi,” kata seorang pejabat dari kantor sekretaris jenderal.

Media lokal melaporkan bahwa ada ancaman lain terhadap kantor kongres dan tim respon juga hadir dan dikerahkan ke sana. Kota ini telah menghadapi ancaman bom palsu sebelumnya, termasuk menjelang pertemuan Kelompok Negara-Negara G20 tahun lalu.

Sebelumnya pada hari itu, seorang pria yang membawa senjata yang mengaku memiliki agenda pertemuan dengan Macri ditangkap ketika mencoba memasuki istana, kata kantor Macri dalam sebuah pernyataan.

Petugas keamanan mengatakan, orang itu atas nama Francisco Ariel Muniz, 36 tahun. Dia mencoba memasuki gedung dengan membawa pistol revolver 44 Magnum Taurus di dalam tas kerjanya.

Setelah para pejabat mengkonfirmasi bahwa dia tidak memiliki jadwal pertemuan dengan Macri, Muniz mencoba untuk meninggalkan tas kerja dan ditahan oleh petugas keamanan. Pistol itu tidak berisi peluru, menurut Menteri Keamanan Patricia Bullrich dalam sebuah tweet.

Macri, politisi aliran kanan-tengah, yang mulai menjabat pada tahun 2015, akan bertarung kembali dalam pemilihan presiden pada bulan Oktober 2019. Popularitasnya jatuh dalam jajak pendapat di tengah inflasi tinggi dan jatuhnya nilai mata uang peso.

Sebuah serangan di luar Kongres Argentina pekan lalu menyebabkan kematian seorang anggota parlemen senior dan seorang ajudan. Namun, pejabat lokal dan media telah menunjukkan motif di balik penembakan ‘gaya mafia’ itu, lebih bersifat pribadi daripada motif politik. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M