Saat Media Komunis Tiongkok Mempromosikan Pembalasan Iran Terhadap AS Setelah Serangan Udara

Nicole Hao – The Epochtimes

Media pemerintahan Komunis Tiongkok menerbitkan belasan artikel yang mengkritik pemerintah Amerika Serikat setelah serangan udara yang menewaskan jenderal militer Iran, Qassem Soleimani, pada tanggal 3 Januari 2020

Laporan-laporan itu menekankan keinginan Iran untuk membalas serangan Amerika Serikat atas serangan tersebut, mengutip secara luas dari media resmi rezim Iran dan para pejabat Iran.

Akan tetapi, laporan-laporan itu gagal memasukkan komentar dari pemerintah Amerika Serikat.

Beberapa tajuk rencana media Komunis Tiongkok membelok ke arah mendorong konflik antara Iran dengan Amerika Serikat.

Komunis Tiongkok sejatinya adalah salah satu sekutu utama Iran. Komunis Tiongkok adalah pembeli minyak mentah terbesar Iran sebelum Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada minyak Iran tahun lalu.

Tidak ada laporan media Tiongkok yang menyebutkan bahwa Qassem Soleimani disalahkan atas kematian warga sipil dan tentara Amerika Serikat, saat ia menjabat sebagai kepala Pasukan Quds.

Pasukan Quds adalah bagian Korps Pengawal Revolusi Islam, yang dituding Amerika Serikat sebagai kelompok teroris pada tahun 2019.

Respon Komunis Tiongkok

Pada tanggal 7 Januari 2020, Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mendesak Gedung Putih untuk “menghentikan penyalahgunaan kekuatan militer,” dan memohon Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk memberikan visa kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. 

Amerika Serikat menolak visa Mohammad Javad Zarif untuk mengunjungi New York guna menghadiri konferensi PBB.

Konsisten dengan propaganda rezim Komunis Tiongkok, Geng Shuang mengklaim bahwa Beijing adalah mediator perdamaian di Timur Tengah.

Pada tanggal 7 Januari 2020, People’s Diary, koran corong Partai Komunis Tiongkok; Global Times, sebuah tabloid yang diterbitkan di bawah People’s Daily; Xinhua, media milik pemerintah Komunis Tiongkok; China Central Television, penyiar negara Tiongkok; dan Phoenix Media yang pro-Beijing, semuanya menerbitkan laporan yang sama.

Judul utamanya adalah terjemahan dari cuitan oleh Fars News Agency, semi-resmi media Iran yang berbunyi : “Iran mengatakan bahwa Iran telah menyiapkan 13 langkah untuk membalas dendam pada Amerika Serikat. Bahkan langkah yang terlemah sudah cukup untuk menciptakan mimpi buruk bagi sejarah Amerika Serikat.”

Fars News Agency sebenarnya menghapus tweet tersebut setelah beberapa jam, tetapi media Tiongkok tetap memuat tweet tersebut dalam artikelnya secara online.

Outlet media di atas menerbitkan lusinan artikel dalam beberapa hari terakhir, di mana semua artikel tersebut mengkritik Amerika Serikat karena telah melakukan serangan udara.

Sebagian besar artikel mengutip pejabat Iran, seperti Presiden Iran Hassan Rouhani. Tidak ada artikel yang melaporkan pernyataan dari pejabat Amerika Serikat atau NATO, yang menyerukan Iran untuk “menahan diri dari kekerasan dan provokasi lebih lanjut.”