Jerman Mendorong Sikap Uni Eropa yang Lebih Keras Kepada Tiongkok

Reuters

Jerman mengisyaratkan mendorong kebijakan Uni Eropa yang lebih keras kepada Tiongkok. Langkah itu dengan dimasukkan kalimat pada draft dokumen yang mendorong lebih tegas soal  “timbal balik” —sebagai kode akses bagi perusahaan Eropa — dan penekanan baru pada “nilai.”

Jerman mengambil alih kepemimpinan bergilir Uni Eropa pada paruh kedua tahun ini.  Kini menetapkan rencana kebijakan untuk kepresidenan dalam rancangan yang direview oleh Reuters pada 15 Juni 2020. Dokumen itu menggantikan rancangan sebelumnya yang disusun pada Maret lalu.

Di antara rancangan yang terbaru, dokumen 24 halaman itu mengatakan: “Kami ingin mengembangkan kerja sama dengan Tiongkok dan (untuk) bekerja untuk lebih banyak timbal balik di semua bidang kebijakan.”

Referensi  ‘timbal balik’ mengikuti keluhan dari perusahaan-perusahaan Jerman. Pasalnya, Perusahaan Jerman mengatakan bahwa mereka tak memiliki akses yang sama ke pasar di Tiongkok sebagaimana yang diterima oleh perusahaan Tiongkok di Jerman.

“Kebijakan tentang Tiongkok  semua lembaga Uni Eropa dan negara-negara anggota harus dipersatukan dan diseimbangkan serta berorientasi pada kepentingan dan nilai-nilai bersama Uni Eropa jangka panjang,” demikian bunyi makalah 24 halaman itu.

Kata “nilai” dihilangkan dalam draf sebelumnya. Sedangkan dimasukkannya kalimat itu dapat menyarankan penekanan yang lebih besar pada isu-isu seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan otonomi untuk Hong Kong.

Jerman mengatakan bahwa pertemuan puncak yang direncanakan pada September di Leipzig, Jerman, antara Tiongkok dan Uni Eropa ditunda karena virus  Komunis Tiongkok, umumnya dikenal sebagai coronavirus baru.

“AS adalah mitra kebijakan luar negeri dan keamanan terdekat kami di luar Uni Eropa,” kata surat kabar itu.

Oleh Andreas Rinke

FOTO : Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Uni Eropa di Brussels, Belgia pada 8 Maret 2018. (Yves Herman/Reuters)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=7iCKfG30NkA