Yan Limeng Lolos Pengawasan Imigrasi Bandara, Gegara Nama di Tiket Pesawat Kurang 1 Karakter

Ntdtv, oleh Li Yun- Proses pelarian Yan Limeng, wanita virologis Tiongkok, sangat mendebarkan, termasuk mengatur seseorang untuk menjemput dan membawa Yan ke bandara. Ketika memesan tiket penerbangan, namanya berbeda satu karakter itu yang akhirnya membuat ia lolos dari pemeriksaan imigrasi.

Yan Limeng adalah peneliti pasca doktoral di Fakultas Kedokteran Li Ka Shing dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hongkong. Ia memegang 2 gelar akademik (MD, PHD) dan merupakan peneliti utama di laboratorium P3 Fakultas Kedokteran Li Ka Shing di Universitas Hongkong.

Menurut laporan eksklusif Fox News, Yan Limeng berangkat ke Amerika Serikat dengan menumpang pesawat Cathay Pacific pada 28 April 2020 lalu. Pada 10 Juli, Yan Limeng yang berada di Amerika Serikat mengungkapkan kepada dunia bagaimana Partai Komunis Tiongkok dan WHO menyembunyikan asal-usul dan penyebaran virus.

“Saya hanya ingin memberitahu dunia betapa mengerikan virus komunis Tiongkok … ini berkaitan dengan kelangsungan hidup seluruh manusia, bukan tentang politik !” kata Yan Limeng.  

Yan Limeng mengungkapkan bahwa sejak Desember tahun lalu, dirinya bertanggung jawab untuk melakukan kontak memahami situasi rumah sakit daratan Tiongkok. Dia  satu-satunya orang yang terhubung ke daratan Tiongkok dan dunia Barat, dan telah melakukan kontak dengan semua fakta virus komunis Tiongkok. Pernyataannya dapat mengkonfirmasi bahwa WHO membantu komunis Tiongkok untuk menyembunyikan fakta tentang pneumonia Wuhan.

Komentator Lu De dalam acaranya mengungkapkan, pada bulan April itu, dirinya sudah menerima informasi bahwa Beijing akan menerapkan Undang Undnag Keamanan Nasional di Hongkong. Lu De sadar bahwa Yan Limeng akan berada dalam bahaya untuk tetap tinggal di Hongkong, jadi ia mulai mendiskusikan masalah dengannya dan mengatur pelarian ke Amerika Serikat.

Proses pelarian Yan Limeng dilakukan oleh Dana Hukum untuk secara diam-diam mengoordinasikan hal-hal tertentu, termasuk mengatur orang untuk menjemput dan mengantar Yan Limeng ke bandara. Yan Limeng baru mendapatkan tiket pada 27 April, lalu naik pesawat pada 28 April dan tiba di Amerika Serikat pada 29 April. Menjelang lepas landas, Yan Limeng mengontak Lu De melalui ponsel setiap 5 menit sekali untuk “melaporkan” keamanannya.

Waktu itu juga kebetulan Amerika Serikat belum membatasi penerbangan dari Hongkong, sehingga mereka dapat mengatur rencana perjalanan ini. Ini mungkin sebuah berkah dari Tuhan. 

Yan Limeng juga menghadapi berbagai resiko saat tinggal di Hongkong. Misalnya, di nasinya diberi obat tidur ketika makan, diminta untuk bertemu dengan seseorang di pantai. Lu De-lah yang mengingatkan agar tidak pergi. Itu pasti terkait rencana pembunuhan.

Sebelum melarikan diri ke Amerika Serikat, Yan Limeng pernah membujuk suaminya yang juga seorang ilmuwan untuk bersama pergi ke Amerika Serikat, tetapi ajakannya tidak berhasil.

Diungkapkan oleh Lu De bahwa pada awalnya tiket untuk Yan Limeng sulit diperoleh. Setelah berulang kali dicoba, baru dapat satu bangku tersisa yang merupakan kelas eksekutif, kemudian langsung dipesan dengan menggunakan nama palsu. Namun pada hari pemberangkatan, nama diubah dengan menghilangkan satu karakter. Dengan cara ini Yan Limeng bisa naik pesawat tanpa terpantau, karena itu adalah cara yang sering digunakan oleh agen intelijen.

Lu De juga mengungkapkan bahwa komunis Tiongkok mengutus orangnya ke Amerika Serikat untuk membunuh Yan Limengdan Lu De. Lu De juga menerima sambungan telepon yang berisi ancaman. Kedua orang tersebut saat ini sedang berada dalam perlindungan khusus yang diberikan oleh para pakar anti-terorisme tingkat tinggi.

Teman dan kerabat Yan Limeng di daratan Tiongkok juga mengalami ancaman dan gangguan dari komunis Tiongkok.

https://twitter.com/hailangwolf/status/1281796646251171842?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1281796646251171842%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.ntdtv.com%2Fb5%2F2020%2F07%2F13%2Fa102892375.html

Ketika Yan Limeng berusaha menemukan pijakan di Amerika Serikat, anggota polisi lokal mendobrak pintu dan masuk ke dalam rumah Yan Limeng di kota Qingdao, Shandong. 

Mereka  menggeledah isi rumah dan menanyai orang tua Yan Limeng. Ketika Yan Limeng menghubungi orang tuanya, mereka memohon agar Yan Limeng segera pulang. Dia mengaku  tidak tahu apa yang dibicarakan, dan memohon padanya untuk meninggalkan rencana mengungkap kebenaran epidemi.

Situs web yang relevan dari Universitas Hongkong telah menghapus halaman akun milik Yan Limeng, meskipun saat ini dia sedang berada dalam cuti tahunan. Seorang juru bicara universitas mengatakan bahwa Yan Limeng tidak lagi sebagai karyawan.

Yan Limeng percaya bahwa dirinya berada dalam bahaya, tetapi waktu mendesak untuk secepatnya memberitahu kepada dunia kebenaran yang terjadi dengan penyebaran virus komunis Tiongkok. Ia akan terus membeberkan fakta karena sadar bahwa dirinya memiliki misi seperti itu.

Lu De menekankan bahwa banyak media bergegas melakukan wawancara eksklusif ini, termasuk media arus utama seperti BBC, dan akhirnya Fox yang terpilih dengan berbagai pertimbangan.

https://twitter.com/GlobalHimalaya/status/1281732437521752064?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1281732437521752064%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.ntdtv.com%2Fb5%2F2020%2F07%2F13%2Fa102892375.html

Fox melakukan wawancara eksklusif selama 4 jam, sedangkan yang dipublikasikan hanya 13 menit. “Ini baru langkah awal, di kemudian hari masih banyak konten yang mau dipublikasikan, kisahnya bahkan lebih menakjubkan,” kata Lu De.

Menurut Lu De, ini adalah untuk membangkitkan opini publik Amerika Serikat. Hanya dengan diketahuinya sumber virus dan kebenaran situasi epidemi oleh publik. Publik baru dapat benar-benar dibangunkan untuk bersama-sama meruntuhkan Partai Komunis Tiongkok. 

Inilah sebabnya mengapa Amerika Serikat ingin menarik diri dari WHO, karena Amerika Serikat punya bukti absolut dan bukti-bukti lainnya yang bersifat “godam” akan dikeluarkan dalam waktu tak lama lagi.

Keterangan foto: Virologis Tiongkok Yan Limeng saat menerima wawancara dari Fox News. (Fox News video screenshot)

sin/rp 

Video Rekomendasi