Keluar dari Lubang Jarum Krisis Multidimensi

oleh Iswahyudi

Dilema, simalakama, dan serba salah mungkin itu kondisi yang dihadapi pemerintah sekarang  dalam  menghadapi  berbagai macam krisis yang dipicu oleh pandemi global yang tak kunjung berakhir. Pemerintah menempuh kebijakan di mana ekonomi  dan  kesehatan  berjalan  beriringan dengan kebijakan new normal dan PSBB. Sebuah upaya untuk menyelamatkan semuanya yaitu ekonomi dan kesehatan.

Namun September  2020  ini  kenaikan  kasus terus meningkat sehingga menyentuh angka 200.000 orang yang terinveksi. 115 dokter menjadi korban virus dari Wuhan ini. Buya Syafii Ma’arif mengirimkan pesan whatshapp ke Presiden Joko Widodo dan pesan whatshapp itu akhirnya bocor ke media, inti pesan itu adalah “.. Jika begini terus, bangsa ini bisa oleng karena  kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan.”

Sebelumnya pada  (11/09/2020)  Pater F Gonta mengunggah di akun twitternya surat yang ia klaim dari orang terkaya di Indonesia yaitu Budi Hartono alias Bos Djarum yang ditujukan ke Presiden, yang intinya bahwa kebijakan PSBB Jakarta tidak efektif dan tidak bisa mengurangi laju pandemi dan ia beralasan bahwa hasil survei masyarakat dari lembaga survei bahwa masyarakat tidak menginginkan PSBB. Surat ini secara eksplisit sebagai tanggapan dari gubernur DKI Jakarta yang menyatakan akan menekan tombol rem darurat dengan mengembalikan kebijakan PSPB seperti semula.

Imbas dari pernyataan Sang Gubernur itu IHSG rontok dan terjadi capital outflow (dana lari keluar negeri) hampir Rp 300 T dalam sehari. Kebijakan ini menjadi polemik. Bagi yang setuju beralasan bahwa (1) Solus populi suprema lex esto (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi) sehingga negara wajib (imperatif konstitusional) “Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia”, dan (2) Seperti diungkapkan oleh Epidomologis UI Pandu Riono yang selalu kritis dengan kebijakan pemerintah tentang penanganan pandemi sehingga akun twitternya di-hack yang mengatakan bahwa nyawa rakyat mati tidak bisa dihidupkan tapi ekonomi lesu  dan mati bisa dihidupkan kembali.

Sementara yang kontra dengan kebijakan tersebut beralasan bahwa kebijakan ini menyebabkan capital outflow hampir Rp 300 triliun dalam sehari dan mengecam Sang Gubernur selalu bikin kegaduhan, sampai Menko perekonomian menyindir kebijakan Sang Gubernur tentang rem darurat menyebabkan IHSG rontok 5%.

Itulah potret dari kondisi para petinggi negeri dalam menghadapi krisis pandemi dan turunannya yang mencerminkan rival- itas tiada henti, disaster profitering, budaya mencari kambing hitam untuk menutupi salah kebijakan atau kebijakan pemerintah yang terkesan plin-plan.

Bukan hanya itu permasalahan yang terjadi, 59 negara menolak kedatangan WNI. Sebuah studi yang dilakukan oleh Deep Knowledge Group pada Juni 2020 yang meneliti penilaian keamanan dan risiko COVID-19 dari negara-negara di dunia telah menempatkan Indonesia di posisi ke-97, dengan skor yang relatif rendah. Di sisi lain kedekatan RI dengan rezim komunis Tiongkok yang melahirkan keputusan kerja sama vaksin RI -Tiongkok dengan rencana borong vaksin puluhan juta dosis menyiratkan suatu sinyal bagi adi kuasa AS bahwa Indonesia lebih condong ke rezim komunis Tiongkok, walaupun itu dibantah oleh pemerintah.

Dalam sebuah dokumen resmi yang dirilis oleh Departemen Pertahanan AS berjudul Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China 2020 yang dirilis 1 September 2020 disebutkan bahwa Tiongkok berencana membangun  pangkalan  militer  di  sejumlah negara, salah satunya Indonesia. Dalam laporan tahunan tersebut disebutkan Tiongkok ingin memerkuat dan memerluas infrastuktur serta logistik militernya. Namun kabar tersebut segera dibantah oleh Pemerintah Indonesia.

“Secara tegas saya ingin menekankan, sesuai garis politik luar negeri Indonesia. Maka wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan  dijadikan  sebagai basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara manapun,” tegas Menlu, Retno saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Melihat upaya pemerintah yang selalu salah langkah, kehilangan momentum dan selalu gagal mewujudkan janji dan target yang dicanangkan perlu kiranya melakukan refleksi dan mencari sebab dan akar permasalahan yang terjadi. Dalam pidato kenegaraan dan nota keuangan 14 Agustus 2020 Presiden dengan penuh optimisme ingin membajak krisis pandemi sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan.

Faktanya bisa saja sebaliknya yaitu terbajak oleh krisis pandemi itu sendiri, karena kebijakannya yang terkesan mendahulukan ekonomi dari pada kesehatan (keselamatan jiwa warga negara).

Ada beberapa hal mendasar yang membuat kondisi selalu salah langkah, kehilangan momentum selalu gagal mewujudkan janji atau target bisa terjadi:

Pertama, salah memahami fakta dan esensi dari pandemi. Ada beberapa hal yang dilupakan bahwa munculnya pandemi global virus PKT (sebutan lain Cov- id-19) ini karena kecerobohan para petinggi komunis Tiongkok yang membungkam peringatan ahli medis akan bahaya virus mematikan yang mirip SARS. Mereka kehilangan 6 minggu emas untuk mencegah virus menjadi pandemi di Tiongkok dan akhirnya menjadi pandemi global.

Sebuah surat kabar The Bild mengecam keras kebijakan rezim komunis yang membahayakan dunia. Rupanya gaya-gaya elite komunis Tiongkok juga menular ke Indonesia. Lebih mengutamakan politik dan ekonomi dari pada kesehatan dan keselamatan warga negara menjadi pertimbangan para  petinggi Indonesia. Indonesia sangat terlambat untuk melakukan tindakan antisipasi.

Kelambatan tersebut, pertama menurut Rizal Ramli terutama karena ‘sungkan’ takut menyinggung Tiongkok. Kedua, pejabat-pejabat RI mengambil sikap self-denial atau menolak kenyataan.

“Kita kehilangan 2,5 bulan. Kita kehilangan waktu yang sangat berharga, 2,5 bulan untuk scanning, monitoring dan testing potensi penularan Corona. Itulah yang menyebabkan negara- negara lain seperti Australia, Singapore, WHO tidak percaya pada statistik kasus Corona di Indonesia.”

Kedua, salah belajar dalam menangani pandemi dan terlalu berkiblat ke rezim Komunis Tiongkok. Sebuah artikel editorial khusus berjudul where the ties with Chiness Communist Party are close, The CCP virus follow mengingatkan bahwa negara-negara yang berhubungan erat dengan rezim komunis Tiongkok terpapar virus sangat parah. Taiwan yang secara geografis dekat dengan dataran Tiongkok dan mempunyai lalu lintas orang yang cukup padat setiap harinya namun dalam hati sudah mengetahui karakter dari rezim komunis Tiongkok dan akhirnya membuat keputusan yang benar, rasional, dan berdasarkan fakta medis mengalami infeksi virus yang sangat minimal. Sejak awal Indonesia sangat sulit lepas dari pengaruh RRT mulai dari APD, obat-obatan, masker sampai vaksin tidak bisa lepas dari bayang-bayang Tiongkok. Padahal banyak negara barat yang meragukan berbagai hal tentang rezim komunis Tiongkok.

Ketiga, salah memahami peta geopolitik dan makna paling hakiki dari pertarungan dua raksasa ini. Pandemi ini tidak semata krisis kesehatan, ekonomi, namun lebih besar lagi adalah krisis geopolitik. Secara permukaan orang melihat adalah dua pertarungan antara AS dan RRT, tapi ketika kita membuka mata, telinga, dan kepekaan mata hati dan nurani ini ternyata adalah pertarungan antara dunia bebas dan dunia otoriter alias tiran. Lebih dalam lagi adalah pertarungan antara baik  versus  buruk, yang bajik versus yang jahat. Pemerintah sekarang tidak bisa melihat esensi dari pertarungan dua raksasa ini. AS melalui Mike Pompeo lewat pidato sudah mema- hami musuh AS dan dunia bebas bukanlah rakyat Tiongkok yang 1.4 miliar tapi Partai Komunis  Tiongkok  yang  telah menyandera 1.4 miliar rakyatnya untuk melenggengkan kekuasaan. Dan selalu membuat penyesatan berfikir dunia bahwa Tiongkok sama dengan PKT.

Sebenarnya dua hal yang berbeda. Adanya arsiteksi hukum yang masif yang pro  oligarkhi  yang   marak   akhir-akhir   ini di Indonesia dan rusaknya trias politika diduga kuat adalah karena pemerintah ini  tidak mengetahui watak dasar dari rezim komunis Tiongkok.

Bahkan yang lebih lucu lagi ketika ada pejabat tinggi yang mencoba membuat  penyesatan  dan  menggiring   opini secara implisit bahwa untuk bisa maju, maka cara Tiongkok mengadopsi ideologi komunis, dapat dipikirkan.

Dan, berita yang tidak mengenakkan datang dari negeri kanguru ada  jurnalis Ben Bland menulis buku yang sarat kritik kepada presiden kita sekarang, berjudul Jokowi Man In Contradiction, sebuah biografi versi bahasa Inggris pertama bagi Joko Widodo.

Dampak utama dari salah memahami peta geopolitik dan makna di baliknya, semua rencana dan tindakan yang dilakukan di dalam negeri selalu menemui banyak kendala dan kehilangan momentum baik dalam dan luar.

Keempat, minim melibatkan ahli kesehatan dalam penangan pandemi, lebih banyak di isi oleh praktisi bisnis dan politik. Drajad Wibowo dalam sebuah wawancara khusus di Bravos Radio berpendapat bahwa masalah utama untuk mengatasi krisis pandemi ini adalah bagaimana melahirkan trust/kepercayaan dari publik dalam dan luar negeri.

Kepercayaan itu bisa terwujud bila pandemi ini bisa diatasi dengan cara- cara yang berlaku pada ilmu kesehatan. Seperti PSBB, penelitian obat COVID, dan pemilihan vaksin yang tepat. Selama masalah kesehatan tidak diselesaikan dengan baik maka berapa pun dana digelontorkan maka tidak akan berpengaruh apa-apa bagi pemulihan ekonomi, seperti mengisi tempat air yang banyak lubang bocornya.

Kelima, terbiasa dengan mencari kambing hitam, pengalihan isu, dan bersolek diri di balik kegagalan. Dalam menangani situasi pandemi dan krisis-krisis turunannya bangsa Indonesia perlu berpegang teguh pada nilai dasar yang diyakininya. Lima butir sila Pancasila saya rasa sudah cukup untuk membuat bangsa ini bersama-sama melewati masa paling sulit dan mengancam eksistensi bangsa.

Pandemi ini adalah saat yang tepat untuk menguji nilai  ketuhanan  kita  untuk merefleksi diri apa dosa kebangsaan kita. Apakah kita punya dosa sila pertama dengan diam-diam di dalam hati memuja komunisme karena terlalu dekat dengan rezim komunis Tiongkok.

Pertanyaan mendasar adalah kenapa bangsa ini selalu tidak beruntung semenjak intim dengan rezim komunis Tiongkok. Sila kedua adalah tentang kemanusiaan dimana manusia menjadi prioritas utama, bukan kepentingan ekonomi atau bahkan politik.

Perlu direfleksikan apakah kita telah melakukan dosa sila kedua dengan melakukan kebijakan yang tidak menempatkan manusia pada prioritas utama. Sila ketiga mengajarkan kita tentang persatuan Indonesia. Dengan menyewa kelompok pendengung bayaran (buzzer RP) yang mencoba membunuh karakter orang yang punya pendapat beda dan kritis dengan pemerintah adalah bentuk dosa sila ketiga.

Kelompok pendengung bayaran adalah sampah demokrasi bukan ujung tombak demokrasi digital. Sila keempat tentang demokrasi pancasila itu, salah satu turunannya adalah demokrasi ekonomi. Arsiteksi perundang- undangan akhir-akhir ini yang pro oligarki bisa dipandang sebagai dosa sila keempat pancasila yang mengkhianati pasal 33 UUD tentang demokrasi ekonomi. Sila kelima bicara tentang keadilan. Negara Indonesia adalah negara hukum. Salah satu doktrin negara hukum adalah equlity before the law (kesamaan di depan hukum) tidak tebang pilih.

Suatu kasus ujaran kebencian yang dilakukan orang yang bersebarangan dengan pemerintah akan segera diproses, tetapi bila yang melakukan ujaran kebencian orang yang pro pemerintah akan sangat sulit diproses. Demikian juga dalam kasus korupsi, praktek tebang pilih seperti ini bisa diartikan sebagai dosa sila kelima Pancasila.

Momen pandemi seharusnya digunakan untuk titik memperkuat ikatan kebangsaan bukan untuk memecah belah bangsa dengan filosofi pertempuran ala komunis dengan menciptakan musuh setiap saat.

Keenam, kurang rendah hati dalam menghadapi situasi di luar kendali. Perlu disadari bahwa momen pandemi ini adalah benar-benar di luar kuasa ilmu pengetahuan manusia  untuk menanganinya dengan segera. Pandemi ini adalah pekerjaan bersama semua umat manusia. Saat ini pun ilmu pengetahuan masih tertatih-tatih dalam menemukan obat dan vaksin yang cocok buat virus baru ini. Kecepatan virus ini bermutasi menjadi salah satu faktornya.

Kalau ini memang di luar kendali manusia jawabannya kemungkinan besar adalah bahwa kita perlu menyisakan ruang di dalam hati untuk kembali bahwa kuasa Tuhan itu ada. Dengan meluruskan karakter dan perbuatan yang direstui Sang Pencipta, bisa saja Tuhan membalikkan keadaan bagi manusia. Belajar dari sejarah tentang bagaimana kemerdekaan bangsa Indonesia diperoleh, bukan semata karena jerih payah dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang tapi karena rahmat dan pertolongan Tuhan.

Maka dari itu dalam pembukaan UUD 1945 dengan rendah hati para pendiri bangsa mengatakan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Secara perhitungan diatas kertas militer Indonesia tak akan mampu kalahkan Jepang dengan kekuatan senjata, tapi karena Tuhan telah memberikan momentum kekalahan Jepang oleh Amerika Serikat, maka pintu kemerdekaan itu terbuka walau jalan itu sangat sempit dan mendebarkan hati bagi para Pendiri Bangsa. Momen pandemi ini kemerdekaan bangsa sekali lagi diuji.

Dengan rendah hati menyisihkan ruang di dalam hati setiap anak bangsa untuk mengintropeksi diri ada dosa kebangsaan atau dosa umat manusia yang secara masal dilakukan bersama-sama melawan hukum dan titah Tuhan, barangkali Tuhan memberikan momentum untuk bebas dari pandemi yang mengancam eksistensi. Yang terakhir barangkali pendemi ini karena kita diam melihat si kekuatan geopolitik baru yang sering melubangi bahtera kemanusiaan itu sendiri.

Mari kita cari dosa apa yang telah kita perbuat secara bersama. Mudah-mudahan merupakan lubang jarum untuk keluar dari krisis multidimensi ini.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis

Catatan:

1.Isi lengkap pesan WA dari Buya Syafii Maarif ke pada Presiden Joko Widodo pada 13 September 2020 seb- agaiman dimuat di pwmu.co sebagai berikut:”Yang  Mulia Presiden Republik Indonesia, Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula. Pak Presiden, mohon diperintahkan kepada Menteri Ke- sehatan dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter  ini. Jika be- gini terus, bangsa ini bisa oleng karena kematian para dokter saban  hari dalam tugas  kemanusiaannya  di garis paling depan. Terima kasih Pak Presiden. Ahmad Syafii Maarif.

 Berikut ini isi surat Budi Hartono: “Kepada yang ter- hormat: Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo. Dengan hormat, Perkenankan kami melalui surat ini menyampaikan masukan untuk Bapak per- timbangkan. Kami membaca di pemberitaan, Guber- nur DKI Jakarta akan memberlakukan PSBB mulai 14 September 2020.Alasan atas pemberlakuan tersebut dikarenakan:Semakin besarnya kasus positif Covid-19 di ma- syarakat di DKI Jakarta. Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB Kembali  itu tidak tepat. Hal ini disebabkan PSBB di Jakarta telah terbukti tidak efektif di dalam menurunkan tingkat pertumbuhan  infeksi  di  Jakarta.  (Bukti terlampir ChartA negara yang berhasil dalam menurunk- an tingkat infeksi melalui measure circuit break-er). Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB tingkat pertumbuhan infeksi tetap  masih naik. (Bukti terlampir — Chart B – DKI Jakarta)

3.            Kapasitas Rumah Sakit DKI Jakarta tetap akan mencapai maksimum dengan atau tidak diber- lakukan PSBB lagi. Hal ini disebabkan seharus- nya Pemerintah Daerah/Pemerintah Pusat harus terus menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus. (Contoh Solusi ter- lampir: ini adalah photo di Port Singapore yang membangun kapasitas kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanangan medis.

4.            Kapasitas rumah sakit di DKI Jakarta akan mencapai maksimum kapasitasnya dalam jangka dekat. Fasilitas  seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu — Photo 1 – karena  memanfaat- kan container yang tinggal dipasang Air-con dan tangga).

Sebagai Informasi kepada Bapak Presiden, Our World In Data (salah satu organisasi terkemuka dalam hal global covid research), menunjukan Indonesia, bersama South Korea, Taiwan, Lithuania adalah negara negara yang disebut berhasil meredam, adapun per- baikan yang harus dilakukan untuk mengendalikan laju peningkatan infeksi di Indonesia pada umumnya dan di DKI Jakarta pada khususnya adalah sebagai berikut:

Penegakan aturan dan pemberian sanksi atas tidak disiplinnya sebagian kecil masyarakat kita dalam kondisi new normal.

Tugas untuk memberikan sanksi atau hukuman tersebut adalah tugas Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta.Jadi jangan  karena membesarnya  jumlah kasus terinfeksi Covid-19 kemudian Gubernur men- gambil satu keputusan  jalan  pintas yang  tidak menyelesaikan permasalahan sebenarnya.

2.Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ha- rus bersama-sama meningkatkan kapasitas iso- lasi masyarakat (contoh kontainer ber AC di tanah kosong) sehingga tidak melebihi kapasitas maksi- mum ICU di Jakarta.

3.Pemerintah harus melaksanakan tugas dalam hal Testing, Isolasi, Tracing  dan  Treatment. Sejauh ini masih banyak kekurangan dalam hal Isolasi dan Contact Tracing.

4.Perekonomian tetap harus dijaga, sehingga ak- tivitas masyarakat yang menjadi motor perekono- mian yang dapat terus menjaga kesinambungan kehidupan bermasyarakat kita hingga pandemi berakhir.

Melaksanakan PSBB yang tidak efektif berpotensi melawan keinginan  masyarakat, yang  menghendaki kehidupan new normal, hidup dengan pembatasan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan lain-lain.

Masyarakat lebih takut  kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta kelaparan daripada ancaman penu- laran Covid-19.

Beberapa lembaga survei menunjukkan hasil riset seperti itu.

Di antaranya adalah lembaga survei Vox Populi, CPCS (Centre for Political Communication Studies) dan Indo Barometer, dimana masyarakat rata rata di atas 80% tidak menghendaki adanya PSBB kembali.

3.Sebuah ungkapan yang senada dengan apa yang di- katakan oleh Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo pada 28 Maret 2020 di Twitter-nya , “Kami tahu cara meng- hidupkan kembali ekonomi. Yang kami tidak tahu adalah bagaimana menghidupkan kembali orang yang mati,”

4.https://nasional.sindonews.com/read/158714/15/59- negara-tolak-kunjungan-wni-pemerintah-in- donesia-diminta-instrospeksi-1599620960

5.Studi yang meneliti 200 negara dan wilayah di selu- ruh dunia ini dilakukan oleh Deep Knowledge Group, sebuah konsorsium perusahaan dan nirlaba yang di- miliki oleh Deep Knowledge Ventures, sebuah perusa- haan investasi yang didirikan pada tahun 2014 di Hong Kong.. Laporan penelitian bisa dilihat di https://www. dkv.global/covid-safety-assessment-200-regions.

6.h t t p s : / / m e d i a . d e f e n s e . g o v / 2 0 2 0 / Sep/01/2002488689/-1/-1/1/2020-DOD-CHINA-MIL- ITARY-POWER-REPORT-FINAL.PDF

7.Lihat isi sanggahan Menlu RI Retno Marsudi https:// www.youtube.com/watch?v=6RfJgMAnIFk

8.https://jeo.kompas.com/naskah-lengkap-pidato-ken- egaraan-presiden-jokowi-2020

9.https://www.bild.de/politik/international/bild-inter- national/bild-chief-editor-responds-to-the-chinese- president-70098436.bild.html

10.http s : // w w w. t i m e s i n d o n e s i a . c o. i d / r e a d / news/257470/atasi-dampak-ekonomi-covid19-ini- saran-rizal-ramli-untuk-pemerintah-ri

11.https://www.theepochtimes.com/mkt_app/editorial- there-is-a-cure-for-the-chinese-communist-party- pneumonia-say-no-to-the-ccp_3327913.html

12.h t t p s : / / w w w . k o m p a s . c o m / t r e n / read/2020/03/23/123000765/belajar-menangani-vi- rus-corona-dari-taiwan-?page=all, https://katadata. co.id/yuliawati/berita/5e9a4214d3744/jurus-sukses- taiwan-tangkal-corona-meski-berdekatan-dengan- tiongkok, https://www.theepochtimes.com/got-cov- id-19-follow-the-taiwan-protocols_3273754.html

13.https://www.state.gov/communist-china-and-the- free-worlds-future/

14.h t t p s : / / m o n e y . k o m p a s . c o m / read/2020/08/14/171000826/kata-luhut-china-mam- pu-tekan-kemiskinan-dan-satukan-14-miliar-pen- duduknya

15.https://www.lowyinstitute.org/publications/man- contradictions-joko-widodo-and-struggle-remake- indonesia

16.https://finance. detik. com/ berita- ekonomi- bisnis/d-5110799/kritik-faisal-basri-ke-erick-thohir- yang-pimpin-tim-pemulihan-corona

17.https://www.youtube.com/watch?v=B17tJgdz1_U

18.h t t p s : / / n a s i o n a l . k o m p a s . c o m / read/2020/08/21/15375341/icw-temukan-ang- garan-influencer-rp-90-miliar-ini-tanggapan- menkominfo?page=all,

19.https://tirto.id/icw-negara-gelontorkan-rp11-t-un- tuk-promo-medsos-polri-terbanyak-fZbb

20.h t t p s : // w w w. c n n i n don es ia . c om / n as ion – al/20200831180342-32-541271/istana-sebut-influenc- er-ujung-tombak-demokrasi-digital

https://www.youtube.com/watch?v=kfqn_AWKdjg